Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KRITIS

Konsep Dasar Intensive Care Unit (ICU)

Dosen Pengampu : Cuciati, Ns., M.Kep

Oleh :

Allaika Septina Achyadi

(P1337421020087)

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah keperawatan kritis
tentang konsep keperawatan ICU dengan tepat waktu.

Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan dampaknya bagi
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………… ii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat ………………………………………………………………………………….. 2

Bab II Isi
2.1 Filosofi ICU ……………………………………………………………………………… 3
2.2 Bentuk Pengelolaan ICU ………………………………………………………………… 3
2.3 Tenaga pengelola ICU …………………………………………………………………… 5
2.4 Prosedur Pelayanan Perawatan Intensif ……………………………………………...….. 5
2.5 Kemampuan Minimal Pelayanan ICU …..………………………………………………. 6
2.6 Klasifikasi Pelayanan ICU …...………………………………………………………….. 6
2.7 Indikasi Pasien Masuk/Keluar ICU ……………………………………………………… 7

Bab III Simpulan


3.1 Simpulan ………..……………………………………………………………………….. 8

Daftar Pustaka ………..……………………………………………………………………. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Intensive Care Unit (ICU) adalah salah satu unit pelayanan sentral di rumah sakit
dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi - komplikasi
yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa.

Jumlah ruang ICU sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah pasien yang
membutuhkan perawatan di ICU. Akibatnya banyak pasien yang membutuhkan
perawatan di ICU namun tidak dapat dirawat ke ICU. Oleh karena hal tersebut,
menyebabkan jumlah kematian di Indonesia cukup tinggi. Dari suatu penelitian meta
analisis di Department of Anesthesiology and Critical Care Medicine, George Washinton
University oleh Andrew A Kamer yang melibatkan sejumlah 33.148 pasien, kematian di
rumah sakit didapati sebesar 13,7%, kematian di ICU lebih tinggi mencapai 36,5%.1

Disebabkan karena tingginya jumlah kematian pasien oleh karena tidak semua
pasien dapat dirawat di ICU maka pasien yang akan dirawat di ICU ditentukan
berdasarkan level prioritas kondisi mediknya. Oleh karena itu, pada pembahasan makalah
ini penulis akan mengungkit terkait konsep ICU agar penulis ataupun pembaca dapat
lebih memahami konsep perawatan ICU.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Filosofi ICU ?


2. Bagaimana Bentuk pengelolaan icu ?
3. Apa saja Tenaga pengelola icu ?
4. Bagaimana Prosedur pelayanan perawatan intensif ?
5. Kemampuan minimal pelayanan icu
6. Kalasifikasi pelayanan icu
7. Indikasi pasien masuk /keluar icu

1
1.3 Tujuan

Untuk lebih memahami konsep dasar ICU .

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
Intensive Care Unit.

2
BAB II

ISI

2.1 Filosofi ICU

Instalasi rawat intensif[1] atau ruang perawatan intensif (dalam bahasa Inggris
Intensive Care Unit/ICU) adalah bagian khusus dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya yang melakukan pelayanan rawat intensif. Instalasi ini menangani pasien dengan
penyakit atau cedera yang parah atau membahayakan nyawa, dengan kebutuhan
perawatan terus menerus, pemantauan langsung dengan alat-alat, atau obat-obatan untuk
menjaga fungsi tubuh normal. Instalasi ini ditempati oleh dokter, perawat, dan terapis
yang terlatih dan berspesialisasi merawat pasien dalam kondisi kritis. Instalasi rawat
intensif berbeda dengan bangsal rumah sakit biasa dengan tingginya perbandingan staf
terhadap pasien, dan tersedianya akses peralatan dan sumber daya medis lanjutan yang
tidak selalu ada di fasilitas lainnya. Masalah yang ditangani di instalasi rawat intensif di
antaranya adalah gagal organ multipel, dan henti napas.

2.2 Bentuk Pengelolaan ICU

1. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang dalam keadaan
sakit berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan ketat dan terus
menerus serta tindakan segera.
2. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang harus mampu memberikan tunjangan ventilasi
mekanis lebih lama, mampu melakukan tunjangan hidup yang lain tetapi tidak terlalu
kompleks sifatnya.
3. Ruang ICU terletak dekat dengan kamar operasi, ruang perawatan lainnya, dan
memiliki akses yang mudah ke IGD, Radiologi dan kelaboratorium.
4. Area pasien :
 Unit terbuka 12-16 m/tempat tidur.
 Jarak antara tempat tidur 2 meter.
 Mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
 Outlet oksigen 1 / tempat tidur.
 Stop kontak 4 / tempat tidur.

3
5. Yang menentukan pasien bisa masuk ICU adalah dokter kepala ICU.
6. Apabila ICU tidak terisi penuh, maka yang menentukan pasien keluar ICU adalah
dokter primer yang merawat pasien tersebut.
7. Apabila ICU terisi penuh, maka pengaturan pasien masuk dan keluar ICU dilakukan
oleh dokter kepala ICU
8. Apabila dokter kepala ICU berhalangan, maka koordinasi penggunaan ruang ICU
dilaksanakan oleh dokter jaga
9. Jadwal jaga ICU dibuat oleh kepala ICU
10. Cara Pengisian status ICU berdasarkan JUKNIS pengisian status ICU.
11. Berkas status ICU dimasukkan dalam berkas status rawat inap kemudian disimpan di
rekam medis paling lambat 2x24 jam setelah pasien tersebut pulang atau rujuk ke RS
yang lebih tinggi tingkat kemampuannya, atau pasien tersebut pulang paksa, atau
pindah RS lain.
12. Bila pasien keluar ICU tetapi masih dirawat di ruang perawatan lain dalam RS, maka
berkas status ICU disertakan dalam status rawat inap pasien tersebut.
13. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan ICU ditulis dalam buku Register Pasien,
buku laporan harian tiap shif dan sensus harian.
14. Evaluasi hasil perawatan pasien dilakukan dengan melakukan analisa berdasarkan
kasus 10 penyakit terbanyak ICU, berdasarkan pasien meninggal lebih dari 24 jam
serta kurang dari 24 jam, dan berdasar data kunjungan pasien per tahun.
15. Tersedianya obat-obat emergency yang memadai untuk menunjang life saving, seperti
sulfas atropin, Adrenalin, Cordaron, lidokain. Obat-obatan tersebut diletakkan di
troley emergency untuk memudahkan dalam penggunaan saat tindakan emergency ke
pasien.
16. Tersedianya alkes, cairan infus dan alat-alat yang menunjang untuk kebutuhan
emergency yang diletakkan di troley emergency, seperti: Nasopharing, Oropharing,
Laringoscop, Endotrakeal Tube, alat ventilasi manual, masker oksigen, infus RL, Nacl
0,9 %, Hes6%, dan juga spuit dari uk 1 cc – 50cc beserta water injeksi .
17. Prosedur penyediaan obat dan alkes dilakukan dengan mengajukan budjet pada
Direktur RS, dengan tembusan pada ka.sie keperawatan dan ka. keuangan dan
program.

4
2.3 Tenaga Pengelola ICU

1. Tenaga medis
2. Tenaga perawat yang terlatih
3. Tenaga Laboratorium
4. Tenaga non perawat : pembantu perawat , cleaning servis
5. Teknisi

2.4 Prosedur Pelayanan Perawatan Intensif

5
2.5 Kemampuan Minimal Pelayanan ICU

1. Resusitasi jantung paru.


2. Pengelolaan jalan nafas
3. Terapi oksigen
4. Pemantauan EKG, pulse Oksimetri kontinyu
5. Pemberian nutrisi enteral dan parental
6. Pemeriksaan Laboratorium dengan cepat
7. Pelaksanaan terapi tertitrasi
8. Memberi tunjangan fungsi Vital selama transportasi
9. Melakukan fisioterapi.

2.6 Klasifikasi Pelayanan ICU

1. Pelayanan ICU Primer


Standar Minimal Mampu memberikan pengelolaan resusitasif segera untuk pasien
sakit gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai peran penting
dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan bedah yang
berisiko. Dalam ICU dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler
sederhana selama beberapa jam.
2. Pelayanan ICU Sekunder
Standar Menengah Mampu memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang
mendukung peran rumah sakit yamg lain yang telah digariskan, misalnya kedokteran
umum, bedah, pengelolaan trauma, bedah saraf, bedah vaskuler dan lainnya.
3. Pelayanan ICU Tersier
Standar Tertinggi Merupakan rujukan tertinggi untuk ICU, memberikan pelayanan
yang tertinggi termasuk dukungan hidup multisistem yang kompleks dalam jangka
waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukan ventilasi mekanis, pelayanan dukungan
renal ekstracorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam jangka waktu yang
terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik. Semua pasien yang
masuk ke dalam unit harus dirujuk untuk dikelola oleh spesialis intensive care.

6
2.7 Indikasi Pasien Masuk/Keluar ICU

Indikasi pasien masuk ICU :

- Prioritas 1 : Pasien yang mengalami gangguan akut pada organ vital yang
memerlukan tindakan dan terapi yang intensif cepat yaitu utamanya pada pasien
dengan gangguan pada sistem Pernafasan (BI), Sirkulasi darah (B2), susunan syaraf
pusat (B3) yang tidak stabil
- Prioritas 2 : Pasien yang memerlukan pemantauan alat canggih utamanya pada pasien
yang mengalami pasca pembedahan mayor
- Prioritas 3 : Pasien yang dalam kondisi kritis dan tidak stabil yang mempunyai
harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat dari tindakan yang didapat sangat
kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi intensif pada penyakit akutnya tetapi tidak
dilakukan intubasi atau Resusitasi Kardiopulmoner.

Indikasi pasien keluar ICU


Pada pasien yang dengan terapi atau pemantauan intensif tidak diharapkan atau tidak
memberikan hasil, sedangkan pasien pada waktu itu tidak menggunakan alat bantu
mekanis / ventilator ,yaitu :
- Pasien yang mengalami MBO (mati batang otak)
- Pasien terminal / pasien ARDS stadium akhir
• Pada pasien yang telah membaik dan cukup stabil sehingga tidak memerlukan
terapi atau pemantauan intensif lebih lanjut.
• Pasien yang hanya memerlukan observasi intensif saja, sedangkan ada pasien yang
lebih gawat dan lebih memerlukan terapi atau pemantauan intensif lebih lanjut.
• Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU / pulang paksa.

7
BAB III

SIMPULAN

3.1 Simpulan

Intensive Care Unit (ICU) adalah salah satu unit pelayanan sentral di rumah sakit
dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi -
komplikasi yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/46282/2/Yudhanta_Suryadilaga_22010111110150_Bab1.pdf

https://sipp.menpan.go.id/pelayanan-publik/jawa-timur/instalasi-rawat-intensif-icu

https://www.scribd.com/document/349200211/Pengelolaan-Ruang-Icu

https://idtesis.com/icu/

https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/papua/kabupaten-jayapura/standar-pelayanan-
instalasi-rawat-intensif--intensif-care-unit-icu

https://text-id.123dok.com/document/nzwkjddvz-klasifikasi-pelayanan-icu-indikasi-masuk-
dan-keluar-icu.html

Anda mungkin juga menyukai