Anda di halaman 1dari 48

PELATIHAN IPCN

Infection Control Risk Assesment


(ICRA)
Pembongkaran, Konstruksi, Renovasi
Gedung

Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia


(HIPPII PUSAT)
TUJUAN UMUM & KHUSUS
Peserta mampu menjelaskan Infection Control Risk
Assesment pada renovasi/demolisi konstruksi
bangunan dengan baik dan benar
Peserta dapat melakukan identifikasi berdasarkan
kelompok group Risk dengan baik dan benar
Peserta dapat menjelaskan proses pembuatan
ICRA renovasi/demolisi konstruksi bangunan
dengan baik & benar
Peserta mampu melakukan monitoring selama
proses renovasi dan kontrol infeksi pada pasien.
POKOK BAHASAN

Tujuan umum dan khusus


Standar Nasional Akreditasi
Pendahuluan
Tujuan ICRA Renovasi
Pengertian ICRA Renovasi
 Kajian Risiko pada renovasi
Pendahuluan
Konstruksi, renovasi, perbaikan, dan pemeliharaan di
fayankes biasanya berbeda dari pada bekerja di sebagian
besar lingkup area lainnya
Ada sekitar 1,7 juta angka kejadian infeksi hai`s, di Amerika
Serikat ada sekitar 99.000 yang meninggal dunia setiap
tahunnya, dan 5000 dari mereka meninggal karena infeksi
yang berhubungan dengan konstruksi.
Debu konstruksi dan puing-puing dan kontaminan lainnya
dapat menjadikan sumber infeksi pada pasien yang di rawat
KONSTRUKSI BANGUNAN
 Bangunan dan area yang diantisipasi terpengaruh oleh
konstruksi mengikuti pertimbangan sebagai berikut :
 Dampak mengganggu pelayanan esential terhadap pasien
 Menentukan bahaya (hazzard) spesifik dan menentukan
tingkatan masing masing
 Dampak potensi pemadaman atau kdaruratn dan
perlindungan pasien selama kejadian terencana atau tiba
tiba
 Penialaian aktifitas konstruksi luar dan dalam
 Lokasi bahaya yang dikenal
DEFENISI
ICRA adalah proses multidsiplin, terorganisir,
terdokumentasi yang setelah
mempertimbangkan program dari populasi :
Terfokus pada pengurangan (reduksi) risiko infeksi
 Bertindak sepanjang tahap perencanaan, desain konstruksi,
renovasi, pemeliharaan fasilitas serta
Mengorganisir dan mempertimbangkan pengentahuan mengenaii
risiko infeksi, agen infeksi dan perawatan lingkungan
ICRA Renovasi
Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi adalah
proses multidisiplin yang berfokus pada
pengurangan risiko dari infeksi ke pasien, dg
perencanaan fasilitas, desain, dan kegiatan
konstruksi.

“Menggunakan Matrix" : tools untuk menilai risiko


Tujuan
Untuk mencegah dampak renovasi
menjadi sumber infeksi.
Untuk mencegah potensial bahaya
terhadap fungsi paru- paru
Untuk mencegah potensial bahaya
pada keamanan staf, pengunjung
APA RESIKO KONSTRUKSI
 Konstruksi dikenal secara mendunia  Konstruksi bisa menjadi
sebagai salah satu sumber risiko sumber infeksi karena :
infeksi jamur didapat dari rumah
o Layanan esensial
sakit :
o Aspergilus o Tempat tidur rumah
o Fusrium sakit
o Scedosporium o Kelistrikan
o Zygomecets o Air
o lainnya o HV AC (penghangat
ventilasi/AC)
o Suara & getaran
o Debu
Siapa yang Berisiko Infeksi

1. Transplantasi
5. Bayi prematur
• Sel induk (Stem cells)
6. Penyakit granulomatosa
• organ Padat kronis
2. Cystic fibrosis 7. Luka bakar
8. TBC
3. Onkologi
9. Diabetes mellitus dan HD
• Leukemia 10. Tahap akhir AIDS / HIV
• Kemoterapi & radiasi 11. Kasus Bedah
4. Corticosteroid dosis tinggi
Aktivitas Konstruksi
Aktivitas kontruksi/renovasi
ditentukan berdasarkan :
• Banyaknya debu yang ditimbulkan
• Potensial terjadinya pencemaran
udara
• Lama pekerjaan konstruksi
• Jumlah sistem pendingin ruangan
dan ventilasi yang terpadu
MELALUI UDARA
RENOVASI

ASPERGILLUS SP,
FUSARIUM SP,
DEBU /SPORA ZYGOMYCETES, DLL

UDARA/TANAH/AIR
Legionella sp

Infection Control Risk


Assesment (ICRA)
Melalui air
Aspergillus species
Produktif :
1. Dalam debu dan udara dalam ruangan
2. Dapat tumbuh di atas bahan bangunan basah
3. Spora kecil (2-3 mikron) mudah terhirup
4. Dapat tumbuh pada suhu tubuh dan
menyebabkan infeksi dalam sistem organ
5. Dapat mengancam jiwa bila konsruksi tidak
terkendali
6. Penyebab angka kematian 30 - 95%
STANDAR NASIONAL AKREDITASI

MFK 4.2 : PCRA


PEMBONGKARAN
KONTRUKSI
RENOVASI
GEDUNG
PPI 7.7 : ICRA
STANDAR MFK 4.1 :
RS melakukan Asesmen Risiko Prakonstruksi (PCRA) pada waktu
merencanakan pembangunan/kontruksi, pembongkaran atau
renovasi

Asesmen Risiko Prakonstruksi (PCRA) meliputi :


a. Kualitas udara
b. Pengendalian infeksi (ICRA)
c. Utilitas
d. Kebisingan
e. Getaran
f. Bahan bahaya
g. Layanan darurat, seperti respon terhadap kode
h. Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan,
pengobatan dan layanan
STANDAR PPI 7.7 : Risiko Konstruksi

Standar 7.7.1 : Rumah sakit menurunkan risiko infeksi


pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi dan
renovasi gedung

Penilaian risiko pengendalian infeksi (ICRA) meliputi 6 butir :


1. Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dg kriteria;
2. Identifikasi kelompok risiko pasien;
3. Matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dengan
tipe konstruksi kegiatan;
4. Proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5. Tindakan pengendalian infeksi berdasarkan atas tingkat/kelas
infeksi;
6. Monitoring pelaksanaan
PPI 7.7 dan PPI 7.7.1

Untuk menurunkan risiko infeksi maka RS perlu mempunyai


regulasi tentang penilaian risiko pengendalian infeksi (infection
control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi,
serta renovasi gedung di area mana saja di RS meliputi:

1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek


dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko
pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas
tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
LANGKAH LANGKAH ICRA KONSTRUKSI
 PRE RENOVASI
o Rapat Tim Multidispilin
o Penetapan & rencana tidakan konstruksi bangunan
Identifikasi type dan jenis konstruksi
Identifikasi kelompok risiko
Membuat Matrix penilaian risiko
Perencanaan tindakan PPI sesuai hasil penilaian
 SELAMA RENOVASI
o Pengawasan mengunakan Format Audit
o Monitoring tindakan perbaikan atas rekomendasi usulan perbaikan
 SETELAH RENOVASI
o Pengawasan hasil limbah pekerjaan
o Menetapkan penilaian kelayakan bangunan sesuai penilaian risiko infeksi
PRE KONSTRUKSI

 REKOMENDASI MIT IGASI YANG DIPEROLEH DARI PANEL RAPAT


TENTANG ICRA AKAN MENYATAKAN :
o Penempatan dan realokasi pasien
o Standar bagi barier dan perlindungan ylain yang diperlukan untuk
melindungi area sekitar dan pasien yang rentan dari kontaminasi
airborne
o Provisi atau fase sementara bagi pekerjaan konstruksi atau modifikasi
pemeliharaan , ventilasi, pengantur udara dan suhu, dan sistim suplai
air
o Perlindungan dan penghancuran
o Persiapan dalam bentuk pelatihanstaf, pengunjung dan petugas
konstruksi
IPSRS Komite PPI

vendor Multidisiplin K3RS

Unit sanitasi Unit/Dept


KOORDINASI KEGIATAN
1. PPKRS menginformasikan/membuat surat kepada Komite
PPIRS/K3RS tentang rencana proyek renovasi
2. Komite PPI akan menunjuk IPCN untuk melakukan
pengkajian resiko (ICRA Renovasi) dan membuat izin
renovasi.
3. Rapat koordinasi : IPSRS, Komite PPIRS, K3RS, bagian tehnik,
unit sanitasi, unit/Dept dan Vendor
4. Komite PPI, K3RS, dan unit sanitasi lingkungan melakukan
edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana proyek
tentang:
 penggunaan APD,
 waktu keluar masuk area renovasi,
 waktu pengangkatan bahan material dan puing,
 kebersihan lingkungan sekitar renovasi,
 tidak makan, minum dan merokok diarea renovasi
 menggunakan identitas, dll
Lanjutan …..
5. Pelaksana proyek renovasi melakukan penutupan
atau memasang barier pada area kerja serta dan
memastikan kontraktor memasang informasi bahwa
area tersebut sedang ada demolisi/renovasi sesuai
standar K3RS dan PPI

6. Cover alat-alat yang masih terdapat di area renovasi;


AC, exhoust, ventilasi, dan alat2 lainnya.
I. Identifikasi Type/jenis
Konstruksi
KRITERIA TYPE A KRITERIA TYPE B
PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN SKALA KECIL, KEGIATAN
PEMELIHARAAN UMUM : JANGKA PENDEK, YANG
MENGHASILKAN DEBU SEDIKIT:
• Mengganti ubin, langit-2 (plafon)
untuk inspeksi visual saja. Misalnya : • Instalasi telepon dan
terbatas pada 1 genting/plafon per 50 perkabelan komputer.
meter persegi. • Akses ke ruang terbuka.
• Pengecatan (tidak pengamplasan) • Pemotongan dinding atau
• Wall covering, pekerjaan listrik, pipa langit-2 dimana migrasi
debu dapat di kontrol
kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan
pemotongan dinding atau akses ke
langit-langit selain untuk pemeriksaan
yg kelihatan
KRITERIA TYPE C KRITERIA TYPE D
Pekerjaan yang menghasilkan debu PEMBONGKARAN &
tingkat sedang hingga tingkat tinggi KONSTRUKSI PROYEK-PROYEK
atau memerlukan pembongkaran BESAR:
atau pemindahan/penghapusan &
pembersihan komponen bangunan • Kegiatan yg membutuhkan
tetap atau rakitan: shift kerja berturut-turut

• Pengamplasan dinding untuk • Penghancuran mayor dari


pengecatan / pelapisan dinding proyek bangunan
• pemindahan/penghapusan/pembersi
han penutup lantai, plafon langit-2 • Memerlukan pembongkaran
dan pekerjaan khusus.
berat atau
• Kontruksi dinding baru.
• Pekerjaan saluran kecil atau pemindahan/penghapusan
pekerjaan listrik di atas langit2 sistem perkabelan lengkap.
• Kegiatan kabel utama
• Kegiatan apapun yg tdk dpt • Kontruksi baru.
diselesaikan dlm shift kerja tunggal.
2. Identifikasi Kelompok
Risiko
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
- Area kantor • Laundry - UGD - Unit Onkologi
• Cafeteria - Radiology - Terapi Radiasi
• Dietary - Recovery Rooms - Area klinis
- Manajemen Material - Ruang Maternitas / - Chemo Infusion
VK
- MRI - Transplant
- High Dependency
- Obat-obatan nuklir - Pharmacy Admixture -
Unit
Ruang bersih
- Echocardiography
- Kamar bayi
- Kamar Operasi
- Laboratorium tidak
- Pediatrics
spesifik seperti Grup 3 - CSSD
- Lab Microbiologi
- Koridor Umum (yang - Kateterisasi Jantung
dilewati pasien, suplai, - Farmasi
- Kamar prosedur invasif
dan linen)
- Dialisis pasien rawat jalan
- Endoskopi - Newborn Intensive
Care Unit (NICU)
- Area Bronchoskopi
- Intensive Care Unit
3. Matrix Penilaian Risiko
Matrix ICRA Kontruksi
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi
Rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Sedang Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Sangat Tinggi Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

Note : Persetujuan pengendalian infeksi akan diperlukan


ketika aktivitasi kontruksi dan tingkat risiko berada pada
kelas 3 dan kelas 4
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
Type of Construction
TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D
Patient Risk Group
LOW Risk Group I II II III / IV

MEDIUM Risk Group I II III IV

HIGH Risk Group I II III / IV IV

HIGHEST Risk Group II III / IV III / IV IV

Class of Precautions
Type of Construction
TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D
Patient Risk Group
LOW Risk Group I II III / IV
II
MEDIUM Risk Group I II III IV

HIGH Risk Group I II III / IV IV

HIGHEST Risk Group II III / IV III / IV IV

Class of Precautions
4. Tindakan PPI berdasarkan
Tingkat / Kelas
Selama pembangunan Setelah selesai proyek
proyek

KELAS 1. Laksanakan pekerjaan 1. Bersihkan area kerja


I dengan metode setelah menyelesaikan
meminimalisasi timbulnya tugas.
debu dari pelaksanaan
kegiatan kontruksi.
2. Segera meletakan
kembali ke tempat semula
plafon atap yg diganti.
Selama pembangunan Setelah penyelesaian
proyek proyek
KELAS 1. Menyediakan sarana aktif utk 1. Lap permukaan kerja dengan
II mencegah debu udara dari pembersih/desinfektan.
penyebaran ke atmosfer. 2. Wadah yg berisi limbah
2. Semprot dng air pada kontruksi sebelum di
permukaan kerja utk transportasi harus tertutup
mengendalikan debu pada rapat.
waktu pemotongan. 3. Pel basah dan/atau vakum
3. Seal pintu yang tidak dengan HEPA filter, vakum
terpakai dengan lakban. sebelum meninggalkan area
4. Blokir dan tutup ventilasi kerja.
udara. 4. Setelah selesai,
5. Tempatkan keset debu di mengembalikan sistem HVAC
pintu masuk dan keluar area di mana pekerjaan dilakukan.
kerja.
6. Hilangkan atau isolasi sistem
HVAC ("heating, ventilation,
and air-conditioning) yang
sedang dilaksanakan.
Selama pembangunan Setelah penyelesaian
proyek proyek
KELAS 1. Untuk mencegah 1. Jangan menghilangkan barier
III kontaminasi dari sistem dari area kerja sampai proyek
saluran maka selesai diperiksa oleh Komite
hilangkan/lepaskan atau PPIRS dan Dibersihkan oleh
isolasi sistem HVAC di area, bagin kebersihan RS.
dimana pekerjaan sedang 2. Hilangkan barier material
dilakukan. dengan hati-2 untuk
2. Lengkapi semua barier meminimalisasi penyebaran
penting yaitu triplek, plastic dari kotoran dan puing-2 yg
untuk menutup area dari terkait dng kontruksi.
area yg tdk untuk kerja atau
menerapkan metode
pengendalian kubus
(koneksi disegel ke tempat
bekerja dng HEPA vakum
utk menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi
dimulai.
Selama pembangunan Setelah penyelesaian
Proyek proyek
KELAS
III 3. Menjaga tekanan udara 3. Vacuum area kerja area dng
negatif di dalam tempat kerja HEPA filtered vacuums.
dengan menggunakan HEPA 4. Area untuk lap basah dng
unit yang dilengkapi dengan pembersih/disinfeksi/cleaner
penyaringan udara. 5. Setelah selesai,
4. Wadah tempat limbah mengembalikan sistem HVAC
kontruksi sebelum di ).
transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi
atau gerobak saat
pengangkutan puing.
Selama pembangunan Setelah penyelesaian
proyek proyek
KELAS 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan
IV
sistem saluran maka isolasi barier dari area kerja sampai
sistem HVAC di area, dimana proyek selesai diperiksa oleh
pekerjaan sedang dilakukan. Komite/Panitia PPIRS.
Dibersihkan oleh bagin
2. Lengkapi semua barier
kebersihan RS..
penting yaitu teriplek, plastic
untuk menutup area dari area 2. Hilangkan barier material
yg tdk untuk kerja atau dengan hati-2 untuk
menerapkan metode meminimalisasi penyebaran
pengendalian kubus (koneksi dari kotoran dan puing-2 yg
disegel ke tempat bekerja dng terkait dng kontruksi.
HEPA vakum utk menyedot
debu sebelum keluar)
sebelum kontruksi dimulai.
Selama pembangunan Setelah penyelesaian
proyek proyek
KELAS
3. Menjaga tekanan 3. Wadah untuk limbah
IV
udara negatif di dalam kontruksi harus ditutup
tempat kerja dengan rapat sebelum kontruksi.
menggunakan HEPA 4. Wadah transportasi atau
unit yang dilengkapi gerobak agar ditutup
dengan penyaringan rapat.
udara.
4. Segel lubang, pipa,
saluran & lubang-2 kecil
yg bisa menyebabkan
kebocoran
6. Monitoring Pelaksanaan
SELAMA RENOVASI
Tim pengawas proyek melakukan monitoring terhadap
pelaksanan pekerjaan sesuai surat keputusan bersama :
a) Pelaksana proyek wajib menggunakan APD sesuai dengan K3
b) Pintu menuju area renovasi selalu tertutup
c) Tidak ada celah (barier tertutup rapat)
d) Lingkungan sekitar renovasi bebas debu/puing bangunan
e) Pemantauan aliran udara
f) Pembersihan harus lebih sering
g) Pembuangan puing dan pembersihan setiap hari pada akhir
pekerjaan
Post renovasi
1. Pembersihan akhir dilakukan secara keseluruhan
(general cleaning) sebelum ruangan diizinkan untuk
ditempati oleh pasien /digunakan.
2. Melakukan kultur ruangan berdasarkan kelompok
risiko.
3. Bagian tehnik mengecek fungsi – fungsi alat yang
ada.
4. K3 mengecek keamanan lingkungan
5. Setelah pembangunan selesai IPCN dan K3
melakukan evaluasi kembali dengan menggunakan
chek list renovasi bangunan untuk menyatakan
ruang post renovasi sudah dapat dipakai.
Kultur Udara
Disarankan kriteria :
 0-2 CFU / m3 : OK
 2-4 CFU / m3 : reclean & tes ulang
 > 4-10 CFU / m3 : menyelidiki, reclean
& tes ulang
KESIMPULAN

1. ICRA renovasi dilakukan setiap ada pekerjaan konstruksi/


renovasi di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan
2. ICRA melibatkan komite PPIRS, K3RS, IPSRS, Sanitasi RS
3. Kajian risiko dilakukan sebelum konstruksi/renovasi
4. Pemantauan dilakukan sebelum, selama dan sesudah
renovasi
5. Buat pelaporan ICRA renovasi triwulan / semester / tahunan
COVER RENOVASI DALAM RS
COVER RENOVASI LUAR RS
REFERENSI
1.Environment of Care Risk Assessment, 2nd
edition, The Joint Commission 2016
2.Infection Control Risk Assessment Guidelines
3.Infection Control Principles for the
Management of Construction, Repairs and
Maintenance within HealthCare Facility,2nd
edition
4.Infection Control During Construction Manual
2nd edition. Wayne Hansen, PE,REA,CEM
 ASHRAE - American Society of Heating,
Refrigeration and Air Conditioning Engineers

Anda mungkin juga menyukai