Hal.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intensif Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan
dan terapi pasien-pasien yangmenderita penyakit, cedera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa
dengan prognosis dubia. menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana
serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan
menggunakan keterampilan staf medik, perawat dn staf lain yang
berpengalamandalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Pada saat ini ruang Intensif Care Unit (ICU) modern tidak terbatas menangani
pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis aja, namun telah menjadi cabang
ilmu sendiri yaitu intensive care medicine.
Salah satunya adalah penambahan unit pelayanan pasien pada pasien kritis
yaitu Instalasi Perawatan Intensif. Pada tahun 2022, High Care Unit (HCU) di
gedung lama dengan kapasitas 3 Tempat Tidur telah dilakukan pengembangan
yang signifikan yaitu pemindahan yang berlokasi di Lantai 4 Gedung baru
dengan jumlah kapasitas 8 (delapan) tempat tidur.
E. Pengertian
1. Intensif Care Unit (ICU)
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri, dengan staf yang terlatih dan perlengkapan khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan memberikan terapi untuk
pasien-pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyakit lain
yang mengancam nyawa (Kemenkes, 2011).
F. Batasan Operasional
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
RS dan Standar Prosedur Operasional.
1. Pelayanan ICU
Pelayanan di ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti
pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya,
baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak.
2. Pelayanan Burn Unit
Pelayanan Burn unit diberikan pada pasien dengan luka bakar yang
membutuhkan pelayanan dan pengobatan khusus sesuai grade dan luas
luka bakar
G. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai
berikut :
1. Tenaga Medis
b. Menunjang kualitas pelayanan IRI / ICU dan menggunakan sumber daya IRI /
ICU secara efesien
5. Pipa torakostomi
f. Melaksanakan dua peran utama :
1. Pengelolaan pasien
2. Manajemen Unit.
2. TenagaKeperawatan
IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar
terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di IRI / ICU ditentukan berdasarkan
jumlah tempat tidur dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat :
pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1:2.
3. Distribusi Ketenagaan
4. Pengaturan Jaga /
Jam dinas:
Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan IRI / ICU
BAB IV
TATA LAKSANA PPELAYANAN
A. Kriteria Masuk Dan Keluar IRI / ICU
Pada keadaan sarana dan prasarana IRI / ICU yang terbatas pada suatu Rumah
Sakit, diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau
permintaan akan pelayanan IRI / ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan
yang dapat diberikan. Kepala IRI / ICU bertanggung jawab atas kesesuaian
indikasi perawatan pasien di IRI / ICU . Bila kebutuhan pasien masuk IRI / ICU
melebihi tempat tidur yang tersedia, kepala IRI / ICU menetukan kondisi
berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang akandirawat di IRI / ICU .
b. Prioritas 2
1. Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi
untuk kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung
paru
2. Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi, tamponade
jantung atau obstruksi jalan nafas
c. Prioritas 3
1. Pasien yang secara umum tidak perlu masuk ke IRI / ICU
2. Tidak banyak keuntungannya di rawat di IRI / ICU .
Misal : bedah vaskuler perifer, hemodinamik stabil pada ketoasidosis
diabetikum, gagal jantung ringan
3. Pasien stase terminal dan irreversible
Misal : pada keganasan dengan metastase disertai multi organ failure.