Ditetapkan,
Tanggal terbit: Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kalideres
PEDOMAN
10 Oktober 2022
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang diwujudkan
dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Peningkatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Rumah Sakit
secara terus menerus ditingkatkan sejlan dengankebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Pengembangan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini
sangat perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan
asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversibel,
memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan observasi ketat dengan
atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan umum
memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya
kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang
dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu ditingkatkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat yang semakin
meningkat sebagai akibat penyakit menular maupun tidak menular seperti :
diare, demam berdarah, penyakit jantung dll. HCU merupakan ruang perawatan
dengan tingkat resiko kematian pasien yang tingi. Tindakkan keperawatan yang
cepat tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan
keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi dan
monitoring yang kontinu oleh perawat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Standarisasi pelayanan HCU di RSUD Kalideres
2. Tujuan Khusus
a. Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana
ruangan HCU
b. Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi sumber daya
manusia yang meliputi perhitungan kebutuhan, kualifikasi, kompetensi dan
lain-lain
c. Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan
d. Standarisasi sistem meliputi kebijakkan / SOP dan lain-lain
C. Landasan Hukum
D. Ruang Lingkup
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil
yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara ketat
tanpa penggunaan alat bantu nafas (misalnya ventilator) dan terapi titrasi.
E. Batasan Operasional
1. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien
dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran
namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara
ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui secara dini perubahan-perubahan
yang membahayakan, sehingga bias dengan segera dipindah ke ICU untuk
dikelola lebih baik lagi.
2. Pasien yang dimaksud pada point 1 tersebut adalah pasien yang
memerlukan tingkat pelayanan yang berada diantara ICU dan ruang rawat
inap biasa (artinya tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di
ruang rawat inap biasa karena masih memerlukan pemantauan yang ketat).
3. Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung selama 24 jam sehari
7 hari seminggu.
4. Ada 3 (tiga) tipe HCU, yaitu:
a. Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang berdiri
sendiri (independent), terpisah dari ICU.
b. Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU.
c. Paralel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan (bersebelahan)
dengan ICU.
HCU RSUD Kalideres termasuk yang Separated/ conventional/ freestanding
HCU.
A. Denah HCU
2 Defibrilator/ AED 1
5 EKG 1
6 Infussion pump 4
10 Standar Infus 5
11 Blood Warmer 1
12 Regulator Oksigen 4
Setiap peralatan yang ada baik medis maupun non medis harus dilakukan
pemeliharaan, pebaikan dan kalibrasi alat agar peralatan dapat tetap terpelihara
dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
a. Tujuan
1) Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya.
A. Kebijakan HCU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan, dan pemantauan secara ketat dalam
penggunaan alat bantu (misalnya ventilator) dan terapi titrasi
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain :
1. Tingkat kesadaran.
2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan:interval waktu minimal 4 (empat)
jam atau disesuaikan dengan keadaan pasien.
3. Oksigenasi dengan menggunak an oksimeter secara terus menerus.
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal (delapan) jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien.
2. Terapi oksigen.
Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai alat
pengalir oksigen, seperti: kanul nasal, simple mask, Rebrithing mask/ Non
Rebrithing mask dan sebagainya.
3. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi (obat inotropik,
obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan
lain-lain).
4. Nutrisi enteral atau nutrisi parenteral campuran
5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien.
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan.
Pasien Gawat
Tidak Ya
Poli IGD
Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan pasien yang tidak dianjurkan
untuk dirawat di HCU kriteria sebagai berikut:
1. lndikasi Masuk
a. Pasien gagal organ yang berpotensi mempunyai risiko tinggi untuk terjadi
komplikasi dan tidak memerlukan monitor dan alat bantu invasif.
b. Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
2. Indikasi Keluar
a. Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat.
b. Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan
dan alat bantu invasif sehingga perlu pindah ke lCU
3. Yang tidak perlu masuk HCU
a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (seperti: kanker stadium
akhir).
b. Pasien/ keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar
informed consent).
A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Identifikasi Resiko Keselamatan
Resiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses
kegiatan saat sekarang atau kejadian di masa datang. Resiko di Ruang HCU
meliputi:
1. Resiko Keselamatan Pasien
a. Salah prosedur (saat melakukan prosedur terhadap pasien)
b. Kesalahan pemberian obat (dosis, rute, jenis)
c. Kesalahan pemberian darah/ produk darah
d. Kesalahan pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
e. Pasien jatuh
f. Infeksi nosokomial karena kesalahan teknik aseptik saat prosedur
g. Kejadian dekubitus
2. Resiko Keselamatan Staf
a. Tertusuk jarum suntik atau terkena benda tajam
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerja
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaanya menjadi bertambah
C. Tata laksana keselamatan Kerja
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip
pencegahan infeksi yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien HCU dapat menularkan
2. Menggunakan alat pelindung diri (APD) terutama bila terutama bila
terdapat kontak dengan spesimen yaitu : urine, darah, muntah, sekret
3. Penggunaan APD saat tindakkan medis
4. Pelaksanaan hand hygien saat five moment
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menciptakan SDM yang memilki sikap profesional dan berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan keperawatan intensif yang optimal sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
b. Sumber Daya Manusia Ruang HCU mampu mengidentifikasi kondisi-
kondisi yang mengancam nyawa dengan baik.
c. Seluruh Sumber Daya Manusia Ruang HCU dapat memberikan
pelayanan kepada pasien secara cepat, tepat, ramah dan profesional.
B. Sasaran Pencapaian
1. Seluruh Dokter memiliki sertifikat ATLS, ACLS dan/atau PPGD.
2. Seluruh Perawat Ruang HCU memiliki sertifikat BTCLS dan Keperawatan
Intensif Dasar/ Intermediate
3. Seluruh perawat Ruang HCU memiliki keterampilan sub-spesialisasi.
4. Seluruh perawat mampu mengoperasionalkan alat eletromedik
C. Kegiatan Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan pada seluruh staff yang baru bergabung ke dalam
Ruang HCU meliputi:
Jadwal Orientasi:
Tabel Orientasi Umum SDM Ruang HCU
Nama : _______________________________________
NIP/NRK : _______________________________________
Tgl. Masuk Kerja : ______________________________________
Nama &TTD
Minggu Kegiatan Tanggal & Paraf
Kepala Ruangan
I Mengetahui jam kerja
Mengenali staff Ruang HCU
II Mengetahui tata letak ruang dan
fungsinya
Mengetahui tempat penyimpanan
alkes dan obat-obatan
Mengetahui alur masuk keluarnya
pasien
III Mengetahui/ mampu menyiapkan
dan mengisi flow sheet formulir
lab, registrasi ranap
Mengetahui dan mampu cara
penggunaan monitor pasien,
syringe pump,infusion pump,pulse
D. Rapat
1. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada:
Hari : Jumat minggu IV setiap bulan
Jam : 14.00 s.d selesai
Tempat : Ruang HCU
Peserta : Tim Ruang HCU
Materi :
1. Evaluasi kinerja Ruang HCU
2. Evaluasi SDM Ruang HCU
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Ruang HCU
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM Ruang HCU
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Ruang HCU
Kelengkapan Rapat:
Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi/ usulan
kepada pimpinan.
2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada:
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
E. Pelaporan
1. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan dokumentasi yang ada terkait dengan
pemberian pelayanan di Ruang HCU
2. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh Penanggung Jawab Ruang HCU, jenis laporan yang
dikerjakan terdiri dari:
a. Laporan Harian
Laporan ini dibuat secara tertulis oleh pelaksana setiap hari dan pada
setiap shift mengenai jumlah pasien, jumlah ketenagaan (pagi, siang
dan malam)
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Penanggung Jawab Ruang HCU bersama
dengan Kepala Ruangan dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan
diserahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan Medis, paling lambat
setiap tanggal 10 bulan berjalan. Adapun hal-hal yang dilaporkan
adalah:
Jumlah kunjungan pasien, intake-output pasien
10 kasus tersering
Permasalahan dan Tindakan Evaluasi
c. Laporan Tahunan
BAB VI
PENUTUP