Anda di halaman 1dari 9

RUMAH SAKIT MITRA HUSADA

Jl. Jend. A. Yani No. 14 Pringsewu – Lampung 35373


Telp/Fax. (0729) 23792 , 23836

PERATURAN DIREKTUR RS.MITRA HUSADA


NOMOR : 50 / PER / DIR / X / 2019

TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN UTILITAS
RS MITRA HUSADA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS. Mitra


Husada, maka diperlukan Pengelolaan Utilitas rumah sakit yang
bermutu tinggi;
b. bahwa agar Pengelolaan Utilitas di RS. Mitra Husada dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan Pengelolaan
Utilitas sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengelolaan
Utilitas di RS. Mitra Husada;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RS.
Mitra Husada.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangungan
Gedung
4. Pedoman teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C
Departemen Kesehatan RI Tahun 2007
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomer : 29/PRT/M/2006
Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit.
7. Peraturan Direktur Utama PT.Mitra Husada Bersama Nomor: 01 /
SK / DIR / PT.MHB / IX / 2019 Tentang Struktue Organisasi dan
Tata Kerja.
8. Surat Keputusan Direktur Utama PT.Mitra Husada Bersama
Nomor: 02 / SK / DIR / PT.MHB / I / 2018 Tentang
Pengangkatan dr. Elvani sebagai Direktur RS. Mitra Husada.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RS.MITRA HUSADA TENTANG


KEBIJAKAN PENGELOLAAN UTILITAS DI RS.MITRA
HUSADA

Pertama : Kebijakan Pengelolaan Utilitas ini mencakup pemeliharaan system


utilitas sampai sumber alternative system utilitas

Kedua : Kebijakan Pengelolaan Utilitas di Rumah Sakit Mitra Husada


terlampir dan menjadi satu kesatuan dengan Peraturan Direktur ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pringsewu
Pada Tanggal : 01 Oktober 2019
Direktur RS.Mitra Husada

dr. ELVANI
NIK.AA01.072008
LAMPIRAN
Peraturan Direktur RS.Mitra Husada
Nomor : 50 / PER / DIR / X / 2019
Tanggal : 01 Oktober 2019
Tentang
Kebijakan Pengelolaan Utilitas

KEBIJAKAN PENGELOLAAN UTILITAS


DI RS.MITRA HUSADA

Sistem utilitas menyiapkan pelayanan penting yang dibutuhkan oleh RS Mitra


Husada untuk mendukung standar pelayanan pasien yang berkualitas tinggi
dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien dan biaya yang efektif.
Dokumen ini mengidentifikasi Perencanaan Manajemen Utilitas yang digunakan
untuk memastikan bahwa layanan penting ini selalu tersedia.
1. KETERSEDIAAN AIR 24 JAM 7 HARI
• Kebutuhan air RS Mitra Husada dipenuhi Air tanah sebanyak 80m3 per
hari. Air tersebut disimpan di dalam reservoir yang terdiri dari :
o 6 unit Groundtank dengan spesifikasi daya tampung sebagai berikut:

Ukuran (m) Volume Volume


No Groundtank
Panjang Lebar Dalam (m3) (liter)
1 G1 4 2,5 1,95 19.5 19.500
2 G2 4 2,5 2,45 24,5 24.500
3 G3 4 2,5 1,65 16,5 16.500
4 G4 4 2,5 1,63 16,3 16.300
5 G5 4 2,5 1,95 19,5 19.500
6 G6 4 2,5 2,3 23 23.000
Total 119.300

• RS Mitra Husada juga mempunyai dua sumur dan dua pompa air tanah
sebagai cadangan dengan kapasitas 122,5m3 per hari. Air sumur tanah itu
juga disimpan di ground tank. Kebutuhan air saat ini di RS Mitra Husada
yang diijinkan Pemerintah adalah 186,4 m3 per hari. Dengan demikian,
kebutuhan air untuk RS Mitra Husada terjamin selama 24 jam 7 hari.
Dalam kondisi air sumur aktif tanah tidak dapat digunakan, RS Mitra
Husada masih dapat memasok air bersih dari sumur cadangan, apabila listrik
mati, RS Mitra Husada mengunakan genset untuk memompa air sumur.

• RS Mitra Husada juga bekrjasama dengan pihak swasta penyedia air baku
melalui MOU. Pihak tersebut sanggup mengirim air baku dengan estimasi
pengiriman 2 jam dengan 2 armada sekali berangkat, masing masing
memiliki kapasitas 8000 liter.

2. KETERSEDIAAN LISTRIK 24 JAM 7 HARI


a. RS Mitra Husada dipasok oleh tenaga listrik dari PLN dengan total
kapasitas 478,5 KVA
b. UPS adalah sistem pelayanan untuk kegiatan Medik Sebagai penanda
suatu stop kontak/tusuk kontak dalam ruangan atau unit kerja
pelayanaan, UPS menggunakan stop kontak single. Area yang
mendapat pelayanan tersebut disebut critical area ataupun Power
Critical yang meliputi area-area sebagai berikut :
1) Pelayanan medik digunakan UPS yang meliputi area :
a) ICU, HD, Emergency yang terhubung UPS meliputi stop kontak
Panel Pendant.
b) Operating Theater/Ruang operasi yang terhubung UPS stop
kontak Panel Pendant dan penerangan semua ruangan.
c) Peralatan unit Radiology & Angiography yang terhubung dengan
UPS hanya system control pesawat X-ray saja
d) Laboratorium, Poliklinik sebagian stop kontak terhubung dengan
UPS
2) Pelayanan Non Medik dilayani dengan UPS ini meliputi area :
a) Server IT
b) PABX, central telepon
c) Seluruh Computer
d) Lampu emergency/darurat, menggunakan baterai tersendiri,
semua area
e) Paging system
f) Kontrol panel alarm pencegahan dan penanggulanga kebakaran
termasuk smoke dan heat detector dengan pusat control.

c. RS Mitra Husada memiliki 2 unit generator darurat dengan total


kapasitas 450 KVA yang dipergunakan ketika pasokan listrik dari PLN
terhenti. Generator mampu beroperasional secara terus menerus 24 jam
7 hari sepanjang tahun. Generator tersebut digunakan untuk :
• Mendukung sistem pencahayaan rute keluar dengan sumber listrik
darurat yang dapat diandalkan.
• Mendukung sistem komunikasi darurat.
• Lift di gedung perawatan pasien.
• Menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat diandalkan
untuk daerah dengan prosedur khusus termasuk tetapi tidak terbatas
pada: Kamar Bersalin, Kamar Bayi, Urgent Care Area, Unit Gawat
Darurat, Trauma kamar, Perawatan Intensif, Kamar Operasi, dan
Ruang Pemulihan.
• Menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat diandalkan
untuk sistem penting lainnya namun tidak terbatas pada: sistem
udara medis, sistem vakum medis, area dimana sistem pendukung
kehidupan pasien digunakan dan sistem yang mempengaruhi
keselamatan pasien, pengunjung, dan staf.
• Selain itu, di setiap rute keluar darurat RS Mitra Husada, tersedia
lampu darurat dengan tenaga baterai yang menyala ketika listrik
padam, sehingga rute tersebut tetap dapat diakses dengan
pencahayaan cukup di setiap kondisi.

AREA RESIKO TINGGI KEGAGALAN LISTRIK


a. Area Pelayanan Pasien
• ICU
• HD
• IGD
• Ruang Operasi
• Kamar Isolasi
• Radiologi
• Poliklinik
• Kamar Pemulihan
• Laboratorium
• CSSD

b. Area Bukan Pelayanan Pasien :


• Server Information Technology
• PABX
• Pusat CCTV
• Personal Computer yang terkait untuk departemen keuangan
• Lampu evakuasi
• Control Alarm Bangunan, Sistem Paging dan Sound System
• Kulkas Obat
• Sistem Alarm Kebakaran termasuk detektor asap
• IPAL

c. Seluruh area beresiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan


listrik alternative, sehingga dalam kondisi listrik dari PLN terputus,
area tersebut tetap menerima aliran listrik.

d. Pengujian Sumber Listrik dan Air Alternatif


• Untuk menjamin ketersediaan listrik dan air alternative, RS Mitra
Husada melakukan pengujian secara teratur setiap bulan untuk
sistim tenaga listrik dan air alternative. Hasil pengujian tersebut
dicatat dan disimpan di UPSRS.
• Setiap minggu dilakukan test running genset tanpa beban dan
dalam 3 bulan sekali dilakukan test running menggunakan beban
selama 30 menit dengan mematikan suplay listrik dari PLN secara
manual.
• Pengujian biokimia air
Untuk melakukan pemantauan terhadap kualitas air, kadar
biokimia air di RS Mitra Husada diuji secara berkala sbb :
- Reverse Orsmosis : Setiap 1 bulan sekali
- Air Tanah : Setiap 6 bulan sekali

3. SISTIM UTILITAS LAINNYA


Selain listrik dan air, sistim utilitas yang tercakup dalam perencanaan ini
adalah:
a. Gas Medis.
Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan
untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan di RS Mitra Husada.
Kebutuhan gas medis tersedia selama 24 jam 7 hari dalam seminggu.
Jenis gas medis yang digunakan dalam pelayanan medis di RS Mitra
Husada meliputi :
- Oxygen (O2) gas dan liquid dengan tabung warna putih
- Nitrous Oksida (N2O) dengan tabung warna biru
RS Mitra Husada mempunyai instalasi gas medis tersendiri. Instalasi
gas medis adalah seperangkat sentral gas medis dan instalasi pipa gas
medis sampai outlet sebagai titik akhir. Sentral gas medis berada di
samping Gudang Farmasi.
b. HVAC(Heating, Ventilation, Air Conditioning)
Sistem pengkondisian udara RS Mitra Husada menggunakan system
non central yang terdiri per ruangan.
- Air Conditioning (AC) sebagai pengkondisi udara pada ruangan
perawatan pasien, gudang penyimpanan obat, Gudang
penyimpanan sayuran, kantor, Laboratorium, Server IT dan
Server PABX.
- Ventilasi gedung menggunakan fan yang terpasang sedemikian
rupa yang digunakan sebagai intake fan maupun exhaust fan
sesuai peruntukannya.

c. Elevator
Gedung RS Mitra Husada dilengkapi dengan alat transportasi/angkut
gedung yang berupa pesawat lift dengan kapasitas 1000 kg yang
menghubungkan VIP Anggrek, VIP Bougenvile, dan VIP Cempaka.
Sarana elevator tiap tahun dilakukan inspeksi oleh Depnakertrans
wilayah untuk uji kelayakan dan perizinan pemakaian, serta dilakukan
preventif maintenance oleh teknisi vendor.

d. Telepon
Untuk kebutuhan komunikasi menggunakan telephone di RS Mitra
Husada system telpon tersentral di ruang telpon/Ruang PABX di
bawah tangga VIP. Telpon berlangganan dari PT. Telkom Indonesia
dengan menggunakan system analog dan digital/ISDN. Line analog
ini digunakan dikasir untuk mesin pembayaran menggunakan kartu.
Sistem digital/ISDN dari PT. telkom Indonesia menggunakan jaringan
Fibre Optic dan berlangganan 1 channel ISDN. 1 Channel ISDN
mempunyai 100 jaringan. Sentral Telpon diatur dengan mesin PABX
merk Panasonix dengan tipe TDA 100D.

e. Sistim Paging
Sistem Paging terintegrasi secara keseluruhan didalam area gedung
berfungsi sebagai sarana komunikasi memberikan informasi dari pusat
call centre dengan kondisi tertentu dan atau darurat.Suara yang
dihasilkan dari pengeras suara terpasang mulai dari UGD sampai
dengan Gedung perawatan pasien pengguna BPJS. Call centre
terdapat di admission bila ada keadaan darurat dapat menghubungi
extension 130(admision), 123(code red) dan 111(code blue) dengan
menyebutkan kondisi yang dialami selanjutnya petugas call centre
akan mengambil tindakan sesuai prosedur yang berlaku untuk
memberikan pengumuman melalui system paging.

f. Saluran pembuangan air limbah


Pembuangan air limbah domestic yaitu air bekas dan kotor berasal
dari kamar mandi dan kloset, pantry dan kitchen diolah dalam
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas rata-rata
80 m3/hari. Letak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
Samping Loundry. Sistem yang digunakan aerob anaerob. Swapanatau
dilakukan setiap hari oleh petugas sanitasi untuk parameter debit hasil
air limbah, Ph limbah outlet terakhir dan secara berkala melakukan
pelaporan ke instansi berwenang yaitu DLH setempat dengan
mengirim sample hasil olahan air limbah ke laboratorium yang telah
terakreditasi.

4. INSPEKSI, PENGUJIAN DAN PEMELIHARAAN SISTIM


UTILITAS
a. Divisi Umum mempunyai tanggung jawab untuk mengelola
keseluruhan pemeriksaan, pengujian dan proses pemeliharaan utilitas.
b. Sebagai bagian dari proses penerimaan untuk sistem utilitas baru atau
upgrade dari sistem utilitas yang ada, kontraktor atau vendor
diharuskan untuk menunjukkan bahwa sistem dan komponen operasi
kritisnya sesuai untuk pelayanan, dibuktikan dengan lulus tes
penerimaan. Karena variasi yang luas dari sistem dan komponen, tidak
ada tes penerimaan terstandar. Parameter spesifik dari kinerja harus
ditentukan untuk setiap tes. Semua sistem dan komponen diuji
sebelum penggunaan awal. Setelah penerimaan sistem atau komponen
dari kontraktor, Manajer umum menilainya untuk dimasukkan dalam
persediaan Program Manajemen Sistem utilitas dan Program
Pemeliharaan Preventif.
c. Sistem pemeliharaan preventif terkomputerisasi digunakan untuk
menetapkan pemeriksaan, pengujian dan jadwal pemeliharaan. Sistem
Pemeliharaan preventif terkomputerisasi digunakan untuk menetapkan
jadwal terprogram yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap
komponen berkaitan dengan inspeksi, pengujian atau pemeliharaan
preventif. Sistem ini menghasilkan perintah kerja untuk setiap
kegiatan yang diprogram, data alat, lokasi alat, riwayat alat.
d. Setiap Kepala Unit memberikan jadwal dan perintah kerja. Staf
UPSRS melaksanakan perintah pekerjaan yang ditugaskan dan
mengembalikan perintah kerja yang telah selesai kepada Kepala Unit
PSRS. Perintah kerja yang telah selesai digunakan untuk
memperbarui sistem komputerisasi untuk menunjukkan bahwa
pekerjaan telah dilakukan. Beberapa pekerjaan yang dijadwalkan
dilakukan oleh kontraktor luar. Dokumentasi pekerjaan kontraktor dan
setiap sertifikasi yang diperlukan dikumpulkan oleh staf maintenance
yang bertanggung jawab dan ditinjau serta dipelihara oleh UPSRS.
e. UPSRS dapat dihubungi di extension 105, dengan pelayanan 24 jam
sehari, 7 hari seminggu.

5. PROGRAM ORIENTASI DAN PENDIDIKAN


Staf UPSRS memiliki program pelatihan spesifik pekerjaan untuk
mempertahankan pengetahuan dan kesiapan dalam rangka mendukung dan
mengoperasikan sistem utilitas dengan carayang aman dan terpercaya.
Kepala Bagian Umum bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan
pada sistem Utilitas. Contoh pendidikan tersebut meliputi: Prose suntuk
melaporkan permasalahan, Prosedur untuk menjaga fungsi-fungsi penting
selama kegagalan utilitas, Lokasi pengendalian penghentian operasional
alat darurat prosedur pada kerusakan lift, dan lain-lain.

6. PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN


Kinerja pengelolaan utilitas dipantau pada saat ronde lingkungan dan
audit. Kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan
kepada Kepala Bagian Umum.

Ditetapkan di : Pringsewu
Pada Tanggal : 01 Oktober 2019
Direktur RS.Mitra Husada

dr. ELVANI
NIK.AA01.072008

Anda mungkin juga menyukai