Anda di halaman 1dari 28

LANGKAH & TAHAPAN ICRA KONSTRUKSI

DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

Di sampaikan Dalam Webinar HIPPII Jawa Barat


Sabtu, 14 Oktober 2023
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
PENGERTIAN ICRA
ALUR PENGELOLAAN RISIKO
LANGKAH PELAKSANAAN ICRA
KESIMPULAN
PENDAHULUAN

Hospital-acquired infections related to construction and renovation


activities account for more than 5,000 deaths per year across the United
States. Hospital construction, renovation, and demolition projects Outbreaks and infections associated with construction, renovation, or
ultimately serve the interests of patients, but they also can put inpatients demolition described in published articles from 1976 to 2014
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30629998/
at risk of mold infection, Legionnaires disease, sleep deprivation,
exacerbation of lung disease, and in rare cases, physical injury.
Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus
Peserta dapat menjelaskan definisi dari ICRA
Peserta mampu melaksanakan Infection renovasi/demolis konstruksi bangunan
Control Risk Assesment pada dengan baik dan benar
renovasi/demolis konstruksi bangunan Peserta dapat melakukan identifikasi
dengan baik dan benar berdasarkan kelompok group Risk dengan
baik dan benar
Peserta dapat menjelaskan proses
pembuatan ICRA renovasi/demolisi
konstruksi bangunan dengan baik dan benar
Peserta dapat melaksanakan ICRA
renovasi/demolisi konstruksi bangunan
berdasarkan kelompok group Risk dengan
baik dan benar
Peserta dapat membuat laporan kegiatan
renovasi
PENGERTIAN

ICRA (Infection Control Risk Assesment) adalah suatu metode untuk melakukan identifikasi
dan penilaian risiko infeksi pasien di rumah sakit
Pembongkaran, pembangunan dan renovasi di rumah sakit menimbulkan resiko infeksi
bagi pasien, petugas RS, pengunjung dan karyawan kontraktor yang bekerja pada saat itu.
SIAPA YANG
MELAKUKAN ICRA
Manajemen rumah sakit
Komite pencegahan dan pengendalian Infeksi
Kontraktor
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Komite kesehatan dan keselamatan kerja
Instalasi Sanitasi
Multi disiplin
TUJUAN Sebagai panduan dalam menilai risiko infeksi yang dapat terjadi
akibat debu pembangunan atau renovasi di rumah sakit.

Untuk mengontrol terjadinya penyebaran infeksi yang


ditularkan melalui udara dan air di daerah lingkungan Rumah
Sakit selama waktu renovasi, konstruksi dan pemeliharaan
bangunan

Mengidentifikasi faktor-faktor risiko tinggi yang dapat


menyebabkan terjadinya penyebaran infeksi akibat renovasi,
konstruksi dan kegiatan pemeliharaan bangunan.
PROSES ICRA KONSTRUKSI

2 INTRA RENOVASI 3 POST RENOVASI


I

PRE RENOVASI

1. ICRA suatu pengkajian multisiplin yang prosesnya didokumentasikan untuk PERSETUJUAN PENGGUNAAN
mengidentifikasi secara proaktif dan mengurangi resiko dari infeksi yang bisa
terjadi selama kegiatan konstruksi (APIC 2000)
2. Rapat terdiri dari multidisiplin (K3RS, manajemen, PPI, Keuangan, keperawatan
dll
3. Komite PPI RS dillibatkan diawal perencanaan kegiatan pembangunan atau
renovasi bangunan
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
KONSTRUKSI

1. Tentukan tipe Konstruksi atau renovasi yang akan dilakukan


PRE 2. Ketahui dimana lokasi rencana konstruksi atau renovasi
RENOVASI yang akan dilaksanakan
3. Analisa dan tetapkan kelas/level hasil penilaian
4. Tetapkan rekomendasi upaya pencegahan resiko infeksi
INTRA
RENOVASI POST RENOVASI

REKOMENDASI KESIAPAN RUANGAN


AUDIT KEPATUHAN ATAS
UNTUK DIPERGUNAKAN
REKOMENDASI
ICRA KONSTRUKSI/RENOVASI

DESAIN KONSTRUKSI MITIGASI


Lokasi, infeksi Airborne, Dampak terhadap pasien Penempatan dan relokasi pasien
area high risk dan petugas Barrier atau penghalang
Ventilasi udara/aliran Tingkat resiko dan Sistem ventilasi, AC dan air
udara penempatan pasien yang bersih
rentan infeksi Proteksi terhadap demolisi
Penyimpanan dan
Alur keluar masuk pekerja, Persiapan dengan melatih
penempatan alat RS
pasien, petugas pekerja proyek, petugas
Sistim saluran air untuk
Tehnik pembersihan dan Kesehatan, pengunjung dan
membatasi pertumbuhan pasien
legionella dll pembersihan material
PERAN IPCN DALAM PRA KONSTRUKSI/RENOVASI

Hadir dalam rapat multidisiplin sebagai undangan


Memahami perencanaan bangunan/renovasi terkait
dengan Type bangunan dan lokasi pelaksanan bangunan
Ikut serta memberikan saran dan masukan berkaitan
dengan resiko terjadinya infeksi

Membuat Matrix penilaian resiko dan menetapkan


rekomendasi
Melakukan Identifikasi Area Sekitar Proyek, untuk Mengkaji
Potensial Impact : dampak resiko yang akan muncul dan
rencanan penanganan selama proyek berlangsung
Menetapkan surat ijin kerja
8 ASPEK UTAMA YANG HARUS MENJADI PERTIMBANGAN

1 Asbestos

2 Akses pekerja
3 Apakah dampak bangunan mengganggu layanan penting untuk pasien dan petugas.

4 Keamanan dan kenyamanan pasien misalnya : Kebisingan, getaran, debu dll

5 Perlindungan terhadap peralatan rumah sakit


Penentuan bahaya tertentu dan tingkat perlindungan bagi pasien dengan kerentanan
6
terhadap infeksi.
7 Pengendalian debu dan resiko Nampak infeksi karena debu mengandung bakteri dan jamur
(mis .Aspergillus spp) yang dapat menyebabkan infeksi aspergillosis
8 Lokasi yang beresiko terkena dampak pembangunan harus diketahui dan dilakukan Tindakan
Aktifitas konstruksi berdasarkan tipe A, B, C dan D dilakukan
pengkajian resiko bangunan/renovasi yang berdampak pada
banyaknya debu yang ditimbulkan
potensial terjadinya pencemaran udara,
KOMITE PPIRS lamanya pekerjaan konstruksi,
jumlah ventilasi/sirkulasi udara yang terpadu (mis AC sentral)

Melakukan pengkajian Kelompok Resiko dimana lokasi


LANGKAH PRE PENGKAJIAN konstruksi atau renovasi akan dilakukan :
RENOVASI RESIKO

Melakukan pengkajian table matrix dari tipe dan lokasi


konstruksi/renovasi
MATRIX ICRA KONSTRUKSI
KRITERIA TYPE A KRITERIA TYPE B KRITERIA TYPE C KRITERIA TYPE D

Pemeriksaan Dan Kegiatan Skala Kecil, Kegiatan Jangka Pekerjaan yang menghasilkan Pembongkaran & Kontruksi
Pemeliharaan Umum Pendek, Yang Menghasilkan debu tingkat sedang hingga Proyek - Proyek Besar :
Mengganti ubin, langit-2 Debu Sedikit: tingkat tinggi memerlukan Kegiatan yg
(plafon) untuk inspeksi Instalasi telepon dan bongkaran atau pemindahan membutuhkan shift kerja
visual saja. Misalnya : perkabelan komputer. /penghapusan & pembersihan berturut-turut
terbatas pada 1 Akses ke ruang terbuka. komponen bangunan Penghancuran mayor
genting/plafon per 50 Pemotongan dinding tetap/rakitan: dari
meter persegi. atau langit-2 dimana Pengamplasan dinding untuk proyek bangunan
Pengecatan (tidak migrasi debu dapat di pengecatan / pelapisan Memerlukan
pengamplasan) kontrol dinding pembongkaran berat
Wall covering, pekerjaan pemindahan/penghapusan/p atau
listrik, pipa kecil, dan embbersihan penutup lantai, pemindahan/penghapus
kegiatan yang tidak plafon langit- 2 & pekerjaan a n sistem perkabelan
menghasilkan debu atau khusus. lengkap.
memerlukan Kontruksi dinding baru. Kontruksi baru.
pemotongan dinding Pekerjaan saluran kecil atau
atau akses ke langit- pekerjaan listrik di atas langit2
langit selain untuk Kegiatan kabel utama
pemeriksaan yg Kegiatan yg tdk dpt selesai
kelihatan dlm shift kerja tunggal.
LANGKAH KE-2:
IDENTIFIKASI KELOMPOK RISIKO
KELOMPOK 1 : KELOMPOK 2 : KELOMPOK 3 : KELOMPOK 4 :
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI

Laundry UGD Unit Onkologi


Area kantor
Terapi Radiasi
Tanpa pasien / area Cafeteria Radiology
Area klinis
resiko rendah Dietary Recovery Rooms
Chemo Infusion
Manajemen Material Ruang Maternitas / VK
Transplant
Kounter High Dependency Unit
Pharmacy Admixture - Ruang
Penerimaan/Pemulan Kamar bayi
bersih
gan Pediatrik Kamar Operasi
MRI Lab Microbiologi CSSD
Obat-obatan nuklir Long term sub-acute Kateterisasi Jantung
Echocardiography units Kamar prosedur invasif pasien
Laboratorium tidak Farmasi rawat jalan
spesifik seperti Grup 3 Dialisis Area Anastessi & pompa
Koridor Umum (yang Endoskopi jantung
dilewati pasien, Area Bronchoskopi Newborn Intensive Care Unit
suplai, dan linen (NICU)
Semua Intensive Care Unit
LANGKAH KE-3 :
MENENTUKAN LEVEL/KELAS ICRA RENOVASI
Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Pekerjaan Konstruksi dan Kelompok Risiko Bangunan

Level risiko
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi

Rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Sedang Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Sangat Tinggi Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

Note : Persetujuan Infeksi akan di buat bila aktivitas kontruksi dan resiko berada di Kelas III/IV
LANGKAH KE 4 :
SURAT IJIN KERJA PPI
(ICRA) & PENGAWASAN
SELAMA KONSTRUKSI
Langkah 5: Identifikasi Area Sekitar Proyek, untuk Mengkaji Potensial Impact

UNIT DI SAMPING SAMPING


UNIT DI ATAS BELAKANG DEPAN
BAWAH KIRI KANAN
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko

LANGKAH KE 6
Identifikasi Area Aktifitas Spesifik, seperti kamar pasien, kamar obat, kamar
i d k dll
LANGKAH KE 7
Identifikasi masalah yg berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik dalam hal
terjadinya kemungkinan pemadaman.

LANGKAH KE 8
IdentifIkasi langkah-2 pencegahan , menggunakan penilaian sebelumnya, apa jenis bariernya
(misalnya bariernya dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan.?
(Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di renovasi/kontruksi seharusnya diisolasi dari
area yang dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap daerah sekitarnya.)
LANGKAH KE 9
Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat
merusak kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon)

LANGKAH KE 10
Jam Kerja : dapat sesuai jam kerja atau pekerjaan akan
dilakukan selama bukan jam pelayanan pasien

LANGKAH KE 11
Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran udara
negatif yang memadai, wastafel untuk cuci tangan, jendela, penempatan exhaust,
ruang utilitas bersih dan kotor dll

LANGKAH KE 12
Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim proyek
(misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing (bagaimana dan kapan)
SELAMA RENOVASI
Pengumuman adanya renovasi/konstruksi
Pemantauan aliran udara dan debu
Tim pengawas proyek melakukan monitoring terhadap
pelaksanan pekerjaan sesuai surat keputusan bersama :
a. Pelaksana proyek wajib menggunakan APD sesuai
dengan K3
b. Pintu menuju area renovasi selalu tertutup
c. Tidak ada celah (barier tertutup rapat)
d. Lingkungan sekitar renovasi bebas debu/puing
bangunan
e. Pemantauan aliran udara
f. Pembersihan harus lebih sering
g. Pembuangan puing dan pembersihan setiap hari pada
akhir pekerjaan
PENGAWASAN SELAMA
KONSTRUKSI/RENOVASI
PRAKTEK KERJA AMAN
Briefing keamanan harian
Vacuum dan penghisap debu lokal
Kontrol lalu lintas pembersihan puing puing
PEMBERSIHAN PERALATAN & LINGKUNGAN
Pembersihan lokasi pekerjaan
Monitoring rutin

ENGINEERING CONTROLS
Kontrol ventilasi dan lingkungan
Buat lingkungan dengan tekanan negatif

BARRIERS SYSTEMS
Kontrol debu dan puing
Pengawasan resiko kontaminasi
POST RENOVASI
Pembersihan akhir dilakukan secara
keseluruhan (general cleaning) sebelum
ruangan diizinkan untuk ditempati oleh
pasien /digunakan.
Melakukan kultur ruangan berdasarkan
kelompok risiko.
Bagian tehnik mengecek fungsi2 yang ada.
K3 mengecek keamanan lingkungan
Setelah pembangunan selesai IPCN dan K3
melakukan evaluasi kembali dengan
menggunakan chek list renovasi bangunan
untuk menyatakan ruang post renovasi
sudah dapat dipakai.
GALLERY
13

KESIMPULAN

ICRA (Infection Control Construction Risk Assesment) adalah penilaian yang dilakukan
Proyek Luar Biasa
terhadap control infeksi oleh panitia PPI bila terdapat rencana perbaikan, renovasi dan
pembangunan gedung baru atau pembangunan kembali bangunan yang ada di rumah
sakit, yang memungkinkan terjadinya infeksi pada pasien, pekerja dan orang yang
beraktivitas di rumah sakit

Peran Komite PPI dalam ICRA Konstruksi adalah mencegah terjadinya resiko infeksi akibat
adanya pembangunan dan atau renovasi yang dilakukan di rumah sakit melalui
pengawasan Pre konstruksi/renovasi, intra konstruksi/renovasi dan post
konsruksi/renovasi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai