Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses pembangunan dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari operasional
rumah sakit.
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan renovasi adalah pekerjaan yang melibatkan
berbagai unsur keilmuan di antaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang
mencakup peralatan dengan metode kerja, dan disiplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan
yang mendukung terlaksananya pekerjaan pembangunan dan renovasi. Upaya
pengendalian kecelakaan pembangunan dan renovasi harus memperhatikan semua unsur
tersebut di atas. Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa pembangunan
dan renovasi adalah : Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-
Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Pemerintah No. 29/2000
Pasal 30 ayat (1), demikian juga dengan Pedoman Teknis K3 Konstruksi Bangunan dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1 Tahun 1980 dan Pedoman Pelaksanaan K3 Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi dalam SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. 174/ MEN/1986 dan 104/KPTS/1986. Walaupun keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kegiatan pembangunan dan renovasi telah didukung, oleh peraturan dan
perundang-undangan, standar nasional maupun internasional lainnya, namun kecelakaan di
bidang konstruksi tetap tinggi

Kedua proses tersebut menimbulkan resiko terkait dengan keselamatan maupun


pencegahan dan pengendalian infeksi di RUMAH SAKIT DINDA. Untuk itu, diperlukan
panduan pembangunan dan renovasi (Penilaian risiko akibat dampak renovasi atau
pembangunan/ICRA) agar pengerjaan pembangunan dan renovasi dapat berlangsung tanpa
menimbulkan bahaya terhadap pasien, staf maupun pengunjung RUMAH SAKIT DINDA

B. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan maupun renovasi di lingkungan RUMAH
SAKIT DINDA, sehingga keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat disekitar RUMAH
SAKIT DINDA.
2. Mencegah dan pengendalian infeksi selama berlangsungnya pengerjaan proyek.
3. Sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
infeksi

1
4. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit meliputi kualitas pelayanan, manajemen risik,
clinical governance.

C. SASARAN
Seluruh petugas dapat mengerti dan mampu melaksanakan pembangunan maupun
renovasi dilingkungan RUMAH SAKIT DINDA sesuai panduan pembangunan atau renovasi
RUMAH SAKIT DINDA dengan mengutamakan keselamatan pasien, karyawan dan
masyarakat disekitar RUMAH SAKIT DINDA

D. PENGERTIAN
1. Pembangunan
Proses membuat struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya tidak ada
dalam bangunan RUMAH SAKIT DINDA menjadi ada

2. Renovasi
Proses perbaikan suatu struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya
sudah ada, dalam bangunan RUMAH SAKIT DINDA

3. Sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning)/sistem tata udara


Adalah sistem yang mengondisikan lingkungan melalui pengendalian suhu,
kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara – termasuk pengendalian
partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan
‘fumes’).

4. Kelembaban nisbi
Adalah parameter untuk menyatakan banyaknya uap air didalam udara berupa
nisbah antara tekanan uap yang ada saat itu dan tekanan uap maksimum yang
mungkin dicapai pada suhu dan tekanan udara saat itu

5. Kelembaban udara
Adalah banyaknya kandungan uap diatmosfer

6. ICRA (Infection Control Risk Asesment)


Adalah proses untuk menentukan potensial terjadinya penularan infeksi yang dapat
terjadi dari udara dan air melalui kontaminasi biologis di fasilitas selama adanya

2
kegiatan pemeliharaan, pembongkaran, perbaikan, pembangunan dan renovasi
bangunan dengan mempertimbangkan : identifikasi hazard, analisa risiko terkait
hazard tersebut, menentukan/memutuskan cara untuk mengeliminasi dan
mengendalian hazard.

7. Konstruksi
Adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
a. Pasal 7 tentang persyaratan
b. Pasal 8 tentang lokasi
c. Pasal 9 tentang bangunan
d. Pasal 10 tentang sarana
e. Pasal 11 tentang prasarana
f. Undang – undang no 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
persyaratan teknis bangunan gedung.
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/Menkes/SK/III/2002
tentang Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
3. Pedoman teknis Sarana dan Prasarana rumah sakit kelas C

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Alur pembangunan atau renovasi


1. Melakukan tinjauan terhadap lokasi yang akan dibangun
2. Pembuatan rencana anggaran belanja
3. Mengajukan usulan pembangunan atau renovasi (proposal)
4. Permohonan persetujuan ke direktur rumah sakit dan direktur PT (membuat ananlis
terhadap pelayanan)
5. Mengerjakan proyek pembangunan atau renovasi.
6. Pembersihan lokasi pembangunan atau proyek
7. Serah terima kepada user

B. Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian tugas


1. Pelaksanan pembangunan atau renovasi : Swakelola/pihak ketiga
2. Penanggung jawab pekerjaan : RS/ pihak ke tiga (vendor)
3. Uraian tugas penanggung jawab pembangunan atau renovasi
4. Identifikasi area yang akan dilakukan pembangunan dan renovasi
5. Proses mencari informasi yang berkaitan dengan pembangunan atau renovasi

C. Analisa dampak proses pembangunan dan renovasi terhadap pelayanan


Melakukan kajian dari informasi yang didapat pada saat melakukan identifikasi.

D. Langkah – langkah ICRA renovasi/pembangunan

E. Pelaksanaan proses pembangunan

F. Laporan dan dokumentasi

G. Lampiran - lampiran

4
BAB III
TATA KELOLA

A. ALUR PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI

1. Pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh RUMAH SAKIT DINDA

Inspeksi oleh
Approval
Ka. Unit
PSRS, K3RS, Jajaran Direksi RS/PT
(penentuan pelaksana
KPPI& RA,
KKP pekerjaan RS/pihak ke-
3)

Pengajuan
pembangunan Kepala Bagian Analisa Dampak
& Renovasi Umum : terhadap pelayanan
oleh user : (Melibatkan K3RS,
Usulan tertulis 1. Melakukan KPPI, Tiim
lengkap penggambaran Keselamatan Pasien, )
dengan detail 2. Menyusun
yang RAB (budget)
diharapkan.

Serah Terima Unit Pembersihan sisa Pengerjaan Proyek


ke user Proyek pembangunan /
Renovasi

5
2. Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh RUMAH SAKIT DINDA
a. Kepala unit PSRS, TIM PPI dan resistensi antimikroba, dan Tim Patient Safety
melakukan pengecekan lokasi yang akan diusulkan pembangunan kemudian
melakukan identifikasi dan melaporkan hasil identifikasi ke kepala bagian
umum
b. kepala bagian umum berkoordinasi dengan K3RS, TIM PPI dan resistensi
antimikroba serta Tim Keselamatan Pasien untuk membahas dampak risiko
dan pengendalian terjadinya infeksi akibat pembangunan terhadap pelayanan.
c. Kepala bagian umum membuat usulan RAB renovasi / pembangunan.
d. Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur ditembuskan ke
direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan persetujuan atas rencana
pembangunan atau renovasi.
e. Setelah mendapat persetujuan dari direktur RS dan direktur PT.
f. Kepala bagian umum berkoordinasi dengan Ka.Unit PSRS sebagai penanggung
jawab harian pelaksanaan pembangunan, TIM PPI dan Resistensi Antimikroba,
Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS .
g. Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan TIM PPI dan
Resistensi Antimikroba, Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS .
h. Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau
renovasi kepada user.

6
3. Pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh Pihak Ke-3/vendor

Inspeksi oleh
Ka. Unit PSRS

Approval Dir RS/PT


(penentuan pelaksana
Pengajuan Kepala Bagian pekerjaan RS/pihak ke-
pembangunan Umum : 3)
& Renovasi
oleh user : 1. Melakukan
Usulan tertulis penggambaran
lengkap 2. Menyusun RAB Proses Tender
dengan detail (budget) (Approval PT)
yang
diharapkan.

Analisa Dampak
terhadap pelayanan
(Melibatkan K3RS

Serah Terima Unit Pembersihan sisa Pengerjaan Proyek


ke user Proyek pembangunan /
Renovasi

4. Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh pihak ke - 3


a. Kepala unit PSRS melakukan pengecekan lokasi yang akan diusulkan
pembangunan kemudian melakukan identifikasi dan melaporkan hasil
identifikasi ke kepala bagian umum
b. Kepala bagian umum menyusun RAB dibantu oleh Ka. Unit PSRS
c. Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur ditembuskan ke
direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan persetujuan atas rencana
pembangunan atau renovasi.
d. Permohonan pembangunan atau renovasi telah disetujui, melakukan proses
tender, dengan melibatkan unit terkait dan direktur rumah sakit dan direktur
PT.
e. Setelah TENDER mendapat persetujuan dari direktur RS dan direktur PT. kepala
bagian umum berkoordinasi dengan K3RS, KESLING, Penunjang medis,

7
Pelayanan, Keperawatan dan TIM PPI untuk membahas dampak dan
pengendalian pembangunan terhadap pelayanan.
f. Kepala bagian umum menunjuk Ka.Unit PSRS sebagai penanggung jawab
harian pelaksanaan pembangunan.
g. Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan superevisor
Clening Service umtuk pembersihan ruangan.
h. Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau
renovasi kepada user.

B. URAIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI


1. Pelaksana pembangunan atau renovasi :
a. Swakelola
Pelaksanan pembangunan atau renovasi dilakukan sendiri oleh pihak Rumah
Sakit Dinda
b. Pihak ketiga/vendor
Pelaksanan pembangunan diserahkan kepada pihak lain diluar (pihak ketiga)
tidak dilakukan oleh Rumah Sakit Dinda

2. Penanggung jawab proses pembangunan dan renovasi terdiri dari :


Pihak RUMAH SAKIT DINDA
a. Penanggung jawab :
Kepala Bagian Umum atau Ka. Unit PSRS
b. Tugas :
1) Menyusun perencanaan proses pengerjaan, termasuk menyusun
gambar teknik dan anggaran.
2) Melakukan analisa dampak terhadap proses pelayanan, bekerja sama
dengan K3RS.
3) Melakukan koordinasi dengan pihak user selama proses pengerjaan
4) Melakukan pengawasan terhadap pihak kontraktor, terutama di bidang
aspek keselamatan, serta detail dari proyek.
5) Mengawasi proses serah terima dari kontraktor ke user setelah
pengerjaan selesai
6) Melakukan dokumentasi proses konstruksi / renovasi

8
3. Pihak Kontraktor
a. Penanggung Jawab :
Pimpinan proyek /perwakilan perusahaan kontraktor yang bertanggung jawab
atas proses pengerjaan.

b. Tugas :
1) Berkoordinasi dengan pihak RUMAH SAKIT DINDA dalam hal
perencanaan pengerjaan sehubungan dengan hasil analisa dampak serta
melakukan antisipasi terhadap kemungkinan dampak tersebut.
2) Berkoordinasi dengan pihak RUMAH SAKIT DINDA sehubungan dengan
pengadaan dan penempatan material yang diperlukan untuk proses
konstruksi dan renovasi yang akan dilakukan
3) Memastikan bahwa seluruh pekerja dan proses pengerjaan yang terjadi
mengikuti standar keselamatan dan pencegahan serta pengendalian
infeksi yang berlaku di RUMAH SAKIT DINDA
4) Mengawasi pengerjaan proyek dari hari ke hari.
5) Memastikan bahwa proses pengerjaan berlangsung sesuai dengan
perencanaan
6) Melakukan pembersihan berkala sesuai perencanaan
7) Melakukan koordinasi harian dengan pihak RUMAH SAKIT DINDA
8) Melakukan penyerahan hasil proyek kepada pihak RUMAH SAKIT DINDA

C. IDENTIFIKASI PERENCANAN PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI


1. Fasilitas yang akan dibangun
a. Pembangunan atau renovasi yang dilakukan diluar gedung atau didalam
gedung dengan menyebutkan unit atau area.
b. Seperti unit ICU, unit gas, renovasi conblok, pembuatan sumber air dll
2. Luas area yang akan dibangun
Disebutkan dengan besaran ukuran misalnya M 2
3. Material apa yang akan digunakan
Seperti : semen, kayu, gypsum, batu bata dll
4. Lama pekerjaan
Disebutkan estimasi pekerjaan dengan hari, minggu, bulan, tri wulan atau tahunan.
Unit terkait yang akan terlibat dalam pembuatan pembangunan atau renovasi

9
5. Ijin – ijin yang terkait dengan peembangunan atau renovasi
Seperti : IMB, ijin penggunaan air tanah dll
a. Hasil koordinasi atau notulen rapat dengan komite K3 RS dan TIM PPI
b. Potensi kecelakaan kerja yang kemungkinan terjasi seperti :terjatuh, tertimpa,
tertusuk, terpotong, terlindas, tersayat dll.

D. PENILAIAN RISIKO PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI TERHADAP PELAYANAN


1. Penilaian dampak :
a. Penilaian dampak dilakukan seobyektif mungkin dengan mengumpulkan
informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktivitas.
b. Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa yang
melakukan)
c. Tindakan pengendalian risiko yang telah ada, peralatan/mesin yang digunakan
untuk melakukan aktivitas.

E. LANGKAH – LANGKAH ICRA RENOVASI/PEMBANGUNAN

Langkah 1 Type Kontruksi


Adalah melakukan identifikasi tabel proyek kontruksi ditentukan
berdasarkan banyaknya debu yang dihasilkan, potensi aerosolisasi, durasi
kegiatan renovasi/pembangunan dan sistim HVAC

TIPE KRITERIA
A Inspeksi dan aktivitas non-invasif/pengawasan tanpa melakukan kegiatan yang besar :
1. Menyingkirkan bagian plafond untuk inspeksi, dengan ukuran tidak lebih besar dari
1 m2
2. Mengecat (tidak termasuk mengamplas)
3. Mamasang wallpaper, saluran pipa dan kabel listrik , melubangi tembok atau plafon
dalam ruang lingkup kecil dan aktivitas yang dilakukan tidak menghasilkan debu yang
banyak
B Aktivitas skala kecil, durasi pendek/waktu yang dibutuhkan tidak lama, dan hanya
menghasilkan sedikit debu/minimal :
1. Pemasangan kabel telepon dan komputer
2. akses ke chase spaces/membuat ruang antara

10
3. melubangi tembok atau plafond di mana debu dapat dikendalikan
C Pengerjaan yang menghasilkan debu derajat sedang – berat, atau memerlukan
perobohan atau penghilangan struktur bangunan :
1. Mengamplas dinding /permukaan lain untuk mengecat /pemasangan wallpaper
2. Melepaskan ubin atau keramik, plafond
3. Pemasangan dinding baru
4. Pengerjaan saluran / ducting di atas plafond
5. Aaktivitas perkabelan berat
6. Semua aktivitas yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja
TIPE D Penghancuran besar maupun pembangunan / konstruksi
1. Kegiatan yang memerlukan beberapa shift
2. Mengharuskan penghancuran berat atau membongkar sistem kabel lengkap
3. Konstruksi/bangunan baru

Langkah 2 Grup Pasien Risko


Menggunakan tabel berikut, identifikasi untuk mengetahui grup resiko
pasien yang akan terpengaruh. Jika lebih dari satu kelompok resiko yang
terpengaruh, pilih kelompok resiko yang lebih tinggi

Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi

1. Perkantoran 1. Ruang serbaguna 1. UGD 1. ICU


2. Publik Area 2. Polikinik 2. Radiologi 2. CSSD
3. Semua pasien 3. Ruang RR 3. ISOLASI
yang bukan di 4. Nurse Station
grup 3 atau 4 5. Kamar Bersalin
6. Kamar bayi
7. Perina
8. Fisioterapi
9. Dapur
10. perawatan umum

11
Langkah 3 Penilaian risiko – Kelas Lewaspadaan/IC Matrix/intervensi TIM PPI
Cocokkan kelompok resiko pasien (rendah, sedang, tinggi dan sangat
tinggi) dengan tipe proyek (A,B,C,D) sehingga akhirnya didapatkan kelas
pencegahan yang diperlukan (I, II, III, IV)

Tipe pembangunan / renovasi


Kelompok resiko Pasien TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D
Resiko rendah I II II III/IV
Resiko sedang I II III IV
Resiko Tinggi I II III/IV IV
Resiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV

Catatan :
Intervensi/masukkan dari TIM PPI diperlukan ketika kegiatan
pembangunan /renovasi mendekati kelas III atau IV dan prosedur
pengendalian harus dilakukan.

Langkah 4 Tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi


Gambaran pencegahan yang diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi berdasarkan kelas.
SETELAH SELESAI
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN RENOVASI/PEMBANGUNAN
I 1. Melakukan pengerjaan dengan metode- Membersihkan area kerja setelah selesai
metode untuk meminimalisir debu bekerja
2. Segera mengganti plafond yang disingkirkan
untuk inspeksi
II 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area di 1. Jangan pindahkan pembatas dari area
mana pekerjaan sedang dilakukan kerja sebelum proyek yang telah selesai
2. Pasang seluruh pembatas untuk membatasi diinspeksi oleh Tim K3RS dan TIM PPI,
area kerja dari area non proyek, dengan serta telah dibersihkan seluruhnya oleh
metode pembatasan dengan plastik dengan housekeeping.
HEPA vacuum 2. Singkirkan pembatas secara hati-hati
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek untuk meminimalisir penyebaran debu

12
dengan menggunakan unit filter udara dengan dan kotoran terkati dengan konstruksi
HEPA. 3. Vaccum area kerja dengan vaccum
4. Tempatkan limbah konstruksi di tempat yang dengan HEPA filter.
tertutup rapat. 4. Pel dengan pembersih/desifektan
Tutup kereta transport, tutup dengan penutup 5. Kembalikan HVAC system ke tempatnya
padat, isolasikan dengan plester.

SETELAH RENOVASI/PEMBANGUNAN
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN
III 1. Upaya aktif untuk mencegah penyebaran debu 1. Mengelap permukaan kerja dengan
2. Membasahi permukaan kerja untuk mengurangi pembersih / desinfektan
debu selama proses pemotongan 2. Tempatkan limbah konstruksi di
3. Tutup pintu yang tidak terpakai dengan plester tempat yang tertutup rapat.
4. Tutup semua saluran udara 3. Pel dan sedot debu dengan HEPA
5. Pasang keset untuk mencegah debu di tempat 4. Kembalikan HVAC system ke
keluar masuk area proyek tempatnya
6. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area di
mana pekerjaan sedang dilakukan
IV 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area di 1. Jangan pindahkan pembatas dari area
mana pekerjaan sedang dilakukan kerja sebelum proyek yang telah
2. Pasang seluruh pembatas area kerja dari area selesai diinspeksi oleh Tim K3RS, serta
non proyek, dengan metode pembatasan dengan telah dibersihkan seluruhnya oleh
plastik dengan HEPA vacum housekeeping
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek 2. Singkirkan pembatas secara hati-hati
dengan menggunakan unit filter udara dengan untuk meminimalisir penyebaran debu
HEPA dan kotoran terkati dengan konstruksi.
4. Tutup lubang-lubang dan pipa-pipa dengan 3. Tempatkan limbah konstruksi di
benar. tempat yang tertutup rapat.
5. Buat jalan masuk, semua personil untuk 4. Tutup kereta transport, tutup dengan
melewati jalan masuk ini, sehingga mereka dapat penutup padat, isolasikan dengan
di vaccum dengan HEPA vaccum cleaner sebelum plester.
meninggalkan lokasi proyek, atau mereka 6. Vaccum area kerja dengan vaccum
memakai coverall yang dilepaskan saat akan dengan HEPA filter.

13
meninggalkan lokasi proyek 7. Pel dengan pembersih/desifektan
6. Seluruh personil yang akan memasuki lokasi 8. Kembalikan HVAC system ke
proyek diwajibkan menggunakan penutup sepatu, tempatnya.
yang dilepaskan setiap kali pekerja meninggalkan
lokasi proyek

Langkah 5 Identifikasi sekitar area kerja/area yang spesifik dan penilaian dampak

Identifikasi sekitar area kerja


Di Atas Di Bawah Samping Samping Kiri Depan Belakang
Kanan

Penilaian dampak
No Identifikasi penilaian dampak Keterangan/uraian
1 Area dengan aktifitas khusus
2 Berkaitan dengan ventilasi, pipa air,
pemadaman listrik akibat pekerjaan
renovasi/pembangunan
3 Pembatasan menggunakan : dinding,
pembatas solid bahan fiber glas, partisi
4 Penggunaan HEPA Filter (jika diperlukan)
Area renovasi dan
konstruksi/pembangunan harus
dipisahkan dari area yang dihuni selama
proses konstruksi, dan harus bertekanan
negatif dibanding area sekitarnya.
5 Pertimbangkan resiko kerusakan akibat air.
Apakah ada resiko yang mengancam
integritas struktur
6 Jam kerja : Dapatkah pekerjaan dilakukan
di luar jam pelayanan pasien?
7 Apakah perencanaan memerlukan

14
sejumlah / jenis tertentu wastafel?
Langkah 6 Analisa dan Tindakan terkait dengan keselamatan
Kegiatan Ya Tdk Uraian/Keterangan
Apakah rute jalan masuk / jalan keluar normal akan
terganggu akibat proyek ini?
Jika Ya, lokasi di ..
Apakah sistem deteksi dan penanggulangan dini kebakaran
akan terpengaruh dengan proyek ini?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa
lama.
Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust asap di tangga
darurat akan terpengaruh oleh proyek ini?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa
lama
Apakah ada B3 atau Bahan mudah terbakar / meledak yang
dibawa ke lokasi proyek?
Jika Ya, bahan apa dan apakah sudah ada MSDSnya?
Apakah ada sistem penanggulangan kebakaran di lokasi
proyek? Adakah pekerja yang terlatih menggunakannya?
Apakah ada sistem utilitas atau security yang terganggu?
Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa
lama
Apakah ada hazard untuk lingkungan sekitar proyek?
Di mana?
Apa?
Bagaimana upaya penanggulangannya?

Setelah melakukan analisa tersebut, dijabarkan pula upaya antisipasi terhadap


resiko yang teridentifikasi.

F. PELAKSANAAN PROSES PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI


Kaidah – kaidah dalam proses pelaksanaan pembangunan atau renovasi
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai, baik untuk pekerja, maupun pada
staf / pengunjung RUMAH SAKIT DINDA di area yang berdekatan dengan proyek.

15
Bekerja sesuai dengan SPO agar aman dalam melakukan pekerjaan
a. Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan
b. Inaktivasi agen penyebab infeksi
c. Memutuskan rantai penularan :
1. Kewaspadaan isolasi (Isolation Precaution) yang terdiri dari dua
pilar/tingkatan yaitu kewaspaan standar (“Standard Precaution”) dan
kewaspadaan berdasarkan cara penularan (“Transmission – based
Precaution”)
2. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxix”/PEP)
terhadap petugas kesehatan

2. Pengecekan Pengisian surat ijin renovasi/pembangunan dari pencegahan dan


pengendalian infeksi (TIM PPI), (cara mengisi formulir)
a. Mengisi nomor ijin pelaksanaan kegiatan renovasi/ atau pembangunan.
b. Mencatat lokasi/alamat renovasi/pembangunan dan nama ruangan
c. Memcatat tanggal, waktu yang diperlukan dan expire ijin
d. Mencatat nama supervisor, petugas K3RS, petugas PPI
e. Mengisi langkah – langkah untuk ICRA renovasi/pembangunan, dengan
mengisi langkah type kontruksi (A/B/C/D) dan memilih grup infeksi (rendah,
sedang, berat, tinggi)
f. Mengisi rumus IC Matrix – Kelas kewaspadaan : proyek
renovasi/pembangunan menurut risiko pasien
g. Melakukan pengisian pemantauan harian ICRA

G. LAPORAN
Instalasi membuat laporan tertulis adanya ruangan yang akan direnovasi ke unit Umum,unit
Umum membuat program kerja renovasi tersebut dan melaporkan ketim PPI untuk
mendapatkan rekomendasi,Tentukan tipe kontruksi A sampai D yang akan direnovasi.
Tentukan grup pasien yang beresiko; lowrisk, mediumrisk, highrisk dan resiko tertinggi.
Gunakan ICMatrix-Kelas Kewaspadaan: Proyek Konstruksi Menurut Risiko Pasien Tentukan
tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi. Buat analisa dan sosialisasikan

16
Lama pengerjaan > 3 bulan 1 - 3 bulan < 1 bulan 1 minggu < 1 minggu
(30) (25) (15) (5) (0)
Dampak Area pasien Area pasien Area staf dan Area staf Area kosong
terhadap resiko tinggi resiko rendah pengunjung (10) (0)
pelayanan pasien (50) (40) (20)
Jenis Pengerjaan Penghancuran Penghancuran Konstruksi Perbaikan Pemeliharaan
basah (40) umum Minor / rutin
(50) (20) Dekoratif (0)
(10)
Metode Merobohkan Membuka ubin/ Membobok/ Memaku, Metode bahaya-
Pengerjaan dinding beton / langit-langit melubangi membor dinding rendah
papan (50) (40) dinding (10) (0)
(20)
Pemisahan Tidak ada Ada pemisah, Pembatas Pemisahan Ruangan
pembatas namun ada plastik hingga ruangan dengan terpisah dengan
(50) celah besar langit2 pintu isolasi udara
(30) (10) (5) (0)
Kondisi ruangan Area positive Area positive Pressure Area negative Area Negative
tempat pressure pressure, di netral ada pressure,di luar pressure &
pengerjaan (50) luarnya ada HEPA ada exhaust HEPA
exhaust (20) (10) (0)
(30)
Pengendalian lain Tidak ada Keset lengket di Keset, HEPA Keset, HEPA Keset, HEPA
(50) area masuk vaccuum, pel vaccuum, pel vaccuum, pel
(30) tiap hari tiap hari, tidak tiap hari, tidak
(20) ada sampah ada sampah &
(10) seluruh ventilasi
tertutup
(0)

17

Anda mungkin juga menyukai