PELAYANAN INSTALASI
INTENSIVE CARE UNIT
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2022
PALE
dr.
M B A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar setiap manusia dan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diselenggarakan
berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif, perlindungan serta
berkelanjutan agar derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tinggintya dapat terwujud.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan
keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif
yang menyangkut struktur, proses, outcome secara objektif, sistematik
dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan
terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan
pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan
sehingga pelayanan yang diberikan berdaya guna dan berhasil guna.
Mutu pelayanan kesehatan perlu didukung oleh sumber daya yang
dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan
medis, dan anggaran yang memadai.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan publik disektor
kesehatan yang melaksanakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
yang akan selalu berhadapan dengan pengguna jasanya. Yang
menginginkan pelayanan yang terbaik dan bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan. Sehingga dalam penyelenggaraan
pelayanan rumah sakit harus melakukan upaya peningkatan mutu
pelayanan umum dan pelayanan medik baik melalui akreditasi,
sertifikasi atau proses peningkatan mutu lainnya.
Dalam perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi
suatu institusi yang sangat kompleks sehingga memerlukan suatu
manajemen yang baik. Dengan mengikuti standar akreditasi rumah
sakit di Indonesia maka diharapkan rumah sakit akan dapat
memberikan sebuah pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik ini tidak
akan terwujud apabila rumah sakit tidak memperhatikan fasilitas
keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas.
Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat pun
mulai berubah. Masyarakat mulai menuntut pelayanan kesehatan di
rumah sakit lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu. Dengan
semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit, maka fungsi rumah sakit sebagai secara
bertahap terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta
memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga dan masyarakat.
Dalam menghadapi era globalisasi masa kini dan adanya
pandemi global COVID-19, rumah sakit pemerintah di Indonesia akan
menghadapi tantangan persaingan yang cukup berat, baik terhadap
rumah sakit swasta dalam negeri maupun luar negeri.
Instalasi Intensive Care Unit adalah suatu bagian dari rumah sakit
yang bersifat mandiri (Instalasi di bawah koordinasi Wakil Direktur
Pelayanan) dengan staf yang khusus dan perlengkapan atau sarana
prasarana yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan, dan
terapi pasien-pasien yang menderita penyakit kritis, cidera atau
penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan perawatan kritis
dilaksanakan selama 24 jam perhari yang dipimpin oleh seorang
spesialis intensivist atau seorang spesialis anesthesi sesuai dengan
tipe ICU yang bekerja penuh waktu. Instalasi Intensive Care Unit
menyediakan kemampuan sarana prasarana serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medis, staf perawat dan staf penunjang lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Pada saat ini ICU modern tidak terbatas menanggani pasien
paska bedah atau ventilasi mekanis saja namun telah menjadi cabang
ilmu sendiri yaitu Intensive Care Medicine.. Dimana ruang lingkup
pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti
pernafasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan organ
lainnya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak/neonatal.
Berbagai tantangan dan hambatan yang dirasakan oleh rumah
sakit secara umum dan Instalasi Intensive Care Unit secara khusus
selama pandemi Covid 19 kurang lebih 2 tahun terakhir, dimana
Instalasi Intensive Care Unit harus tetap memberikan pelayanan pada
pasien kritis yang bermutu sesuai standar ditengah adanya peraturan
protokol kesehatan yang ketat untuk memberikan rasa aman dan
nyaman kepada pasien, keluarga dan petugas kesehatan.
Rumah sakit Umum Daerah Palembang BARI sebagai salah satu
penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus
dapat memberikan pelayanan ICU yang profesional dan berkualitas
dengan mengedepankan keselamatan pasien yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Maka diperlukan dibuat Standar Pelayanan
Mutu yang bertujuan untuk keefektifan dan keefisienan pelayanan ICU
mengingat terbatasnya sarana prasarana, mahalnya peralataan dan
diperlukannya tenaga multidisiplin ilmu yang khusus dalam pengelolaan
pelayanan Intensive Care Unit.
A. Falsafah
1. Etika kedokteran
Berdasarkan falsafah dasar “ saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan pasien, tidak merugikan pasien dan berorientasi untuk
dapat secara optimal, memperbaiki kondisi kesehatan pasien “.
2. Indikasi yang benar
Pasien yang dirawat di ICU adalah
a. Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim
intensive care.
b. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi system organ tubuh
secara terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan
pengawasan yang konstan dan metode terapi titrasi.
c. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan
tindakan segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi
fisiologis.
3. Kerjasama multidisipliner dalam masalah medik kompleks, dimana
setiap multidisiplin tenaga kesehatan dan disiplin ilmu terkait dapat
memberikan kontribusinya sesuai keahliannya.
4. Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
Kebutuhan pasien ICU adalah tindakan resusitasi yang meliputi
dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital seperti fungsi jalan napas,
fungsi pernapasan, fungsi sirkulasi, dan fungsi otak lalu diagnosis dan
terapi definitive.
5. Peran koordinasi dan teritegrasi dalam kerja sama tim
Sistem kerja tim multidisiplin adalah sebagai berikut.
Sebelum masuk ICU, dokter yang merawat pasien melakukan
evaluasi pasien sesuai bidangnya dan memberi pandangan atau
usulan terapi.
a. Kepala ICU melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil
kesimpulan, memberi intruksi terapi dan tindakan secara tertulis
dengan mempertimbangkan usulan anggota tim lain.
b. Kepala ICU berkonsultasi pada konsultan lain dengan
mempertimbangkan usulan-usulan anggota tim.
6. Asas Prioritas
Setiap dokter dapat memasukkan pasien ke ruangan ICU sesuai
indikasi masuk,tetapi asas prioritas berlaku.
7. Sistem manajemen peningkatan mutu
Untuk menjaga mutu pelayanan perlu dibentuuk tim pengendali mutu
yang melibatkan multidisiplin ilmu dengan tugas member masukan
kepada staff structural ICU.
8. Kemitraan profesi
9. Efektivitas, keselamatan dan ekonomis
10. Kontinuitas pelayanan
Untuk mewujudkan point 9 diperlukan unit pelayanan tingkat tinggi
(High Care Unit ).
+4 +3 +2 +1 0 +1 +2 +3 +4
TEMPERARUR (◦ c ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥ 41 38-40,9 38,5-38,9 34-35,9 32-33,9 30-31,9 ≤
29,9
MEAN ARTERIAL ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
PRESSURE (mmHg) ≥ 130-159 110-129 79,109 50-69 ≤ 49
160
NADI ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥100 140-179 110-139 70-109 50-69 ≤ 49
LAJU PERNAFASAN ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥50 35-49 25-34 12-24 10-11 6-9 ≤5
OKSIGENISASI ( ) ( ) ( ) ( )
a.FIO2 ≥ 0,5 ≥500 350-499 200-349 ≤200
B.FIO2 ≤ 0,5 RECORD ( ) ( ) ( ) ( )
PaO2 PO2 ≥70 PO2 61-70 P02 55- PO2
60 ˂ 55
Ph ARTERI ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥ 7,7 7,6-7,69 7,5-7,59 7,33- 7,25- 7,15- ˂
7,47 7,32 7,24 7,15
HCO3 (mEq/I) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥52 41-51,9 32-40,9 22-32,9 18-21,9 15-17,9 ˂ 15
KALIUM (mEq/I) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥7 6-6,9 5,5-5,9 3,5-5,4 3-3,4 2,5-2,9 ˂ 2,5
NATRIUM (mEq/I) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥100 160-179 155-159 150-154 130-149 120-129 111-119 ≤ 110
SERUM CREATININE ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
(mqm/dl) ≥3,5 2-3,4 1,5-1,9 0,5-1,4 ˂ 0,6
HEMOTOKRIT (%) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
≥ 60 50-59,9 46-49,9 30-45,9 20-29,9 ˂ 20
GCS
Score = 15 – GCS
Pengkajian
NO UMUR POINT
1 ≤ 44 TAHUN 0
2 45-54 TAHUN 2
3 55-64 TAHUN 3
4 65-74 TAHUN 5
5 ≥ 75 TH 6
Tabel 2. Menghitung APACHE Scoe
2. Total nilai poit 1 ditambahkan dengan point dengan riwayat
penyakit dahulu kriteria :
a. Tidak operasi atau operasi emergensi (cito) = 5 point
b. Post Operasi Elektif/terjadwal = 2 Point
3. Total nilai pada point 2 ditambahkan dengan nilai atau point GCS
maka akan didapat total nilai APACHE Score.
4. Untuk menentukan pasien memenuhi kriteria masuk/keluar ICU
yaitu :
a. Score APACHE total ≤ 45 = Tidak memenuhi kriteria
masuk/keluar ICU
b. Score APACHE total > 46 = Memenuhi kriteria masuk keluar
ICU
KESIMPULAN :
BERDASARKAN KONDISI DIATAS MAKA MEMENUHI INDIKASI
MASUK KELUAR ICU DENGAN PRIORITAS....
1. Alat transport yang diperlukan: brancard ( ), kursi roda ( ),
ventilasi mekanik ( )
2. Pendamping selama transfer: dokter ( ), paramedis ( ), care
giver/POS ( )
3. Alat medis yang dibawa selama transfer:
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan yang luar biasa, dan atas persetujuan
kepala instalasi ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan
pasien dapat dikecualikan, dengan catatan pasien gilongan ini dapat
dikeluarkan dari ICU bila ada pasien prioritas 1,2,3 mau masuk ICU.
Pasien yang termasuk golongan ini, yaitu :
1. Pasien yang masuk kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjang
hidup yang agresif / hanya perawatan yang aman, hanya untuk
meningkatkan kemungkinan survival saja,termasuk juga pasien
DO Not Resusicitate ( DNR ).
2. Pasien vegetative permanen
3. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak namun
untuk keperluan donor.
Keterangan :
1. ICU menerima pasien dari IGD / Ponek, Instalasi Rawat Inap,Rawat
Inap VIP/VVIP, ICCU, dan Instalasi Bedah Sentral, High Care Unit dan
ruangan tindakan diagnostic ( separti Radiologi, Haemodialisa,dan lain-
lain).
2. Pasien dari ICU dapat dipindahkan ke Instalasi Rawat Inap, Rawat
Inap VIP/VVIP, IBS, HCU, ICCU.
3. ICU menerima pasien rujukan dari RS lain, serta dapat merujuk ke RS
lain sesuai dengan alur rujukan berjenjang yang telah diatur.
D. SISTEM PELAPORAN PASIEN DI RUANGAN ICU
PERAWAT ICU
Ket :
Perawat ruangan ICU dapat melaporkan kondisi pasien melalui dr jaga
bangsal atau langsung pada dokter DPJB, dokter anestesi/ Ka.Instalasi
(misal hasil pemeriksaan diagnostic dan lain-lain).
E. ALUR PENANGGANAN PASIEN GAWAT DI RUANGAN ICU
PASIEN GAWAT
DOKTER JAGA
PERAWAT ICU
ICU
LAPOR
DOKTER
ANASTESI
PENANGANAN
PASIEN
Keterangan :
1. Bila ada kegawatdaruratan perawat ICU dapat melapor kepada dr
jaga ICU atau dr konsulen ICU/Anaestesi atau ke dr konsulen
pengirim pasien.
2. Bila ada kegawatdaruratan perawat ICU bisa melakukan tindakan
penangganan sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.
3. Dokter jaga ruangan ICU dapat berkonsultasi kepada dokter
anaesthesi atau dokter konsulen lain atau dapat melakukan
penangganan kegawatdaruratan sesuai kewenangan dan
kompetensinya.
F. SISTEM RUJUKAN PASIEN ICU
Ada 2 (dua) macam rujukan, yaitu :
1. Rujukan eksternal ( rujukan antar fasilitas pelayanan kesehatan)
yang terdiri dari :
1.1. Rujukan Vertikal : rujukan ke RS tipe lebih tinggi.
1.2. Rujukan horizontal : rujukan ke RS tipe sama tapi memiliki
kemampuan lebih tinggi.
2. Rujukan internal (rujukan antar antar disilin ilmu didalam lingkungan
RS ).
G. ORGANISASI DAN KETENAGAAN ICU
1. Struktur Organisasi Intensive Care Unit (ICU) RSUD
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
Hj.MASRIANAH, S.Kep,
Ns. M.Kes
KEPALA RUANG ICU
PENANGGUNG JAWAB
PERAWAT PELAKSANA
1. MAIMUNAH, S.S.T.
2. YULIANA, S.Kep., Ns.
3. ENDAH WAHYUNINGSIH, S.K.M
4. SARI YUNIAR,S.Kep., Ns., M. ADMINISTRASI PPJA LOGISTIK PEMBIMBING KLINIK
Kes.
5. EFA YUNIARTI, S.Kep., Ners. 1. MAIMUNAH, SST
6. Ns.ROSDIAH KARTIKA, S.Kep. MAIMUNAH,S.S.T ENDAH RISKA A, S. Kep., Ners
7. M.ALAUDDIN, S.Kep., Ners. 2. YULIANA, S..Kep., Ns. WAHYU
8. SUNIKA PUSPASUCI, S.Kep.,
Ners
NINGSIH, MAIMUNAH,S.S.T
3. ISNAENI E, AM. Kep
9. Ns.RINO BUDI SETIAWAN, S.K.M .
S.Kep.
10. FITRI, S.Kep.
11. ISNAENI EKAYANTI, AM.Kep
12. FERITA GUSRIA, AM.Kep
13. SUSILAWATI, AM.Kep
14. INDAH KURNIAWATY,AM.Kep
15. FARIDA, AM.KETKep.
16. RIFDA ROSANTI, AM.Kep.
17. ABUNYAMIN, S. Kep.
18. AHMAD JAWAR, S.Kep, Ners
19. YUS SRIYANTI, AM.Kep
2. KETENAGAAN
1. Kriteria Ketenagaan
N Jenis Ketenagaan Pelayanan ICU Sekunder
o RS TIPE B
1 Kepala Instalasi Dokter intensivis atau dokter spesialis
anesthesiology (bila belum ada dr
intensives).
2 Tim medis 1. Dokter spesialis yang dapat
memberikan pelayanan setiap saat
(24 jam ).
2. Dokter jaga 24 jam dengan
kemampuan ALS,ACLS,FCCS.
3 Perawat pelaksana 1. Minimal lulus D3 keperawatan.
2. Pengalaman minimal 2 tahun diruang
rawat inap.
3. Sertifikat (BLS, BTLS, ICU)
4 Rasio perawat : pasien 1: 1 atau 1 : 2 dengan syarat perawat
bersertifikat pelatihan Keperawatan ICU
dasar.
RUA
PAL
NG BARI
lu, Kee. Seberang Ulu 1,
umatera Selatan,
OS 30254
ail.com
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PALEMBANG BARI
Terakreditasi PARIPURNA SNARS Edisi 1
Jalan Panca Usaha Namar 1, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kata Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
---=::,.c,, ,-..._ Telepan: (0711) 514165, 519211 , Faksimile: (0711 ) 51921 2, Kade Pas: 30254
E-mail: rsudpban@palembang.ga id, Website: https://rsudpbari.palembang.ga.id
MEMUTUSKAN
Pc mbin ua n ... ..
KEEMPAT Pcmbinan n dan Pc ngawnsun Pe nycl<.:nggnrna n Pc lnya n u n
lnslalasi Cardiouascularcare Unit Rumu h Su kil Umum
Dnt:ra h Po kmba nEt BARI dilaksa n n ku n o lc h Wo kil Oirc ktur
Pc la yo n a n Rumah Sa kic Umum Da<.:rn h Polcmbo n g B/\1~1 .
KELlMA Pera tu ra n ini bc rluh."U scja k Ln n ggal dilctu pknnny n , da n
n pa bila di kc mudia n h a ri tcrnya ta tc rcla po t kc keli r u u n
d a la m pcm:ta pnn ini a ka n dia d n ka n pc r1Ju1k u n
st: bagaima n a m cs tinyn .
BABI
DEFINISI
Pengertian ICCU
!CCU / !CCU adalah pelayan an rumah sakit yang membe rikan a suhan
keperaw atansec ara terkons entrasi dan lengkap . Unit ini memiliki tenaga
dan
perawa t yang terlatih khusus dan berisi peralat an yang meman tau
d an
dukung an khusus untuk pasien yang rnembu tuhkan perawa tan
observa si intensiv e dan kompre hensif pada pasien dengan
ganggu ankard iovasku lar yang tidak di operasi dan rnasih berada dalam
kondisi kritis sehingg ameme rlukan peman tauan hemodi narnik yang sangat
n
ketat. Perawa tan intensif biasany a hanyad isediak an untuk pasien- pasie
dengan kondisi kritis yang memilik i peluang bail< untuk bertaha n hidup.
an
Rua ng lingkup pelayan an JCCU/I CCU meliput:i pember ian dukung
saraf
fungs iorgan- organ vital seperti pernafa san, kardios irkuJas i, susuna n
pusa t, renal baik pada pa sien d ewasa , anak, dan pasien paska bedah
(Depke s RJ, 2003) . !CCU menyed iakan kemam puan dan sarana, pra sarana,
serta peralat an khusus untuk menun jang fungsi -fungsi vital dengan
rnengg unakan ketram pilan staf medik, perawa t, danstaf lain yang
INSTALASI
Fl.\W AT t- ►
l l
DAER..\H flil.\ '.'AT PASIEN INSTALASI ICCU
I
i
GUDANG
KOTOR
INAP SENTRAL MONITOR/ NU RSESTATION
RUANG
TU NGGU
PENG.\NTAR
INSTP..LASI RUANG PULANG
R.11.\'/AT JEN,~.ZAH SEHAT
IN.-1.P
b. Alur Pasien :
(1) Pasien ma suk ICCU berasaJ dari Ins taJa si Rawa t Ina p, InstaJasi
Gawa t Darurat,InstaJasi Bedah.
PERANAN PERAWAT
Bidang Kerja Pelayanan Intensive Care Meliputi :
1. Pengelolaan Pasien. Di lakukan secara primer oleh intensivist de ngan
melaksanakan pendekatan pengelolaan total pada apsien sakit kritis,
menjadi katua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokter yang
ikut merawat pasien .
2. Administrasi Unit_. Palayanan !CCU di maksud untuk memastikan
suatu lingkungan yang menjamin pelayanan yang aman , tepat waktu
dan efektif untuk tercapainya tugas ini di perlukan partisipasi dari
intensivist pada aktivitas manajemenit.
3. Pendidikan
4. Penelitian
PRASARANA
Lokasi
Di a njurka n satu k omple k d e n gan kam a r bcda h cbn ka mnr pu lih
berdekata n ::nau m e mpunyai akse-s yan g muda h k e UGD , bburu tori um d n n
rad io logi .
oesain
Standa r ICCU yang memad ai, di tentuka n disain yang ba ik d a n pcngat unrn
ruang yang adekua t :
Bangun an ICCU
1. Terisola si
2. Mempu nyai standar tertentu tcrhada p :
3. Bahaya a pi
4. Ventila si
5. AC
6 . Exhaus t fan
7. Pipa air
8. Komun ikasi
9. Bakteri ologis
10. Kabel monitor
11. Lantai mudah di bersihk an , keras dan rata (area pasien )
12. Unit terbuka 12 - 16 m / tempat tidur
tangan setiap 2 tt
15. Unit tertutu p 1 ruangan , 1 tempat cuci tangan
16. Harus ada sejumla h outlet yang cukup sesuai dengan le vel rccu, !CCU
Area Lingkungan
Me mpunyai pendingin niangan / AC yang dapat m e ngon trol suhu dan
kelembaban sesu ai d e n gan luas rua ngan
Suhu ruangan : 22 - 25, ke le mba ban : 5 0 - 70 %
Ruang Isolasi
Di lengkapi d engan tempat cuci Langan dan te mpat ganti pakaian sendiri
Ruanq Penyimpanan Peralatan Dan Baranq Bersih
Untuk m e nyirnpa n monitor , ventilato r, infus pump,syringe pump ,
peralatan dialisis , alat - alat sekali pa kai cairan, penggantung infus . troli,
penghangat darah alat hisap , line n dan tempat pe nyimpanan barang dan
a lat bersih .
Ruanq Tempat Pebuangan A lat I Bahan Kotor
Ruang untuk m e mbersihkan alat - alat , pemeriksaan urine , pengosos ngan
dan pembersihan pispot dan botol urine d esaian unit menjam.in tidak a da
kon taminasi .
Ruang Perawat
Te rdapat ruang terpisah yang dapat di gunakan oleh perawatan yang
bertugas dan pimpinannya.
Ruanq Staf Dokter
Tempat kegiatan organisasi dan administrasi termasuk kantor kepala
bagian dan staf dan kepustakaan .
Ruang Tunqgu Keluarga Pasien
La.boratorium
Harus d.i pertimbangkan pada unit yang tidak m engandalkan palayanan
terpusat .
Peralatan
Jumlah dan macam pe ralatan beruarisasi, tergantung tipe ukuran , dan
fungsi ICCU dan h a rus sesuai d e n gan beban kerja ICCU . di sesuika n
dengan standar yang berlaku .
terdapat prosedur pem eriksaan be rkala untuk keaman a n alat.
Peralatan dasa r meliputi :
1. Ventilator
2 . Alat ventilasi manual dan alat penunja ng jalan nafas
3 . Alat hisap
4 . Peralata n akses vaskuler
5. Peralata n monitor invasif dan non invasif
6 . Defibrila tor dan alat pacu jantung
7. Alat pengatu r suhu pasien
8 . Peralata n drain thorax
9 . Infusion pump dan syringe pump
10. Peralata n portable untuk transpor tasi
11 . Tempat tidur khusus
12. Lampu untuk tindakan
13. Peralata n lain untuk prosedur diagnost ik dan atau terapi khusus
hendakn ya tersedia , bila secara klinis ada indikasi dan untuk
menduk ung fungsi ICCU
14. Protokol dan pelatiha n kerja untuk staf medik . dan para medik perlu
tersedia untuk penggun aan alat - alat , termasu k langkah - angkah
untuk mengata si apabila terjadi malfungs i.
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
~
'J dr. Hj . MAK IAN I, S.H. ,M.M .,MARS
1NIP 19650413199 6032001
PANDUAN
PELAYANAN INSTALASI
NEONATAL INTENSIVE CARE
UNIT
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2022
Weaua
A N
PENDAHULUAN
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
dr.AMALIA,M.Kes
KEPALA RUANGAN
HALILAH.S. Kep
PENANGGUNG JAWAB
PERAWAT PELAKSANA
1. Hiwalalis dayanti.Am.Kep
2. JANURIA SURYANTI,
Am.Kep ADMINISTRASI JAGA/ SHIFT LOGISTIK PEMBIMBING
3. Imelda., Am.Kep KLINIK
4. Ines Dwi Putri.,S.Kep.,Ns KETUA TIM HIWALALIS MELIANI
5. INDAH MARLENI, S.Kep DAYANTI ,AM.KEP VERONA,S.Kep. 1.HALIMAHTUS
6. MELIANI VERONA, S.Kep JANURIA ,Ns
7. RIZA NIRMALA SARI,Am.Kep AKDIAH.S. Kep
8. HALIMAHTUSAKDIYAH, SURYANTI, Am.Kep
S.Kep, NS
9. TRIA ADHA CITRA,S.Kep.NS
10. YUDHA SUTRISNA, S.Kep
11. Destrianty,Am.Kep
12. DENI SUSILA, Am.Kep
II.2. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Jenis Ketenagaan yang ada di neonatal intensive care unit adalah
sebagai berikut
1. Tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Tenaga medis meliputi dokter spesialis anak sebagai kepala
instalasi.
b. Tenaga keperawatan meliputi S1 Keperawatan, pengalaman
minimal 3 tahun dalam pelayanan neonatus, D3 Keperawatan
klinik minimal 3 tahun dilingkup keperawatan anak
2. Tenaga Non Kesehatan
a. Tenaga cleaning service
b. Petugas Adminisitrasi Keuangan
c. Petugas gizi
Jumlah petugas medis disesuaikan dengan beban kerja dan kelas
rumah sakit. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di
neonatal intensive care unit harus sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Seorang petugas baru sebelum bertugas sendiri harus mengikuti
program orientasi dan “induction”. Uraian tugas tertulis sejak penugasan
harus selalu ada bagi tiap petugas. Harus ada program penilaian untuk
kerja sebagai umpan balik untuk seluruh staf. Data seluruh personalia
yang ada di NICU di buat secara tersusun dan lengkap mencakup semua
kebutuhan data ketenagaan yang dibuat oleh bagian SDM.
II.3.1 PERAWAT
Perawat menurut Kualifikasi panduan ketenagaan Perawat Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2013 adalah memenuhi
persyaratan. Persyaratan yang dimaksud adalah :
1. Memiliki surat ijin perawat (SIP) / Surat Tanda Registrasi (STR).
2. PNS atau Non PNS (BLUD)
3. Memiliki sertifikat Menilai masa gestasi, penaggulangan
gangguan nafas, resusitasi dan stabilisasi pada neonatus yang
baru lahir, managemen laktasi, pencegahan dan pengendalian
infeksi, manageman BBLR, manageman kejang, penagulangan
infeksi pada neonatal.
II.3.2Rumus Ketersediaan SDM Perawat
AXBXCXDXE
FXG
Keterangan :
II.4.URAIAN JABATAN
II.4.I.
STANDAR FASILITAS
rangka globalisasi.
Hal tersebut akan memacu timbulnya persaingan yang cenderung
meningkat dan pemasaran pelayanan rumah sakit (instalasi Neonatal
Intensive Care Unit) lokal akan tertinggal bila tidak segera diantisipsi
dengan peningkatan mutu yang cukup kompetitif.
Adanya buku Panduan Penyelenggaraan Pelayanan di Instalasi
Neonatal Intensive Care Unit diharapkan dapat dijadikan pedoman atau
acuan bagi setiap petugas atau karyawan Instalasi Gawat Darurat RSUD
Palembang BARI dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
RI A
RLA
AL
TAHUN 2022
iTi,
PALEMSs
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak di sarana
kesehatan rumah sakit, khusus nya ruang Pediatric Intensive Care
Unit, dalam upaya menurunkan angka kematian anak.
2. Tujuan Khusus
a. Tersusunnya dan terselenggaranya standar pelayanan di
ruang PICU yang bermutu;
b. Tersusunnya dan terselenggaranya standar asuhan
keperawatan di ruang PICU
c. Tersusunnya dan terselenggaranya standar prosedur
operasional di ruang PICU
d. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional
dan berkualitas
e. Tersedianya sarana, prasarana dan peralatan medis yang
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit tipe B
f. Monitoring Indikator Mutu Pelayanan
g. Pencatatan dan Pelaporan.
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
BAB II
STANDAR KETENAGAAN PICU
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
dr. AMALIA,M.Kes
dr. AHMAD BAYU ALFARIZI, Sp.A(K)., M.Kes Hj. MASRIANAH, S.Kep, Ns. M.Kes
PENANGGUNG JAWAB
PERAWAT PELAKSANA
Jumlah petugas medis disesuaikan dengan beban kerja dan kelas rumah
sakit. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di pediatric
intensive care unit harus sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Seorang
petugas baru sebelum bertugas sendiri harus mengikuti program orientasi
dan “induction”. Uraian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada
bagi tiap petugas. Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai
umpan balik untuk seluruh staf. Data seluruh personalia yang ada di PICU
di buat secara tersusun dan lengkap mencakup semua kebutuhan data
ketenagaan yang dibuat oleh bagian SDM.
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
BAB III
TATA LAKSANA PELAYAAN PICU
Pasien sakit kritis harus dirawat di ruang PICU yang sesuai dengan
kebutuhannya. Panduan ini dibuat untuk menjadi bahan pertimbangan
kriteria masuk dan keluar ruang PICU. Sesuai perkembangan ilmu, kriteria
ini memerlukan revisi berkala.
Suatu PICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian
khusus yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis, sehingga
diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas pada sarana yang
terbatas ini, apabila kebutuhan ternyata melebihi jumlah tempat tidur yang
tersedia.
Dalam Standar Pelayanan Medis terdapat daftar kondisi yang
dianggap perlu untuk perawatan intensif pediatrik. Namun demikian,
keputusan dokter patut juga dipertimbangkan dalam penentuan kriteria
perawatan. Berikut ini keterangan masing- masing prioritas pasien :
Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis yang dengan terapi intensif
dapat sembuh sempurna dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai
potensi genetiknya.
Pasien Prioritas 2 (dua)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang
secara medis saat ini belum dapat ditanggulangi namun dengan terapi
intensif dapat menanggulangi keadaan kritis sepenuhnya, hingga anak
kembali pada keadaan sebelum dirawat di PICU.
Prioritas 3 (tiga)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar
menyebabkan anak tidak mempunyai kontak dengan lingkungannya
secara permanen dan tidak mengalami tumbuh kembang.
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
Prioritas 4 (empat)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan prognosis sangat
buruk sehingga dengan terapi intensif pun proses kematian tidak dapat
dicegah (tidak merupakan indikasi rawat PICU).
Barotrauma akut
Sistem Kardiovaskuler
Pasien dengan gangguan kardiovaskuler yang mengancam nyawa,
antara lain:
Syok
respirasi
Pasca tindakan berisiko tinggi misalnya kateterisasi,
hemodialisis,dialysis peritoneal
Kebutuhan akan pemantauan tekanan darah invasif, tekanan vena
catheter)
Kebutuhan pemasangan alat pacu jantung (pace maker)
Sistem Neurologis
Pasien dengan kelainan neurologis yang mengancam nyawa, antara
lain:
Inflamasi akut atau infeksi medula spinalis, selaput otak atau otak
neurologis
Disfungsi neuromuskuler progresif tanpa gangguan kesadaran yang
Koagulopati berat
Tumor yang menekan pembuluh darah vital jalan nafas, atau organ
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
vital lainnya.
Sistem Endokrin dan Metabolik
Pasien dengan gangguan endokrin dan metabolik yang mengancam
nyawa antrara lain:
Ketoasidosis diabetik
Gangguan elektrolit seperti:
- Hiperkalemia yang membutuhkan pemantauan jantung dan
terapi intervensi
- Hipo- atau hipernatremi berat
- Hipo- atau hiperkalsemi
- Hipo- atau hiperglikemia dengan keadaaan klinis tidak stabil
- Asidosis metabolik berat
- Gangguan kesimbangan cairan kompleks
Inborn errors of metabolism dengan kegawatan yang mengancam
nyawa.
Sistem Gastrointestinal
Pasien dengan gangguan saluran cerna yang mengancam jiwa antara
lain:
Perdarahan saluraan cerna akut dan berat
Bedah Thorak
Bedah Syaraf
Bedah Kraniofasial
Transplantasi organ
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
Gangguan Lain
Pasien dengan gangguan lain yang mengancam nyawa antara lain:
Keracunan atau overdosis obat dengan potensi kegagalan organ
Gagal organ multipel
Hipernatremia maligna
Trauma elektrik atau trauma lingkungan lain: luka bakar > 10%
luas permukaan kulit
Non inotropik
Akral hangat
2. Status respirasi stabil
Kriteria :
Jalan nafas terbebas dari sumbatan
Tanpa ETT
TV -7-10 cc/kgBB
RR : 25-50 x/mnt
AGD normal / dalam batas N
Saturasi O2> 95%
Batuk kuat
Kebutuhan suplementasi oksigen minimal (tidak melebihi
standar yang dapat dilakukan di luar ruangan intensif
pediatric)
3. Stabil Cairan
Kriteria :
Produksi urine > 1 cc/kg/jam
Elektrolit dalam batas normal
CVP dalam batas normal 8-12 cmH2O (individual pasien)
4. Status Neurologis stabil
Kriteria :
GCS> 10 (pasien neurologi)
Tidak ada kejang
Kejang terkontrol
A. VITAL SIGN
1. HR ≤ 60 dan atau > 130 kali/menit.
2. Laju respirasi ≤ 25 dan atau ≥ 50 kali/menit.
3. Mean Arterial Pressure
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
4. FiO2> 50%,
B. NILAI LABORATORIUM
1. FiO2> 50%,
2. PO2< 50 mmH2O
3. PCO2> 50 mmH2O
5. Hiperkalemia
3. Anuria
5. Koma
6. Kejang Berulang
7. Sianosis
8. Anemia berat dengan gangguan hemodinamik
dan/atau respirasi
F.PASCA PEMBEDAHAN SEDANG ATAU
PEMBEDAHAN MAYOR.
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
KESIMPULAN :
BERDASARKAN KONDISI DI ATAS MAKA Palembang,..../..../......
MEMENUHI INDIKASI MASUK PICU DENGAN Jam: .........................
SKALA PRIORITAS : ..........................................
1. Alat transport yang diperlukan : brancard( ), kursi NAMA DPJP DAN
roda ( ) TANDA TANGGAN
2. Pendamping selama transfer : Dokter ( ), Perawat (
), Portir ( ).
3. Alat medis yang dibawa selama transfer :
Ya ( ): sebutkan..............................................
............................................ .....................................
.............................................. .
Tidak ( )
Catatan : Mohon diisi dengan tanda tick/centang (˅) dengan lengkap
Instalasi Pediatric Intensive Care Unit 2022
PERAWAT PICU
LAPOR dr DPJP/
dr. KONSULEN
LAPOR dr JAGA LAPOR dr ANAK /
BANGSAL/dr JAGA IGD KA.INSTALASI PICU
Ket :
Perawat ruangan PICU dapat melaporkan kondisi pasien pada dr jaga
bangsal atau langsung pada dokter DPJP, dokter anak / Ka.Instalasi
(misal hasil pemeriksaan diagnostik dan lain-lain).
BAB IV
DOKUMENTASI
BAB V
PENUTUP
RUA
PALE