Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI TRANSAKSI

MURABAHAH
Disusun oleh :
Debby Regita PS
Ni Made Putri Budiyanti
Uly Yolanda TS
PENGERTIAN MURABAHAH
Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal
sebagai murabahah saja. Murabahah, yang
berasal dari kata ribhu (keuntungan). Jadi,
Murabahah adalah akad jual beli atas suatu
barang, dengan harga yang disepakati antara
penjual dan pembeli, setelah sebelumnya
penjual menyebutka dengan sebenarnya harga
perolehan atas barang tersebut dan besarnnya
keuntungan yang diperolehnya.
Mekanisme Transaksi Murabahah
• Bank bertindak sebagai penjual sementara
nasabah sebagai pembeli.
• Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli
dan jika telah disepakati, tidak dapat berubah
selama berlakunya akad.
• Bila sudah ada barang, maka segara akan
diserahkan kepada nasabah, sedangkan
pembayaran dilakukan secara tangguh.
Landasan Fiqh dan Fatwa DSN tentang Transaksi
Murabahah

1. Landasan Al Qur’an dan Al Hadist

•Al Qur’an
“….Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
(AlBaqarah:275)

•Al Hadist
Dari Suaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW berkata, “Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual” (HR Ibnu Majjab)
Landasan Fiqh dan Fatwa DSN tentang
Transaksi Murabahah
2. Fatwa DSN tentang transakasi Murabahah

•Fatwa DSN No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah


•Fatwa DSN No: 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang Uang Muka Dalam Murabah
• Fatwa DSN No: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon Dalam Murabahah
• Fatwa DSN No: 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu
Yang Menunda-Nunda Pembayaran
• Fatwa DSN No: 23/DSN-MUI/III/2002 tentang Potongan Pelunasan Dalam
Murabahah
• Fatwa DSN No: 46/DSN-MUI/II/2005 tentang Potongan Tagihan Murabahah
•Fatwa DSN No: 4/DSN-MUI/II/2005 tentang Penyelesaian Piutang
Murabahah  Bagi Nasabah Yang Tidak Mampu Membayar
•Fatwa DSN No: 48/DSN-MUI/II/2005 tentang Penjadwalan Kembali
Tagihan Murabahah
•Fatwa DSN No: 49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah
Standar Akuntansi Keuangan Transaksi
Murabahah

Standar Akuntansi Keuangan pertama kali


mengatur tentang akuntansi murabahah
adalah PSAK 59 paragraf 52 sampai dengan 68
tentang pengakuan dan pengukuran
murabahah.
Karakteristik Murabahah
PSAK 102 paragraf 5 – 17 mengatakan karakteristik transaksi Murabahah,
diantaranya :
•Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
•Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak
mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya.
•Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh.
•Akad murabahah memperkenakan penawaran harga yang berbeda untuk
cara pembayarannya yang berbeda sebelum akad murabahah dilakukan.
•Harga yang disepakatai dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan
biaya perolehan harus diberitahukan.
•Diskon yang terkait dengan pembelian barang
Pengakuan dan Pengukuran

Konsep pengakuan dan pengukuran


transaksi murabahah pada PSAK 59
mengatakan bahwa yang wajib mencatat
transaksi tidak hanya penjual saja, pembeli
juga mencatat transaksi tersebut, sehingga
PSAK 102 mengatur tentang pengakuan dan
pengukuran transaksi murabahah  dari sudut
pandang penjual dan pembeli.
Transaksi untuk penjual dari sudut Transaksi untuk pembeli dari sudut
pandangnya : pandangnya :
•Pada saat perolehan, •Hutang yang timbul dari
aset murabahah diakui sebagai transaksi murabahah tangguh diakui
persediaan sebesar biaya perolehan. sebagai hutang murabahah sebesar harga
•Pengukuran aset murabahah setelah beli yang disepakati.
perolehan •Aset yang diperoleh melalui
transaksi murabahah diakui sebesar biaya
perolehan murabahah tunai.
•Beban murabahah tangguhan
diamortisasi secara proporsional dengan
porsi hutang murabahah.
•Diskon pembelian yang diterima setelah
akad murabahah, potongan pelunasan
dan potongan hutang murabahahsebagai
pengurang beban murabahah tangguhan.
•Denda yang dikenakan akibat kelalaian
dalam melakukan kewajiban sesuai
dengan akad diakui sebagai kerugian
•Potongan uang muka akibat pembeli
akhir batal membeli barang diakui sebagai
kerugian.
Metode-metode yang digunakan dan dipilih sesuai dengan
karakteristik resiko dan upaya transaksi murabahahnya :

• Keuntungan diakui saat penyerahan


aset murabahah
• Keuntungan diakui proporsional dengan
besaran kas yang berhasil ditagih dari
piutang murabahah.
• Keuntungan diakui saat seluruh
piutan murabahah berhasil ditagih
• Potongan pelunasan piutang murabahah yang
diberikan kepada pembeli yang melunasi tepat
waktu
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian Pengungkapan

Piutang murabahah disajikan •Harga perolehan


sebesar nilai bersih yang dapat aset murabahah
direalisasikan, yaitu saldo •Janji pemesan
piutang murabahah dikurangi dalam murabahah berdasarkan
penyisih kerugian piutang. pesanan sebagai kewajiban
Margin murabahah tangguhan atau bukan
disajikan sebagai pengurang •Pengungkapan yang
piutang murabahah diperlukan sesuai pernyataan
standar akuntansi keuangan
nomor 101 tentang penyajian
laporan keuangan syariah
 
Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Akuntansi Transaksi Murabahah

Rukun dari Syarat dalam


transaksi murabahah  transaksi murabahah 
•Pihak yang berakad atau •Pihak yang berakad
penjual dan pembeli •Objek yang diperjualbelikan
•Objek yang diakadkan atau •Akad (sigot)
barang yang diperjualbelikan
dan Harga
•Akad atau sigot Serah atau
ijab dan Terima atau qabul
Perlakuan akuntansi murabahah adalah sebagai berikut :
Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka) :
– Urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar
jumlah yang diterima bank pada saat diterima
– Jika transaksi murabahah dilaksanakan, maka urbun
diakui sebagai pembayaran piutang ( bagian angsuran
pembelian )
– Jika transaksi tidak dilaksanakan, maka urbun
dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan
biaya yang telah dikeluarkan bank
– Pengakuan piutang
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar nilai perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati
Pengakuan keuntungan murabahah diakui :
– Pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode laporan
keuangan yang sama
– Selain periode akad secara proporsional, apabila akad melampaui satu
periode laporan keuangan.
– Pengakuan potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu
metode:
• Pada saat penyelesaian, bank mPngurangi piutang murabahah dan
keuntungan murabahah
• Setelah penyelesaian, bank terlebih dahulu meminta
pelunasan murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar pengakuan
potongan kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah
– Pengakuan denda diakui sebagai dana kebajikan pada saat diterima
– Pada akhir periode, piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
– Pada akhir periode, margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pos
lawan piutang murabahah.

Anda mungkin juga menyukai