Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT SURYA ASIH

Jl. Jend. A. Yani No. 51 Pringsewu Telp. (0729) 22036 Fax. (0729) 22036
KABUPATEN PRINGSEWU - LAMPUNG

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SURYA ASIH


NOMOR: 001/RSSA/AKR-AP/VIII/2018

TENTANG

ASESMEN PASIEN
DI RUMAH SAKIT SURYA ASIH

DIREKTUR RUMAH SAKIT SURYA ASIH

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah


sakit, maka diperlukan proses asesmen pasien yang
efektif untuk menghasilkan keputusan pengobatan pasien
yang tepat;
b. Bahwa agar pelaksanaan asesmen pasien dapat berjalan
dengan baik diperlukan proses asesmen yang terstandar di
rumah sakit;
c. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka
diperlukan kebijakan tentang asesmen pasien di Rumah
Sakit Surya Asih;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1992 tentang Pokok-pokok Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
5. Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN


ASESMEN PASIEN DI RUMAH SAKIT SURYA ASIH;

Kesatu : Kebijakan asesmen pasien di Rumah Sakit Surya Asih


diberlakukan secara konsisten;

Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan asesmen pasien


dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Kepala
Bidang Keperawatan;

Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan


apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya maka akan
dilakukan perbaikan kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pringsewu
Pada tanggal 7 Agustus 2018

DIREKTUR RS SURYA ASIH

dr. Hetti Frawati Br. Simamora


NIK. 01.43052013
Lampiran : Keputusan Direktur RS
Nomor : 001/RSSA/AKR-AP/VIII/2018
Tanggal : 7 Agustus 2018

KEBIJAKAN TENTANG ASESMEN PASIEN


DI RUMAH SAKIT SURYA ASIH

1. Asesmen pasien merupakan proses berkelanjutan dan dinamis yang digunakan di


sebagian besar unit kerja (unit gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, maupun
unit pelayanan lain) untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien.
2. Asesmen pasien terdiri dari 3 (tiga) proses yaitu:
a. Pengumpulan informasi dan data mengenai status fisik, psikologis, sosial
ekonomi, nutrisi, dan spiritual serta riwayat kesehatan pasien.
b. Analisa data dan informasi termasuk hasil tes laboratorium dan pemeriksaan
diagnostik lain untuk mengidentifikasi kebutuhan keperawatan kesehatan
pasien.
c. Pengembangan rencana keperawatan atau medis untuk memenuhi kebutuhan
pasien yang telah diidentifikasi.
3. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yang dapat melakukan asesmen harus
memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh rumah sakit dan sesuai dengan
perizinan, undang-undang, maupun peraturan yang berlaku.
a. DPJP yaitu dokter spesialis yang memiliki STR-SIP, SPK-RKK, dan
kompetensi sesuai bidangnya.
b. Dokter UGD yaitu dokter umum, memiliki STR-SIP, SPK-RKK, sertifikat
kegawatdaruratan (ACLS/ ATLS/ GELS) serta berpengalaman.
c. Perawat/ bidan UGD yaitu tamatan DIII/ SI Keperawatan atau DIII/ DIV
Kebidanan, memiliki STR-SIK, SPK-RKK, dan sertifikat kegawatdaruratan
(BTCLS/ PPGD/ APN).
d. Perawat/ bidan ruangan yaitu tamatan DIII/SI Keperawatan atau DIII/ DIV
Kebidanan, memiliki STR-SIK, SPK-RKK, dan berpengalaman.
e. Ahli gizi yaitu tamatan DIII/ SI Gizi serta memiliki STR-SIK, SPK-RKK.
4. Asesmen pasien terdiri dari asesmen awal dan asesmen ulang.
5. Asesmen awal terdiri dari asesmen awal medis dan asesmen awal keperawatan
untuk menentukan kebutuhan medis dan keperawatan pasien.
6. Semua pasien yang dilayani di RS Surya Asih harus diidentifikasi kebutuhan
perawatan kesehatannya melalui proses asesmen awal dan akan menghasilkan
suatu diagnosis awal.
7. Hasil temuan semua asesmen di luar rumah sakit harus dinilai ulang dan
diverifikasi saat pasien masuk rawat inap yang sudah lebih dari 30 hari.
8. Pasien rawat inap harus mendapatkan asesmen awal medis dan keperawatan
dalam waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai kondisi pasien dari masuk rawat
inap.
9. Untuk pelaksanaan asesmen awal rawat jalan dan gawat darurat harus memenuhi
standar waktu tertentu.
10. Pasien rawat jalan dengan penyakit akut atau non kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 1 bulan. Sedangkan untuk pasien rawat jalan kronis,
asesmen awal diperbaharui dalam 3 bulan.
11. Asesmen awal medis dan keperawatan dilakukan secara integrasi melalui adanya
review dan verifikasi oleh DPJP dengan paraf atau tanda tangan DPJP pada
asemen awal keperawatan.
12. Isi asesmen awal minimal, meliputi: status fisik, psiko-sosio-spiritual, ekonomi,
riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, risiko jatuh, asesmen
fungsional, risiko nutrisional, kebutuhan edukasi, perencanaan pemulangan
pasien (discharge planning), dan riwayat penggunaan obat.
13. Semua pasien dilakukan asesmen ulang berdasar interval tertentu sesuai kondisi
dan pengobatan untuk mengetahui respon pasien terhadap pengobatannya.
Interval dapat ditetapkan dalam ukuran hari, minggu, bulan, atau sewaktu-waktu
(akut) tergantung kondisi pasien.
14. Pasien rawat inap dilakuan asesmen ulang medis saat dokter DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pasien) visit minimal 1x24 jam termasuk akhir minggu dan
hari libur dalam formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
15. Untuk asesmen ulang keperawatan dilakukan minimal 1x8 jam (per shift) dalam
formulir CPPT.
16. Asesmen awal gizi (skrining gizi) dilakukan oleh perawat atau bidan
menggunakan MST (Malnutrision Screening Tools) dan asesmen nutrisional
lanjut dilakukan oleh ahli gizi.
17. Asesmen risiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang telah mendapatkan
pelatihan penilaian dan penatalaksanaan risiko jatuh.
18. Asesmen kebutuhan fungsional dilakukan oleh perawat atau bidan dengan
menggunakan metode Barthel Index.
19. Setiap pasien harus dilakukan skrining awal nyeri (rapid assesment) dan
dilakukan asesmen lebih mendalam terhadap nyeri pasien sesuai dengan umur,
intensitas dan kualitas nyeri (karakterteristik, frekuensi, lokasi, dan lamanya)
misalnya PQRST serta harus dicatat dalam formulir yang telah ditentukan.
Dilakukan asesmen ulang yang teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yang telah
ditetapkan rumah sakit dan kebutuhan pasien.
20. Asesmen pasien pada pelayanan penunjang (laboratorium dan pencitraan
diagnostik) diatur sesuai kebijakan masing-masing pelayanan tersebut.
21. Pasien diinformasikan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium atau radiologi)
dan keluarga dilibatkan dalam proses perawatan pasien.
22. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien khusus dan memodifikasi proses
asesmen ini. Rumah sakit melakukan asesmen individual untuk melayani pasien
atau populasi khusus, seperti: pasien anak-anak, lansia, sakit terminal, pasien
dengan rasa nyeri kronis dan intens, wanita dalam proses melahirkan, wanita
dengan terminasi kehamilan, pasien gangguan jiwa, pasien diduga
ketergantungan obat atau alkohol, korban kekerasan/ terlantar, pasien dengan
penyakit menular, pasien yang mendapatkan kemoterapi/ radiasi, dan pasien
dengan daya imun rendah. Kriteria tentang asesmen tambahan, khusus, atau lebih
mendalam disusun oleh Kelompok Staf Medis (KSM).
23. Proses asesmen dapat dimodifikasi dengan melibatkan keluarga bila perlu sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi yang dapat diterima oleh budaya dan diperlakukan
secara konfidensial.
24. Pasien terminal harus dilakukan asesmen awal dan asesmen ulang sesuai
kebutuhan individu pasien. Temuan dalam asesmen didokumentasikan dalam
formulir CPPT.
25. Pengkajian perencanaan kepulangan pasien (discharge planning) dilakuan awal
pada saat pasien masuk rumah sakit, selama perawatan, dan menentukan
kebutuhan perencanaan pasien.
26. Semua hasil asesmen pasien harus dianalisis dan diintegrasikan secara
kolaboratif antar PPA yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pasien serta
didokumentasikan dalam rekam medis.
27. Setiap pasien dan atau keluarga diinformasikan hasil asesmen, perkembangan
penyakitnya, dan diagnosa medis.
DIREKTUR RS SURYA ASIH

dr. Hetti Frawati Br. Simamora


NIK. 01.43052013

Anda mungkin juga menyukai