Anda di halaman 1dari 5

Lampiran : Surat Keputusan

Nomor : 773/RSDMY/SK/B-IPI/IV/2016

Tentang : Kebijakan Ruang IPI

Kebijakan RUANG IPI


( Instalasi Perawatan Intensif )
RUMAH SAKIT UMUM DARMAYU

A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pemeliharaan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan peraturan yang berlaku
2. Pelayanan di instalasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien
3. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keaamanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur oprasional
yang berlaku, etika profesi, etikket dan menghormati hak pasien
6. Pelayanan instalasi dilaksanakan dalam 24 jam
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal 1 bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Ruang intensif penerimaan rujukan pasien dari rumah sakit lain sesuai dengan standart
dan fasilitas yang dimiliki dan bila pasien memerlukan perawatan intensif yang lebih
tinggi tingkatannya dapat dirujuk kerumah saikt lain sesuai kondisi pasien
2. Setiap tindakan kedokteran (medis) yang akan dilakukan harus ada informed consent
3. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, dokter jaga IPI atau dokter
spesialis anastesi dapat melakukan tindakan kedokteran yang diperlukan dan informasi
dapat diberikan pada kesempatan pertama.
4. Apabila pasien berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi diketahui tidak akan
menyembuhkan atau memperbaiki kualitas hidup pasie, dokter dapat membuat
keputusan untuk tidak melakukan resusitasi
5. Dalam menghadapi tahap terminal, dokter IPI harus mengikuti pedoman penentuan
kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting.
6. Tindakan yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pertimbangan yang memperhatikan keselamatan pasien tindakan tindakan tertentu dapat
didelegasiakan kepada tenaga kesehatan non medis yang terlatih
7. Kriteria dokter IPI adalah telah mengikuti pelatihan / pendidikan perawatan ipi dan telah
mendapat sertifikat Intensive Care Medicine (KIC: Konsultan Intensive Care) memalui
progam pelatihan dan pendidikan yang diikuti oleh perhimpunan profesi yang terkait.
8. Mampu melakukan prosedur Critical Care biasa, antara lain :
a. Mempertahankan jalan nafas termasuk intubasi tracheal dan ventilasi mekanis.
b. Fungsi arteri untuk mngambil sampel arteri
c. Memasang kateter intravaskular dan peralatan monitoring, termasuk :
i. Kateter arteri
ii. Kateter vena perifer
iii. Kateter vena central (CVP)
iv. Kateter arteri pulmonalis
d. Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer
e. Resusitasi cardiopulmoner
f. Pipa thoracostomy
9. Fungsi dari kewenangan kepala instalasi intensif sebagai koordinator pengelolaan
pasien:
a. Fungsi:
Melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil kesimpulan, memberi instruksi terapi
dan tindakan secara tertulis dengan mempertimbangkan usulan anggota tim.
b. Kewenanggan / peran :
Mampu berperan sebagai pimpinan tim dan memberikan pelayanan di IPI.
Menggabungkan dan titrasi layanan pada pasien berpenyakit kompleksatau cedera
termasuk gaglorgan multi sistem.
Intervist memberi pelayanan sendiri atau dapat berkolaborasi dengan dokter pasien
sebelumnya. Mampu mengelola pasiendalam kondisi yang biasa terdapat pada pasien
sakit kritis, seperti :
i. Hemodinamik tidak stabil
ii. Gangguan atau gagal nafas dengan atau tanpa memerlukan tunjangan
ventilasi mekanis
iii. Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi cranial
iv. Gangguan atau gagal organ akut
v. Gangguan endokrin dan / metabolic akut yang mengancam nyawa
vi. Kelebihan dosis obat, reaksi obat atau keracunan obat
vii. Gangguan koagulasi
viii. Infeksi serius
ix. Gangguan nutrisi yang memrlukn tunjangan nutrsi
10. Tata cara dan indikasi masuk keluar IPI dari dalam rumah sakit dan luar rumh sakit :
a. Tata cara pasien masuk / keluar IPI :
Penanggung jawab pasien melakukan register / pendaftaran di bagian admission
b. Indikasi pasien masuk IPI :
Pasien saat kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti bantuan
ventilasi, infus obat-obatan vaso kontinyu dan lain-lainnya
c. Indikasi pasien keluar IPI :
Bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi atau bila terapi intensif telah
gagl atau tidak bermanfaat sehingga prognosis jangka pendek jelek
11. Setiap penggunaan peralatan medis diinformasikan kepada penanggung jawab pasien
12. Seluruh fasilitas pelayanan yang ada di IPI baik medis maupun non medis menjadi
tanggung jawab ka Ru termasuk pemeliharaan dan perbaikan berkoordinasi dengan
bagian teknisi
13. Untuk pencegahan infeksi nosokomial, setiap petugas diwajibkan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
14. Indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi berdasarkan permintaan DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pasien) atau dokter konsulen lain berkoordinasi dengan dokter
penganggung jawab IPI
15. Setiap permintaan laboratorium dan radiologi dituliskan pada formulir yang sudah
ditentukan lalu di input oleh petugas administrasi untuk selanjutnya diinformasikan pqda
bagian terkait
16. Prosedur konsul antar spesialis / konsulen :
a. Pada dasarnya DPJP pasien yang dirawat di IPI adalah dokter spesialis anastesi yang
bertugas di IPI
b. Bila ada lebih dari satu DPJP, maka DPJP utama adalah dokter spesialis yang
bertugas di IPI
c. DPJP pasien yang dirujuk langsung ke IPI oleh dokter jaga IGD ialah dokter
spesialis anestesi yang bertugas di IPI
d. Bila dokter spesialis anestesi memerlukan rawat bersama dengan dokter spesialis
lain, maka sebagai DPJP utama adalah dokter spesialis anestesi yang bertugas di IPI
e. Pasien yang dirujuk oleh dokter spesialis untuk dirawat di IPI harus jelas apakah
akan dirawat bersama atau dirujuk. Bila dirawat bersama, maka DPJP utamanya
ialah dokter spesialis anestesi yang bertugas di IPI
f. DPJP utama berwenang dalam melaksanakan praktek kedoteran yang dibantu
sepenuhnya oleh seluruh perawat dan staf IPI yang bertugas. Kewenangan tersebut
harus dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan saran dari DPJP atau
dokter spesialis lain yang terkait dengan perawatan pasien.
g. Bila ada keberatan DPJP lain atas pelayanan medis yang diberikan oleh DPJP utama,
maka masukan/keberatan harus dikomunikasikan langsung ke DPJP utama atau
ditulis dalam lembar IPI pasien
h. Bila tidak dicapai kesepakatan antara DPJP utama dengan DPJP lain yang
menangani pasien sejak awal perawatan, maka dapat ditetapkan ulang siapa DPJP
utama pasiean tersebut. Hal tersebut harus dicatat dalam lembar IPI
i. Bila terjadi masalah dalam penetapan DPJP utama, maka hal tersebut dilaporkan
pada manajer pelayanan sesegera mungkin
j. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, setiap hal yang terkait dengan
mutu pelayanan dan kepentingan pasien akan diajukan untuk dilakukan audit medis
oleh sub komite audit pasien.

Rumah Sakit Umum “Darmayu” Ponorogo

Direktur

Dr. Djemiran

Anda mungkin juga menyukai