TAHUN 2022
BAB I PENDAHULUAN
2. Manajemen Unit.
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit yang
diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan IRI / ICU yang efisien, tepat waktu dan
konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain :
a. Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
b. Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
c. Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan termasuk
supervisi koleksi data
d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin kelancaran pelayanan
di IRI / ICU
e. Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine.
g. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature kedokteran
h. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan
i. Menguasai standar-standar untuk unit critical care. Ada dan bersedia untuk berpartisipasi
pada perbaikan kualitas interdisipliner.
IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar terlatih. (diganti)
menjadi : jumlah perawat di IRI / ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien 1:1, sedangkan perbandingan
perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
d.Dokter spesialis Anestesiologi siap 24 jam menangani kasus kegawatan IRI / ICU
e.Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan IRI / ICU
Sebelum pasien masuk ke IRI / ICU , pasien dan/atau keluarganya harus mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapat perawatan di IRI /
ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin selama pasien dirawat di IRI / ICU . Penjelasan
tersebut diberikan oleh kepala IRI / ICU atau dokter yang bertugas. Atas penjelasan tersebut
pasien dan /atau keluarganya dapat menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di IRI /
ICU . Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
Pada keadaan sarana dan prasarana IRI / ICU yang terbatas pada suatu Rumah Sakit, diperlukan
mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau permintaan akan pelayanan IRI /
ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang dapat diberikan. Kepala IRI / ICU
bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di IRI / ICU . Bila kebutuhan
pasien masuk IRI / ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, kepala IRI / ICU menetukan kondisi
berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang akandirawat di IRI / ICU.
4.2. Kriteria Masuk
PRIORITAS 1
• Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan monitoring yang
tidak bias dilakukan di ruang rawat ianap yang lain
• Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinu, terapi tidak
PRIORITAS 2
• Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis atau bedah
PRIORITAS 3
Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi untuk kasus akutnya
tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung paru
• Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi, tamponade jantung atau obstruksi
jalan nafas
PRIORITAS 4
• Misal : bedah vaskuler perifer, hemodinamik stabil pada ketoasidosis diabetikum, gagal jantung
ringan Pasien stase terminal dan irreversible Misal : pada keganasan dengan metastase disertai
multi organ failure.
• Cardiogenic shock
• Hypertensi emergensi
2. Pulmonary System
Patient inan intermediate care unit who are demonstrating respiratory deterioration
Massive hemoptysis
3. Neurologic Disorders
Status epilepticus
Brain dead or potentially brain dead, managed while determining organ donation status
Vasospasm
6. Endocrine
7. Surgical
8. Miscellaneous
Hemodinamic monitoring
Environment injuries
Prioritas pasien dipindahkan dari IRI / ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala IRI /
ICU dan tim yang merawat pasien.
Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat lebih lama
Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi aktif.
Pemasangan CVP
Ekstubasi
Balance cairan
Syringe pump
Infusion pump
Suction
Defibrilator
Catatan IRI / ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan pelayanan di
IRI / ICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.
Pencatatan menggunakan status khusus IRI / ICU yang meliputi pencatatan lengkap terhadap
diagnosis yang menyebabkan dirawat di IRI / ICU , data tanda vital, pemantauan fungsi organ
khusus (jantung, paru, ginjal dan sebagainya) secara berkala, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan
cairan, catatan pemberian obat serta jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan IRI / ICU terd IRI / ICU dari jenis indikasi pasien masuk serta
jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi mekanis, hemodialisis, dan
sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau meninggal) dari IRI / ICU.
BAB V LOGISTIK
6.1. Definisi Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
6.2. Tujuan.
6.3. Standar Patient Safety Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan IRI /
ICU adalah :
1. Ketepatan
Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang, salah pasang, salah
penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah
Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien yang masuk ke rawat inap
terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
3. Medikasi
Ketepatan pemberian : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat, salah
dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien.
Ketepatan Transfusi : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada
permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh : Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di IRI / ICU .
BAB VII KESELAMATAN KERJA
7.1. Pengertian Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. Tujuan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan
prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien maupun d IRI / ICU nya send IRI / ICU dapat menularkan
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki tertutup,
celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah,
muntah, sekret.
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang ada, mis:
memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll .
C. Pengeringan
B. Flu burung
9. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI / ICU dalam menghadapi penderita dengan
dugaan flu burung adalah :
Cuci tangan Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama
± 5 menit, yaitu dengan menyikat selruh telapak tangan maupun punggung tangan.
Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
BAB IX – PENUTUP
Pedoman pelayanan IRI / ICU di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh
petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada pasien IRI / ICU .
Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana, prasarana dan peralatan pelayanan IRI / ICU di
rumah sakit dapat dikategorikan sebagai IRI / ICU primer.