Anda di halaman 1dari 14

PA l{D t I A i \* A SE SNIE l{ R I SII{O PRA.

KOIii S TRtiKS I

RUMAH SAKIT GRAHA BUNI}A


JL. M'edan - B.Aceh Ilesa Bukit PaIa Kec Idi Rayeuk
Kab. Aeeh Timur Telp.0646Al22l Fax 064f-21221
Email : rsgrahabunda$2@gmail.com
ACEH - INI}ONSSIA
TAHUN 2OI9
.
PANI}UAN ASESMEN RISIKO PRAKONSTRUKSI

BAB I
PEI{DAIIULTiAN

pada setiap orailg di rurnah


1iorrrtrot riipernbangunan baru di sebuah rumah sakit akan berdarnpak
Kebisingan dan
sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita dampak terbesar.
kenl-amanan pasien dan
getaran yang terkait dengan konstruksi dapat memengAruhi tingkat
dapat mengubah kualitas udara
istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu. Debu konstruksi dan bau
ganggungan pernapasan' Karena itu'
yang dapat menirnbulkail ancafilan khususnya bagi pasien dengan
renovasi maupun
rumah sakit perlu melakukan asesmen risiko setiap ada kegiatan konstruksi,
pembongkaran/demolisi ban gunan
entitas di luar
Risikc terhadap pasien, keluarga, stai pengunjung, vendor, pekerja kontrak' dan
sefia dampaknya terhadap
pelayanan akan bervariasi bergantung pada sejauh mana kegiatan konstruksi
peiayanan pasien akan
dan utilitas. Sebagai tambahan, kedekatan pembangunan ke area
infrastruktur
melibatkan gedung baru yang
berdampak pada meningkatnya tingkat risiko. Misalnya" iika konstruksi
terpisah dari bangunan yang menyediakan pelayanan saat ini maka
risiko untuk pasien dan
terletak
pengunjung cenderung akan men"iadi minirnal'
Mengingat setiap ada konstruksi, renovasi dan pembongkararr-'demolisi harus
dilakukan
pengurangan
asesmenrisiko prakonstruksi (pcRA) dan juga harus diikuti dengan rencana&pelaksanaan
dan staf yang berdarnpak
risiko dampak keselamatan dan keamanan bagi pasien, keluarga, pengunjung,
penerapan dari PcRA
memerlukan biaya, maka rumah sakit perlu juga menyediakan anggaran untuk

|PraContructitsn.Rlsfr,4ssessment.)danICRA{InfbctiottControlllisfrlssessment.).
BAB II
RUANG I,INGKTIP

Asesmen risiko pra konstruksi (PCRA) harus sudah dilakukan pada rvaktu perencanaan atau
sebelum peke{aan kontruksi, renovasi, dan pembongkaranldemolisi dilakukan sehingga pada i,vaktu
pelaksanaan sudah ada upaya penguranganrisiko terhadap darnpak konstruksi, renovasi, dan demolisi

tersebut.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Dalarn rangka melakukan aseslnen resiko yang terkait dengan proyek konstruksi baru,rumah
sakit perlu rnelibatkan semua unit pelayanan klinis yang terkenadarnpak dari konstruksj baru
tersebut, konsultan perencana, atau manajer desainproyek, tim Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS), tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPl),Kepala Bidang
Umum & Keuangan,Bagian UrusanRtimah Tangga & Logistik, Instalasi Rekam Medis, Unit
Perneliharaan Sarana Prasarana& Peralatan Rumah Sakit (IPSRS), dan unit atau bagianlainnya
yang diperlukan.

Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko prakonstmksi, juga dikenal sebagai
PCRA {}}ra-t'ontruction }lisk Asses,\ruent). Asesmen risiko prakonstruksi secara knmprehensit
dan proaktif digunakan untuk mengevaluasi risiko dan kernudianrnengembangkan rencana
agar dapat meminimalkan dampak kontruksi, renovasi,atau penghancuran (lerrutlislz) sehingga

pelavanan pasien tetap terjaga kualitas dankeamanannya.

3. Asesmen risiko prakonstruksi (PCRA) meliputi area-area sebagai berikut:


a. Kuaiitas udara.
b. Pengendalian infeksi (ICRA).
c. Utilitas.
d. Kebisingan.
e. Getaran.

f,. bahan berbaha.va.


g l"ayanan darurat, seperti respons terhadap kode.
h. Bahaya lain yang memengaruhi perarvatan" pengobatan, dan layanan.

4. Selain itu, rumah sakit bersama dengan manajemen konstruksi (MK) memastikanbahrva
kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan didokunentasikan. Sebagaibagian dari
penilaian risiko maka risiko pasien infeksi dari konstruksi dievaluasi melalui asesmen
pengendalian risikoinfeksi yang dikenal sebagai ICRA {nJbctkm {-lorztrol RiskAsse"ssmeni)
yang rneliputi :

a. Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan provek dengan kriteria.


b. Identillkasi kelompok risiko pasien.
c. Matriks pengendalian infeksi antara kelornpok risiko pasien dengan tipe konstruksi
kegiatan.

d. Proyek unluk menetapkan kelasitingkat infeksi.


e. Tindak pengendalian infeksi berdasarkan tingkatlkelas infeksi.
L Monitoringpelaksanaan.
5. Dalarn menYusun PCRA maka individu atau organisasi yang ditunjuk melakukanpengawasan
dan penerapan manajemen risiko t-asilitas agarmelakukan koordinasi dengan ppl
organisasi
1'^-^-^ nfrn A l r^h
BAB TV
I}OKUMENTASI

. RUMAII SAKTT GRAHA BUNDA

IJIN KONSTRUKSI INFECTION CONTROL


RENOVASIWOUND CARfi CLII\IC

Lokasi kontruksi Ijin No


Koordinatqr Proyek Tanggal mulailqoyek
I(ontraktor Pelaksana Pekeriaan : Perkiraan lama waktu
Supervisor Tanggal Kadaluwarsa Proyek
Telephone
YA TDK Aktivitas Koustruksi YA TDK Group Resiko Iufeksi
Type A: Inspeksi, Aktivitas non Group 1: Resiko Rendah
Invasive
Type B: Skala kecil, durasi singkat, Group 2: Resiko Sedang
sedang hingga berat
Type C: Aktivitas menghasilkan Group 3: Sedang,Eerat
debu yang berat, pekerjaandergan
shift kerja tunggal
Type D: Pekerjaan knstruksi berat, Group 4: Risiko Sangat Berat
memerlukan shift kerjabanyak dan
simultan

KLAS I 1. Lakukan Pekerjaan dengan caia tertentu 3. Lakukan remodeling minor


agar meminimalisir debu.
2. Segera ganttlperbaiki langit- langit yang
sudah di buka untuk keperluan inspeksi.
KLAS 1. Sediakan peralatar yang bisa menghisap 5. Lap permukaan dinding dengan desinfektan
tr debu sehingga tidak sempat bertebaran di 6. Letakkan sampah peke{aan konstruksi
udara dalam wadahyang tertutup rapat sebelum di
2. Basahi permukaan langit langit atau
- lakukan pemindahan
dinding yang akan di potong agar lembab 7. Pel dengan lap basalr/vakum denganHEpA
3. Segel ruanga& yang tidak terpakai dengan Filter sebelum meninggalkan area proyek
tape(selotip) 8. Letakkan keset di tempat keluar masuk area
4. Blok dan tutup yentilasi udara kerja
KT.AS 1. Lakukan control infeksi sebelum memulai 6. Pindahkan barang
m proyek pembangunan
- barang material kerja
dengan
2. Isolasi sebelum pekerjaan di mulai sangat hati - hati untuk menghindari
3.Jangan mencabut tanda area penyebaran debu dan debris
kerja/konstruksi sampai dilakukan 7. Tampung sisa - sisa bekas material dengan
pengecekan oleh komisi pengendalian wadah
Date infeksi yang terfutup rapat
4. Yakum nrangan dengan FIEPA vakum 8. Barang .- barang besar yang akan di
Initial 5. Lap/pel bTsah dengan desinfektan pinda}kan harus di tutup cover dan selotip

Persyaratan Tambahan :
1' Tutup area renovasi dengan proteksi yang aman, rapat, dan tidak berhubungan
dengan area sekilar sesuai tahapan yang
telah direncanakan
2. Buat Ruang Anteroom. dengan mempertahankan tekanan negative
3. Pengangkutan puing datam kondisit'ertutup di tuar jam iert"---
4. Gunakan APD sesuai kebutuhan
5 Salalah ranarraai hana,,*^* r:r-^-:-r,-- , !
KLAS 1. Lakukan kontroi infeksi sebelum mernulai sampai di lakukan pengecekan oleh komisi
rv proyek pembangunan pengendalian infeksi
2. Isolasi system AC sebelum pekerjaan di 7. Vakum area kerja dengan I{EPA vakum
mulai 8. Lap/pel basah dengan desinfeklan
3. Tuiup semua pipa" sambungall dan bekas 9. Pindahkan barang-barang material kerja
lupang dengan sangat hati-hati untuk menghindari
4. Rancang,'desain sebuah ruangan khusus penyebaran debu dan debris
Date yang terdapat HEPA vakum, di rnana semua i0. Tampung sisa-sisa bekas material dengan
pekerja harus melewati ruangan ini terlebih wadah yang tertutup rapat
Initial dahulu sebelum meninggalkan area kerja I 1. Barang-barang besar yang akan di
5. Setiap pekerya harus mengenakan sepatu pindahkan harus di tutup cover dan di selotip
yang di tutupl dilapisi
6. I angan rnencabut tanda area kerjw
kontruksi sampai

Tanggal mulai firrl Nq :


Ijin Di Ajukan Oleh :. Ijin Ili berikan oleh

Tanggal: Tanggal:

IC MATRIX. CLASS OF PRECAUTIONS :


CONTSTRUCTION PROJECT BY PATTENT RISK
Low Risk Group

Medium Risk Group

High Risk Group

Ilighest Risk Group

Keterangan : IC Matrix class of precautions :Menunjukkan Construction project Type C (IruN)


yaitu High Risk Group/ kelompokresikotinggi

DESKRIP$ TINDAKAN PENGENIDALL{N INFEKST BERDASARKANKELAS


CLASS Selama pembangunan proyek Setelah penyelesai*n proyek

III 1. Menjaga tekanan udara negatif di dalam 1. Vacumarea kerja area dng HEPA filtered
tempat kerja dengan menggunakan vacutls.
HEPAunit yang dilengkapi dengan 2. Area untuk lap basah dng
penyaringan udara. pembersi hidi sinfeksi/cl eaner
2" Wadah tempat limbah kontruksi sebelum 3. Setelah selesai, mengembalikan sistem
di transportasi harus tertr:tup rapat. HVAC).
3. Tutup wadah transportasi atau gerobak.
Pita penutup jika tidak tutup yang kuat.

IV 1. Untuk mencegah kontaminasi sistem 1. Jangan menghiiangkan barier dari area


salurau maka isolasi sistem FIVAC di kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh
area, dimana peke{aan sedang tim PPIRS. Dibersihkan oleh bagin
dilakukan.. kebersihan RS..
2. Lengkapi semua barier penting yaitu 2" Hilaagkan barier material dengan hati-2
sheetrock, plywood, plastic untuk untuk meminimalisasi penyebaran dari
menutup area dari area yg tdk untuk kotoran dan puing-2 yg terkait dng
kerja atau menerapkan metode kontruksi.
pengendalian kubus (gerobak dng
penutup plastik & koneksi disegel ke
tempat bekeda dng FIEPA valcim utk
menyedot debu sebelum keluar)
sebelum kontruksi dimulai.

Identifikasi Area rl i Sekitar Area MenilaiDa mpa kPoten sial


Unit tlnit Atas LateraU Lateral Belakang Depan
Bawah Samuins

Kelompok KelompokBeresi KelompokBer KelompokBere KelompokBer KeiompokTida


Beresiko ko esiko siko esiko kBeresiko
CONTOH !

INTECTION CONTROL RISK ASSESMENT

Infection Control
InstalasiFannasi

Infection Control
InstalasiHaemodiali
SA

Infection Control
InstalasiVIP

Infbction Control
lnstalasiPoliAnak

Mengetahui
Direktur RSCraha Buunda Ka. Tim ICRA RS Graha Bunda

.jl

( dr.Reynanta,Sp.0G)
a-
\(-- _/
Afrizal)
CHECK LIST
MONITORING LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DALAM RENOVASI

Proyek : ...[/.*.1.:t.vt.".n...5.5.y........Tanggal & walctu pelaksanaan: ...?.)....J.A.r...y.g:.1.....]g, s


Lokasi : .....P-s..,...:1.:.1:.:. g.:.r?.<..Tanggal selesai proyek :

UR{LAN Ada Tidak Lainnya


1. Rancangan proyek
2. Kelengkapqn APD
3. Tanda Pe{ngatan
4. Pembatas kontruksi
Penutup I pengh4lang debrl tidak ada celah
Ada pembatas
Semua akses pintu tertufup untuk umurn
Ada tanda area berdebu
A4a tanda pintu harus tertutup
Ventilasi harus tertutup
Komentar:

5. Berdekatan dengan daerah akses staflpasien


Plafon terfutup dan kering
Lantai bersih tidak ada puing
Dinding utuh dar kering
Permukaan lantai / dinding bebas debu
Pipa ventilasi dari bangrlllan harus ditutup
Tidak ada gangguan binateqg-binatang kecil
Komentar:

6. Arus lalu lintas :

Para pekerja proyek tidak boleh memasuki daerah pera*atan


pa!'en.-
Tempat pembangunan puing.harus terfutup rapat iibelum

-4tbuq4g
Rute & waktu pembuangaq pulang harus teriadwai
Tersedia akses bebas hambatan dalam keadaan dtrurat
Komentar:

Hal-Hal yang tidak memenuhi syarat Dilaporkan kepada Tanggal

Tanggal Surveyulang :
Surveyor :

Sesuaipencapaian :r yan Tidak


Tindakan lebih Ianjut

KAJIAN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI


MATRD( PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN I}AN RENOVASI

Langkah Pertama:
Identifikasi Tipoe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D)
Tipe A Aktifitas inspeksi dan non-invasif
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada):
. Pelepasan atau pelnasangan plafon untuk perneriksaan visual saja, maksimal
platbn per 50 rn-
o Pengecatan (tanpa proses penggosokan)
r Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng ringan, dan
aktifitas yang tidak menyebabkan debu atau membutuhkan pembongkaran
dinding atau akses Eg la4git-langit selain untuk pemeriksaan visual
Tipe B skala kecil, durasi aktivitas tidak lama yang menghasilkan debu minirnal_
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada).-
Instalasi kabel telepon dan komputer
Pembongkaran dinding atau langit-langit dimana perpindahan debu dapat dikontrol
Tipe C Pekerjaan vang menyebabkan tirnbulnira debu dalam jumlah se,tang da" besar ata -
membutuhkan pembongkaran terhadap komponen geclung yang tetap atau telah dirakit.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) .

Pengampelasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan u,allpaper


Pembongkaran lantai, langit-langit (plafon) dan kusen
Pembangunan dinding baru
Pembuatan saluran atau instalasi listrik diatas platbn
Pekerjaan pemasangan kabel dalarn jumlah besar
Sernua alltifitas yang tidak dapat diselesaikan dalain 1 shift iam keria
Tipe D Proyek pembongkaran dsn konskqksi mayor.
ntefiputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
rAktifitas yang membutqhkan lebihdari 1 shift jam kerja
I
Membutuhkan pernbongkaran berat atau pembualgan seluruh sistem t aU.t
o
Konstruksi baru

Langkah kedua :

ldentifikasi kelompok risiko pasien vang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok risiko, pilih
kelornpok dengan risikb terbesar :

Risiko Rendah ruriko S"Oung lRi


o Radiologr e IGD e' Ruangiunggupoiiobgyn
Area perkantoran e IGD . VIP
r .Laboratorium r Poli bedah
T1^*^-L^-*^1i.
. Kamaroperasi a Farmasi
a Poliobgyn
Langkah Ketiga :

Padankan antara kelornpok risiko pasien dengan tipe proyek konstuksi pada matriks berikut, Lrntuk
rnendapatkan kelas pencegahan atau level aktifitas pencegahan infeksi yang diperlakukan.

Kelompok Risiko Tipe proyek konstruksi


Pasien Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Risiko'rendah I II II IILTV
Risiko Sedang I II iu ry
Risiko Tinegi i II m/Iv IV
Risiko sangat II ruflv ru/rv IV
tinesi

Persetujuan dari tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas konstruksi dan level
resiko mencapai kelas III atau Kelas IY dan membutuhkan prosedur pencegahan infeksi.

KAJIAN RESIKO PENGENI}ALIAN INTEKSI

KONSTRUKSI I}AN PERAWATAN FASILITAS

DAT'TAR TILIK KAJIAN AWAL RISIKO


Tanggal Mulai Tanggal-selesai :

Nama Provek
T.okasi Provek
T,inpkun Keria
Dikaii Oleh

Matiks pencegahan intbksi :


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Kelas Pencegahan Infeksi : ................


Durasi Proyek :
I Proyek jangka pendek : Durasi proyek selama 1 shift atau kurang dari 24 jam
r Proyek jangka panjang : Durasi proyek lebih dari 24 jam
r Proyek skala besar : Proyek yang rnenimbulkan gangguan yang signifikan

Pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan kelas :

Koordinasi aktifitas pada area ini harus dilakukan sebelum proyek dimuiai. Manager proyek
bertanggung jaxab untuk mengkoordinasikan aktit'itas di area proyek dengan manager unit pelayanan
dan timPPI
Kelas I
n Area proyek harus kosong
i: Tutup pintu pada area lain dan karnar pasien yang berdekatan dengan aktifitas proyek
r: Segera ganti plafon yang dipotong untuk inspeksi visual
r: Penghalang plastik ditempelkan / disegel ketat pada langit-langit, dinding clan lantai. Celah dengan
n flap tertutuil atau resleting dapat digunakan untuk akses keluar masuk
n Segel pintu yang tidak dipakai dengan tape atau plastik
i: Debris dan debu dibersihkan dan dibuang dengan segera
n Lembabkan atau vacum permukaan area saat melakukan pemotong untuk rneminimalisir debu

Kelas II
r Persyaratan Kelas I ditambah :

n Bila penghalang keras diperlukan, lengkapi penghalang sebelurn pekerjaan konstruksi atau perawatan
dimulai
n Tutup untuk segel ventilisasi udara
I Buat tekanan udara negatif dengan HEPA filter, saring exhaust yang mengarah ke luar
n Angkut debris konstruksi pada kontainer 1,3ng tertutup rapat. Rencanakan jalur dan waktu ,

pembuangan
n Keset ditempatkan didalam dan diluar area kerja
n Laprpel atau vacun'l dengan IiEPA filter permukaan pada akhir shift

Kelas lll
n Persyaratan kelas II ditarnbah :

n Penghalang dari lantai ke langit-langit diperlukan dengan menyegel engselnya


n isolasi sistem I{VAC
n Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan sepatu kerja
r Segel lubang, pipa, saluran dan tusukkan
I Pada akhir proyek, pasang penghalang plastik untuk rnemindahkan material konstruksi dan
penghalang keras, untuk meminimalisir penyebaran debu

Kelas IV
n Persvaratan kelas III ditambahkan :

r Bangun anteroom
I Senua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan sepatu kerja, masker dan
penutup rambut untuk memasuki atau nielervati area bersilr,-sterii. (Pakaian pekerja
sebelumnya
diletakkan di anteroom dan dipakai lagi bila pekerja rneninggalkan kerja)
Bila mdmasuki area prosedur steril / invasive, peralatan harus dilap dengan lap basah atau diletakkan
=
di kontainer saat memasuki dan keluar dari area kerja. Troli debris harus dilap dengan lap basah
saat
memasuki dan keltiar dari area kerja

Catatan tambahan :
n Dibutuhkan pengendalian infeksi tambahan yang terkait pelatihan
i:i Kajian infeksi diletakkan diluar area kega

n Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan


r Pada akhir pro-vek, padang penghalang piastik untuk rlernindahkan materiai k'nstruksi
clan
penghilang keras, untuk meminimalisir penyebaran debu

Catatan tarnbahan:
n Dibutuhkan pengendalian int'eksi tambahan yang terkait pelatihan
- kajian infeksi diletakkan diluar area keqa
'"""""";""'

Tanggal

Direktur Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk 03 Juti 2019

i.h
Ketua Tim K3RS
, i,;

Anda mungkin juga menyukai