Nomor : 01.02.4.001/DIR/I/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah
suatu unit tersendiri yang bersifat mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus dan merupakan bagian integral dari pelayanan
Rumah Sakit. Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Semarang sebagai salah satu
penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat
memberikan pelayanan ICU/NICU yang profesional dan berkualitas dengan
mengedepankan keselamatan pasien. Pelayanan ICU/NICU Rumah Sakit Ibu dan
Anak Bunda adalah pelayanan ICU/NICU primer (dasar) yang diberikan pada
pasien pasien yang membutuhkan pemantauan hemodinamik serta pasien
pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis dengan dukungan pelayanan
penunjang medik yang melibatkan berbagai tenaga profesional dari berbagai
macam multi disiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim
multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan
pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan
dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU/NICU Rumah Sakit Ibu dan Anak
Bunda.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di
bidang Pelayanan Intensive di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan intensive yang komprehensif, aman, nyaman
sesuai standar yang ditetapkan bagi pasien dan keluarga
b. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan yang didukung peralatan yang canggih,
kewaspadaan yang tinggi dan sumber daya yang handal
c. Mengutamakan keselamatan baik pasien maupun staf dalam setiap
aktifitas yang berlangsung di Unit Perawatan Intensive Care, dengan
mengikuti pedoman keselamatan kerja dan keselamatan pasien Rumah
Sakit Ibu dan Anak Bunda
d. Mengoptimalkan penanganan pada pasien yang memerlukan
pemantauan ketat hemodinamik
e. Mencegah dan mengendalikan infeksi dalam setiap tindakan baik bagi
pasien maupun petugas Unit Perawatan Intensive Care, dengan
mengikuti pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit
Ibu dan Anak Bunda .
f. Mencegah cacat dan kematian serta menurunkan lama rawat di unit
Perawatan Intensive Care dengan pelayanan yang optimal
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, tentang
Rumah Sakit.
3. Undang-undang Republik Indonesia no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437).
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaran Praktik Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045 tahun
2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/Menkes/Sk/XII/2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit
11. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
Hk.02.04/I/1966 /11 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1333/Menkes/SK/XII/1999 Standar Pelayanan Rumah Sakit
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008,
tentang standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
14. Hospital Accreditation Standard 3rd Edition - Joint Commission
International.
15. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan,
PERDICI,ISDAI. Standar Pelayanan ICU. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Jakarta.2009.
16. Direktorat Pelayanan Medik dan Gigi dasar, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan High Care Unit
(HCU), 2005
17. Direktorat keperawatan dan keteknisan medik standar pelayanan
keperawatan di ICU Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan RI, 2006
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta yang berfungsi untuk
memberikan pelayanan kesehatan baik kesehatan dasar, rujukan maupun
penunjang, di dalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan
fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
B. Distribusi ketenagaan
Dalam pendistribusian tenaga perawat dibagi dalam 4 shift yaitu pagi, sore,
malam dan libur malam dengan pembagian masing masing shift antara 3 4
perawat.
C. Pengaturan Jaga
Nama Peran Pagi Sore Malam
Dokter Jaga
Karu
BAB III
STANDAR FASILITAS
Pelayanan Intensive Care (ICU/NICU) terletak di lantai satu sisi sebelah selatan
gedung, dekat dengan kamar operasi, dan laboratorium.
A. Denah ruang
Ruang- ruang di ICU terdiri dari:
1. Ruang perawatan ICU
2. Ruang Perawatan NICU
3. Ruang Perawat
4. Ruang obat
5. Ruang .
6. Ruang gudang
B. Standar Fasilitas
1. Peralatan Medis
ICU/NICU Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda menyediakan pelayanan Intensive Care
bagi pasien yang membutuhkan dukungan bantuan hidup multi kompleks dengan
jangka waktu yang terbatas. Dalam operasional sehari hari ICU/NICU Rumah Sakit
Ibu dan Anak Bunda adalah sebagai berikut :
1. Dikelola oleh seorang dokter anesthesiologist sebagai konsultan ICU/NICU
2. Dokter jaga ICU/NICU adalah dokter umum yang selalu berada di ICU/NICU 24
jam
3. Semua perawat memiliki sertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan hidup
lanjut
4. Memiliki ruangan khusus
5. Memiliki kriteria pasien masuk dan keluar serta menerima pasien rujukan.
6. Perbandingan tenaga perawat : pasien adalah 1:1 untuk pasien dengan
ventilator, dan 2:1 untuk pasien yang menggunakan lebih dari 1 bantuan hidup.
7. Melakukan pemantauan dan perawatan intensif baik invasif maupun non
invasive
8. Melayani pemeriksaan laboratorium dan radiologi selama 24 jam.
2) Sistem pernafasan
a) Kegagalan pernafasan akut yang memerlukan bantuan ventilator
b) Pasien yang menunjukkan gangguan pernafasan
c) Pernapasan kegagalan dengan intubasi segera
3) Sistem saraf
a) Perdarahan Intrakranial dengan resiko herniasi
b) Perdarahan akut subarachnoid
c) Meningitis dengan perubahan status mental atau gangguan
pernapasan
d) Gangguan sistem saraf pusat atau neuromuskuler dengan fungsi
neurologis atau paru
e) Status epilepsi
f) Vasospasme
g) Cedera kepala berat
4) Overdosis obat
a) Hemodinamik tidak stabil setelah menelan obat
b) Konsumsi obat dengan perubahan status mental yang signifikan
dengan perlindungan jalan nafas yang tidak adekuat
c) Kejang setelah menelan obat
5) Sistem Gastro intestinal
a) Perdarahan gastrointestinal yang mengancam kehidupan termasuk
6) Pembedahan
a) Pasien post-operasi yang memerlukan pemantauan hemodinamik /
dukungan ventilasi atau asuhan keperawatan yang luas
14. Pasien yang keluar dari ICU/NICU hanya dapat dilakukan antara jam 08.00
20.00 kecuali ada pernyataan lain
15. Sebelum pasien dipindahkan, konsultan ICU/NICU atau dokter yang
didelegasikan memiliki kewajiban untuk memastikan daftar obat yang akan
diteruskan di bangsal perawatan sudah dilengkapi
BAB V
LOGISTIK
A. Tujuan
Tujuan dari pengadaan logistik sendiri adalah untuk menunjang operasional
harian agar dapat berjalan dengan lancar demi keamanan dan keselamatan
pasien dan petugas.
No NAMA BARANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
No NAMA BARANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
C. Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang disesuaikan jenis barang. Untuk pengadaan
barang fix asset dilakukan rencana budgeting pada setiap akhir tahunnya.
Barang dengan permintaan menggunakan form SPPB (Surat Pengeluaran
Permintaan Barang) untuk gudang farmasi dilakukan pada hari Senin dan
Kamis sedangkan untuk gudang umum permintaan dilakukan pada hari Rabu
dan Jumat
D. Pemesanan
Jenis pemesanan dapat berupa :
1. Fix Asset
Pemesanan barang yang sifat barangnya tidak habis pakai ( menjadi
asset ) Baik yang terdaftar sebagai budget tahunan maupun permintaan
di luar Budget ( jika ada perluasan, permintaan barang baru yang sifatnya
tidak bisa ditunda)
2. Purchaising Request
Bagian purchasing akan memproses pemesanana setiap permintaan
barang baik Fixxed Asset maupun non fixxed asset
3. SPPB
Pemesanan barang melaui SSPB baik ke gudang umum maupun gudang
Faramsi. Barang yang sudah dipakai (barang habis pakai) dapat berupa
service unit yang menjadi beban unit.
E. Penggunaan
Penggunaan barang disesuaikan dengan kebutuhan. Agar tidak terjadi
kerusakan staff harus memelihara alat/barang dengan sebaik mungkin. Barang
harus dilakukan perawatan harian, pengecekan berkala oleh petugas bio
medik dan jadwal kalibrasi. Penggunaan barang harus efektif dan efisien.
Seluruh staff memiliki tanggung jawab terhadap alat/barang yang ada di area
kerjanya.
F. Penarikan
Jika terjadi kerusakan alat/barang dilakuakn proses pengajuan work order dan
jika barangnya tidak dapat diperbaiki dan harus diganti maka dilakukan
mutasi barang. Untuk barang-barang yang kadaluarsa dilakukan proses retur
G. Monitoring
Monitoring dilakukan dengan melakukan inventaris tiap shift. Jika terjadi
ketidak sesuaian barang segera dilakukan penelusuran.
H. Evaluasi
Evaluasi alat/barang dilakukan tiap bulan dalam bentuk laporan bulanan dan
tiap tahun dalam bentuk laporan tahunan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh staff
dengan mengutamakan keselamatan dan kemanaan bagi pasien serta untuk
mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat menjalankan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Tercapainya International Patient Safety Goals
Setiap terjadi insiden staff harus membuat laporan insiden yang kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan action plan. Laporan insiden dikirim ke unit
manajemen risiko serta dilaporkan juga kepada kepala unit kemudian
diteruskan ke kepala perawatan.
Setiap terjadi insiden baik yang terjadi di layanan Intensive Care maupun yang
terjadi di unit lain, dilakukan breafing kepada staf ICU/NICU agar hal yang
serupa tidak terjadi kembali, atau jika diperlukan re-sosialisasi.
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Kesehatan & Keselamatan Kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan
dan peningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan
penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi
B. Tujuan
Menurut mangkunegara (2002, p. 165) bahwa tujuan dari kesehatan dan
keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
seselektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengertian Mutu
Mutu adalah............
Indikator Mutu layanan Intensive Care (ICU/NICU) ada tiga yaitu :
1. kepatuhan staff dalam melakukan hand hygiene sesuai five moment
pedoman WHO,
2. kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi pasien dengan benar
3. kepatuhan staf dalam melakukan pencatatan obat high alert (KCL).
2. Identifikasi Pasien
2. High Alert
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan Intensive Care Unit Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda
ini diharapkan dapat menjadi panduan atau acuan bagi seluruh staff yang bekerja di
ICU/NICU sehingga pelayanan kesehatan paripurna kepada pasien dan keluarga
dapat diwujudkan.
Pedoman ini juga menjadi acuan kepada seluruh staff yang bekerja di ICU/NICU
baik staff lama atapun staff yang baru bergabung.
Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini akan dapat memberikan gambaran
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien,
keluarga serta customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada
pelanggan tercapai dengan sebaik-baiknya.
Didistribusikan kepada:
- - -