DEFENISI
Pengkajian awal sudah harus selesai dalam tempo 24 jam dan untuk
pasien dengan kasus kegawatan harus diselesaikan sedini mungkin sesuai
kebutuhan. Kegiatan dokumentasi Pengkajian awal ke catatan medis dilakukan di
unit rawatan dan catatan medis pasien tidak dizinkan untuk dibawa ke luar area
unit rawatan.
Isi minimal pengkajian medis untuk rawat inap meliputi : riwayat alergi,
alasan masuk rumah sakit, riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik. Isi minimal
pengkajian keperawatan untuk rawat inap meliputi : status psikososial, resiko
jatuh, status fungsional, nyeri, skrining gizi, kebutuhan edukasi dan discharge
planning
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah
asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien. Khusus
pasien rawat inap, asesmen pasien terkait status kesehatan, intervensi, kebutuhan
keperawatan, dan gizi. Untuk dapat berhasil memberikan terapi / asuhan yang
berorientasi kepada pasien, dalam prakteknya, dokter, perawat dan dietisien harus
memiliki pengetahuan dan keahlian dalam melakukan asesmen pasien. Asesmen
pasien diperoleh dari pasien dan sumber-sumber lain (misalnya: profil terapi
obat, rekam medis, dan lain-lain). Asesmen pasien dibutuhkan dalam membuat
keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan dan
permasalahan keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan permasalahan
kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa
timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil
yang diharapkan pasien terpenuhi.
Proses asuhan kepada pasien saling berhubungan/ terjadi kolaborasi antara dokter,
perawat dan gizi. Sulit untuk dimengerti bahwa dokter dapat menyembuhkan
pasien tanpa bantuan asuhan keperawatan dan terapi gizi.
ASESMEN PASIEN
MENGEMBANGKAN
RENCANA ASUHAN
MELAKUKAN EVALUASI
Pasien
Surat Pengantar Rawat (RM.1.6)
DPJP/Keperawatan/Apoteker/Dietisienis
Memberikan edukasi kepada pasien / keluarga
DPJP
Ya
Perlu HCU / ICU? Meminta persetujuan
masuk HCU / ICU
Tidak
DPJP
Melakukan penanganan lanjutan Prosedur
Mengisi Form Discharge Planning HCU / ICU
DPJP
Selesai Mengisi Form resume medis Prosedur
Membuat surat rujuk balik / kontrol poli kamar jenazah
3. Alur Assesmen Rawat Jalan
Mulai
Pasien
Masuk Poliklinik
Keperawatan
Memeriksa kelengkapan administrasi
Mengentri data pasien ke poliklinik yang di tuju
dituju
Prosedur
DPJP
Penunjang
Pengkajian medis :Anamnesis &
1.
Prosedur Pemeriksaan fisik
Tindakan/
DPJP
One Day Care ya
Perlu 2.
Penunjang? Menulis surat
permintaan penunjang
tidak
ya Perlu Tindakan?
3.
tidak
Perlu MRS?
tidak
ya
Perawat
DPJP Melakukan Penjadwalan
Kasus Bedah?
Menulis resep / Operasi
surat kontrol / ya
rujuk balik DPJP Bedah
Prosedur
Menulis Pengantar Rawat Masuk Rumah Sakit
Pendaftaran
di IBP
Selesai
4. Assesmen Gawat darurat
Pendekatan Pengkajian pasien gawat darurat agak berbeda, hal ini timbul
oleh karena ada beberapa label triage yaitu label biru (resusitasi),label merah
(emergency),label kuning (urgency), label hijau ( false emergency). Pengkajian
dipandu dengan menggunakan sistim triase. Pada keadaan gawat darurat,
Pengkajian medis dan keperawatan dapat dibatasi pada kebutuhan dan kondisi
yang nyata. Juga apabila tidak ada waktu untuk mencatat riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik dari seorang pasien gawat darurat yang perlu dioperasi, dibuat
catatan pada diagnosis pra-operatif sebelum tindakan dilaksanakan.
5. Asesmen Ulang
Pasien dikaji ulang selama proses perawatan dirawat inap atau dirawat jalan
pada interval tertentu berdasarkan kebutuhan dan rencana perawatan.
Pengkajian ulang dilakukan :
a. Pada interval tertentu selama proses perawatan, misalnya : pengkajian
nyeri, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan lain-lain berdasarkan
kondisi pasien
b. Setiap hari termasuk akhir minggu oleh dokter pada perawatan fase akut.
c. Jika terjadi perubahan yang bermakna pada kondisi pasien
d. Jika diagnosa pasien berubah dan kebutuhan perawatan memerlukan
perubahan rencana
e. Untuk menentukan menetapkan apakah obat dan pengobatan lain berhasil
dan pasien dapat dipindahkan atau dipulangkan
Pengkajian ulang didokumentasikan pada catatan terintegrasi dalam
bentuk SOAP:
S : Subjektif (Keluhan Pasien) :
Mencatat sesuai dengan pernyataan pasien dan gejala, berisi
informasi tentang pasien yang meliputi informasi yang diberikan
oleh pasien, anggota keluarga, orang lain yang penting, atau yang
merawat/ Mencatat
O : Objektif (Temuan yang didapat secara objektif) :
Berisi informasi tentang temuan dari pemeriksaan fisik, observasi
tes diagnostik dan laboratorium
A : Assesmen (Pengkajian) : Analisa Data
Penilaian atau pengkajian terhadap gejala yang ada dan tanda
yang didapat, mungkin sudah ada perbaikan atau sembuh/ menilai
kondisi pasien sehingga dapat ditentukan rencana terapi/tindakan
P : Planning (Perencanaan)
Berisi rencana perawatan/tindakan/terapi, pemeriksaan tambahan
yang dibutuhkan.
Perencanaan mencankup ketiga aspek yaitu rencana diagnostik , kalau ada yang
baru mau dikerjakan , misalnya USG , CT Scan dll. Rencana terapi bila ada yang
mau diubah ataupun dihentikan karena timbul efek samping . Rencana
penyuluhan bila masih ada hal-hal yang mau disampaikan kepada keluarga.
A. Contoh Planning :
1) DPJP
a. Mengisi data riwayat medis dan pemeriksaan fisik
dirangkum sebagai informasi pertama pada lembar catatan
kemajuan penderita dirawat terintegrasi
b. Mencatat perkembangan pasien setiap hari sebagai hasil
kunjungan keruangan perawatan pasien ( visite )
Contoh SOAP : Kasus Hipertensi
S : sakit kepala , pusing
O : tekanan darah 200 /90 mmHg
A : tekanan darah masih tinggi
P : lanjutkan catopril 25 mg 3x1 sehari dan Diuril 500 mg
perhari pagi .
c. Bertanggung jawab terhadap pasien dalam mengambil
berbagai keputusan klinis dan mencatat nya .
2) Perawat
a. Merupakan kesatuan diagnosa yang ada , untuk SOAP
secara umum diisi minimal satu kali sehari : pagi hari
b. Subjektif- Assesment , diisi oleh petugas shift dina
c. Planning / perencanaan , ditulis oleh ketua tim untuk 24
jam
d. Diagnosa prioritas
e. Skrining nyeri (VAS skala nyeri > 4 )
f. Skrining gizi > 2
g. Resiko jatuh
h. Status Fungsional (bartel Indeks)
3) Fisioterapi
4) Gizi
Contoh :
S: pasien Tn Ali , nama ibu kandung Siti , dirawat di IP , saat ini
mengalami gangguan pernafasan .
B: Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat
pneumothorax, O2 saturasi turun dari 95 % dalam 2 menit menjadi
85 % dengan nonrebreathing , pada auskultasi : suara pernafasan
menurun , pasien pada saat ini diposisikan tidur semi flower ,dan
diberikan oksigen 4 liter/ mnt dengan nasal canule
A: pasien tampak nya tidak stabil dan cendrung memburuk .
R: mohon segera datang , apakah diperlukan tindakan intubasi atau
transfer segera ke HCU
4. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa terkadang dibutuhkan konfirmasi
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik.
Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan
dalam rekam medis pasien.
BAB III
TATALAKSANA
1. Pengkajian Awal
a. Pengkajian Medis
Pengkajian awal medis meliputi :
a. Riwayat alergi
b. Alasan masuk rumah sakit
c. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit saat ini
3) Riwayat penyakit masa lalu (riwayat pengobatan, riwayat operasi)
4) Riwayat kesehatan keluarga
d. PemeriksaanFisik
1) Generalis
2) Lokalis : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
b. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan meliputi :
a. Status psikososial; menilai status psikologis, status mental, status
sosial
b. Pengkajian resiko jatuh dengan menggunakan skala morse untuk
dewasa dan humpty dumpty untuk pasien anak
c. Status fungsional; menggunakan pengkajian status fungsional
Barthel Index untuk menilai kemampuan fungsional pasien; mandiri,
ketergantungan ringan, ketergantungan sedang , ketergantungan
berat dan ketergantungan total
d. Nyeri, dilakukan skrining dan dilanjutkan dengan pengkajian nyeri
apabila pasien mengalami nyeri
e. Skrining gizi dengan menggunakan MST (Malnutrition Screening
Tool) riwayat penurunan berat badan dan asupan makanan selama
sakit
f. Kebutuhan edukasi : hambatanan penerimaan pembelajaran , cara
belajar yang disukai
g. Discharge planning
Meliputi pengkajian tentang : Gambaran aktifitas dirumah, pemberian
obat dirumah, instanasi pelayanan kesehatan yang bisa dihubungi jika
terjadei kedaruratan, penjelasan tentang hasil laboratorium dan
pemeriksaan penunujang lainnya, rencana kontrol selanjutnya dan
laian-lain sesuai kebutuhan.
c. Pengkajian Lanjutan
Informasi yang didapat pada Pengkajian awal melalui penerapan kriteria
skrining dapat member indikasi bahwa pasien membutuhkan Pengkajian
lebih lanjut atau lebih mendalam tentang status gizi dan status fungsional,
termasuk resiko jatuh
1) Setiap pasien baru dilakukan skrining gizi oleh perawat dengan
menggunakan Malnutrision Scrining Tool (MST) untuk menentukan status
gizinya dan dikonsul ke ahli gizi apabila pasien beresiko malnutrisi untuk
mendapatkan intervensi nutrisional
2) Pasien baru dilakukan penilaian status fungsional dengan menggunakan
penilaian Barthel Indeks untuk menentukan kemampuan fungsionalnya
dan dikonsulkan ke rehabilitasi medis apabila pasien mempunyai tingkat
ketergantungan yang berat atau ketergantungan total.
3) Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan
skala morse untuk pasien dewasa dan Humty dumpty untuk pasien anak
dan dilakukan intervensi sesuai dengan skor resiko jatuh
4) Semua pasien diskrining untuk rasa sakit dan dilanjutkan dengan
Pengkajian nyeri dengan menggunakan format pengkajian nyeri sesuai
kebutuhan (VAS, Wong Baker, COMFORT SCALE, FLACC dan
CRIES) apabila pasien mengalami nyeri
d. Pengkajian Awal pada Populasi Tertentu
Pengkajian awal pada tipe pasien tertentu atau populasi tertentu
memerlukan modifikasi proses pengkajian . Yang termasuk pada pasien
dengan populasi tertentu atau populasi khusus adalah :
1) Anak-anak
2) Dewasa muda
3) Lanjut usia lemah
4) Sakit terminal
5) Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dani ntens
6) Wanita dalam proses melahirkan
7) Wanita dalam proses terminasi kehamilan
8) Pasien dengan gangguan emosional atau gangguan jiwa
9) Pasien diduga ketergantungan obat atau alkohol
10) Korban kekerasan atau terlantar
11) Pasien dengan infeksi atau penyakit menular
12) Pasien yang mendapatkan kemotherapi dan radiasi
13) Pasien dengan daya imun rendah
3. Pengkajian ulang
1) Pengkajian ulang didokumentasikan pada catatan t erintegrasi dalam bentuk
SOAP.
2) Pengkajian ulang resiko jatuh didokumentasikan dalam catatan terintegrasi,
lembar observasi dengan menggunakan form pengkajian resiko jatuh
3) Pengkajian ulang status fungsional didokumentasikan pada catatan
terintegrasi dengan menggunakan format pengkajian barthel indeks
4) Pengkajian ulang untuk vital sign, nyeri dan resiko jatuh didokumentasikan
dalam catatan observasi.
Direktur Utama,
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebijakan pelayanan di rumah sakit.