Anda di halaman 1dari 19

BAB I

DEFENISI

1. Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat,


dietisien mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif
untuk membuat keputusan terkait :
a. Status kesehatan pasien
b. Kebutuhan perawatan
c. Intervensi
d. Evaluasi
2. Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana
dokter, perawat, dietisien mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama
sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat tergantung kondisi
pasien dan dicatat dalam rekam medis
3. Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses
dimana dokter mengevaluasi data pasien baru rawat jalan
4. Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter,
perawat, dietisien mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan
yang signifikan atas kondisi klinisnya.
5. Asesemen Individual adalah isi minimal dari asesmen yang ditentukan
oleh departemen / SMF
6. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien
7. DPJP adalah seorang dokter Spesialis/ dokter gigi Spesialis yang
bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien. DPJP
juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan, kejelasan dan kebenaran
serta ketepatan waktu pengembalian dari rekam medis pasien tersebut
8. Case Manager adalah Supervisor Keperawatan yang bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan atas setiap pasien. Tujuannya untuk
menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien tersebut.
9. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan &
kebidanan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang di
mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki
ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal
10. Dietisien adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri
dalam dietetika, studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk
mencegah dan mengobati penyakit.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ketegori Asesmen Pasien :


1. Asesmen Medis
2. Asesmen Keperawatan
3. Asesmen Gizi
B. Assesmen Awal :

Pengkajian awal pasien adalah suatu proses pengumpulan informasi dari


data keadaan fisik, psikologis, sosial dan riwayat kesehatan pasien baru meliputi
pengkajian awal medis dan keperawatan

Pengkajian awal dilakukan pada pasien baru di poliklinik untuk pasien


rawat jalan, digawat darurat dan dirawat inap dimana pasien mendapat pelayanan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

Tujuan dari Pengkajian awal adalah :

a. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu dan


saat ini bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi pasien , guna
membuat suatu basis data yang lengkap
b. Mengumpulkan data yang komprehensif untuk menilai kondisi dan masalah
pasien, mengidentifikasi kondisi yang mengancam kehidupan, melakukan
intervensi segera
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien, menganalisis
informasi dan data hasil laboratorium serta imajing diagnostik (radiologi)
d. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh pasien
dengan cara mengakses kondisi fisik, psikologis, sosiokultural dan spiritual
yang bisa mempengaruhi status kesehatannya
e. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang
telah diidentifikasi
1. Assesmen Awal Rawat Inap

Lingkup pengkajian awal rawat inap meliputi : keluhan utama, riwayat


penyakit sekarang, termasuk daftar pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit
terdahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, status sosial ekonomi, riwayat
pekerjaan, status psikologi dan kebiasaan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang; laboratorium, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya,
kesimpulan, diagnosa dan prognosis

Informasi sosial (budaya, keluarga, ekonomi) tidak dimaksud untuk


mengelompokan pasien. Tetapi, merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap penyakit dan pengobatannya. Pengkajian
yang lengkap dan tersedia akan memudahkan Berbagai staf yang merawat pasien
dapat terlibat dalam proses Pengkajian . Untuk memulai pengobatan yang benar
dan sesegera mungkin, Pengkajian awal harus diselesaikan secepat mungkin.

Pengkajian awal sudah harus selesai dalam tempo 24 jam dan untuk
pasien dengan kasus kegawatan harus diselesaikan sedini mungkin sesuai
kebutuhan. Kegiatan dokumentasi Pengkajian awal ke catatan medis dilakukan di
unit rawatan dan catatan medis pasien tidak dizinkan untuk dibawa ke luar area
unit rawatan.

Pengkajian awal harus diulangi lagi jika Pengkajian tersebut telah


melewati batas 30 hari. Pengkajian medis awal harus didokumentasikan sebelum
tindakan anestesi atau bedah. Hasil Pengkajian medis dan setiap pemeriksaan
diagnostik dicatat dalam rekam medis sebelum tindakan anestesi atau bedah.

Isi minimal pengkajian medis untuk rawat inap meliputi : riwayat alergi,
alasan masuk rumah sakit, riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik. Isi minimal
pengkajian keperawatan untuk rawat inap meliputi : status psikososial, resiko
jatuh, status fungsional, nyeri, skrining gizi, kebutuhan edukasi dan discharge
planning

Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah
asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien. Khusus
pasien rawat inap, asesmen pasien terkait status kesehatan, intervensi, kebutuhan
keperawatan, dan gizi. Untuk dapat berhasil memberikan terapi / asuhan yang
berorientasi kepada pasien, dalam prakteknya, dokter, perawat dan dietisien harus
memiliki pengetahuan dan keahlian dalam melakukan asesmen pasien. Asesmen
pasien diperoleh dari pasien dan sumber-sumber lain (misalnya: profil terapi
obat, rekam medis, dan lain-lain). Asesmen pasien dibutuhkan dalam membuat
keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan dan
permasalahan keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan permasalahan
kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa
timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil
yang diharapkan pasien terpenuhi.
Proses asuhan kepada pasien saling berhubungan/ terjadi kolaborasi antara dokter,
perawat dan gizi. Sulit untuk dimengerti bahwa dokter dapat menyembuhkan
pasien tanpa bantuan asuhan keperawatan dan terapi gizi.

ASESMEN PASIEN

ASESMEN ASESMEN MEDIS ASESMEN GIZI


KEPERAWATAN

RENCANA TERAPI BERSAMA

MENGEMBANGKAN
RENCANA ASUHAN

MELAKUKAN EVALUASI

MELAKUKAN ASESMEN ULANG BILA TERJADI


PERUBAHAN SIGNIFIKAN TERHADAP KONDISI KLINIS
PASIEN

Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh


proses, agar asuhan kepada pasian menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila
terjadi perubahan yang signifikan terhadap kondisi klinis pasien, maka harus
segera dilakukan asesmen ulang. Bagian akhir dari asesmen adalah melakukan
evaluasi, umumnya disebut monitoring yang menjelaskan faktor-faktor yang
akan menentukan pencapaian hasil-hasil nyata yang diharapkan pasien
2. Alur Assesmen Pasien Rawat Inap
Mulai

Pasien
Surat Pengantar Rawat (RM.1.6)

Dietisien DPJP Keperawatan


Pengkajian Status Pengkajian awal medis : Pengkajian awal Kprwt. :
Gizi  Anamnesis & pemeriksaan fisik  Keluhan utama
 Diagnosis kerja  Kenyamanan/aktivitas/proteksi
 Pemeriksaan penunjang  Pola makan & eliminasi
 Rencana terapi  Respon emosi &kognisi
 Skrining nyeri  Sosio-spiritual
Perlu
terapi gizi? DPJP
Menulis Resep pada Daftar  Pengkajian Kebutuhan Rohani
pemberian obat/alkes (RM 8.1)  Pengkajian Risiko Jatuh
Ya
 Meminta diagnosa penunjang  Pengkajian Nyeri (bila ada)
Apoteker  Pengkajian Fungsional
Dietisien Menyiapkan obat / alkes 
Kolaborasi  Keperawatan
Pemberian nutrisi Asuhan Keperawatan. :
DPJP
Melakukan terapi sesuai PPK dan CP  Data khusus/fokus
 Masalah/dx keperawatan
 Tgl / jam intervensi
DPJP/ Keperawatan /Dietisien  Tgl/jam evaluasi (SOAP)
Pengkajian ulang medis / keperawatan/gizi
 Observasi tanda vital,nyeri & keluaran cairan harian
 Perkembangan terintegrasi
 Monitor harian

DPJP & Keperawatan


Merencanakan pemulangan pasien

DPJP/Keperawatan/Apoteker/Dietisienis
Memberikan edukasi kepada pasien / keluarga

DPJP
Ya
Perlu HCU / ICU? Meminta persetujuan
masuk HCU / ICU
Tidak
DPJP
 Melakukan penanganan lanjutan Prosedur
 Mengisi Form Discharge Planning HCU / ICU

Belum Meninggal DPJP


Sembuh ?
Menulis sebab kematian
Ya

DPJP
Selesai  Mengisi Form resume medis Prosedur
 Membuat surat rujuk balik / kontrol poli kamar jenazah
3. Alur Assesmen Rawat Jalan

Mulai

Pasien
Masuk Poliklinik

Keperawatan
 Memeriksa kelengkapan administrasi
 Mengentri data pasien ke poliklinik yang di tuju
dituju
Prosedur
DPJP
Penunjang
Pengkajian medis :Anamnesis &
1.
Prosedur Pemeriksaan fisik
Tindakan/
DPJP
One Day Care ya
Perlu 2.
Penunjang? Menulis surat
permintaan penunjang
tidak

ya Perlu Tindakan?
3.
tidak

Perlu MRS?
tidak
ya
Perawat
DPJP Melakukan Penjadwalan
Kasus Bedah?
Menulis resep / Operasi
surat kontrol / ya
rujuk balik DPJP Bedah
Prosedur
Menulis Pengantar Rawat Masuk Rumah Sakit
Pendaftaran
di IBP
Selesai
4. Assesmen Gawat darurat

Pendekatan Pengkajian pasien gawat darurat agak berbeda, hal ini timbul
oleh karena ada beberapa label triage yaitu label biru (resusitasi),label merah
(emergency),label kuning (urgency), label hijau ( false emergency). Pengkajian
dipandu dengan menggunakan sistim triase. Pada keadaan gawat darurat,
Pengkajian medis dan keperawatan dapat dibatasi pada kebutuhan dan kondisi
yang nyata. Juga apabila tidak ada waktu untuk mencatat riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik dari seorang pasien gawat darurat yang perlu dioperasi, dibuat
catatan pada diagnosis pra-operatif sebelum tindakan dilaksanakan.

Pengertian kegawatdaruratan secara medis sangatlah berbeda dengan


pengertian pasien/ keluarga. Oleh sebab itu response time sangatlah berperan
dalam menjembatani perbedaan tersebut. Pencatatan waktu saat penderita datang
dan pencatatan saat treatment dimulai, serta pencatatan waktu saat treatment
memperlihatkan hasil, penting untuk akuntabilitas, dan pengontrolan mutu
layanan IGD.

5. Asesmen Ulang
Pasien dikaji ulang selama proses perawatan dirawat inap atau dirawat jalan
pada interval tertentu berdasarkan kebutuhan dan rencana perawatan.
Pengkajian ulang dilakukan :
a. Pada interval tertentu selama proses perawatan, misalnya : pengkajian
nyeri, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan lain-lain berdasarkan
kondisi pasien
b. Setiap hari termasuk akhir minggu oleh dokter pada perawatan fase akut.
c. Jika terjadi perubahan yang bermakna pada kondisi pasien
d. Jika diagnosa pasien berubah dan kebutuhan perawatan memerlukan
perubahan rencana
e. Untuk menentukan menetapkan apakah obat dan pengobatan lain berhasil
dan pasien dapat dipindahkan atau dipulangkan
Pengkajian ulang didokumentasikan pada catatan terintegrasi dalam
bentuk SOAP:
S : Subjektif (Keluhan Pasien) :
Mencatat sesuai dengan pernyataan pasien dan gejala, berisi
informasi tentang pasien yang meliputi informasi yang diberikan
oleh pasien, anggota keluarga, orang lain yang penting, atau yang
merawat/ Mencatat
O : Objektif (Temuan yang didapat secara objektif) :
Berisi informasi tentang temuan dari pemeriksaan fisik, observasi
tes diagnostik dan laboratorium
A : Assesmen (Pengkajian) : Analisa Data
Penilaian atau pengkajian terhadap gejala yang ada dan tanda
yang didapat, mungkin sudah ada perbaikan atau sembuh/ menilai
kondisi pasien sehingga dapat ditentukan rencana terapi/tindakan
P : Planning (Perencanaan)
Berisi rencana perawatan/tindakan/terapi, pemeriksaan tambahan
yang dibutuhkan.

Perencanaan mencankup ketiga aspek yaitu rencana diagnostik , kalau ada yang
baru mau dikerjakan , misalnya USG , CT Scan dll. Rencana terapi bila ada yang
mau diubah ataupun dihentikan karena timbul efek samping . Rencana
penyuluhan bila masih ada hal-hal yang mau disampaikan kepada keluarga.
A. Contoh Planning :
1) DPJP
a. Mengisi data riwayat medis dan pemeriksaan fisik
dirangkum sebagai informasi pertama pada lembar catatan
kemajuan penderita dirawat terintegrasi
b. Mencatat perkembangan pasien setiap hari sebagai hasil
kunjungan keruangan perawatan pasien ( visite )
Contoh SOAP : Kasus Hipertensi
S : sakit kepala , pusing
O : tekanan darah 200 /90 mmHg
A : tekanan darah masih tinggi
P : lanjutkan catopril 25 mg 3x1 sehari dan Diuril 500 mg
perhari pagi .
c. Bertanggung jawab terhadap pasien dalam mengambil
berbagai keputusan klinis dan mencatat nya .
2) Perawat
a. Merupakan kesatuan diagnosa yang ada , untuk SOAP
secara umum diisi minimal satu kali sehari : pagi hari
b. Subjektif- Assesment , diisi oleh petugas shift dina
c. Planning / perencanaan , ditulis oleh ketua tim untuk 24
jam
d. Diagnosa prioritas
e. Skrining nyeri (VAS skala nyeri > 4 )
f. Skrining gizi > 2
g. Resiko jatuh
h. Status Fungsional (bartel Indeks)
3) Fisioterapi

Tulis keadaan pasien yang ditemukan sesuai dengan hasil pengkajian


dengan sistem SOAP

4) Gizi

Tulis keadaan pasien yang ditemukan sesuai dengan hasil pengkajian


dengan sistim ADIME :

a. A = assesmen ( Antropometri , Biokimia , Clinis , Dietary )


b. D = Diagnosa Gizi ( Domain intake , Domain klinis ,
Domain Behavior )
c. I = Intervensi gizi ,
d. ME = Monitoring dan Evaluasi
5) Farmasi : untuk melihat toleransi dan efek samping
Ditulis secara SOAP pada keadaan tertentu.

B. KONFIRMASI kembali kebenaran pesan yang ditulis , dan


membubuhkan stempel konfirmasi dan pengirim pesan / dokter
menandatangani saat visit hari berikutnya .datang , setelah
komunikasi dilakukan .
1) Komunikasi melalui telepon
2) Komunikasi melaporkan kondisi pasien dengan SBAR
( Situation – Background – Assesment -Recommendation )

Contoh :
S: pasien Tn Ali , nama ibu kandung Siti , dirawat di IP , saat ini
mengalami gangguan pernafasan .
B: Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat
pneumothorax, O2 saturasi turun dari 95 % dalam 2 menit menjadi
85 % dengan nonrebreathing , pada auskultasi : suara pernafasan
menurun , pasien pada saat ini diposisikan tidur semi flower ,dan
diberikan oksigen 4 liter/ mnt dengan nasal canule
A: pasien tampak nya tidak stabil dan cendrung memburuk .
R: mohon segera datang , apakah diperlukan tindakan intubasi atau
transfer segera ke HCU

6) Komunikasi menerima pesan / instruksi dengan TBAK (Tulis –


Baca – Konfirmasi Kembali )
a. Penerima laporan : TULIS .... pesan yang disampaikan ,
b. BACA , yaitu bacakan kembali isi pesan

4. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa terkadang dibutuhkan konfirmasi
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik.
Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan
dalam rekam medis pasien.
BAB III
TATALAKSANA
1. Pengkajian Awal
a. Pengkajian Medis
Pengkajian awal medis meliputi :
a. Riwayat alergi
b. Alasan masuk rumah sakit
c. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit saat ini
3) Riwayat penyakit masa lalu (riwayat pengobatan, riwayat operasi)
4) Riwayat kesehatan keluarga
d. PemeriksaanFisik
1) Generalis
2) Lokalis : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

b. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan meliputi :
a. Status psikososial; menilai status psikologis, status mental, status
sosial
b. Pengkajian resiko jatuh dengan menggunakan skala morse untuk
dewasa dan humpty dumpty untuk pasien anak
c. Status fungsional; menggunakan pengkajian status fungsional
Barthel Index untuk menilai kemampuan fungsional pasien; mandiri,
ketergantungan ringan, ketergantungan sedang , ketergantungan
berat dan ketergantungan total
d. Nyeri, dilakukan skrining dan dilanjutkan dengan pengkajian nyeri
apabila pasien mengalami nyeri
e. Skrining gizi dengan menggunakan MST (Malnutrition Screening
Tool) riwayat penurunan berat badan dan asupan makanan selama
sakit
f. Kebutuhan edukasi : hambatanan penerimaan pembelajaran , cara
belajar yang disukai
g. Discharge planning
Meliputi pengkajian tentang : Gambaran aktifitas dirumah, pemberian
obat dirumah, instanasi pelayanan kesehatan yang bisa dihubungi jika
terjadei kedaruratan, penjelasan tentang hasil laboratorium dan
pemeriksaan penunujang lainnya, rencana kontrol selanjutnya dan
laian-lain sesuai kebutuhan.

c. Pengkajian Lanjutan
Informasi yang didapat pada Pengkajian awal melalui penerapan kriteria
skrining dapat member indikasi bahwa pasien membutuhkan Pengkajian
lebih lanjut atau lebih mendalam tentang status gizi dan status fungsional,
termasuk resiko jatuh
1) Setiap pasien baru dilakukan skrining gizi oleh perawat dengan
menggunakan Malnutrision Scrining Tool (MST) untuk menentukan status
gizinya dan dikonsul ke ahli gizi apabila pasien beresiko malnutrisi untuk
mendapatkan intervensi nutrisional
2) Pasien baru dilakukan penilaian status fungsional dengan menggunakan
penilaian Barthel Indeks untuk menentukan kemampuan fungsionalnya
dan dikonsulkan ke rehabilitasi medis apabila pasien mempunyai tingkat
ketergantungan yang berat atau ketergantungan total.
3) Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan
skala morse untuk pasien dewasa dan Humty dumpty untuk pasien anak
dan dilakukan intervensi sesuai dengan skor resiko jatuh
4) Semua pasien diskrining untuk rasa sakit dan dilanjutkan dengan
Pengkajian nyeri dengan menggunakan format pengkajian nyeri sesuai
kebutuhan (VAS, Wong Baker, COMFORT SCALE, FLACC dan
CRIES) apabila pasien mengalami nyeri
d. Pengkajian Awal pada Populasi Tertentu
Pengkajian awal pada tipe pasien tertentu atau populasi tertentu
memerlukan modifikasi proses pengkajian . Yang termasuk pada pasien
dengan populasi tertentu atau populasi khusus adalah :
1) Anak-anak
2) Dewasa muda
3) Lanjut usia lemah
4) Sakit terminal
5) Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dani ntens
6) Wanita dalam proses melahirkan
7) Wanita dalam proses terminasi kehamilan
8) Pasien dengan gangguan emosional atau gangguan jiwa
9) Pasien diduga ketergantungan obat atau alkohol
10) Korban kekerasan atau terlantar
11) Pasien dengan infeksi atau penyakit menular
12) Pasien yang mendapatkan kemotherapi dan radiasi
13) Pasien dengan daya imun rendah

e. Pengkajian pada pasien yang akan meninggal dunia


Pengkajian dan Pengkajian ulang harus dilaksanakan secara individual
sesuai dengan kondisi pasien untuk dapat menilai dan memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga apabila pasien mendekati kematian.

f. Pengkajian Perencanaan Pasien Pulang (Discharge Planning)


Proses Pengkajian dan perencanaan pasien pulang membutuhkan waktu
yang lama karena harus dimulai segera setelah pasien diterima sebagai
pasien rawat inap dan selesai 48 jam sebelum pasien pulang
2. Pemeriksaan Penunjang
Dalam mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien dibutuhkan konfirmasi
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik.
BAB IV
DOKUMENTASI

Masing –masing profesi mendokumentasikan hasil pengkajian pada form rekam


medis :
1. Pengkajian awal
a. Pengkajian medis didokumentasikan dalam :
1) Form Pengkajian awal medis rawat jalan
2) Form Pengkajian gawat darurat.
3) Form Triage terintegrasi,
4) Form Pengkajian Awal Medis rawat Inap
5) Form Pengkajian lanjut

b. Pengkajian keperawatan didokumentasikan dalam


1) Form Pengkajian awal keperawatan rawat jalan (RM 3.1/PAK RJ REV
I/2015
2) Form Pengkajian awal kebidanan rawat jalan
3) Form Pengkajian awal keperawatan gawat darurat (RM 6.2.1/PKeb
GD/2015)
4) Form Pengkajian awal kebidanan gawat darurat
5) Form Pengkajian awal anak gawat darurat
6) Form Pengkajian awal neonatus gawat darurat
7) Form Pengkajian awal keperawatan rawat inap (RM 6.3 A/PAK RI/2015)
8) Form Pengkajian awal kebidanan rawat inap
9) Form Pengkajian awal anak rawat inap(RM 6.5/PAK Anak RI/2013)

3. Pengkajian ulang
1) Pengkajian ulang didokumentasikan pada catatan t erintegrasi dalam bentuk
SOAP.
2) Pengkajian ulang resiko jatuh didokumentasikan dalam catatan terintegrasi,
lembar observasi dengan menggunakan form pengkajian resiko jatuh
3) Pengkajian ulang status fungsional didokumentasikan pada catatan
terintegrasi dengan menggunakan format pengkajian barthel indeks
4) Pengkajian ulang untuk vital sign, nyeri dan resiko jatuh didokumentasikan
dalam catatan observasi.

Direktur Utama,

dr Henny Ganda Nainggolan


NIP. 197109152003121001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya Panduan Pengkajian Pasien dapat selesai disusun. Buku Panduan ini
disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang memberikan pelayanan kepada
pasien dalam mempersiapkan rencana pemulangan pasien mulai sejak awal pasien
dirawat di rumah sakit sampai pulang secara komprehensif.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebijakan pelayanan di rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


Tim Penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam membantu
menyelesaikan penyusunan panduan ini.

Tarutung, Mei 2016


Direktur Utama

dr. Henny Ganda Nainggolan


NIP. 197109152003121001
PANDUAN
PENGKAJIAN
(ASSESMEN) PASIEN

Anda mungkin juga menyukai