Pembimbing :
dr. Yunisa Astiarani, MPH
Disusun Oleh :
Samuel Geren 201806010024
Gabriela 201806010035
Kevin 201806010079
Jessica Lauryn 201806010118
Darel Dwiputra 201906010003
Janeta Odelia 201906010004
Franzeska Madeline 201906010006
Felix Benedict 201906010026
Daftar Isi..........................................................................................................................i
Daftar Singkatan..............................................................................................................iii
Daftar Tabel.....................................................................................................................v
Daftar Gambar.................................................................................................................vi
Daftar Lampiran...............................................................................................................vii
Kata Pengantar
..........................................................................................................................................
viii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1.Latar Belakang...............................................................................................1
1.2.Tujuan............................................................................................................2
1.3.Kegiatan Program Imunisasi Dasar...............................................................3
BAB II Kerangka Evaluasi..............................................................................................8
2.1. Kerangka Evaluasi........................................................................................8
2.2. Indikator Pencapaian Program Imunisasi Dasar...........................................8
2.3. Kerangaka Konsep........................................................................................14
2.4. Definisi Operasiaonal....................................................................................15
BAB III Analisis Situasi..................................................................................................17
3.1. Data Umum...................................................................................................17
3.2. Data Khusus..................................................................................................20
3.3. Metode Pengumpulan data............................................................................21
BAB IV Rumusan Masalah.............................................................................................24
4.1. Indikator Keluaran........................................................................................24
4.2. Perumusan Masalah......................................................................................24
BAB V Pembahasan Dan Penyelesaian Masalah............................................................29
5.1. Prioritas Masalah..........................................................................................29
5.2. Skoring Masalah Program.............................................................................30
5.3. Pohon Masalah..............................................................................................43
i
5.4. Penyebab Masalah........................................................................................44
5.5. Penyelesaian Masalah...................................................................................44
BAB VI Penutup
50
6.1. Kesimpulan
50
6.2 Saran
50
Daftar Pustaka
51
Lampiran
55
ii
DAFTAR SINGKATAN
iii
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
TBC Tuberkulosis
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Kinerja Puskesmas
Kecamatan Penjaringan mengenai Program Imunisasi Dasar pada periode Januari-
Desember 2019. Laporan evaluasi ini dibuat sebagai salah satu tugas dokter muda
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membimbing dan memberikan
dukungan dalam proses penulisan sampai penyelesaian laporan ini, terutama kepada:
1. dr. Yunisa Astiarani, MPH selaku pembimbing evaluasi program imunisasi yang
telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing kami dalam penyusunan
laporan ini.
2. dr. Agus Ariyanto H, MARS selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan
3. dr. Mulia Suryandari selaku Kasatpel UKM Puskesmas Kecamatan Penjaringan
4. Seluruh tenaga kesehatan dan staf Puskesmas Kecamatan Penjaringan.
5. Pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan laporan evaluasi kinerja
program imunisasi dasar ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi para
pembaca atau terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan evaluasi ini. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk semakin menyempurnakan
laporan ini. Kami juga berharap laporan evaluasi ini dapat bermanfaat dalam
peningkatan kinerja Puskesmas Kecamatan Penjaringan khususnya dalam Program
Imunisasi Dasar di masa yang akan datang.
viii
Tim Penyusun
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan profil kesehatan DKI Jakarta tahun 2018, DKI Jakarta telah
mencapai target tersebut dengan cakupan IDL 97.9%, cakupan imunisasi BCG
sebesar
2
2
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program imunisasi
dasar di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari –
Desember 2019.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mendapatkan data primer mengenai keluaran program imunisasi yaitu
cakupan imunisasi dasar tiap antigen (BCG, DPT-HB-Hib, Polio, dan
Campak) dan nilai drop out pada bayi yang berusia antara 9-12 bulan di
Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari – Desember 2019.
2. Menilai proses program imunisasi dasar yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan serta
pengawasan pada Puskesmas Kecamatan Penjaringan periode Januari–
Desember 2019.
3
Pemberian imunisasi
Dianjurkan untuk
melakukan konsultasi
ke poli BPU
Pencatatan pada register
harian, buku KIA, dan buku
Posyandu
Lingkungan
(Environment
)
Umpan Balik
(Feedback)
8
c. Cakupan Imunisasi Polio 1 sebesar 93%
d. Cakupan Imunisasi Polio 2 sebesar 93%
9
9
3. Pelaksanaan (P2)
a. Terdapat pemberian imunisasi dasar yang mencakup imunisasi
BCG, Polio 1-4, DPT-HB-Hib 1-3 dan Campak
10
5. Pengawasan
a. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala Puskesmas secara
berkala
b. Terdapat pembinaan langsung dari Puskesmas Kecamatan
Penjaringan terhadap pelayanan imunisasi di masing-masing
Puskesmas kelurahan dan Posyandu
3. Sarana Medis
a. Terdapat sistem cold chain yang terstruktur dan dapat
mempertahankan suhu 2-8oC
b. Terdapat sedikitnya 1 buah lemari pendingin, 1 buah vaccine
carrier dan cool pack sesuai kebutuhan yang dapat
mempertahankan suhu 2-8oC
12
5. Metode Medis
a. Dilakukan pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu
yang sesuai dengan kebijakan program yaitu sebagai berikut.
- Imunisasi BCG diberikan sebanyak satu kali dengan dosis
0,05 cc intrakutan pada deltoid lengan atas kanan pada usia 1
bulan.
- Imunisasi DPT-HB-HiB diberikan sebanyak tiga kali dengan
dosis 0,5 cc secara intramuskular di sisi anterolateral paha atas
dengan interval minimal 1 bulan yaitu pada bulan 2, 3, 4.
13
4. Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang
bermanfaat untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.9
5. Sarana rantai dingin (Cold Chain) adalah metode pengelolaan vaksin
supaya tidak rusak dengan menjaga vaksin tetap tersimpan pada suhu dan
kondisi sesuai prosedur.9
6. Imunisasi dasar terdiri atas vaksin Hepatitis B yang diberikan pada bayi
baru lahir, vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG), vaksin Diphtheria
Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenza type B (DPT-HB-
Hib), vaksin Polio, dan vaksin Campak yang diberikan kepada bayi.9
7. Imunisasi dasar lengkap (IDL) adalah bayi yang telah menerima semua
imunisasi dasar sebelum berusia satu tahun, meliputi satu dosis imunisasi
Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-
HB-Hib, empat dosis imunisasi Polio, dan satu dosis imunisasi Campak.9
8. Imunisasi kontak pertama merupakan pemberian vaksin DPT-HB-Hib 19
9. Drop out merupakan kondisi saat ibu tidak datang membawa anaknya
kembali untuk menerima vaksin selanjutnya setelah imunisasi kontak
pertama.9
10. Missed opportunity adalah saat ibu datang membawa anaknya untuk
diimunisasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan, namun tidak dapat
memperoleh imunisasi. Hal ini dapat disebabkan beberapa hal seperti stok
vaksin habis, petugas tidak datang serta kontraindikasi yang terlalu
luas/banyak.9
11. Universal Child Immunization (UCI) merupakan suatu keadaan dimana
imunisasi dasar tercapai secara lengkap pada semua bayi. Target UCI
adalah imunisasi dasar lengkap minimal 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan)
dengan drop out 10% secara merata di desa/kelurahan.9
12. Cakupan adalah suatu pengukuran, dinyatakan dalam persentase terhadap
semua orang yang memperoleh pelayanan dibandingkan dengan total orang
yang seharusnya mendapatkan pelayanan tersebut.9
17
13. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi atau PD3I meliputi
beberapa penyakit seperti TB, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Haemophilus
Influenza Tipe B, Tetanus, Polio, Campak.9
14. Penyakit Tuberkulosis: penyakit infeksius disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis9
15. Penyakit difteri adalah infeksi akut yang disebabkan Corynebacterium
diphtheriae ditandai dengan pembentukan pseudomembran di tenggorokan
dan saluran udara lainnya yang menyebabkan kesulitan bernapas dan dapat
menyebabkan kematian.9
16. Penyakit pertusis adalah penyakit membran mukosa dengan gejala demam
ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering yang dikenal juga sebagai
batuk 100 hari.9
17. Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang
mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka,
ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi yang
mengakibatkan trismus, spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus,
spasme respiratoris, serangan kejang, dan paralisis.9
18. Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis
B.9
19. Penyakit polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Polio.,
dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia
kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan.9
20. Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus Morbili
ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali saat
anak-anak.9
21. Angka Kematian Bayi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya
kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun
tertentu atau dapat dinyatakan sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum
mencapai usia satu tahun.9
BAB III
ANALISIS SITUASI
17
18
Tabel 3.1.2. Jumlah bayi yang berusia 9-12 bulan pada periode Januari-Desember
2019 yang mendaftar berobat ke puskesmas wilayah kecamatan Penjaringan
Tabel 3.1.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan Selain Puskesmas yang Melayani Imunisasi di
Kecamatan Penjaringan
Nama
Dokter Praktek Bidan Praktek
Puskesmas Klinik Rumah
Mandiri Mandiri Rumah Sakit Posyandu
Kelurahan Swasta Bersalin
Penjaringan 1 0 1 0 2 1 20
Penjaringan 2 0 2 2 0 0 13
Pluit 0 2 0 0 1 8
Pejagalan 1 3 1 2 1 25
Kapuk Muara 1 0 0 0 0 16
Kamal Muara 0 1 0 1 0 8
Total 2 9 3 5 3 90
19
1. Data Registrasi Pencatatan Jumlah bayi yang Terdapat 4041 bayi yang mendaftar
Pasien di berusia 9-12 bulan padaberobat di puskesmas wilayah
Puskesmas Wilayah periode Januari- kecamatan Penjaringan
Penjaringan Desember 2019
2. Buku Registrasi Pencatatan Jumlah bayi yang Terdapat 2185 bayi yang
Harian KIA berusia 9-12 bulan padamendaftar untuk imunisasi di wilayah
periode Januari- pelayanan puskesmas wilayah
Desember 2019 yang kecamatan Penjaringan
datang ke KIA
untuk imunisasi
DATA SEKUNDER
24
Tabel 4.1. Perhitungan Cakupan dan Dropout Rate Imunisasi
Tabel 4.2. Perumusan Masalah Persentase cakupan dan Drop-Out Rate Imunisasi
25
3 Polio 1 (Jumlah bayi berusia 9- 2081/2185 95.24% 93%
12 bulan yang
mendapat imunisasi
Polio 1 )
x100%
(Jumlah bayi pada
periode Januari 2019
-Desember 2019 yang
diimunisasi)
26
mendapat imunisasi
DPT-HB-Hib 3)
27
BAB V
PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH
29
30
G = Gap (kesenjangan)
G=E-O E = Expected (target yang ingin dicapai)
O = Output (data yang diperoleh di lapangan)
Tabel 5.1. Skor Besarnya Masalah dilihat dari Kesenjangan terhadap Standar Cakupan
tiap Antigen dari Imunisasi Dasar Lengkap 339 Bayi yang Berumur 9-12 Bulan
dapat menyebabkan penyakit hepatitis baik akut maupun kronis. Transmisi terjadi
melalui kontak perkutan, parenteral, dan melalui hubungan seksual. Virus
Hepatitis B dapat ditularkan melalui darah atau cairan tubuh lainnya dari orang
yang terinfeksi, sehingga penularan juga dapat terjadi saat proses persalinan
(perinatal). Indonesia yang merupakan kawasan prevalens infeksi VHB tinggi,
infeksi terjadi pada awal masa kanak-kanak baik vertikal maupun horisontal. 9
Sebesar 95% penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang
positif Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. 11 Infeksi pada anak umumnya
asimtomatis tetapi 80-95% akan menjadi kronis dan dalam 10-20 tahun akan
menjadi sirosis dan/atau karsinoma hepatoselular (KHS).9
Risiko kronisitas dipengaruhi oleh faktor usia saat bersangkutan terinfeksi.
Kronisitas dialami oleh 90% bayi yang terinfeksi saat lahir. Risiko KHS sangat
tinggi bila infeksi tejadi pada usia dini. Kebijakan utama tatalaksana VHB adalah
memotong jalur transmisi sedini mungkin dengan mencegah penularan tersebut
melalui vaksin Hepatitis B 0 – 24 jam. Vaksin Hepatitis B terbukti sangat
bermanfaat untuk mencegah hepatitis B akut, mencegah hepatitis kronik,
mencegah KHS.12 Hasil cakupan imunisasi HB 0 yang dilakukan oleh puskesmas
di wilayah Kecamatan Penjaringan adalah 93.4%. Angka ini sudah mencapai
target sehingga perlu ditingkatkan cakupannya untuk mencegah peningkatan
penyakit kronis akibat hepatitis B. (Skor 3)
setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk, Indonesia termasuk ke dalam 5
negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu pada urutan ke-2 setelah India. 14
TB pada anak merupakan penyakit yang sulit untuk didiagnosis
dikarenakan batuk bukan merupakan gejala utama dari TB pada anak, sehingga
sering terjadi mis diagnosis. Terkadang penyakit TB juga tidak memiliki gejala
klinis dan hanya dapat dibuktikan dengan melakukan tes mantoux. Salah satu
usaha yang dapat dilakukan untuk menekan angka TB yang tinggi tersebut adalah
dengan memberikan imunisasi BCG. Imunisasi ini diberikan pada umur sebelum
2 bulan. Pada dasarnya, untuk mencapai cakupan yang lebih luas, pedoman
Departemen Kesehatan perihal imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan, tetap
disetujui. Apabila BCG diberikan pada umur >3bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu. 15
Pemberian imunisasi BCG telah terbukti dapat menurunkan angka
terjadinya TB berat pada anak, contohnya adalah penurunan angka sebesar 80%
pada kejadian TB milier dan 70% pada kejadian TB meningitis. Oleh karena
itu pemberian imunisasi BCG merupakan hal yang penting dan diwajibkan oleh
pemerintah Indonesia untuk diberikan sedini mungkin pada bayi baru lahir.
Cakupan imunisasi BCG itu sendiri di Indonesia berdasarkan Infodatin
tahun 2018 adalah 85,47%. Sedangkan cakupan imunisasi BCG di wilayah
Kecamatan Penjaringan adalah 95.56% dari target berdasarkan renstra adalah
93%. Dengan demikian, cakupan imunisasi BCG sudah mencapai target dan harus
dipertahankan. (Skor 5)
5.2.2.3. Cakupan imunisasi Polio 1 mencapai target dan 2,3,4 tidak mencapai
target
Influenza tipe B. Isi dari vaksin pentabio kombinasi tersebut merupakan suspensi
homogen yang mengandung toksoid difteri dan tetanus murni, bakteri pertusis
inaktif, antigen permukaan hepatitis B yang tidak infeksius, serta komponen Hib
tidak infeksius. 18
Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae
yang dapat menyerang siapapun dari usia berapapun. Gejala penyakit ini berupa
nyeri tenggorokan, demam dan selaput berwarna keabu-abuan di sekitar tonsil dan
tenggorokan. Pada kasus yang parah, bakteri dapat menyebar ke jantung dan
sistem saraf yang dapat mengancam nyawa manusia. Untuk wilayah indonesia
sendiri sempat terjadi ledakan kejadian penyakit difteri pada tahun 2017 sehingga
penting bagi Indonesia untuk mencegah terjadinya hal serupa lagi. Hal tersebut
dapat dicegah dengan penyuntikan vaksin dan booster.19 Pertussis atau batuk rejan
adalah penyakit yang sangat infeksius dan dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Gram negatif yaitu Bordetella pertussis.
Pertusis sangat mengancam nyawa terutama bila terkena pada bayi dan anak-anak
karena penyakit ini membuat pasien sulit bernapas.20 Penyakit tetanus adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri dapat masuk
dari luka terbuka dan toksin dari bakteri ini menyebabkan spasme otot yang
biasanya mulai dari wajah dan menjalar ke seluruh tubuh. Toksin dari bakteri ini
dapat menyerang batang otak sehingga dapat mengganggu fungsi dari sistem
otonom seperti gangguan tekanan darah, bradiaritmia, dan serangan jantung,
dengan tingkat mortalitas 10%. Efek jangka panjang dari tetanus dapat berupa
sekuele dan gangguan neuropsikiatri.21
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang
hepar baik secara akut maupun kronik yang paling sering ditularkan secara
vertikal dari ibu ke bayi. Penyakit ini dapat mengancam nyawa bila tidak diobati
karena dapat menyebabkan komplikasi seperti kanker hepar dan penyakit kronis
pada hepar. Sekitar 95% dari kasus yang terjadi saat balita menyebabkan hepatitis
B kronis sedangkan pada dewasa hanya 5% yang menjadi hepatitis kronis, hal ini
menunjukkan bahwa sangat pentingnya imunisasi hepatitis B pada imunisasi
35
Meskipun demikian, efikasi vaksin campak kurang lebih hanya 85% sehingga
masih terdapat anak-anak yang belum memiliki kekebalan dan menjadi
kelompok rentan terhadap penyakit campak. Selain itu, Indonesia juga
merupakan salah satu negara dengan kasus campak terbanyak di dunia. Dalam
kurun waktu tahun 2010-2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak.
Jumlah kasus ini diperkirakan masih rendah dibanding angka sebenarnya di
lapangan, mengingat masih banyaknya kasus yang tidak terlaporkan, terutama
dari pelayanan swasta serta kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah. 26
Menurut hasil cakupan imunisasi campak yang dilakukan oleh puskesmas
di wilayah Kecamatan Penjaringan adalah sebesar 39.82. Angka ini belum
mencapai target sehingga perlu ditingkatkan cakupannya untuk mencegah
terjadinya peningkatan kasus penyakit campak dan KLB penyakit campak. (Skor
4)
Follow up DO
Pencatatan oleh kader
status imunisasi tidak
Penyuluhan Imunisasi imunisasi anak
pada Kelompok dan terlaksana
di buku KIA
Masyarakat tidak tidak lengkap
terlaksana pada 71,5%
puskesmas
1. Pendataan alamat
Data imunisasi dan nomor telepon
anak di luar pasien yang tidak
gedung dan faskes tercatat dengan
42.8% puskesmas tidak lengkap.
lain tidak dicatat
memiliki media
di buku kohort
promosi kesehatan 2. Tidak adanya
imunisasi dalam
mengenai imunisasi kerjasama antara
gedung puskesmas
di puskesmas TOGA dan TOMA
dengan tenaga
kesehatan.
1. Pembuatan alur
Pengajuan Melakukan anamnesis untuk
kerjasama penyuluhan mengetahui status
pengadaan media rutin dengan 1. Melakukan pendataan
imunisasi bayi dan
promosi berupa jadwal yang alamat dan nomor
dilakukan pencatatan
flyer, leaflet, teratur di telepon melalui kader
yang lengkap di
lembar balik Puskesmas setempat.
puskesmas.
maupun poster (dalam
ke RS Umum gedung) dan 2. Mengadakan
2. Pencatatan
pemerintah, Posyandu pertemuan antara kader,
terintegrasi kegiatan
Suku Dinas (luar gedung) TOGA, TOMA dengan
imunisasi di dalam
Kesehatan dan diluar Gedung tenaga kesehatan untuk
puskesmas menentukan strategi agar
(Posyandu, faskes warga membawa
lain). anaknya untuk imunisasi
44
Masukan:
42.8% puskesmas di Kecamatan Penjaringan tidak memiliki media
promosi kesehatan mengenai imunisasi seperti poster dan leaflet.
Pelaksanaan Bidan dan dokter umum masing-masing puskesmas, kader, dan petugas di
(who) fasilitas kesehatan lain
Waktu (when) Setiap kegiatan imunisasi berlangsung di dalam dan di luar Gedung
puskesmas (posyandu)
47
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kinerja puskesmas di wilayah Kecamatan
Penjaringan terhadap program imunisasi pada periode Januari - Desember 2019,
program imunisasi dasar belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dinilai dari
keluaran cakupan imunisasi Polio 2 (75.83%), Polio 3 (64.21%), Polio 4 (55.65%),
DPT-HB-Hib 1 (76.97%), DPT-HB-Hib 2 (64.43%), DPT-HB-Hib 3 (56.38%),
Campak (39.82%) dan cakupan imunisasi dasar lengkap (36.93%) yang belum
mencapai ekspektasi yang diharapkan yaitu sebesar 93% untuk setiap antigen dan
angka drop out (48.21%) juga belum mencapai target ≤ 5%. Sementara hanya
cakupan imunisasi HB0 (93.40%), BCG (95.56%) dan Polio 1 (95.24%) yang
mencapai target. Selain itu, telah dilakukan juga penentuan prioritas masalah dengan
sistem skoring dan didapatkan masalah utama yang menjadi prioritas adalah cakupan
imunisasi dasar lengkap (36.93%) yang masih belum mencapai target 93%.
Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah, dari segi proses didapatkan
penyebab dari cakupan IDL yang belum mencapai target seperti pembinaan dan
pengembangan kader Posyandu tidak rutin dilakukan di puskesmas wilayah
Kecamatan Penjaringan. Selain itu, follow up kasus drop out imunisasi belum
terjadwal dan tidak mencapai sasaran juga menjadi penyebab lain cakupan IDL yang
belum mencapai target. Sementara dari segi masukan, didapatkan penyebab masalah
seperti kurangnya atau tidak tersedianya media promosi kesehatan mengenai
imunisasi seperti poster dan leaflet di puskesmas. Selain itu, penyebab dari segi
lingkungan yang ditemui adalah para ibu kurang termotivasi untuk menyelesaikan
imunisasi dasar lengkap.
6.2. Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
bagi penyebab dari cakupan IDL yang belum mencapai target. Beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh puskesmas di wilayah Kecamatan Penjaringan adalah sebagai
berikut.
50
51
.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO | Immunization [Internet]. WHO. [cited 2020 Feb 20]. Available from:
http://www.who.int/topics/immunization/en/
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. 2017.
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2019.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. [cited 2020 Feb 16]. Available
from: https://www.depkes.go.id/article/view/19042500005/pid-2019-tingkatkan-
cakupan-dan-mutu-imunisasi-lengkap.html
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2015 - 2019. 2015;
6. (Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2019.)
7. (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2018. 2019.)
8. Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Laporan Akhir Tahun Puskesmas Kecamatan
Penjaringan. 2018.
9. Ranuh IGN, Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko, Gunardi
H, Hendrarto TW. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2017
10. (InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Situasi dan Analisis Hepatitis.2014. Available from :
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf)
11. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Hepatitis. 2017.
52
53
15. https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/18101500001/infodatin-tuberkulosis-
2018.html
16. Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI. Sari Pediatri. 2000
17. Ghafoor S, Sheikh N. Eradication and Current Status of Poliomyelitis in Pakistan:
Ground Realities. Selvan S, editor. J Immunol Res. 2016 Jul 18;2016:6837824
18. Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2015
19. Negara FKBUM. Kementerian BUMN [Internet]. http://bumn.go.id/. [cited 2020 Mar
1]. Available from: http://www.bumn.go.id/biofarma/halaman/123).
20. Tosepu R, Gunawan J, Effendy DS, Ahmad LOAI, Farzan A. The outbreak of
diphtheria in Indonesia. Pan Afr Med J [Internet]. 2018 Dec 27 [cited 2020 Mar 1];31.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6691314/
21. Syed MA, Bana NF. Pertussis. Saudi Med J. 2014;35(10):1181–7
22. Bae C, Bourget D. Tetanus. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020 [cited 2020 Mar 1]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217/
23. Hepatitis B [Internet]. [cited 2020 Mar 1]. Available from: https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
24. WHO | Haemophilus influenzae type b (Hib) [Internet]. WHO. World Health
Organization; [cited 2020 Mar 1]. Available from:
https://www.who.int/immunization/diseases/hib/en/
25. Agrawal A, Murphy TF. Haemophilus influenzae Infections in the H. influenzae Type
b Conjugate Vaccine Era ▿. J Clin Microbiol. 2011 Nov;49(11):3728–32.
26. CDC. Measles (Rubeola) [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2019
[cited 2020 Mar 1]. Available from: https://www.cdc.gov/measles/index.html
27. Measles [Internet]. [cited 2020 Mar 1]. Available from: https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/measles
28. InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Situasi Campak dan Rubella di Indonesia. 2018.
29. (Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hepatitis Virus pada Anak (bagian II). 2016.
Available from:http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/hepatitis-virus-
pada-anak-bagian-iiA
30. Agrawal A, Murphy TF. Haemophilus influenzae Infections in the H. influenzae Type
b Conjugate Vaccine Era ▿. J Clin Microbiol. 2011 Nov;49(11):3728–32.
54
LAMPIRAN
Lampiran 1 Posyandu dan Jumlah Kader Kelurahan di Wilayah Kecamatan Penjaringan
1 Melati RW 01 8
2 Mawar RW 02 7
3 Anyelir I RW 03 6
4 Anyelir II RW 03 8
5 Cempaka RW 04 6
6 Dahlia RW 05 9
7 Kemuning I RW 07 6
8 Kemuning II RW 07 6
9 Kemuning III RW 07 7
10 Anggrek I RW 08 7
11 Anggrek II RW 08 5
12 Anggrek III RW 08 5
13 Anggrek IV RW 08 6
14 Kenanga I RW 017 6
15 Kenanga II RW 017 5
17 Kenanga IV RW 017 5
18 Kenanga V RW 017 5
19 Kenanga VI RW 017 6
Total 126
56
1 Lauhan RW 06 15
2 Nusa Indah RW 09 11
3 Melati RW 010 11
4 Melati I RW 011 5
5 Melati II RW 011 6
7 Melati I RW 012 3
8 Melati II RW 012 4
10 Bougenvile RW 013 12
11 Melati RW 014 16
12 Mawar RW 015 11
13 Melati RW 016 11
Total 118
1 Anggrek RW 01 6
2 Aster RW 02 3
3 Dahlia I RW 03 6
4 Flamboyan RW 04 5
5 Seruni RW 05 5
6 Menur RW 06 7
57
7 Mawar I RW 07 4
8 Mawar II RW 07 5
9 Nusa Indah I RW 08 5
10 Nusa Indah II RW 08 5
11 Teratai Ungu I RW 09 5
12 Teratai Ungu II RW 09 5
14 Kantil RW 011 4
15 Bougenvil I RW 012 5
16 Bougenvil II RW 012 5
20 Melati I RW 014 6
21 Melati II RW 014 6
22 Kenanga I RW 015 6
23 Kenanga II RW 015 6
24 Kemuning I RW 016 6
25 Kemuning II RW 016 5
Total 134
1 Teratai I RW 01 5
2 Teratai II RW 01 5
3 Teratai III RW 01 5
4 Anggrek I RW 02 5
5 Anggrek II RW 02 5
6 Melati I RW 03 5
7 Melati II RW 03 5
8 Mawar I RW 04 5
9 Mawar II RW 04 5
10 Mawar III RW 04 5
58
11 Mawar IV RW 04 5
12 Mawar V RW 04 5
13 Mawar VI RW 04 5
14 Mawar VII RW 04 5
15 Dahlia I RW 05 5
16 Dahlia II RW 05 5
17 Dahlia III RW 05 5
18 Kenanga RW 09 5
Total 90
dengan sangat baik sesuai prosedur, dimana freezer hanya dibuka sebanyak 2
kali/hari untuk menjamin kualitas vaksin. Cold chain dapat bertahan dalam
waktu 3 x 24 jam dengan suhu 2-8 C jika terjadi listrik padam (contoh situasi
o
60
saat terjadinya Banjir di daerah Penjaringan), akan tetapi jika pada hari ke-3
pemadaman listrik masih berlangsung, vaksin akan segera didistribusikan ke
puskesmas lain yang tidak mengalami pemadaman listrik. Sterile water yang
digunakan untuk mencampurkan vaksin akan dimasukkan ke cold chain 1x24
jam (agar kemasan tidak pecah) untuk menyesuaikan suhu dengan vaksin saat
imunisasi dilakukan keesokan harinya.
4-5 jam. Stok vaksin juga sejauh ini tidak pernah mengalami kekurangan
karena jumlah sasaran bayi dan balita yang akan diimunisasi sudah
diperhitungkan dengan baik sejak awal tahun. Perhitungan vaksin dilakukan
berdasarkan jumlah sasaran, target cakupan, dan indeks pemakaian vaksin.
Ruangan penyimpanan vaksin ini dipasang dengan suhu ruangan yaitu 20 C o
Program imunisasi dalam gedung dilaksanakan satu kali setiap minggu pada
hari Rabu mulai pukul 08.00 sampai 12.00. Pelayanan imunisasi dalam gedung
dilaksanakan oleh 3 orang bidan. Selain pelayanan di dalam gedung, puskesmas juga
memiliki pelayanan imunisasi di luar gedung yaitu di Posyandu dan sekolah. Fasilitas
program imunisasi yang tersedia di Puskesmas memadai dan tersedia dalam jumlah
yang cukup. Vaksin disediakan dan diatur oleh bagian farmasi Puskesmas. Selama
pelaksanaan imunisasi, dilakukan edukasi mengenai keuntungan, efek samping, dan
jadwal vaksinasi kepada orang tua. Orang tua juga diedukasi untuk membawa
anaknya vaksinasi ke Posyandu terdekat tempat tinggal mereka. Para bidan
memberikan jadwal posyandu sesuai lokasi tempat tinggal. Selain edukasi individu
juga dilakukan edukasi kelompok baik di dalam maupun di luar gedung
menyesuaikan dengan waktu dan tempat. Edukasi luar gedung dilaksanakan pada
posyandu. Kesulitan yang dihadapi dalam program imunisasi adalah sering kali ibu
lupa jadwal imunisasi selanjutnya, merasa anaknya sudah cukup mendapatkan
imunisasi, dan terlalu khawatir akan KIPI yang dapat terjadi seperti demam,
kemerahan dan nyeri pada tempat suntikan serta lesi kulit. Pencatatan imunisasi juga
perlu diperbaiki dimana jika dilakukan di fasilitas kesehatan lain maka seringkali
tidak tercatat dengan baik dan ibu juga seringkali tidak memahami atau tahu
mengenai imunisasi apa saja yang sudah diberikan kepada anaknya. Hal ini
menyebabkan pencatatan IDL menjadi terganggu dan akibatnya drop out meningkat.
pelaksanaan imunisasi. Tugas kader dalam program imunisasi adalah untuk mengajak
warganya untuk melakukan imunisasi di Puskesmas maupun di Posyandu.
Sistem cold chain pada Puskesmas Kelurahan Penjaringan 2 juga berjalan dengan
baik. Peralatan terdiri atas 1 lemari es/freezer, vaccine cool box sebanyak 3-5 buah, cool pack
sebanyak kurang lebih 12 buah, dan termometer untuk sistem cold chain sebanyak 1 buah.
Vaksin dan pelarutnya juga tersedia dengan baik. Peralatan suntik ( (disposable syringe 5 cc,
3 cc, 1 cc, 0.5 cc), safety box, dropper untuk vaksinasi polio, paracetamol, kapas, dan air
hangat matang juga tersedia dengan baik.
68
Pelaksaan program imunisasi di dalam gedung dilakukan satu kali per
minggu setiap hari Rabu pukul 08.00-16.00 atau hingga pasien habis.
Pelaksanaan program imunisasi di dalam gedung dilakukan oleh 2 bidan.
Selain pelayanan di dalam gedung, puskesmas juga memiliki pelayanan
imunisasi di luar gedung yaitu di Posyandu dan sekolah.
Fasilitas yang tersedia di Puskesmas untuk program imunisasi, baik sarana dan
prasarana cukup dan memadai. Pelaksanaan vaksinasi meliputi pemberian
vaksin sesuai prosedur dan waktu per antigen, disertai edukasi terhadap orang
tua mengenai vaksin dan memberitahukan jadwal imunisasi yang selanjutnya.
Para bidan juga menjelaskan kemungkinan efek samping yang dapat muncul
serta mengingatkan para orang tua untuk segera membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan terdekat bila ada efek samping yang mungkin saja muncul. Edukasi
juga tidak hanya dilakukan secara perorangan tetapi juga secara berkelompok
yang dilakukan di ruang tunggu puskesmas dan diposyandu dalam bentuk
penyuluhan. Namun, edukasi kelompok mengenai imunisasi tidak rutin
dilakukan setiap bulan karena terkendala jadwal yang tidak pasti dan stok
leaflet yang sudah habis.
jika terjadi listrik padam, akan tetapi jika pada hari ke-3 pemadaman listrik
masih berlangsung, vaksin akan segera didistribusikan ke puskesmas lain yang
tidak mengalami pemadaman listrik. Sterile water yang digunakan untuk
mencampurkan vaksin akan dimasukkan ke cold chain 1x24 jam (agar kemasan
tidak pecah) untuk menyesuaikan suhu dengan vaksin saat imunisasi dilakukan
keesokan harinya.
tidak pernah mengalami kekurangan karena jumlah sasaran bayi dan balita
yang akan diimunisasi sudah diperhitungkan dengan baik sejak awal tahun.
Perhitungan vaksin dilakukan berdasarkan jumlah sasaran, target cakupan, dan
indeks pemakaian vaksin. Ruangan penyimpanan vaksin ini dipasang dengan
suhu ruangan yaitu 20 C (dengan range yang diajurkan adalah 15-25 C).
o o
Pelatihan tenaga kesehatan rutin dilakukan setiap tahun, namun dilakukan secara
bergantian oleh tenaga kesehatan yang lain.materi yang diberikan dalam pelatihan
tenaga kesehatan dalam bidang kebidanan meliputi resusitasi bayi asfiksia, Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), asuhan persalinan normal (APN),
asuhan kebidanan masa nifas, Basic Trauma Life Support And Basic Cardiac Life
Support (BTCL), pelatihan imunisasi,
Pada wilayah Pluit, jumlah kader posyandu 6 sampai 7 orang per posyandu dan
dibagi ke dalam 8 posyandu yang tersebar di berbagai RT wilayah Pluit. Anggota
kader berisikan masyarakat dari RT yang bersangkutan. Kegiatan yang dilakukan
kader meliputi penimbangan bayi yang dapat ke Posyandu, Pencatatan data bayi yang
datang ke Posyandu, Penyuluhan dan edukasi kepada ibu yang datang ke posyandu,
menyiapkan dan memberikan makanan tambahan bagi bayi yang kurang gizi.
Penyuntikan vaksin di Posyandu dilakukan oleh tenaga kesehatan
Program imunisasi dalam gedung dilaksanakan satu kali setiap minggu pada
hari Rabu mulai pukul 08.00 sampai 12.00. Pelayanan imunisasi dalam gedung
dilaksanakan oleh 2 orang bidan. Selain pelayanan di dalam gedung, puskesmas
74
Kelurahan Kamal Muara juga memiliki pelayanan imunisasi di luar gedung yaitu di
Posyandu dan sekolah. Fasilitas program imunisasi yang tersedia di Puskesmas
memadai dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Vaksin disediakan dan diatur oleh
bagian farmasi Puskesmas. Selama pelaksanaan imunisasi, orang tua bayi juga
diedukasi mengenai keuntungan, efek samping, dan jadwal vaksinasi. Orang tua juga
diedukasi untuk membawa anaknya vaksinasi ke Posyandu terdekat tempat tinggal
mereka. Bidan yang saat itu melayani juga memberikan jadwal posyandu sesuai lokasi
tempat tinggal. Selain edukasi individu juga dilakukan edukasi kelompok baik di
dalam maupun di luar gedung menyesuaikan dengan waktu dan tempat. Edukasi luar
gedung dilaksanakan pada posyandu. Adapun kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan program imunisasi adalah sering kali ibu lupa jadwal imunisasi
selanjutnya, merasa anaknya sudah cukup mendapatkan imunisasi, terlalu khawatir
akan KIPI yang dapat terjadi seperti demam, kemerahan dan nyeri pada tempat
suntikan serta lesi kulit, serta seringkali peserta imunisasi pulang kampung sehingga
tidak datang untuk melakukan imunisasi sesuai jadwal. Pencatatan imunisasi juga
perlu diperbaiki dimana jika dilakukan di fasilitas kesehatan lain maka seringkali
tidak tercatat dengan baik dan ibu juga seringkali tidak memahami atau tahu
mengenai imunisasi apa saja yang sudah diberikan kepada anaknya. Selain itu,
pencatatan imunisasi di posyandu belum terintegrasi dengan pencatatan dalam gedung
dimana pencatatan imunisasi di posyandu dilakukan di buku catatan posyandu. Hal ini
menyebabkan pencatatan IDL menjadi terganggu dan akibatnya drop out meningkat.
Lampiran 3
Hasil Penilaian Proses Terkait Program Imunisasi di Setiap Puskesmas
Nama Puskesmas Masalah
No Tahapan Indikator PKC PKL PKL PKL PKL PKL
PKL
Penjarin Penjaringa Penjaringa Pejag Kapuk Kamal
Pluit
gan n1 n2 alan Muara Muara
Terdapat
perencanaan
perkiraan dan
target jumlah ada ada ada ada ada ada ada -
bayi yang
mendapat
imunisasi
Terdapat
perencanaan
ada ada ada ada ada ada ada -
kebutuhan
vaksin
Terdapat
perencanaan
kebutuhan ada ada ada ada ada ada ada -
peralatan
imunisasi
Terdapat
perencanaan
kebutuhan ada ada ada ada ada ada ada -
Perencan
1 peralatan cold
aan
chain
Terdapat
perencanaan
target cakupan ada ada ada ada ada ada ada -
imunisasi dasar
setiap antigen
Terdapat
jadwal
pelaksanaan
kegiatan ada ada ada ada ada ada ada -
imunisasi di
puskesmas dan
posyandu
Terdapat
jadwal
penyuluhan
Ada Ada Ada Ada Ada Ada -
kelompok
mengenai
imunisasi
Terdapat -
struktur
Pengorga ada dan ada dan
2 organisasi yang ada ada ada ada ada
nisasian tertulis tertulis
jelas dan
tertulis
3 Pelaksan Pemberian ada ada ada ada ada ada ada -
76
imunisasi dasar
yang mencakup
imunisasi
BCG, Polio 1-
4, DPT-HB-
Hib 1-3 dan
Campak
Penyuluhan
pada
masyarakat
Tida
baik Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
k Rutin +
perorangan rutin rutin rutin rutin rutin
rutin
maupun
kelompok
sebanyak 1 kali
Terdapat
kerjasama
lintas program
tidak
dan lintas ada ada ada ada ada ada -
ada
sektoral
aan minimal tiga
kali
Terdapat ada,
upaya-upaya mengg
yang sudah upaya upaya erakka
dilakukan follow up follow up n
petugas tidak tidak ToMa
tidak tidak tidak tidak
puskesmas mencapai mencapai dan +
ada ada ada ada
untuk sasaran sasaran kader,
melakukan dan tidak dan tidak namun
follow-up terjadwal terjadwal pasien
terhadap kasus sulit
drop-out diraih
Terdapat Pembina Ada
pembinaan dan an kader tetapi
Tidak Rutin Rutin
pengembangan posyand Rutin tidak Tidak
rutin dilak dilakuk -
posyandu dan u rutin dilakukan rutin ada
dilakukan ukan an
kader setiap dilakuka dilakuk
bulan n an
Terdapat buku
pencatatan
imunisasi
harian,
pencatatan
Pencatat dilakukan ada ada ada ada ada ada ada -
an dan secara lengkap
4
Pelapora setiap
n pelaksanaan
imunisasi
dasar.
Terdapat buku
ada ada ada ada ada ada ada -
registrasi
77
kohort bayi,
pencatatan
dilakukan
secara lengkap
setiap
pelaksanaan
imunisasi
dasar.
Terdapat status
imunisasi di
tiap puskesmas,
dilakukan
pencatatan ada ada ada ada ada ada ada -
setiap bayi
yang mendapat
imunisasi di
puskesmas
Dilakukan
pencatatan
tanggal
pelaksanaan
imunisasi di
buku KIA ibu
atau KMS bayi
ada ada ada ada ada ada ada -
setelah bayi
tersebut
mendapat
imunisasi di
puskesmas
maupun di
posyandu.
Terdapat
formulir
laporan hasil
kegiatan
imunisasi di
posyandu,
dilakukan
pencatatan
setiap kali
ada ada ada ada ada ada ada -
kegiatan
imunisasi di
posyandu
secara lengkap
dan dapat
dimasukkan ke
dalam buku
register kohort
bayi
Terdapat ada ada ada ada ada ada ada -
formulir
laporan
bulanan
imunisasi dan
dilakukan
rekapitulasi
laporan
imunisasi di
78
setiap akhir
bulan untuk
dilaporkan
kepada
penanggung
jawab di
atasnya secara
tepat waktu.
Terdapat buku
stok vaksin,
dilakukan
ada ada tidak ada ada ada ada ada -
pencatatan dan
pelaporan di
setiap akhir
bulan.
Terdapat
pengawasan
yang dilakukan
ada ada ada ada ada ada ada -
oleh kepala
puskesmas
secara berkala.
Terdapat
pembinaan
Pengawa langsung dari
5 Puskesmas
san
Kecamatan
Penjaringan
terhadap ada ada ada ada ada ada ada -
pelayanan
imunisasi di
masing-masing
puskesmas
kelurahan dan
posyandu.
Lampiran 4
Hasil Penilaian Masukan Terkait Program Imunisasi di Setiap Puskesmas
Mas
No Variabel Indikator Nama Puskesmas
alah
PKL PKL PKL PKL
PKC PKL
Sumber Daya Manusia Penjaringan Penjaringan PKL Pluit Kapuk Kamal
Penjaringan Pejagalan
1 2 Muara Muara
minimal 9 bidan, 1 -
1 Bidan/Perawat/dokter terdiri atas 22 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang dokter
satu orang umum
minimal -
dilaksanakan
2 Pelatihan ada ada ada ada ada ada ada
satu kali
setahun
minimal D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 -
3 Pendidikan
keperawatan keperawatan keperawatan kebidanan kebidanan kebidanan kebidanan Kebidanan
4 Lama Bekerja memiliki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada -
pengalaman
79
kerja lebih
dari 2 tahun
Sesuai -
5 Keterampilan dengan sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
pedoman
Dana
cukup dan cukup dan cukup dan cukup dan -
cukup dan cukup dan cukup dan cukup dan
6 APBD dan APBN turun tepat tepat tepat tepat
tepat waktu tepat waktu tepat waktu tepat waktu
waktu waktu waktu waktu
Sarana Medis
sebanyak -
7 Lemari es minimal satu 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah
buah
sebanyak -
dua sampai
8 Cold box 1 buah 5 buah 1 buah 9 buah 3 buah 1 buah 6 buah
dengan
empat buah
Termometer dalam sebanyak -
9 ya 1 buah ya 2 buah 1 buah ya ya
lemari es satu buah
Sarana medis yang -
habis pakai meliputi
vaksin dan
pelarutnya, peralatan
10 suntik, dropper untuk Cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup
vaksinasi polio,
parasetamol, kapas
alkohol, dan air
hangat
Sarana non medis
dapat -
dengan
mudah
11 Gedung ya ya ya ya ya ya ya
dijangkau
oleh
masyarakat
12 Ruang KIA Ada ada ada ada ada ada ada ya -
13 Alat transportasi Ada ada ada ada ada ada tidak ada ada -
Alat pencatatan dan -
pelaporan (status
imunisasi, buku
14 catatan harian Ada ada ada ada ada ada ada ada
imunisasi dan buku
registrasi kohort
imunisasi)
15 KMS Cukup cukup cukup cukup cukup cukup ada cukup -
16 Buku KIA Cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup -
Metode Medis
HBO
Pelayanan imunisasi diberikan
dasar di puskesmas sebanyak
17 dan posyandu yang satu kali 0,5 ya ya ya ya ya ya ya -
sesuai dengan cc secara
kebijakan program intramuskula
r di deltoid
80
kiri atau
anterolateral
paha
BCG
diberikan
sebanyak
satu kali
dengan dosis
ya ya ya ya ya ya ya -
0,05 cc,
intrakutan di
deltoid
lengan atas
kanan.
DPT-HB-
Hib
diberikan
sebanyak
tiga kali
dengan dosis
0,5 cc,
secara
ya ya ya ya ya ya ya -
intramuskula
r di
anterolateral
paha atas
dan dengan
interval
minimal satu
bulan.
Polio
diberikan
sebanyak
empat kali,
diberikan
ya ya ya ya ya ya ya -
secara oral
sebanyak 2
tetes dengan
interval satu
bulan.
Campak
diberikan
satu kali
dengan dosis
ya ya ya ya ya ya ya -
0,5 cc secara
subkutan di
lengan atas
kiri.
18 Penyuluhan Perorangan ya, terdapat ya, terdapat penyuluhan penyuluhan ya, terdapat terdapat +
mengenai imunisasi dengan poster, poster, tidak ada, poster ada, spanduk terdapat poster, banner
dasar (perorangan, wawancara, spanduk, terdapat ada tapi tidak ada, poster, spanduk
kelompok, dan kelompok leaflet. leaflet tidak poster ada,
masyarakat) dengan ditempel di leaflet jarang
ceramah, puskesmas. ada tapi bisa
masyarakat ada stok ada
dengan leaflet dan tergantung
spanduk, spanduk ada atau
poster, tidak hal
leaflet yang mau
81
disosialisasi
kan
Pencatatan hasil
program imunisasi
19 Ada ada ada ada ada ada ada ada -
yang dilakukan setiap
bulan
Pelaporan hasil -
20 Ada ada ada ada ada ada ada ada
program setiap bulan
Metode Non-Medis
Metode pengumpulan -
21 Ada ada ada ada ada ada ada ada
data
Metode pembinaan ada, tapi +
22 Ada ada ada ada ada ada ada
posyandu dan kader tidak rutin
Metode pemasangan -
23 Ada ada ada ada ada ada ada ada
poster
Metode pembagian +
24 Ada ada ada ada ada ada ada ada
leaflet
Lampiran 5
Hasil Penilaian Lingkungan Terkait Program Imunisasi di Setiap Puskesmas
PKL
PKC PKL PKL PKL
Kriteri Penjar PKL Pkl Kapuk
No Variabel Penjar Penjari Pejagal Kamal Masalah
a ingan Pluit Muara
ingan ngan 2 an Muara
1
Lingkungan Lokasi Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
1. -
Fisik puskesmas dicapai dicapai dicapai dicapai dicapai dicapai dicapai dicapai
Transportasi Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
-
umum didapat didapat didapat didapat didapat didapat didapat didapat
Lingkungan Menunj Menun Menun Menunj Menun Menunj Menunja
2. Pendidikan Menunjang -
Non Fisik ang jang jang ang jang ang ng
Menunj Menun Menun Menunj Menun Menunj Menunja
Sosial Menunjang -
ang jang jang ang jang ang ng
Menunj Menun Menun Menunj Menun Menunj Menunja
Ekonomi Menunjang -
ang jang jang ang jang ang ng
Menunj Menun Menun Menunj Menun Menunj Menunja
Agama Menunjang -
ang jang jang ang jang ang ng
Kuran
Kurang Kurang
Menunj Menun g Menun Menunj Kurang
Motivasi menunj menunja +
ang jang menun jang ang menunjang
ang ng
jang
81
Lampiran 6
Alur Anamnesis Imunisasi Dasar Lengkap
Identitas Pasien