Anda di halaman 1dari 16

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

Jl. Dharma Bakti No. 45C


Telp( 0568 ) 22355 – Fax ( 0568 ) 21645
Email : rscitrahusadangp@gmail.com
NANGA PINOH – MELAWI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITRA HUSADA


NOMOR : 084.a/SK-DIR/RSCH/ I /2019

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN UNIT PERAWATAN INTENSIF


(HIGH CARE UNIT / HCU)
DI RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RumahSakit Citra Husada, maka
diperlukan penyelenggaraan Pedoman Pelayanan Unit Perawatan Intensif (High Care Unit /
HCU) yang bermutu tinggi.
b. bahwa agar pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Citra Husada dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Keputusan Direktur Rumah Sakit Citra Husada sebagai landasan
bagi penyelenggaraan Pedoman Pelayanan Unit Perawatan Intensif (High Care Unit / HCU)
di Rumah Sakit Citra Husada.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Citra Husada.

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang RumahSakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/III/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 986/Menkes/SK/per/XI/1992 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1575/Menkes/SK/per/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1045/Menkes/SK/per/XI2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan departemen Kesehatan
8. Keputusan Direktur PT. Wahana BhaktiNomor 023/SK-DIR/RSCH/IV/2014 tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit Citra Husada.
9. Keputusan Direktur PT. Wahana BhaktiNomor 032/SK-DIR/PT.WBNP/V/2018 tentang
Penunjukan Direktur Rumah Sakit Citra Husada.
10. Memo Internal Rumah Sakit Citra Husada Nomor 198/MI-PDM/RSMH/I/2014 tentang
Usulan Pedoman Pelayanan Unit PerawatanIntensif (High Care Unit / HCU) Rumah Sakit
Citra Husada.

M E M U T U S K A N:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITRA HUSADA TENTANG


PEDOMAN PELAYANAN UNIT PERAWATAN INTENSIF (HIGH CARE
UNIT / HCU) RUMAH SAKITCITRA HUSADA.
Kedua : Pedoman Pelayanan Unit Perawatan Intensif (High Care Unit / HCU) Rumah
Sakit Citra Husada sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pedoman Pelayanan Unit Perawatan
Intensif (High Care Unit / HCU) di Rumah Sakit Citra Husada dilaksanakan oleh
Kepala Unit Perawatan Intensif (High Care Unit / HCU) Rumah Sakit Citra
Husada.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : MELAWI
PADA TANGGAL : 25 JANUARI 2019
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
DIREKTUR,

dr. SANTOSO TJHIN, M.Si


Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Citra Husada
Nomor : 318/PER-DIR/RSCH/IV/2017
Tanggal : 25 Januari 2019

PEDOMAN PELAYANAN UNIT PERAWATAN INTENSIF


(HIGH CARE UNIT / HCU)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang diamin dalam undang-undang
dasar negara republik indonesia tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Peningkatan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) di Rumah Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Pengembangan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta
efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlukan ditingkatkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara ketat yang semakin meningkat sebagai akibat penyakit menular maupun
tidak menular seperti : demam berdarah, malaria, cedera, keracunan, penyalahgunaan NAPZA,
HIV, penyakit jantung pembuluh darah, diabetes mellitus dan gagal ginjal.
Petunjuk teknisi ini disusun sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam rangka penyelenggarakan
pelayanan HCU yang berkualitas dan mengedepankan keselamtan pasien di Rumah sakit serta
dalam penyusunan standar prosedur operasional pelayanan HCU di Rumah Sakit Pemerintah
maupun Swasta.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkat mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang dirawat di HCU
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan, meningkatan dan mengembangkan sumber daya manusia
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan HCU
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan HCU terutama bagi
pasien kritis stabil yang hanya membutuhkan pelayanan pemantuan.

C. Ruang Lingkup
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang membutuhkan
pelayanan, pengonatan dan pemantauan secara ketat tanpa penggunaan alat bantu (misalnya
ventilator) dan terapi titrasi.

D. Sasaran
1. Dokter dan perawatan serta tenaga kesehatan lainnya yang memberikan layanan HCU.
2. Direktur Rumah Sakit
3. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan kondisi
stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan,
perawatan dan pemantauan secara ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui secara dini
perubahan-perubahan yang membahayakan, sehingga bisa dengan segera dipindah ke ICU untuk
dikelola lebih baik lagi.
Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui pendekatan tim multi
disiplin yang dipimpin oleh dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar-dasar HCU.
Pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat, menganalisis hasil pemantauan dan
melakukan tindakan medik dan asuhan keperawatan yang diperlukan.
Pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat, menganalisis hasil pemantauan
dan tidakan medik dan asuhan keperawatan yang diperlukan.

B. Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain :


1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 jam ata disesuaikan
dengan keadaan pasien.
3. Oksigenasi dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus
4. Keseimbangan carian dengan interval waktu minimal 8 jam atau disesuaikan dengan
keadaan pasien.

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah :


1. Bantuan dasar hidup/ basic life support (BHD/BLS) dan bantuan hidup lanjut / advanced
life support (BHD/ALS)
a. Jalan nafas (airway)
Membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa
oropharinfgeal atau pipa nasopharingeal. Dokter HCU juga harus mampu melakukan
intubasi endotrakea bila diindikasi dan segera memindahkan/merujuk pasien ke ICU
b. Pernafasan/ventilasi (breathing)
Mampu melakukan bantuan nafas (breathing support_ dengan bag-mask-valve
c. Sirkulasi (circulation)
Resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tidakan kompresi jantung luar.
2. Terapi Oksigen
Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai alat pengalir oksigen, seperti
: kanul nasal, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan reservoir, sungkup muka
dengan katup dan sebaginya.
3. Pengunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obat inotropik, obat anti nyeri, obat
aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif dan lain-lain)
4. Nutrisi enteral atau nutrisi parentela campuran
5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tidakan dan pengobatan yang telah diberikan.

C. Ketenagaan
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga dokter spesialis, dokter dan
perawat. Tenaga tersebut melaksanakan pelayanan HCU sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan yang diatru oleh masing-masing RS. Adapun susunan tim pelayanan HCU adalah
sebagai berikut :
1. Koordinator
Dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar-dasar HCU, yang meliputi :
a. Pelatihan pemantauan
b. Pelatihan penatalaksanaan jalan nafas dan tarapi oksigen
c. Pelatihan terapi cairan, elektrolit dan asam basa
d. Pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. Pelatihan manejemen HCU
2. Anggota
a. Dokter spesialis/dokter yang telah mengikuti pelatihan basic dan advance life support
b. Perawart yang telah mengikuti pelatihan basic life support dan dapat melakukan
pemantauan menggunakan peralatan monitor.
Jumlah dokter spesialis , dokter dan perawat disesuiakan dengan jam kerja
pelayanan IGD 24 jam, beban kerja dan kompleksitas kasus pasien yang membutuhkan
pelayanan HCU. Rasio jumlah perawat berbanding pasien di HCU sebaiknya adalah 1
perawat untuk 2 pasien SDM pelayanan HCU diharuskan untuk m,engikuti pendidikan
dan pelatihan secara berkelanjutan guna mempertahankan dan meningkatkan
kompetensinya sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Program pelatihan harus diselenggarakan bagi semua staf agar dapat meningkatkan
dan menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam menerapkan
prosedur serta pengetahuan dan teknologi baru.
Program pengembangan dan pendidikan ekstra untuk dokter ditujukan pada pelatihan
dan pelatihan ulang ACLS,FCCS, dan PFCCS. Umtuk perawat ditujukan pada
pelatihan Bantuan Hidup Dasar,ACLS, kardiologi dasar dan Pelatihan ICU. Adapun
evaluasi dilakukan setelah pelatihan dilaksanakan.

D. SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN


1. Lokasi : bergantung dari model yang dipilih
a. Sparated, conventional, freestanding HCU adalah HCU yang berdiri sendiri
(independent) , terpisah dari ICU.
b. Integreted HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU.
c. Paralel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan (bersebelahan) dengan ICU.
2. Kebutuhan Ruangan
Ruangan HCU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :
a. Area pasien
1) Unit terbuka 12-16 m2/ tempat tidur
2) Unit tertutup 16-20 m2/ tempat tidur
3) Jarak antara tempat tidur 2 m
4) Unit terbuka mempunyai tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
5) Unit tertutup 1 runagan 1 tempat cuci tangan
6) Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level HCU. HCU tersier
paling sedikit 3outlet udara-tekan dan 3 pompa isap dan minimal 16 stop kontak
untuk setiap tempat tidur.
7) Pencahayan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL day light
10 watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan
personil. Desain dari unit juga memperhatikan privasi pasien.
b. Area kerja meliputi
Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan
pasien.
Ruang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan penyimpanan obat dan
alat (termasuk lemari pendingin)
Ruangan yang cukup untuk mesin X-Ray mobile dan dilengkapi dengan viewer.
Ruang untuk telepon dan sistem komunikasi lain, komputer dan koleksi data, juga
tempat untuk penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang yang cukup resepsionis dan
petugas adminitrasi.
1) Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan/AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban
sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22-25˚C kelembaban 50-70%
2) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk menyimpan monitor, ventilasi mekanik, pompa infus dan pompa syringe,
peralatan dialis, alat-alat sekali pakai, cairan, penggantung infus, troli, penghangat
darah, alat hisap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
3) Ruang tempat pembuangan alat/bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan
pembersihan pispot dan botol urine. Desain unit menjamin tidak ada kontaminasi.
4) Ruang staff
Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh staf yang bertugas

E. Peralatan
Tergantung jumlah bed HCU

No. Nama Alat Jumlah


1. Bedside Monitor ( yang bisa memonitor tekanan Sesuai jumlah bed HCU
darah non-invasif secara berkala, laju nadi, EKG
dan oksimeteri)
2. Defibrilator 1 (jumlah)

3. Set Troley Emergency (termasuk alat dan obat 1 (minimal)


pembebas jalan nafas)
4. Alat penghisap lendir (suction pump) (sentral Sesuai jumlah bed HCU
atau manual)
5. Alat akses pembuluh darah , termasuk kateter Harus tersedia
vena sentral
6. Pompa infus (infusion pump/syringe pup 1/1 TT (minimal)

7. Alat transportasi pasien (monitor, brangkar) Unit

8. Sumber oksigen (sentral/tabung) 1 unit (minimal)

Keterangan :
Untuk pelayanan HCU bagi pasien anak maka peralatan harus dilengkapi sesuai dengan
kebutuhan anak.

F. ALUR PELAYANAN
Pasien yang memerulukan pelayanan HCU sesuai indikasinya adalah :
1. Pasien dari ICU
2. Pasien dari IGD
3. Pasien dai Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti : kamar bersalin, ruang
endoskopi, ruang dialisis dan sebagainya.
4. Pasien dari bangsal (Ruang Rawat Inap)
5. Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar bersalin, Ruang
endoskopi, ruang dialisis.
6. Pasien dari bangsal (Ruang Rawat Inap)

Bagan 1. AlurPelayanan HCU di RumahSakit

PasienGawat

Tidak Ya

Poliklinik IGD

KamarOperasi ICU HCU Bangsal

G. INDIKASI MASUK DAN INDIKASI KELUAR


Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan keluar dari Hcu serta pasien yang tidak
dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan kriteria sebagi berikut :
1. Indikasi Masuk
a. Pasien gagal organ yang berpotensi mempunyai resiko tinggi untuk terjasi komplikasi
dan tidak memerlukan monitor dan alat bantu invasif.
b. Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif
2. Indikasi Keluar
a. Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan ketat.
b. Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan dengan alat bantu
invasif sehingga perlu pindah ke ICU
3. Pasien yang tidak perlu masuk HCU
a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (seperti : kanker stadium akhir)
b. Pasien/keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar informed consent)

H. PENJAMINAN MUTU
Dalam rangka penjamninan mutu pelayanan HCU dilakukan self assesment untuk memantau
parameter mutu pelayanan setiap hari yang dilakukan oleh setiap staf ICU yang hasilnya
diberikan kepada Tim Pengendali Mutu dan Kualitas Rumah Sakit.
Kualitas pelayanan HCU dapat dinilai dengan beberapa penilaian objektif, seperti :
1. Penurunan skoring derajat keparahan pasien, seperti SOFA ( Sequential Organ Failure
Assessment), SAPS (Simplified Acute Physiology Score), dan sebagainya.

Contoh penilaian SOFA

INDIKATOR SKOR NILAI

1 2 3 4

PERNAFASAN : <400 <300 <200 <100


PaO2/FiO2
(mmHg)

Koagulasi : <150000 <100000 <500000 <20000


Trombosit
(/mm3)
Kardiovaskulasr : <70 mmHg Dopa<5 Dopa >5 atau Dopa >15
MAP mcg/kg/mi norepi <0,1 atau norepi
n >0,1

GCS : 13-14 10-12 6-9 <6

Ginjal : kreatinin 1,2-1,9 Kreatini 2 Kreatinin Kreatinin


mg/dL – 3,4 3,5 – 4,9 >5 atau
atau urin < urin <200
500
mL/hari

Hati : bilirubin 1,2-1,9 2-5,9 6-11,9 Atau >12


mg/dl

Nilai Total

2. Angka kejadian infeksi rumah sakit


3. Angka kejadian stress ulcer
4. Angka kejadian phlebitis
5. Angka kejadian dekubitus

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan di pelayanan HCU meliputi pencatatan rekam medis pasien dan
pelaporan kegiatan pelayanan Rumah sakit menjadi tanggung jawab kepala HCU yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pencatatan rekam medis pada pelayanan Hcu sangat dibutuhakan oleh Tim untuk
pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagai dasar pertimbangan dan
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis serta untuk kepentingan hukum bagi
dokter/dokter spesialis. Rekam medis HCU dapat menggunakan model rekam medis ICU atau
membuat sendiri catatan terhadap pemantauan dan intervensi yang dilakukan sesuai kebutuhan.

J. PEMBIAYAAN
Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan HCU dapat diperoleh dari :
1. APBD
2. APBN
3. Jamkesda
4. Jamkesmas
5. Asuransi Kesehatan
6. Masyarakat dan sumber pembiayaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB III

PENGORGANISASIAN

A. STRUKTUR ORGANISASI
Secara struktural HCU dapat berada diabawah Departemen?SMF/Instalasi tertentu sesuai
dengan klasifikasi dan jenis rumah sakit termasuk ketersediaan fasilitas, sarana prasarana dan
peralatan kedokteran serta tenaga kesehatan.
Untuk mewujudkan pelayanan HCU yang optimal perlu adanya kebijakan tata kelola
manajemen tertulis meliputi uraian tugas dan tanggung jawab yang terinci maupun secara
klinis/teknis medis yang dituangkan dalam standar prosedur operasional HCU.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan HCU di rumah
sakit perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang jelas dan terinci
baik secara administratif maupun secara teknis disesuaikan dengan jenis dan kelas rumah sakit,
sarana, prasarana dan peralatan serta ketenagaan.
Bagan struktur organisai bagi rumah sakit dengan pelayanan HCU di bawah instalasi /
departemen / SMF.
Direktur

KomiteMedik Direkturmedik&Keperawatan Direktur Admin Umum

KetuaDepartemen/SMF/
Instalasi
Kepala ICU

KoordinatorPelayanan HCU

BesaranOrganisasidisesuaikandengankebutuhanRumahsakit

B. URAIAN TUGAS
Uraian tugas masing-masing personil tim adalah sebagi berikut :
1. Koordinator/ketua Tim Pelayanan HCU
Tugas pokok :
a. Menyelenggarakan upaya pelayanan HCU sesuai dengan kemampuan ketenagaan yang
ada.
b. Menyelenggarakan dan melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan berbagai disiplin dan sektor yang terkait.

UraianTugas :

a. Merencanakan/membuat rencana kerja kebutuhan tim setiap tahunnya.


b. Menyelenggarakan pelayanan HCU berdasarkan rencana kebutuhan ketenagaan, sesuai
kebijakasanaan yang telas ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
c. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian serta pengembangan ilmu
kedokteran.
d. Menyelenggaraan rujukan, baik di dalam maupun ke dan dari luar rumah sakit.
e. Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/SMF (Staf Medik Fungsional) lain di Rumah
sakit, serta hubung lintas program dan lintas sektoral melalui direktur rumah sakit.
f. Bertanggung jawab atas laporan berkala pelayanan HCU
g. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan HCU di rumah sakit.
h. Bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit melalui direktur pelayanan medik atau
komite medik
i. Mengadakan supervisi dan pembinaan pelayanan HCU di rumah sakit.
j. Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksaan kegiatan pelayanan di
HCU
2. Dokter spesialis/dokter
Tugas Pokok :
Melaksanakan pelayanan HCU dan membantu pelaksaan pendidikan serta penelitian.

Uraian Tugas :
a. Bertindakan sebagai anggota tim di pelayanan HCU
b. Melaksanakan re-evaluasi pasien dan menentukan program selanjutnya bagi pasien
c. Mengirim kembali dan menyampaikan jawaban konsultatif kepada dokter pengirim.
d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pelayanan HCU kepada koordinator
pelayanan HCU
e. Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis di
lingkungan pelayanan HCU
f. Bekerjasama dengan semua pihak dalam membantu penelitian dan pengembangan ilmu
kedokteran intensif.
3. Perawat
Tugas Pokok :
Mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan secara terpadu meliputan pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, tindakan keperawatan serta evaluasi pada pasien HCU.
Uraian Tugas :
a. Bertindak sebagai anggota tim di semua jenis pelayanan
b. Melaksanakan semua program perawatan, sesuai rencana keperawatan yang disepakati
oleh tim.
c. Melaksanakan re-evaluasi pasien dengan mengusulkan program keperawatan
selanjutnya bagi pasien
d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perawatan HCU kepada koordinator
pelayanan HCU
e. Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis di
lingkungan pelayanan HCU
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaandanpengawasanpenyelenggarankesehatanadalahupayauntukmengarahkan,
memberikandukungansertamengawasipengembangandanpemberdayaanpenyelenggaraankesehatan.

PemerintahdanpemerintahdaerahmelakukanpembinaandanpengawasanterhadapRumahSakitdenganm
elibatkanorganisasiprofesidanmasyarakatsesuaidengantugasdanfungsinyamasing-
masingyabgdilakukansecaraberjenjangmelaluistandardosasi, sertifikasi, perizinan,
akreditasidanpenegakanhukum.

Pembinaandanpengawasansebagaimanadimaksuddiarahkanuntuk :

1. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat


2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3. Keselamatan pasien
4. Pengembangan jamgkauan pelayanan
5. Peningkatan kemampuan kemandirian Rumah Sakit
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan HCU di
Rumah Sakit dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Adapun ruang lingkup pembinaan
dan pengawasan Rumah Sakit meliputi :
1. Teknisi medis, yaitu upaya evaluasi mutu pelayanan medis dan keselamatamn pasien yang
dilaksanakan oleh organisasi profesi.
2. Teknisi manejemen perumahsakit yaitu pengukuran kinerja berkala yang meliputi kinerja
pelayanan dan kinerja keuangan.

Dalamrangkapeksanaapembinaandanpengawasan, pemerintahpusat,
pemerintahandaerahdapatmemberikansanksihukumdanadministrasiberupateguran, tegurantertulis,
dendaataupencabutanizinsebagaimanadiaturdalamketentuanperaturanperundang – undangan.

BAB V

PENUTUP
Pedoman High Care Unit inidisusundalamrangkamemberikanacuanbagiRumahSakitCitra
Husadadalamrangkamenyelenggarakanpelayanan HCU yangbermutu,
aman,efektifdanefisiendenganmengutamakankeselamatanpasiendandiharapkandapatmengembangkan
sumberdaya (tenagadansarana) sehinggakelakdapatmembentuk ICU yang
merupakanpelayananlanjutandari HCU.

Anda mungkin juga menyukai