Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR RUANG PERAWATAN KRITIS

OLEH:

SANG AYU MADE MELATI SUKMA

16.321.2531

A11-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA


BALI

2020
Bentuk pelayanan ruang intensif:

1. ICU

1) Bentuk pelayanan
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang
dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan
mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk
yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun
mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang
dapat menyebabkan kematian. Tiap pasien kritis erat kaitannya dengan
perawatan intensif oleh karena memerlukan pencatatan medis yang
berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat dapat dipantau
perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi
organ-organ tubuh lainnya.

2) Peralatan Yang Diperlukan di Ruang ICU


1. Bangunan : terisolasi dilengkapi dengan: pasien monitor, alat
komunikasi, ventilator, AC, pipa air, exhousefan untuk
mengeluarkan udara, lantai mudah dibersihkan, keras dan rata,
tempat cuci tangan yang dapat dibuka dengan siku & tangan, serta
pengering setelah cuci tangan.
2. Sumber air sumber listrik cadangan atau generator, emergency
lamp sumber O2 sentral suction sentral almari alat tenun dan obat,
instrumen dan alat kesehatan almari pendingin (kulkas) laborat
kecil
3. Alat-alat penunjang: ventilator, nebulizer, jacksion reese, monitor
ECG, tensimeter mobile, resusitato, defibrilator, termometer
electric dan manual, infus pump, syring pump, O2 transport, CVP,
standart infuse, Troly Emergency, papan resusitasi, matras anti
decubitus, ICU kid, alat SPO2, suction continous pump, dan lain-
lain.
3) Tugas Di Ruang ICU
1. Terlaksananya pengkajian pasien
2. Teridentifikasinya masalah keperawatan pasien
3. Terencananya asuhan keperawatan pasien
4. Terbantunya aktivitas sehari-hari pasien sesuai kebutuhan pasien
5. Terlaksananya intervensi spesifik keperawatan dan terapi sesuai
kondisi pasien
6. Terlaksananya evaluasi asuhan keperawatan
7. Terdokumentasinya asuhan keperawatan pasien

4) Fungsi Ruang ICU


Fungsi ruang ICU yaitu disediakan rumah sakit untuk merawat pasien
dengan keadaan yang membutuhkan pengawasan ketat. Untuk
membantu memulihkan kondisi pasien, ruang ICU dilengkapi dengan
peralatan medis khusus

5) Peran Perawat Ruang ICU


1. Advokat yaitu membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan
yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu.
2. Care giver
Perawat memberikan bantuan secara langsung pada klien dan
keluarga yang mengalami masalah kesehatan
3. Kolaborator
Perawat bekerjasama tim kesehatan lainnya
4. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan sistematis dan
terarah sesuai metode pemberian pelayanan
5. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, dan
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian layanan dapat terarah serta sesuai kebutuhan.
6. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah keperawatan terutama mengenai keamanan pasien.
https://id.scribd.com/document/359815120/Makalah-Konsep-
Pelayanan-Di-ICU.

2. ICCU

1) ICCU (Intensive Coronary Care Unit) merupakan unit perawatan


intensif untuk penyakit jantung, khususnya penyakit jantung koroner,
serangan jantung, gangguan detak jantung akut, dan gagal jantung.
Intensive Coronary Care Unit (ICCU) merawat pasien yang
membutuhkan observasi terus-menerus, serta perawatan medis dan
perawatan khusus untuk segala usia. Pasien biasanya tidak stabil dan
membutuhkan perhatian penuh segera oleh staf medis dan perawat
yang sangat terlatih. Kamar Intensive Coronary Care Unit (ICCU)
dilengkapi dengan kemajuan teknologi terbaru untuk perawatan pasien
yang berkualitas, termasuk pemantauan jantung dan manajemen
pasien ventilator.
http://awalbros.com/en/services/iccu/

2) Peralatan medis diruang ICCU


a. Ventilator
b. Patient monitor
c. Syiring pump
d. DC Shock
e. Infus pump
f. ECG
http://www.rsisakinah.co.id/layanan-2-icu-iccu.html
3) Tugas perawat ICCU
a. Melakukan pengkajian pasien kritis
b. Membuat diagnose keperawatan pada pasien kritis
c. Membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien kritis
d. Membuat catatan perkembangan / evaluasi pada pasien kritis
e. Melakukan dokumentasi
f. Membuat discharge planning
https://www.scribd.com/document/413113464/Uraian-Tugas-Perawat-
ICCU

4) Fungsi dan peran perawat ICCU


Fungsi dan peran perawat merupakan salah satu konsep penting yang
diterapkan dalam praktik Ruang ICCU. Peran dan fungsi perawat akan
berdampak pada mutu pelayanan yang dirasakan serta menimbulkan
kepuasan kerja bagi perawat.
1. Fungsi perawat diruang ICCU
a. Fungsi Independen : Dimana perawat dapat melakukan perannya
secara mandiri
b. Fungsi dependen : Fungsi dimana perawat melakukan tindakan
berdasarkan instruksi
c. Fungsi Kolaborasi : tindakan perawat berdasar pada kerja sama
dengan tim perawatan atau tim kesehatan lainnya.
2. Peran perawat
a. Peran praktis : perawat bertindak dalam rangka memenuhi
kebutuhan klien, keluarga, dan orang terdekat
b. Leadership Role : peran ini sangat vital karena ruang ICCU adalah
ruang intensif dengan kondisi pasien yang mengancam dan sering
tidak stabil
c. Educator : Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan
d. Advokat klien : Peran ini dilakukan perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi
dari pemberi pelayanan
e. Kolaborator : peran perawat disni dilakukan karena bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter
f. Konsultan : peran disini sebagai tempat terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan
g. Peran Peneliti : perawat berkewajiban mengembangkan penelitian
dibidang kperawatan dan perawat harus mempergunakan
penemuannya dalam praktik keperawatan

https://www.slideshare.net/utikdesyp/tugas-orientasi-ruang-iccu-sanglah

3. PICU

Unit Perawatan Intensif Aanak atau Pediatric Intensive Care Unit


(PICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang dirancang untuk
penanganan penderita anak yang mengalami gangguan medis, bedah dan
trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, sehingga memerlukan
perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan
khusus.

1) Bentuk Pelayanan
Pelayanan pediatri ICU terdiri dari tiga strata pelayanan yaitu primer,
sekunder dan tersier.
a. Pelayanan PICU primer (standar minimal)
Pelayanan PICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitatif
segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek,
dan mempunyai peranan penting dalam pemantauan dan pencegahan
penyulit pada pasien medik dan bedah yang berisiko. Dalam PICU
dilakukan ventilasi mekanik (invasif atau non-invasif) dan pemantauan
kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam.
b. Pelayanan PICU sekunder
Pelayanan PICU sekunder memberikan standar PICU yang tinggi,
mendukung peran rumah sakit lain yang telah ditentukan, misalnya
pneumonia, diare, dengue, malaria, measles, sepsis bakterial yang
berat, kasus bedah, pengelolaan trauma, dan lain-lain. PICU
hendaknya mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanis lebih
lama melakukan dukungan/ bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu
kompleks.
c. Pelayanan PICU tersier (tertinggi)
Pelayanan PICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk PICU,
mampu menyediakan perawatan pediatrik definitif yang bersifat
kompleks, progresif, berubah dengan cepat, baik bersifat medis,
operasi, maupun gangguan traumatik, termasuk kelainan
genetik/bawaan yang sering membutuhkan pendekatan yang bersifat
multidisipliner. Memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk
dukungan/bantuan hidup multi-sistem yang kompleks dalam jangka
waktu yang tak terbatas. PICU ini melakukan ventilasi mekanik,
pelayanan dukungan/ bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan
kardiovaskular invasif dalam jangka panjang dan mempunyai
dukungan pelayanan medik. Semua pasien yang masuk ke dalam unit
harus dikelola oleh konsultan Pediatrik Gawat Darurat.

2) Peralatan Yang Diperlukan


Alat bantuan hidup, terapeutik, dan monitoring yang diperinci dalam
bagian ini harus ada atau tersedia dengan segera di setiap strata PICU.
a. Alat portabel
Alat portabel termasuk kereta obat emergensi, lampu tindakan,
alat ultrasonografi Doppler, defibrilator dengan lempeng pediatrik,
termometer yang dapat mengidentifikasi hipotermia dan hipertermia
berat, alat pengukur tekanan darah otomatis, alat penimbang berat
badan secara akurat, boks bayi dan tempat tidur dengan akses tindakan
di daerah kepala, penghangat bayi, selimut penghangat dan pendingin,
alat terapi sinar, alat penghangat darah, dan monitor untuk transpor
penderita. Pompa infus dengan akurasi mikro (0,1 ml/jam) harus
tersedia. Tanki oksigen diperlukan untuk transpor dan cadangan suplai
oksigen. Demikian pula alat pengisap lendir portabel diperlukan untuk
transpor penderita dan cadangan.
Peralatan tambahan yang harus tersedia termasuk pompa infus
volumetrik, pencampur udara-oksigen, kompresor udara, pelembab
udara, alat resusitasi balon sungkup, otoskop dan oftalmoskop, serta
inkubator transpor. Mesin elektroensefalografi portabel harus tersedia
di rumah sakit untuk perekaman di samping tempat tidur di PICU
strata teriser. Televisi, radio, dan kursi-kursi perlu tersedia untuk
penderita dan keluarga yang dapat memanfaatkannya.
b. Peralatan kecil
Beberapa peralatan kecil dengan ukuran yang sesuai untuk
penderita anak harus tersedia segera setiap saat. Alat tersebut termasuk
kateter pengisap lendir, alat intubasi trakea (gagang laringoskop, daun
laringoskop dengan berbagai tipe dan ukuran sehingga dapat
digunakan untuk intubasi penderita segala usia), forceps Magill, selang
endotrakeal dengan berbagai ukuran (dengan dan tanpa balon), pipa
orofaring dan nasofaring, laryngeal mask airway, kateter vena sentral,
kateter arteri, kateter arteri pulmonal, selang torakostomi, serta set
bedah untuk venaseksi, torakostomi, krikotirotomi, dan trakeostomi.
Alat bronkoskopi fleksibel ukuran pediatrik harus tersedia di RS
dengan PICU strata tersier dan dianjurkan pula untuk tersedia di RS
dengan PICU strata sekunder.
c. Alat respirasi
Ventilator mekanik invasif dan non invasif yang sesuai untuk
penderita anak dengan berbagai ukuran harus tersedia untuk tiap
tempat tidur di PICU strata sekunder dan tersier. Ventilator portabel
dianjurkan tersedia pada PICU strata sekunder dan harus tersedia pada
strata tersier. Peralatan fisioterapi dada dan pengisapan lendir,
spirometer, serta alat analisis oksigen harus selalu tersedia bagi setiap
penderita. Monitor oksigen (pulse oxymeter) harus tersedia di semua
strata. Sedangkan monitor CO2 (end-tidal atau transcutaneous CO2)
dianjurkan untuk strata tersier.
d. Monitor di samping tempat tidur
Monitor di samping tempat tidur di setiap PICU harus dapat
memonitor secara kontinu frekuensi dan irama jantung, laju napas,
suhu, tekanan darah, saturasi oksigen, CO2 di akhir inspirasi, serta
deteksi aritmia. Monitoring di samping tempat tidur di PICU strata
tersier harus dapat memantau secara simultan tekanan arteri sistemik,
vena sentral atau arteri pulmonalis, intrakranial dan EEG. Pemantauan
curah jantung secara kontinu sangat dianjurkan. Monitor harus
memiliki alarm nilai tinggi dan rendah untuk frekuensi jantung, laju
napas, dan setiap tekanan. Alarm harus terdengar dan terlihat. Hard
copy strip ritme yang permanen harus tersedia di PICU strata sekunder
dan tersier, serta diharapkan berisi setiap variabel yang dimonitor.
Setiap monitor harus dipelihara dan diperiksa secara rutin.

3) Tugas, Fungsi, Peran Perawat


Untuk PICU strata sekunder dan tersier dibutuhkan kepala perawat
dengan pendidikan sarjana keperawatan dan pengalaman kerja di PICU
sekurang- kurangnya lima tahun. Kepala perawat bertanggung jawab
dalam menjamin lingkungan kerja yang aman, jumlah perawat dengan
tingkat keterampilan yang bervariasi, serta suplai dan alat yang memadai.
Disamping itu kepala perawat berpartisipasi dalam pengembangan dan
peninjauan kebijakan tertulis dan prosedur di PICU, mengkoordinasi
pendidikan staf multidisipliner, pengendalian kualitas, dan penelitian
keperawatan, serta mempersiapkan anggaran bersama koordinator medis.
Tanggung jawab ini dapat dibagi atau didelegasikan kepada perawat lain,
tetapi kepala perawat memiliki tanggung jawab atas keseluruhan program.
Kepala perawat perlu membuat daftar nama orang-orang yang menjadi
penggantinya bila ia berhalangan.
Bagian keperawatan atau pelayanan medis seharusnya membuat
program orientasi perawat, peninjauan kompetensi tiap tahun untuk terapi
berisiko tinggi namun berfrekuensi rendah, menentukan kompetensi dasar
berdasarkan populasi penderita, serta mengadakan program pendidikan
berkelanjutan yang spesifik untuk keperawatan pediatrik gawat darurat. Isi
program seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan populasi penderita
dalam tiap unit. Dianjurkan agar tiap staf perawat yang bekerja di PICU
strata sekunder dan tersier memiliki sertifikasi dalam pediatrik gawat
darurat. Seluruh perawat yang bekerja di PICU strata sekunder dan tersier
seharusnya telah menjalani orientasi klinis dan keilmuan dalam bidang
pediatrik gawat darurat sebelum memegang tanggung jawab penuh dalam
perawatan penderita. Advanced Pediatric Resuscitation Course (APRC)
atau kursus yang setara perlu dilakukan. Rasio penderita dan perawat
ditentukan berdasarkan kondisi penderita, dengan rentang antara 2:1
hingga 1:3. Di bawah arahan konsultan pediatrik gawat darurat, perawat
yang bertugas di PICU strata sekunder dan tersier harus memiliki keahlian
klinis dalam pengelolaan gagal napas, ventilasi mekanik dan syok pada
anak (khususnya dalam bidang terapi respirasi).
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://spesialis
1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Panduan-Emergensi-
Rawat-Intermediate-dan-Rawat-Intensif-
Anak.pdf&ved=2ahUKEwjB6ZaHuo7sAhXIZCsKHYeJB0IQFjACegQIA
hAB&usg=AOvVaw0qUYRqY3hxT9ipKq0z9Z4A.

4. NICU (https://koestoer.wordpress.com/2013/11/08/ruang-nicu-dan-
peralatannya/ ).

1) NICU adalah singkatan dari Neonatal Intensive Care Unit serta


merupakan ruangan perawatan intensif di rumah sakit. NICU khusus
disediakan bagi bayi baru lahir yang mengalami masalah atau gangguan
kesehatan.

2) Peralatan medis diruangan NICU

a. Penghangat bayi ( infant Warmer).


b. Inkubator Bayi.

c. Syringe Pump.

d. Lampu Fototerapi.

e. Ventilator.

f. Patient Monitor.

3) Tugas perawat khusus yang tugasnya adalah mendampingi serta


memantau kondisi bayi, dan peran perawat sebagai berikut:

a. Mampu melakasanakan peranan fisik yang komprehensif,


berkelanjutan dan mampu melakukan tindakan, support, yang
diperlukan untuk memelihara/mempertahankan kehidupan dan
mampu mengembalikan kondisi bayi dengan penyakit akut

b. Mampu memberikan dukungan yang bersifat empati pada orang


tua dan anggota keluarga lain dari bayi yang dirawat di nicu
c. Mampu bertindak sebagai anggota tim kesehatan secara integral
dan eddential dengan mengkaji kebutuhan klien, melaksanakan
rencana keperawatan dan evaluasi.
d. Mempu bertindak memberikan pelayanan keperawatan yag bersifat
konsultasi bilamana bayi memerlukan tindakan keperawatan
khusus.
e. Memberi pengajaran prinsif perawatan di ruang NICU.

Anda mungkin juga menyukai