Anda di halaman 1dari 26

Pedoman

Pelayanan Ruang HCU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES


Jalan Satu maret No. 48 Kel. Pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat
Telp. 021-54390575
Email: rskalideres@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Pedoman Pelayanan Ruang HCU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/PDM/YM-HCU/KD/2022 00 1 / 24

Ditetapkan,
Tanggal terbit: Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kalideres

PEDOMAN
10 Oktober 2022

dr. Diah Anggraini , MM


NIP.198104012008042001

Pedoman Pelayanan High Care Unit 1 / 30


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang diwujudkan
dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Peningkatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Rumah Sakit
secara terus menerus ditingkatkan sejlan dengankebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Pengembangan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini
sangat perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan
asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversibel,
memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan observasi ketat dengan
atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan umum
memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya
kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang
dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu ditingkatkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat yang semakin
meningkat sebagai akibat penyakit menular maupun tidak menular seperti :
diare, demam berdarah, penyakit jantung dll. HCU merupakan ruang perawatan
dengan tingkat resiko kematian pasien yang tingi. Tindakkan keperawatan yang
cepat tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan
keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi dan
monitoring yang kontinu oleh perawat.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 2 / 30


Pelayanan HCU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam
kondisi kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh
tim yang terlatih dan berpengalaman dibidang critical care dan ditunjang oleh
peralatan yang tidak ditemukan diruang rawat pada umummnya seperti bed
side monitor, syringe pump, infus pump dll.
Pedoman pelayanan ini sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan HCU yang berkualitas dan mengedepankan
keselamatan pasien di Rumah Sakit serta dalam penyusunan standar prosedur
operasional pelayanan HCU di Rumah Sakit

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Standarisasi pelayanan HCU di RSUD Kalideres
2. Tujuan Khusus
a. Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana
ruangan HCU
b. Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi sumber daya
manusia yang meliputi perhitungan kebutuhan, kualifikasi, kompetensi dan
lain-lain
c. Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan
d. Standarisasi sistem meliputi kebijakkan / SOP dan lain-lain

C. Landasan Hukum

1.Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

2.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3.Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

4.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

5.Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

6.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun 2011


tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;

Pedoman Pelayanan High Care Unit 3 / 30


7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Perawat;

8.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 834 Tahun 2010


tentang Pedoman Penyelenggaraan tentang Pelayanan High Care Unit
(HCU);

D. Ruang Lingkup
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil
yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara ketat
tanpa penggunaan alat bantu nafas (misalnya ventilator) dan terapi titrasi.

E. Batasan Operasional
1. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien
dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran
namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara
ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui secara dini perubahan-perubahan
yang membahayakan, sehingga bias dengan segera dipindah ke ICU untuk
dikelola lebih baik lagi.
2. Pasien yang dimaksud pada point 1 tersebut adalah pasien yang
memerlukan tingkat pelayanan yang berada diantara ICU dan ruang rawat
inap biasa (artinya tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di
ruang rawat inap biasa karena masih memerlukan pemantauan yang ketat).
3. Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung selama 24 jam sehari
7 hari seminggu.
4. Ada 3 (tiga) tipe HCU, yaitu:
a. Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang berdiri
sendiri (independent), terpisah dari ICU.
b. Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU.
c. Paralel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan (bersebelahan)
dengan ICU.
HCU RSUD Kalideres termasuk yang Separated/ conventional/ freestanding
HCU.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 4 / 30


F. Falsafah
 Visi Ruang HCU

Menjadi ruangan dengan penanganan khusus yang memiliki tenaga


profesional dan bermutu.
 Misi Ruang HCU
1. Memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan profesional.
2. Memfasilitasi terlaksananya pelayanan keperawatan profesional
berkualitas untuk meningkatkan derajat kesehatan.
3. Memberikan pelayanan intensif dengan mengutamakan Patient Safety.
4. Menyediakan pelayanan intensif berbasis Interprofessional Collaborative
Practice
5. Mengembangkan SDM yang kompeten tanggap dan beretika.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 5 / 30


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja HCU, adapun
daftar kulifikasi ketenagaan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan distribusi tenaga kerja di unit HCU RSUD Kalideres
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit HCU saat ini berjumlah 9 orang
yang memegang tanggung jawab sebagai :
1. Dokter Ruangan : 1 orang
2. Kepala Ruangan : 1 orang
3. Perawat Pelaksana : 8 orang
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan tenaga kerja di RSUD Kalideres berdasarkan shift dan non
shift dapat dilihat dibawah ini :
1. Karyawan shift 1
Senin- Minggu
Shift I : 07:30-14:00
Shift II : 14:00-20:30
Shift III : 20:30-07:30

2. Karyawan non shift 2


Senin- Kamis : 07:30-16:00
Jumat : 07:30-16:30
3. Dokter spesialis Anestesiologi siap 24 jam menangani kasus
kegawatan HCU
4. Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan
HCU
5. Tenaga perawat siap 24 melayani kasus kegawatan HCU (terlampir)

Pedoman Pelayanan High Care Unit 6 / 30


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah HCU

Pedoman Pelayanan High Care Unit 7 / 30


B. Rancang Bangun Ruang HCU
1. Lokasi
HCU satu komplek dan berdekatan dengan IGD, Laboratorium dan Radiologi
2. Desain
Desain HCU yaitu :
a. Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar
b. Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic
c. Bangunan:
• Terisolasi dilengkapi dengan :
 Pasien monitor
 Ventilator (hanya untuk back up sampai dapat rujukan ICU)
 AC sentral
 Exhouse fan untuk mengeluarkan udara,
• Ada ruang Isolasi dan non Isolasi
• Dilengkapi Hepa Filter
• Tempat cuci tangan yang dapat dibuka dengan siku & tangan
3. Kebutuhan Ruangan
Ruangan HCU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari:
a. Area pasien:
1) Unit terbuka 12-16 m2/tempat tidur.
2) Unit tertutup 16 - 20 m2/tempat tidur.
3) Jarak antara tempat tidur: 2 m.
4) Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
5) Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan.
6) Outlet Oksigen dan Vakum 1 tiap tempat tidur
7) Stop Kontak minimal 2 tiap tempat tidur
8) Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan
lampu TL day right 10 watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur
menjamin kenyamanan pasien dan personil. Desain dari unit juga
memperhatikan privasi pasien.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 8 / 30


b. Area kerja meliputi:
1) Ruang yang cukup untuk staff dan dapat menjaga kontak visual
perawat dengan pasien.
2) Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan
penyimpanan obat dan alat (termasuk lemari pendingin).
3) Terdapat film viewer untuk membaca/melihat hasil foto radiologi
4) Ruang untuk telepon dan sistem komunikasi lain, komputer dan
koneksi data, juga tempat untuk penyimpanan alat tulis.
5) Lingkungan Mempunyai pendingin ruangan /AC yang dapat mengontrol
suhu dan kelembaban sesuai dengan luas ruangan. Suhu 22—25 ºC
kelembaban 50-70%.
6) Ruang tempat pembuangan alat / bahan kotor
7) Ruang untuk membersihkan alat-alat, pengosongan dan pembersihan
pispot dan menjamin tidak ada kontaminasi.
8) Ruang Staff Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh staf
yang bertugas
B. Standar Fasilitas

No Nama Alat Jumlah

1 Bed Side Monitor 4

2 Defibrilator/ AED 1

3 Set Trolley Emergency 1

4 Alat suction (sentral/ manual) Suction mobile 1 (Suction


Sentral 1/bed)

5 EKG 1

6 Infussion pump 4

Pedoman Pelayanan High Care Unit 9 / 30


7 Syringe pump 3

8 Alat transport pasien 1 minimal

9 Sumber oksigen (sentral/ tabung) 1/Bed

10 Standar Infus 5

11 Blood Warmer 1

12 Regulator Oksigen 4

Setiap peralatan yang ada baik medis maupun non medis harus dilakukan
pemeliharaan, pebaikan dan kalibrasi alat agar peralatan dapat tetap terpelihara
dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
a. Tujuan
1) Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 10 / 30


2) Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai yang
diinginkan
3) Agar pelalatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan.
4) Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan medis
yang diperlukan.
b. Prosedur
1) Untuk perbaikan peralatan yang rusak di ruang HCU, kepala ruangan harus
membuat permintaan perbaikan di dalam formulir sebanyak 2 rangkap, dan
diantar ke bagian ATEM/ IPSRS.
2) Pihak ATEM/ IPSRS melihat alat yang rusak dan diperbaiki
3) Setelah alat selesai diperbaiki oleh ATEM/IPSRS, alat dikembalikan ke
Ruang HCU
4) Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh ATEM/IPSRS, maka alat diperbaiki oleh
maintenence luar ( ATEM dari Perusahaan Alkes ).

Pedoman Pelayanan High Care Unit 11 / 30


BAB IV
KEBIJAKAN PELAYANAN

Penyelenggaraan pelayanan HCU harus memperhatikan ketersediaan SDM


Kesehatan, sarana, prasarana dan peralatan di rumah sakit serta beban kerja
pelayanan; memperhatikan tata letak ruangan/bangunan dan kemudahan akses
dengan unit pelayanan lain yang terkait.

A. Kebijakan HCU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan, dan pemantauan secara ketat dalam
penggunaan alat bantu (misalnya ventilator) dan terapi titrasi
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain :
1. Tingkat kesadaran.
2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan:interval waktu minimal 4 (empat)
jam atau disesuaikan dengan keadaan pasien.
3. Oksigenasi dengan menggunak an oksimeter secara terus menerus.
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal (delapan) jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien.

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah :


1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life Support (BHD/ BLS) dan Bantuan Hidup
Lanjut Advanced Life Support (BHL/ ALS)

Pedoman Pelayanan High Care Unit 12 / 30


a. Jalan nafas (Airway) : membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan
nasopharingeal. Dokter HCU juga harus mampu melakukan intubasi
endotrakea bila diindikasikan dan segera memindahkan/ merujuk pasien
ke ICU
b. Pernafasan/ ventilasi (Breathing), Mampu melakukan bantuan nafas
(breathing support) dengan BVM.
c. Sirkulasi (Circulation) : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan
kompresi jantung luar.

2. Terapi oksigen.
Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai alat
pengalir oksigen, seperti: kanul nasal, simple mask, Rebrithing mask/ Non
Rebrithing mask dan sebagainya.
3. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi (obat inotropik,
obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan
lain-lain).
4. Nutrisi enteral atau nutrisi parenteral campuran
5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien.
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan.

Bagan Alur Pelayanan HCU di RSUD Kalideres

Pasien Gawat

Tidak Ya

Poli IGD

Kamar Bedah HCU Ranap

Pedoman Pelayanan High Care Unit 13 / 30


B. Indikasi Masuk dan Indikasi Keluar

Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan pasien yang tidak dianjurkan
untuk dirawat di HCU kriteria sebagai berikut:
1. lndikasi Masuk
a. Pasien gagal organ yang berpotensi mempunyai risiko tinggi untuk terjadi
komplikasi dan tidak memerlukan monitor dan alat bantu invasif.
b. Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
2. Indikasi Keluar
a. Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat.
b. Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan
dan alat bantu invasif sehingga perlu pindah ke lCU
3. Yang tidak perlu masuk HCU
a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (seperti: kanker stadium
akhir).
b. Pasien/ keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar
informed consent).

Pedoman Pelayanan High Care Unit 14 / 30


BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan HCU


1. Kriteria masuk HCU
a. Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :
1) Pasien dari IGD
2) Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar
bersalin, ruang endoskopi.
3) Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )
b. Indikasi Masuk
1) Pasien gagal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi untuk terjadi
komplikasi dan tidak merlukan monitor dan alat bantu invasif.
2) Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
c. Prosedur Masuk HCU
1) Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan kepada
penanggung jawab pasien terkait kondisi pasien untuk masuk HCU
2) Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke dokter
penanggung jawab HCU
3) Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian loket pebdaftaran
untuk mengurus kamar

Pedoman Pelayanan High Care Unit 15 / 30


4) Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait
pesanan masuk pasien ke HCU
5) Memberikan pelayanan
2. Kriteria Keluar HCU
a. Indikasi keluar
1) Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
2) Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan
dan alat bantu invasife sehingga perlu rujuk ke ICU
b. Prosedur Keluar HCU
1) Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan kepada
penanggung jawab pasien terkait kondisi pasien membaik dan layak
pindah ruangan.
2) Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke dokter
penanggung jawab HCU bahwa indikasi pindah ruang
3) Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian pendaftaran
untuk menukar kalung tunggu pasien
4) Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait
dengan pindah kamar di rawat inap
5) Memindahkan pasien ke rawat inap.
3. Yang tidak perlu masuk HCU
1) Pasienn dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti : kanker stadium
akhir )
2) Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di HCU (atas dasar
“informed consent” ).

Pedoman Pelayanan High Care Unit 16 / 30


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN DAN PETUGAS SERTA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Identifikasi Resiko Keselamatan

Resiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang. Resiko di Ruang HCU
meliputi:
1. Resiko Keselamatan Pasien
a. Salah prosedur (saat melakukan prosedur terhadap pasien)
b. Kesalahan pemberian obat (dosis, rute, jenis)
c. Kesalahan pemberian darah/ produk darah
d. Kesalahan pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
e. Pasien jatuh
f. Infeksi nosokomial karena kesalahan teknik aseptik saat prosedur
g. Kejadian dekubitus
2. Resiko Keselamatan Staf
a. Tertusuk jarum suntik atau terkena benda tajam

Pedoman Pelayanan High Care Unit 17 / 30


b. Terpapar cairan tubuh pasien (bahan infeksius).
c. Terpapar infeksi

C. Manajemen Resiko di Ruang HCU

Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan,


mengevaluasi dan memprioritaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri,
upaya mengurangi resiko tersebut.
1. Manajemen Keselamatan Pasien
a. Melakukan identifikasi pasien sesuai standar yang berlaku.
b. Melakukan pengkajian 4 tepat (tepat jenis, tepat pasien, tepat dosis, tepat
rute) baik obat, darah maupun produk darah lain sebelum diberikan kepada
pasien.
c. Melakukan pengkajian resiko pasien jatuh dan edukasi pasien & keluarga.
d. Membudidayakan Five Moment cuci tangan

2. Manajemen Keselamatan Petugas


a. Menerapkan pencegahan secara menyeluruh dalam setiap tindakan.
b. Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (sarung tangan, masker, alat
pelindung mata/muka) pada saat melakukan prosedur.
c. Spuit dan benda tajam lainnya diletakan dalam wadah tahan tusuk. Jangan
menutup, membengkokan atau mematahkan benda tajam secara manual.
d. Permukaan meja, lantai harus didekontaminasi dengan desinfektan kimiawi
setelah ada tumpahan bahan infeksius.
e. Pengadaan, penyimpanan, pemakaian dan pembuangan B3 dengan sesuai
prosedur.
f. Monitoring paparan radiasi dengan personal monitor.
g. Prosedur penanganan tertusuk jarum dan cairan tubuh lainnya.
h. Pelatihan Pencegahan & pengendalian Infeksi RS.
i. Penanaman budaya safety.

D. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pedoman Pelayanan High Care Unit 18 / 30


Ruang HCU menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu
berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD
Kalideres.
Beberapa aktivitas dasar sehubungan dengan pencegahan dan pengendalian
infeksi meliputi:
1. Pembudayaan Five Moment cuci tangan
2. Penggunaan alat pelindung diri sesuai kebijakan RSUD Kalideres

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerja
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaanya menjadi bertambah
C. Tata laksana keselamatan Kerja
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip
pencegahan infeksi yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien HCU dapat menularkan
2. Menggunakan alat pelindung diri (APD) terutama bila terutama bila
terdapat kontak dengan spesimen yaitu : urine, darah, muntah, sekret
3. Penggunaan APD saat tindakkan medis
4. Pelaksanaan hand hygien saat five moment

Pedoman Pelayanan High Care Unit 19 / 30


BAB V
PENGEMBANGAN STAF

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menciptakan SDM yang memilki sikap profesional dan berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan keperawatan intensif yang optimal sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
b. Sumber Daya Manusia Ruang HCU mampu mengidentifikasi kondisi-
kondisi yang mengancam nyawa dengan baik.
c. Seluruh Sumber Daya Manusia Ruang HCU dapat memberikan
pelayanan kepada pasien secara cepat, tepat, ramah dan profesional.

B. Sasaran Pencapaian
1. Seluruh Dokter memiliki sertifikat ATLS, ACLS dan/atau PPGD.
2. Seluruh Perawat Ruang HCU memiliki sertifikat BTCLS dan Keperawatan
Intensif Dasar/ Intermediate
3. Seluruh perawat Ruang HCU memiliki keterampilan sub-spesialisasi.
4. Seluruh perawat mampu mengoperasionalkan alat eletromedik

C. Kegiatan Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan pada seluruh staff yang baru bergabung ke dalam
Ruang HCU meliputi:

Pedoman Pelayanan High Care Unit 20 / 30


1. Pengenalan SPO yang ada
2. Orientasi seluruh lingkungan Ruang HCU
3. Memberitahu alur masuk dan keluar pasien
4. Pelaksanaan monitoring pasien

Jadwal Orientasi:
Tabel Orientasi Umum SDM Ruang HCU
Nama : _______________________________________
NIP/NRK : _______________________________________
Tgl. Masuk Kerja : ______________________________________

Nama &TTD
Minggu Kegiatan Tanggal & Paraf
Kepala Ruangan
I Mengetahui jam kerja
Mengenali staff Ruang HCU
II Mengetahui tata letak ruang dan
fungsinya
Mengetahui tempat penyimpanan
alkes dan obat-obatan
Mengetahui alur masuk keluarnya
pasien
III Mengetahui/ mampu menyiapkan
dan mengisi flow sheet formulir
lab, registrasi ranap
Mengetahui dan mampu cara
penggunaan monitor pasien,
syringe pump,infusion pump,pulse

Pedoman Pelayanan High Care Unit 21 / 30


oksimetri, ventilator
IV Menyiapkan dan menerima pasien
baru dari IGD atau rawat inap

D. Rapat
1. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada:
Hari : Jumat minggu IV setiap bulan
Jam : 14.00 s.d selesai
Tempat : Ruang HCU
Peserta : Tim Ruang HCU
Materi :
1. Evaluasi kinerja Ruang HCU
2. Evaluasi SDM Ruang HCU
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Ruang HCU
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM Ruang HCU
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Ruang HCU
Kelengkapan Rapat:
Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi/ usulan
kepada pimpinan.
2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada:
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan

Pedoman Pelayanan High Care Unit 22 / 30


Peserta :Kepala Seksi Pelayanan Medis, Koordinator Ruang HCU,
Kepala Ruang HCU, Tim Ruang HCU, dan Kepala/ Perwakilan
Unit terkait
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Kelengkapan rapat:
Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi/ usulan
kepada pimpinan.

E. Pelaporan
1. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan dokumentasi yang ada terkait dengan
pemberian pelayanan di Ruang HCU
2. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh Penanggung Jawab Ruang HCU, jenis laporan yang
dikerjakan terdiri dari:
a. Laporan Harian
Laporan ini dibuat secara tertulis oleh pelaksana setiap hari dan pada
setiap shift mengenai jumlah pasien, jumlah ketenagaan (pagi, siang
dan malam)
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Penanggung Jawab Ruang HCU bersama
dengan Kepala Ruangan dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan
diserahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan Medis, paling lambat
setiap tanggal 10 bulan berjalan. Adapun hal-hal yang dilaporkan
adalah:
 Jumlah kunjungan pasien, intake-output pasien
 10 kasus tersering
 Permasalahan dan Tindakan Evaluasi
c. Laporan Tahunan

Pedoman Pelayanan High Care Unit 23 / 30


Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Ruang HCU bersama
dengan Kepala Ruangan dalam bentuk tertulis setiap tahun dan
diserahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan Medis, adapun hal-hal
yang dilaporkan adalah:
 Evaluasi Program kerja yang sudah berjalan
 Rencana tahunan yang akan datang
 Masalah dan Tindakan Evaluasinya

BAB VI
PENUTUP

Kemajuan teknologi saat ini, menuntut para pemberi pelayanan kesehatan


agar memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan mutu kualitas layanan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi
rujukan harus dapat memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Sejalan
dengan upaya tersebut, agar para tenaga kesehatan di Ruang HCU dapat
memberikan pelayanan prima bagi para pasiennya, diperlukan adanya suatu
Pedoman Pelayanan Ruang HCU yang dapat digunakan sebagai acuan dalam setiap
tindakan yang dilakukan.
Penyusunan Pedoman Pelayanan High Care Unit ini adalah suatu langkah
awal kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan
kerjasama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 24 / 30


C. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan di pelayanan HCU meliputi pencatatan rekam medis


pasien dan pelaporan kegiatan pelayanan Rumah sakit menjadi tanggung jawab
Kepala HCU yang diraksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pencatatan rekam medis pada pelayanan HCU sangat dibutuhkan oleh
Tim untuk pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagai dasar
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis serta
untuk kepentingan perlindungan hukum bagi Dokter/ Dokter Spesialis. Rekam medis
HCU dapat menggunakan model rekam medis ICU atau membuat sendiri catatan
terhadap pemantauan dan intervensi yang dilakukan sesuai kebutuhan.

Pedoman Pelayanan High Care Unit 25 / 30

Anda mungkin juga menyukai