TINGKAT 3/ REGULER 1
Aldo 1814401008
2020/2021
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar Ruang
Perawatan Kritis (ICU) Tugas dan Perawat ICU”.
Kami sangat berharap, semoga makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini.
Mengingat tidak ada sesuatau yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita.
Kelompok 2
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan tele-ICU merupakan aplikasi dari solusi 4 topik ICU, yang menurut
Needham (2010) terdiri dari : isu alamiah mengenai medis dan lebih spesifik berkaitan
dengan perawatan kritis, menggunakan pengetahuan sebagai usaha meningkatkan patient
safety, berfokus pada proyek perpindahan pengetahuan, dan model perpindahan pengetahuan
praktik klinik.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ICU
2. Untuk mengetahui bagaimana ciri dan sifat pelayanan di ICU
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat ruang ICU
4. Untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang harus ada di ruang ICU
5. Untuk mengetahui bagaimana indikasi pasien yang masuk ICU
6. Untuk menegetahi bagaimana indikasi pasien yang bisa keluar ICU
6
BAB II
PEMBAHASAN
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf
dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang
cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun
mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan
kematian. Tiap pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena
memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat
dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-
organ tubuh lainnya (Rab,2007).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah
sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur
pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk mencegah
timbulnya dekompensasi fisiologis.
3. Ketiga, kerjasama multidisipliner dalam masalah medis kompleks dimana dasar
pengelolaan pasien ICU adalah pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan dari beberapa
disiplin ilmu terkait yang memberikan kontribusinya sesuai dengan bidang keahliannya
dan bekerja sama di dalam tim yang di pimpin oleh seorang dokter intensivis sebagai
ketua tim.
4. Keempat, kebutuhan pelayanan kesehatan pasien dimana kebutuhan pasien ICU adalah
tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital seperti
Airway (fungsi jalan napas), Breathing (fungsi pernapasan), Circulation (fungsi
sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain, dilanjutkan dengan diagnosis dan
terapi definitif.
5. Kelima, peran koordinasi dan integrasi dalam kerja sama tim dimana setiap tim
multidisiplin harus bekerja dengan melihat kondisi pasien misalnya sebelum masuk ICU,
dokter yang merawat pasien melakukan evaluasi pasien sesuai bidangnya dan memberi
pandangan atau usulan terapi kemudian kepala ICU melakukan evaluasi menyeluruh,
mengambil kesimpulan, memberi instruksi terapi dan tindakan secara tertulis dengan
mempertimbangkan usulan anggota tim lainnya serta berkonsultasi dengan konsultan lain
dan mempertimbangkan usulan-usulan anggota tim.
6. Keenam, asas prioritas yang mengharuskan setiap pasien yang dimasukkan ke ruang ICU
harus dengan indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah
tempat tidur ICU, maka berlaku asas prioritas dan indikasi masuk.
7. Ketujuh, sistem manajemen peningkatan mutu terpadu demi tercapainya koordinasi dan
peningkatan mutu pelayanan di ruang ICU yang memerlukan tim kendali mutu yang
anggotanya terdiri dari beberapa disiplin ilmu, dengan tugas utamanya memberi masukan
dan bekerja sama dengan staf struktural ICU untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan
ICU.
8. Kedelapan, kemitraan profesi dimana kegiatan pelayanan pasien di ruang ICU di samping
multi disiplin juga antar profesi seperti profesi medik, profesi perawat dan profesi lain.
Agar dicapai hasil optimal maka perlu peningkatan mutu SDM (Sumber Daya Manusia)
secara berkelanjutan, menyeluruh dan mencakup semua profesi.
8
9. Kesembilan, efektifitas, keselamatan dan ekonomis dimana unit pelayanan di ruang ICU
mempunyai biaya dan teknologi yang tinggi, multi disiplin dan multi profesi, jadi harus
berdasarkan asas efektifitas, keselamatan dan ekonomis.
10. Kesepuluh, kontuinitas pelayanan yang ditujukan untuk efektifitas, keselamatan dan
ekonomisnya pelayanan ICU. Untuk itu perlu di kembangkan unit pelayanan tingkat
tinggi (High Care Unit=HCU). Fungsi utama. HCU adalah menjadi unit perawatan antara
dari bangsal rawat dan ruang ICU. Di HCU, tidak diperlukan peralatan canggih seperti
ICU tetapi yang diperlukan adalah kewaspadaan dan pemantauan yang lebih tinggi.
Tempat cuci tangan harus cukup memudahkan dokter dan perawat untuk
mencapainya setiap sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien (bila
memungkinkan 1 tempat tidur mempunyai 1 wastafel)
5. Gudang dan Tempat Penunjang
Gudang meliputi 25 – 30 % dari luas ruangan pasien dan pusat siaga petugas. Barang
bersih dan kotor harus terpisah.
1. Prioritas 1
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan terapi intensif dan
agresif.
a. Gangguan atau gagal nafas akut
b. Gangguan atau gagal sirkulasi
c. Gangguan atau gagal susunan syaraf
d. Gangguan atau gagal ginjal
2. Prioritas 2
Pementauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital, seperti:
a. Observasi intensif pasca bedah operasi: post trepanasi, post open heart, post
laparatomy dengan komplikasi,dll.
b. Observasi intensif pasca henti jantung dalam keadaan stabil
c. Observasi pada pasca bedah dengan penyakit jantung.
3. Prioritas 3
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil
untuk penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mugkin memerlukan terapi
intensif untuk mengatasi penyakit akutnya, tetapi tidak dilakukan tindakan invasife
Intubasi atau Resusitasi Kardio Pulmoner
Transportasi pasien kritikal adalah pemindahan pasien dalam keadaan kritis dari unit
bagian lain ke ICU maupun sebaliknya ataupun ke rumah sakit lain untuk tindakan
diagnostik ataupun keperluan lainnya. Tujuannya agar pasien terjamin (aman) selama
transportasi.
Kebijakan:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. Dilakukan oleh DPJP ICU atau yang mewakili dengan fasilitas alat dan obat-obat
emergency yang cukup dan memadai.
3. Petugas yang ikut dalam transportasi pasien adalah orang yang sudah terlatih dan
tersertifikasi ICU yakni dokter dan perawat ICU.
4. Transportasi dilakukan jika pasien memerlukan tindakan pemeriksaan penunjang (CT
Scan, MRI dll) atau pasien untuk dilakukan dialisa di ruang HD
Prosedur:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. ICU adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan
khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat
memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun
mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat
menyebabkan kematian.
2. Sifat pelayanan di ICU harus memperhatikan etika, indikasi yang benar dimana harus
pasien yang memerlukan intervensi medis segera, peran koordinasi dan integrasi dalam
kerja sama tim dimana setiap tim multidisiplin harus bekerja dengan melihat kondisi
pasien, sistem manajemen peningkatan mutu terpadu demi tercapainya koordinasi dan
peningkatan mutu pelayanan, serta berdasarkan asas efektifitas, keselamatan dan
ekonomis dimana unit pelayanan di ruang ICU mempunyai biaya dan teknologi yang
tinggi, multi disiplin dan multi profesi.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Morton, Patricia Gonce dkk. 2011. “Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic”.
Jakarta: EGC
2. Weinstock, Doris. 2013. “Rujukan Cepat di Ruang ICU/CCU”. Jakarta: EGC
3. Zen, Raden. 2011. ”Konsep Dasar ICU”. Diambil dari http://akatsuki-
ners.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-icu-intensive-care-unit.html. Diakses pada 13
Maret 2017.
15
16