1. Transplantasi
5. Bayi prematur
• Sel induk (Stem cells) 6. Penyakit granulomatosa
• organ Padat kronis
2. Cystic fibrosis 7. Luka bakar
8. TBC
3. Onkologi
9. Diabetes mellitus dan HD
• Leukemia 10. Tahap akhir AIDS / HIV
• Kemoterapi & radiasi 11. Kasus Bedah
4. Corticosteroid dosis tinggi
Aktivitas Konstruksi
Aktivitas kontruksi/renovasi ditentukan berdasarkan :
• Banyaknya debu yang ditimbulkan
• Potensial terjadinya pencemaran udara
• Lama pekerjaan konstruksi
• Jumlah sistem pendingin ruangan dan ventilasi yang
terpadu
MELALUI UDARA
RENOVASI
ASPERGILLUS SP,
FUSARIUM SP,
ZYGOMYCETES, DLL
DEBU /SPORA
UDARA/TANAH/AIR
Legionella sp
Standar 7.7.1 : Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan
pembongkaran, konstruksi dan renovasi gedung
PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN UMUM : SKALA KECIL, KEGIATAN JANGKA PENDEK, YANG MENGHASILKAN DEBU
SEDIKIT:
•Mengganti ubin, langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per
50 meter persegi.
•Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
•Pengecatan (tidak pengamplasan)
•Wall covering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau memerlukan
•Akses ke ruang terbuka.
pemotongan dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan •Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu dapat di kontrol
KRITERIA TYPE C KRITERIA TYPE D
Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tingkat tinggi atau PEMBONGKARAN & KONSTRUKSI PROYEK-PROYEK BESAR:
memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan & pembersihan komponen
bangunan tetap atau rakitan: •Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
•Pengamplasan dinding untuk pengecatan / pelapisan dinding •Penghancuran mayor dari proyek bangunan
•pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon langit-2 dan pekerjaan khusus.
•Kontruksi dinding baru. •Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan/penghapusan sistem
•Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit2
perkabelan lengkap.
•Kegiatan kabel utama
•Kegiatan apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.
•Kontruksi baru.
2. Identifikasi Kelompok
Risiko
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
Class of Precautions
Type of Construction
Patient Risk Group TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D
Class of Precautions
4. Tindakan PPI berdasarkan
Tingkat/Kelas
Selama pembangunan proyek Setelah selesai proyek
KELAS I 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah menyelesaikan
meminimalisasi timbulnya debu dari pelaksanaan tugas.
kegiatan kontruksi.
2. Segera meletakan kembali ke tempat semula
plafon atap yg diganti.
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
KELAS II 1. Menyediakan sarana aktif utk mencegah debu udara dari 1. Lap permukaan kerja dengan pembersih/desinfektan.
penyebaran ke atmosfer. 2. Wadah yg berisi limbah kontruksi sebelum di transportasi harus
2. Semprot dng air pada permukaan kerja utk mengendalikan debu tertutup rapat.
pada waktu pemotongan. 3. Pel basah dan/atau vakum dengan HEPA filter, vakum sebelum
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan lakban. meninggalkan area kerja.
4. Blokir dan tutup ventilasi udara. 4. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC di mana pekerjaan
5. Tempatkan keset debu di pintu masuk dan keluar area kerja. dilakukan.
6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC ("heating, ventilation, and
air-conditioning) yang sedang dilaksanakan.
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
KELAS III 1. Untuk mencegah kontaminasi dari sistem saluran maka 1. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek
hilangkan/lepaskan atau isolasi sistem HVAC di area, dimana selesai diperiksa oleh Komite PPIRS dan Dibersihkan oleh bagin
pekerjaan sedang dilakukan. kebersihan RS.
2. Lengkapi semua barier penting yaitu triplek, plastic untuk 2. Hilangkan barier material dengan hati-2 untuk meminimalisasi
menutup area dari area yg tdk untuk kerja atau menerapkan penyebaran dari kotoran dan puing-2 yg terkait dng kontruksi.
metode pengendalian kubus (koneksi disegel ke tempat
bekerja dng HEPA vakum utk menyedot debu sebelum keluar)
sebelum kontruksi dimulai.
Selama pembangunan Proyek Setelah penyelesaian proyek
KELAS III
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan 3. Vacuum area kerja area dng HEPA filtered vacuums.
menggunakan HEPA unit yang dilengkapi dengan penyaringan 4. Area untuk lap basah dng pembersih/disinfeksi/cleaner
udara. 5. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC ).
4. Wadah tempat limbah kontruksi sebelum di transportasi harus
tertutup rapat.
5. Tutup wadah transportasi atau gerobak saat pengangkutan
puing.
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
KELAS IV 1. Untuk mencegah kontaminasi sistem saluran maka isolasi sistem 1. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek
HVAC di area, dimana pekerjaan sedang dilakukan. selesai diperiksa oleh Komite/Panitia PPIRS. Dibersihkan oleh
bagin kebersihan RS..
2. Lengkapi semua barier penting yaitu teriplek, plastic untuk
menutup area dari area yg tdk untuk kerja atau menerapkan 2. Hilangkan barier material dengan hati-2 untuk meminimalisasi
metode pengendalian kubus (koneksi disegel ke tempat bekerja penyebaran dari kotoran dan puing-2 yg terkait dng kontruksi.
dng HEPA vakum utk menyedot debu sebelum keluar) sebelum
kontruksi dimulai.
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
KELAS IV
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan 3. Wadah untuk limbah kontruksi harus ditutup rapat sebelum
menggunakan HEPA unit yang dilengkapi dengan penyaringan kontruksi.
udara. 4. Wadah transportasi atau gerobak agar ditutup rapat.
4. Segel lubang, pipa, saluran & lubang-2 kecil yg bisa
menyebabkan kebocoran
6. Monitoring Pelaksanaan
SELAMA RENOVASI
Tim pengawas proyek melakukan monitoring terhadap
pelaksanan pekerjaan sesuai surat keputusan bersama :
a)Pelaksana proyek wajib menggunakan APD sesuai dengan K3
b)Pintu menuju area renovasi selalu tertutup
c)Tidak ada celah (barier tertutup rapat)
d)Lingkungan sekitar renovasi bebas debu/puing bangunan
e)Pemantauan aliran udara
f)Pembersihan harus lebih sering
g)Pembuangan puing dan pembersihan setiap hari pada akhir pekerjaan
Post renovasi
1. Pembersihan akhir dilakukan secara keseluruhan
(general cleaning) sebelum ruangan diizinkan untuk
ditempati oleh pasien /digunakan.
2. Melakukan kultur ruangan berdasarkan kelompok
risiko.
3. Bagian tehnik mengecek fungsi – fungsi alat yang
ada.
4. K3 mengecek keamanan lingkungan
5. Setelah pembangunan selesai IPCN dan K3
melakukan evaluasi kembali dengan menggunakan
chek list renovasi bangunan untuk menyatakan ruang
post renovasi sudah dapat dipakai.
Kultur Udara
Disarankan kriteria :
0-2 CFU / m3 : OK
2-4 CFU / m3 : reclean & tes ulang
> 4-10 CFU / m3 : menyelidiki, reclean
& tes ulang
KESIMPULAN