Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Elisa Muasarah P07120217055
2. Erek Kuswanto P07120217057
3. Muhammad Andrianoor P07120217068
4. Norma Laili P07120217073
5. Rachmawati Eka Putri K P07120217076
6. Lisindra P07120214062
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikam tugas makalah ini
dengan baik . Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Kritis Intensif yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran
kepada kami. Kami menyusun makalah yang berjudul “Konsep Dasar ICU dan
Dasar Hukumnya” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keerawatan Kritis Intensif
yang diberikan oleh Bapak Agus Rachmadi, S.Pd, A.Kep. M.Si.Med
.Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah kami curahkan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga usaha kami tidak sia-sia dan mendapatkan hasil
yang baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kami menyusun makalah ini dalam rangka mengembangkan kemampuan diri.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun baik lisan maupun
tulisan sangat kami harapkan.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
3
asumsi tentang persepsi masyarakat bahwa ketika keluarganya dirawat di
ruang ICU tidak ada harapan untuk hidup.
C. Tujuan
Tujuan umum:
Tujuan khusus :
4
D. Dasar Hukum
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi ICU
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
terpisah, dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan
untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita
penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa atau potensial
mengancam jiwa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan
dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsifungsi
vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain
yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
ICU adalah ruang rawat di Rumah Sakit yang dilengkapi dengan staf
dan peralatankhusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam
jiwa oleh kegagalan / disfungsi satuorgan atau ganda akibat penyakit,
bencana atau komplikasi yang masih ada harapan
hidupnya(reversible).Dalam mengelola pasien ICU, diperlukan dokter ICU
yang memahami teknologi kedokteran, fisiologi, farmakologi dan
kedokteran konvensional dengan kolaborasi erat bersama perawatterdidik
dan terlatih untuk critical care.Pasien yang semula dirawat karena masalah
bedah/trauma dapat berubah menjadi problem medikdan sebaliknya.Adalah
unit perawatan yang dikelola bertujuan untuk merawat pasien sakit berat
dan kritis yang mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga terlatih serta
didukung oleh kelengkapan peralatan khusus.
Jadi ICU atau Intenssive Care Unit adalah ruang rawatinap di Rumah
Sakit yang dilengkapai dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat
pasien yang yang mengancam nyawa seperti pasien dengan sakit berat dan
kritis oleh karena kegagalan fungsi organ, bencana atau komplikasi yang
memiliki harapan hidup.
6
Gambar 1 : Ruang ICU
B. Sejarah ICU
ICU mulai muncul dari ruang pulih sadar paska bedah pada tahun
1950. ICU modernberkembang dengan mencakup penanganan respirasi dan
jantung menunjang ffal organ danpenanganan jantung koroner mulai tahun
1960. Pada tahun 1970, perhatian terhadap ICU di Indonesia semakin besar
(ICU pertama kali adalahRSCM Jakarta), terutama dengan adanya
penelitian tentang proses patofisiologi, hasilpengobatan pasien kritis dan
program pelatihan ICU.Dalam beberapa tahun terakhir, ICU mulai menjadi
spesialis tersendiri, baik untuk dokter maupun perawatnya.
C. Level ICU
1. Level I / Primer
Pada Rumah Sakit di daerah yang kecil(di Rumah Sakit Daerah dengan
tipe C dan D), ICU lebih tepat disebut sebagai unitketergantungan
tinggi (High Dependency). Pelayanan ICU primer mampu memberikan
pengelolaan resusitatif segerauntuk pasien sakit gawat, tunjangan
kardio-respirasi jangka pendek, danmempunyai peran penting dalam
pemantauan dan pencegahan penyulitpada pasien medik dan bedah
yang berisiko. Dalam ICU dilakukan ventilasimekanik dan pemantauan
kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam. Di ICU level I ini
dilakukan observasi perawatanketat dengan monitor EKG
7
Ciri – ciri ICU level I :
8
Ciri – ciri ICU level II :
ICU Level III biasanya pada Ruamh Sakit tipe A yang memiliki semua
aspek yangdibutuhkan ICU agar dapat memenuhi peran sebagai Rumah
Sakit rujukan.Personil di ICU level III meliputi intensivist dengan
trainee, perawat spesialis, profesionalkesehatan lain, staf ilmiah dan
sekretariat yang baik. Pemeriksaan canggih tersedia dengandukungan
spesialis dari semua disiplin ilmu.Pelayanan ICU tersier merupakan
rujukan tertinggi untuk ICU, memberikanpelayanan yang tertinggi
9
termasuk dukungan/bantuan hidup multi-sistemyang kompleks dalam
jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukanventilasi mekanis,
pelayanan dukungan/bantuan renal ekstrakorporal danpemantauan
kardiovaskular invasif dalam jangka waktu yang terbatas
danmempunyai dukungan pelayanan penunjang medik. Semua pasien
yangmasuk ke dalam unit harus dirujuk untuk dikelola oleh spesialis
intensivecare.
10
D. Fungsi ICU
1. ICU Medik
2. ICU trauma/bedah
3. ICU umum
4. ICU pediatrik
5. ICU neonatus
6. ICU respiratorik
E. Tujuan ICU
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui
observasi dan monitaring evaluasi yang ketat disertai kemampuan
menginterpretasikan setiap data yang didapat dan melakukan tindak
lanjut.
3. Meningkatkan kualitas pasien dan mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien.
5. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
F. Etik Di ICU
11
G. Prosedur Masuk ICU
Pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter di luar ICU setelah
berkonsultasidengan doketr ICU. Konsultasi sifatnya tertulis, tetapi dapat
juga didahului secara lisan(misalnya lewat telepon), terutama dalam
keadaan mendesak, tetapi harus segera diikuti dengankonsultasi tertulis.
Keadaan yang mengancam jiwa akan menjadi tanggungjawab
dokterpengirim.Transportasi ke ICU masih menjadi tanggungjawab dokter
pengirim, kecuali transportasi pasienmasih perlu bantuan khusus dapat
dibantu oleh pihak ICU.Selama pengobatan di ICU, maka dimungkinkan
untuk konsultasi dengan berbagai spesialis diluar dokter pengirim atau
dokter ICU bertindak sebagai koordinatornya.Terhadap pasien atau keluarga
pasien wajib diberikan penjelasan tentang perlunya masuk ICUdengan
segala konsekuensinya dengan menandatangani informed concern.
IBS
UGD ICU
Pasien di ruang ICU berbeda dengan pasien di ruang rawat inap biasa,
karena pasien ICUmempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
perawat dan dokter. Di ICU, pasienkritis atau kehilangan kesadaran atau
mengalami kelumpuhan sehingga segala sesuatu yangterjadi dalam diri
pasien hanya dapat diketahui melalui monitoring yang baik dan
teratur.Perubahan yang terjadi harus dianalisa secara cermat untuk mendapat
tindakan yang cepat dantepat.
12
J. Tujuan Akhir Pengobatan ICU
1. Anamnesis
Seringkali pasien sebelum masuk ICU sudah mendapat tindakan
pengobatan sebelum diagnosisdefinitif ditegakkan.
2. Serah Terima Pasien
Untuk mengetahui riwayat tindakan pengobatan sebelumnya dan
sebagai bentuk aspek legal.
3. Pemeriksaan Fisik
13
Meliputi pemeriksaan fisik secara umum, penilaian neurologis,
sistem pernafasan,kardiovaskuler, gastro intestinal, ginjal dan cairan,
anggota gerak, haematologi dan posisipasien.Walaupun keadaan stabil,
pasien tetap harus dilakukan pemeriksaan fisik :
a) ABC
b) Jalan nafas dan kepala
c) Sistem pernafasan
d) Sistem sirkulasi
e) Sistem gastrointestinal
f) Anggota gerak
g) Monitoring rutin
h) Intubasi dan Pengelolaan Trakhea
i) Cairan : Dehidrasi
j) Perdarahan Gastrointestinal
Stress ulcer dapat merupakan kompensasi dari penyakit akut.
k) Nutrisi
Utamakan pemberian nutrisi enteral :
l) Usia Lanjut
m) Cadangan fisiologis terbatas
n) Peningkatan penyakit penyerta
o) Riwayat pemakaian obat
p) Riwayat perokok, alkoholisme, obat-obatan.
q) Interaksi obat pada usia lanjut
4. Kajian hasil pemeriksaanMeliputi biokimia, hematologi, gas darah,
monitoring TTV, foto thorax, CT scan, efekpengobatan.
5. Identifikasi masalah dan strategi penanggulangannya
6. Informasi kepada keluarga
14
M. Pengkajian Ulang Kinerja
N. LANDASAN HUKUM
15
13. Kepmenkes RI No 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan
Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan
14. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
15. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ICU adalah ruang rawat di Rumah Sakit yang dilengkapi dengan staf dan
peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa
oleh kegagalan / disfungsisatu organ ataugandaakibatpenyakit, bencana atau
komplikasi yang masih ada harapan hidupnya (reversible). Dalam
mengelola pasien ICU, diperlukan dokter ICU yang memahami teknologi
kedokteran, fisiologi, farmakologi dan kedokteran konvensional dengan
kolaborasi erat bersama perawat terdidik dan terlatih untuk critical care.
Pasien yang semula dirawat karena masalah bedah/trauma dapat berubah
menjadi problem medik dan sebaliknya.
B. Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagikita semua. Apabila ada kritik dan saran yang sifatnya
membangun, maka sampaikanlah kepada kami.
Apabiladalampenyusunanmakalahiniterdapatkesalahan kami
selakupenyusunmohonmaaf dan semogapembacadapatmemakluminya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jones, C.R. et all (2008). Networking Learning a Relational Approach Weak and
Strong Ties. Journal of Computer Assisted Learning, 24, 90-102.
18