Anda di halaman 1dari 25

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.

03
RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA KUDUS

PEDOMAN
PENGELOLAAN LIMBAH
RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA

2018
i
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.03
RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA KUDUS
Jln. Jend. Sudirman No. 64 Kudus
Telp (0291) 432532 Fax (0291) 432532

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA KUDUS


NOMOR : 043/SK/RS-KH/VII/2018

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH


RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA KUDUS

KEPALA RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA KUDUS,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan perlu


dilaksanakan program pengelolaan limbah di rumah sakit;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a,
perlu adanya Panduan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Kartika Husada;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu
ditetapkan Panduan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Kartika
Husada;
Mengingat : 1. UU Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. UU Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. UU Republik Indonesia No 29 tahun 2009 tentang
Praktik Kedokteran;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia No. 56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
ii
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan 1. Pedoman Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Kartika
Husada Kudus;
2. Pedoman Pengelolaan, Limbah Rumah Sakit Kartika
Husada dimaksud dalam diktum kesatu sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini;
3. Keputusan ini berlaku sej# ditetapkan dan apabila
terjadi kekeliruan dalam keputusan ini akan ditinjau kembali.

Ditetapkan diKudus
Pada tangg al 2* Juli 2018

DP
Penata Tk I NIP 1 102009121001

ilt
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat dan Berkahnya yang telah dilimpahkan kepada penyusun,
sehingga Panduan Pengelolaan Limbah Sakit Kartika Husada ini dapat selesai
disusun.

Panduan pengelolaan limbah ini merupakan sebagai tuntunan dalam


mengelola limbah di rumah sakir, baik limbah padat maupun cair dan digunakan
sebagai acuan untuk pelaksanaan tugas berkaitan dengan lingkup kerja dalam
rangka upaya peningkatan mutu pelayanan yang aman bagi manusia dan
lingkungan.

Penyusun menyadari dalam panduan ini masih terdapat kekurangan.


Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
perbaikan kedepanya, tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang
sedalam-dalamnya atas semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan panduan ini

Kudus, 24 Juli 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
SURAT KEPUTUSAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................ 1
B. TUJUAN.................................................................................. 2
C. MANFAAT .............................................................................. 2
D. RUANG LINGKUP .................................................................. 2
E. PENGERTIAN......................................................................... 2
BAB II PENGORGANISASIAN
A. STRUKTUR ORGANISASI ..................................................... 4
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ............................................... 5
BAB III TATA LAKSANA
A. LIMBAH PADAT...................................................................... 6
B. LIMBAH CAIR ......................................................................... 13
C. ALUR PENGELOLAAN........................................................... 15
D. PENANGANAN PAJANAN DAN TUMPAHAN ........................ 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Derajat Kesehatan individu maupun masyarakat tergantung pada
kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, apabila ada perubahan yang
terjadi pada lingkungan disekitar manusia, akan terjadi pula perubahan
kondisi kesehatan individu atau masyarakat dalam lingkungan tersebut.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, menghasilkan limbah/bahan buangan dari kegiatan pelayanan
kesehatan yang dilakukannya. Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit
memiliki kekhususan tersendiri yang memerlukan penanganan khusus.
Limbah yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pelayanan medis dapat
berupa limbah padat medis, cair dan gas, yang dalam penanganannya
memerlukan suatu tatalaksana dan teknologi pengelolaan yang khusus. Hal
ini dikarenakan limbah rumah sakit mengandung bahan-bahan yang bersifat
infeksius dan radioaktif, yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya dan
berbahaya bagi kesehatan manusia (tergolong limbah B3).
Sumber limbah rumah sakit antara lain berasal dari pelayanan medis
dan perawatan (Rawat Inap, Rawat Jalan/Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat
Darurat, Kamar Jenazah dan Kamar Operasi), penunjang medis,
perkantoran serta fasilitas sosial, dan lain-lain.
Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 56 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 tahun 2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dan atas dasar
pemikiran dan latar belakang diatas, maka dipandang perlu penyusunan
suatu pedoman dalam penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan cair
di Rumah Sakit Kartika Husada.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pengelolaan limbah
padat dan cair di Rumah Sakit Kartika Husada
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi pedoman dalam pengelolaan limbah padat dan cair di
Rumah Sakit Kartika Husada
b. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi petugas
limbah tentang teknologi pengolahan serta pemeliharaan limbah
padat dan cair di Rumah Sakit Kartika
c. Dapat meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen Rumah
Sakit Kartika Husada dalam pengambilan keputusan pada pemilihan
teknologi pengolahan limbah padat dan cair
d. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja bagi petugas pengelola limbah

C. MANFAAT
Pedoman penatalaksanaan limbah padat dan cair ini dibuat sebagai
acuan petugas Rumah Sakit Kartika Husada dalam mengelola limbah padat
dan cair, dan sebagai acuan untuk pelaksanaan tugas berkaitan lingkup
kerja dalam upaya peningkatan mutu pelayanan yang aman bagi manusia
dan lingkungan.

D. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman pengelolaan limbah padat dan cair Rumah Sakit
Kartika Husada meliputi tatalaksana identifikasi, penyimpanan dan
pengangkutan limbah padat dan cair di Rumah Sakit Kartika Husada.

E. PENGERTIAN
1. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan
2. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3,
adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan

2
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut
Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3
4. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3
antara lain Limbah larutan fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi
cair.
5. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut
dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan
penyakit pada manusia rentan.
6. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan
operasi, otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan,
organ, bagian tubuh, cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta
kemasannya
7. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yangberasal dari
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan
8. Limbah benda tajam merupakan Limbah yang dapat menusuk
dan/atau menimbulkan luka dan telah mengalami kontak dengan agen
penyebab infeksi

3
BAB II
PENGORGANISASIAN PENANGGUNG JAWAB LIMBAH RUMAH SAKIT

A. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN


PRASARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)
Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit di pimpin
oleh Kepala Instalasi yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Penunjang Medis. Berikut merupakan struktur organisasi Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit yang diawali dari Kepala
Rumah Sakit Kartika Husada Kudus.
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Kartika Husada Kudus

Kepala Rumah Sakit


dr. Anggoro DP

Kepala Bidang Penunjang Medis


Pelda Sunarto

Kepala IPSRS
Pelda Sunarto

Pelaksana Teknik Elektro Medis Pelaksana Kerumahtanggaan


Fazal Aflah, Amd.EM - Petugas Kebersihan 1
- Petugas Kebersihan 2

4
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA
RUMAH SAKIT (IPSRS)
1. Tugas Pokok IPSRS
Tugas pokok IPSRS adalah sebagai penanggung jawab fungsional
untuk melaksanakan kegiatan teknis instalasi, pemeliharaan dan
perbaikan agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Serta bertanggung jawab terhadap aspek kerumahtanggaan di
rumah sakit.
2. Fungsi IPSRS
Fungsi IPSRS meliputi :
a. Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah
sakit
b. Mengadakan program pemeliharaan/ perbaikan secara rutin, baik
preventif maupun breakdown maitenance
c. Secara berkala mengadakan kalibrasi dan uji peforma alat-alat agar
berfungsi sesuai dengan standar yang berlaku
d. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan
yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan, serta
kebutuhan suku cadang yang diperhatikan
e. Melaksanakan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit
f. Memastikan pengelolaan limbah berjalan sesuai prosedur dan
ketetapan yang berlaku

5
BAB III
TATA LAKSANA
A. LIMBAH PADAT
1. Identifikasi dan Pemilahan Limbah
Limbah dengan resiko rendah adalah limbah yang tidak kontak
dengan darah atau cairan tubuh : disebut dengan resiko rendah yang
meliputi sisa makanan, sisa pembungkus makanan plastik,sisa
pembungkus obat. Penanganan limbah jenis ini dapat langsung dibuang
melalui pelayanan pengelolaan limbah kota. Pelaksanaan pengelolaan
sampah padat di Rumah Sakit Kartika Husada Kudus adalah sebagai
berikut :
a. Petugas kebersihan menyediakan kantong plastik warna
kuning dan hitam yang diletakkan di dalam tong sampah
tertutup di setiap unit pelayanan
b. Setelah kantong plastik terisi 3/4 bagian maka petugas
kebersihan akan mengangkutnya ke TPS Umum dan TPS B3
dengan menggunakan APD (masker dan sarung tangan).
c. Petugas kebersihan menyerahkan limbah umum ke Dinas
Cipta Karu melalui transportasi setiap hari untuk diangkut TPA.
d. Petugas IPSRS akan menyerahkan limbah infeksius dan B3 ke
pihak ketiga yang telah bekerja sama dengan Rumah Sakit
Kartika Husada Kudus

6
Pengelolaan limbah B3 Rumah Sakit Kartika Husada Kudus
dimaksudkan agar Limbah B3 yang dihasilkan sesedikit mungkin dan
bahkan diusahakan sampai nol, yang dilakukan dengan cara mengurangi
dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
Limbah yang dihasilkan dari rumah sakit meliputi limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas, yang meliputi limbah :
a. dengan karakteristik infeksius
b. benda tajam
c. patologis
d. bahan kimia kadaluarsa, tumpahan atau sisa kemasan
e. radioaktif
f. farmasi
g. sitotoksik
h. peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi dan
tabung gas atau kontainer bertekanan
Termasuk dalam kelompok limbah infeksius yaitu :
a. darah dan cairan tubuh
b. limbah laboratorium yang bersifat infeksius
c. Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi
d. Limbah yang berasal dari kegiatan yang menggunakan hewan uji
Limbah infeksius berupa darah dan cairan tubuh meliputi :
a. darah atau produk darah meliputi serum, plasma dan komponen
darah lainnya.
b. cairan tubuh meliputi semen, sekresi vagina, cairan serebrospinal,
cairan pleural, cairan perikardial, cairan amniotik dan cairan tubuh
lainnya yang terkontaminasi darah..
Limbah benda tajam merupakan Limbah yang dapat
menusuk dan/atau menimbulkan luka dan telah mengalami kontak
dengan agen penyebab infeksi, antara lain jarum hipodermis : jarum
intravena, vial, lancet, siringe, pipet pasteur, kaca preparat, skalpel, pisau
dan kaca.
Pemilahan pada sumber (penghasil) Limbah merupakan tanggung
jawab penghasil Limbah. Pemilahan harus dilakukan sedekat mungkin

7
dengan sumber Limbah dan harus tetap dilakukan selama penyimpanan,
pengumpulan, dan pengangkutan.
Untuk efisiensi pemilahan Limbah dan mengurangi penggunaan kemasan
yang tidak sesuai, penempatan dan pelabelan pada kemasan harus
dilakukan secara tepat. Penempatan kemasan secara bersisian untuk
limbah non-infeksius dan Limbah infeksius akan menghasilkan pemilahan
limbah yang lebih baik. Pemilahan limbah medis wajib dilakukan sesuai
dengan kelompok limbah.
Tabel 4.1
Kelompok, kode warna
No Kategori Kode Warna Simbol Keterangan
1. Radioaktif Merah Kantong boks timbal
dengan simbol radioaktif

2. Sangat Kuning Kantong plastik, anti bocor,


Infeksius atau kontainer yang dapat
disterilisasi dengan
autoklaf
3. Limbah Kuning Plastik kuat dan anti bocor
infeksius atau kontainer
dan patologi
4. Limbah Coklat - Kantong plastik atau
kimia dan kontainer
farmasi
5. Sitotoksis Ungu Kantong plastik atau
kontainer plastik kuat dan
antibocor

2. Penyimpanan dan Pengangkutan


Penyimpanan Limbah dapat dilakukan secara baik dan benar
apabila Limbah telah dilakukan pemilahan yang baik dan benar, termasuk
memasukkan Limbah ke dalam wadah atau kemasan yang sesuai,
dilekati simbol dan label Limbah.

8
Pengelolaan Limbah B3 dari rumah sakit yang efektif harus
mempertimbangkan elemen pokok pengelolaan limbah, yaitu
pengurangan, pemilahan, dan identifikasi Limbah yang tepat.
Penanganan, pengolahan dan pembuangan yang tepat akan
mengurangi biaya pengelolaan limbah dan memperbaiki perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Limbah B3 harus disimpan dalam
kemasan dengan simbol dan label yang jelas. Terkecuali untuk limbah
benda tajam dan limbah cairan, Limbah B3 dari kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan umumnya disimpan dalam kemasan plastik, wadah
yang telah diberi plastik limbah, atau kemasan dengan standar tertentu
seperti antibocor.
Cara yang paling tepat untuk mengidentifikasi Limbah sesuai dengan
kategorinya adalah pemilahan Limbah sesuai warna kemasan dan label
dan simbolnya.
Prinsip dasar penanganan (handling) limbah medis antara lain :
1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai
kategori Limbah
2. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah atau
kantong Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah dari volume,
sebelum ditutup secara aman dan dilakukan pengelolaan selanjutnya
3. Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindari tertusuk benda tajam, apabila Limbah benda tajam
tidak dibuang dalam wadah atau kantong Limbah sesuai kelompok
Limbah
4. Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong
Limbah dengan tangan atau kaki harus dihindari secara mutlak
5. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal
tersebut harus dilakukan, bagian atas kantong Limbah harus tertutup
dan penangannya sejauh mungkin dari tubuh
6. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan,
apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup
sempurna

9
a. b.
Gambar 4.1 (a). Volume paling tinggi pengisian kantong limbah
medis (3/4), dan (b). Larangan pemadatan Limbah medis dengan
tangan atau kaki

Gambar 4. 2 Contoh wadah untuk limbah infeksius

Gambar 4.3 Contoh wadah untuk benda tajam


Tabel 4.2
Tata cara penanganan dan pengikatan limbah medis yang benar

No. Foto Keterangan

10
1. Hanya Limbah infeksius yang boleh
dimasukkan ke dalam wadah ini – Limbah
terkena darah atau cairan tubuh – Limbah
benda tajam ditempatkan pada wadah
Limbah benda tajam.

2. Limbah harus ditempatkan dalam wadah sesuai


dengan jenis dan karakteristik Limbah. Tarik
plastik secara perlahan sehingga udara dalam
kantong berkurang. Jangan mendorong kantong
ke bawah atau melobanginya untuk
mengeluarkan udara.

3. Putar ujung atas plastik untuk


membentuk kepang tunggal.

4. Gunakan kepang plastik untuk


membentuk ikatan tunggal.

Dilarang mengikat dengan model

“telinga kelinci”.

11
5. Letakkan penutup wadah dan tempat pada
tempat penyimpanan sementara (atau pada
lokasi pengumpulan internal).

Tabel 4.3
Tata cara penanganan dan pengikatan limbah yang salah

No. Foto Keterangan

1. Kantong Limbah tidak boleh dibiarkan


terbuka.

2. Kantong Limbah tidak boleh diikat

model “telinga kelinci”.

12
3. Kantong Limbah tidak boleh diikat
dengan selotipe atau sejenis.

Sebelum pengangkutan ke TPS perlu dilakukan pengumpulan


sampah dari sumber penghasil sampah. Pengumpulan limbah infeksius
dan safety box dilakukan setiap hari atau setiap 3/4 bagian terisi dari
tempat sampah sebelum 1 hari. Untuk limbah umum bisa dilakukan
pengumpulan setiap 2 hari atau setiap 3/4 bagian terisi dari tempat
sampah. Pengangkutan dari sumber penghasil menggunakan troli
sampah (tempat sampah beroda). Petugas mengambil limbah dari
sumber penghasil dengan membawa buku ekspedisi limbah. Berikut
merupakan urutan prosedur pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit
Kartika Husada Kudus :
1. Pemilahan limbah dilakukan oleh penghasil limbah di tempat sampah
yang telah disedikan dengan kode warna plastik
2. Khusus untuk limbah benda tajam ditempatkan di safety box
3. Pengambilan limbah dilakukan oleh petugas kebersihan setiap hari
atau maksimal dua hari sekali dengan mengikat plastik sebelum
dimasukkan ke kereta/ troli sampah
4. Setiap pengambilan limbah, petugas memakai APD dan mengisi
buku ekspedisi limbah
5. Limbah di angkut dan ditempatkan di TPS
Rumah Sakit Kartika Husada tidak mempunyai tempat untuk
Instalasi Pengolahan Limbah Padat (IPLP) karena itu rumah sakit tidak
mengolah sendiri untuk limbah padat medisnya, namun melakukan
kerjasama dengan Instalasi Pengolahan Limbah Padat (IPLP) dengan
Pihak Ketiga. Dalam hal ini untuk limbah B3 dan infeksius rumah sakit
bekerja sama dengan pihak transporter PT. Arah Environmental untuk
melakukan pengangkutan limbah B3 ke tempat pengolahan limbah B3

13
yang memiliki izin. Untuk limbah umum dilakukan pengangkutan ke
TPA.
3. Penanganan dan Pembuangan Darah dan Komponen Dasar
Penanganan pembuangan darah dan komponen darah adalah
proses kegiatan untuk menangani, memilah dan mengelola limbah
darah dan komponen darah dengan tepat. Untuk penanganan
pembuangan darah dan komponen darah, tabung specimen darah di
masukkan ke safety box, yang sebelumnya diberi larutan hipoclorit 0,5
% dengan perbandingan 1:1.

B. LIMBAH CAIR
Limbah cair infeksius yang berasal dari kegiatan media Rumah Sakit
Kartika Husada Kudus di olah terlebih dahulu di Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) sebelum di buang ke badan air. IPAL Rumah Sakit Kartika
Husada Kudus terletak di bagian belakang rumah sakit. Pemeriksaan
kualitas limbah cair terolah dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk swapantau
dan uji petik minimal 3 bulan sesuai ketentuan yang berlaku. Tahapan
proses pengolahan air limbah sebagai berikut :
1. Semua limbah cair dari kegiatan rumah sakit mengalir ke pipa saluran
air kotor untuk kemudian dibuang ke bak penampung IPAL. Bak ini
berfungsi menampung meratakan kualitas dan kuantitas
2. Pembuangan limbah dari hasil pemulasaran jenazah dialirkan ke bak
penampung untuk selanjutnya di olah dengan limbah cair yang lain di
IPAL
3. Aliran air limbah dari sumber ke bak pengumpul dilakukan secara
grafitasi sedangkan dari bak pengumpul ke system IPAL dilakukan
secara pemompaan
4. Didalam unit IPAL tersebut, pertama air limbah dialirkan ke dalam bak
pengendap awal untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan
kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan juga
berfungsi sebagai pengurai senyawa bak pengurai senyawa organik
yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur

14
5. Air limpasan dari bak pegendap awal selanjutnya dialirkan ke bak
anaerob (biofilter anaerob). Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Di
dalam reaksi biofilter anaerob, penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik
6. Air limpasan dari reaktor anaerob dialirkan ke reaktor biofilter
aerobik, didalam reaktor biofilter aerob diisi dengan media sambil
dihembus dengan udara, setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme.
Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organic yang
belum sempat terurai pada bak pengendap awal
7. Dari reaktor biofilter aerob air limbah dialirkan ke bak pengendapan
akhir, sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke flow meter dan
selanjutnya dialirkan ke chlorinator untuk membunuh mikroorganisme
patogen dan setelah melalui chlorinator air dibuang ke saluran umum.
Sebagian air olahan dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak
bioindikator yang diisi ikan, selanjutnya air limpasan dialirkan ke
chlorinator
8. Di dalam bak chlorinator ini air limbah dikontakan dengan senyawa chlor
selanjutnya dibuang ke sungai atau saluran umum.

C. ALUR PENGELOLAAN LIMBAH


Berikut alur pengelolaan limbah Rumah Sakit Kartika Husada Kudus :

15
Gambar 4. 4 Alur Pengelolaan Limbah
D. PENANGANAN PAJANAN DAN TUMPAHAN
1. Penanganan Pajanan Benda Tajam Terkontaminasi dan Cairan
Infeksius
Penanganan Pajanan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh seseorang petugas rumah sakit setelah terpajan oleh benda tajam
yang terkontaminasi cairan tubuh pasien atau cairan tubuh pasien
infeksius maupun diduga infeksi Human Immunodefisiensi Virus (HIV),
Hepatitis B Virus (HBV) dan Hepatitis C Virus (HCV).
Prosedur penanganan pasca pajanan limbah benda tajam
terkontaminasi dan cairan infeksius sebagai berikut :
a. Petugas yang mengalami tertusuk benda tajam terkontaminasi atau
cairan tubuh infeksius tidak perlu panik

16
b. Berikan tindakan pertama pasca pajanan benda tajam dan yang
terkontaminasi cairan tubuh pasien/ cairan tubuh infeksius kepada
seseorang :
1. Bila cairan tubuh terkena mata : Bilas dengan air mengalir
menggunakan eye wash selama 15 menit
2. Bila cairan tubuh terkena kulit : Bilas air mengalir selama satu
menit
3. Bila cairan tubuh terkena area mulut : Bila air mengalir selama
satu menit
4. Bila tertusuk jarum : Segera bilas dengan air mengalir selama 5
menit , tidak dianjurkan menekan daerah yang tertusuk jarum
c. Segera lalukan disinfeksi dengan alkohol 70% dan cuci tangan
dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik
d. Lapor kepada atasan atau kepala unit bagian
e. Tetapkan status kesehatan sumber pajanan dilakukan oleh atasan
langsung dengan cara lapor kepada Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPJP) pasien terinfeksi/dicurigai infeksi HIV,HBV dan HCV
f. Buat/ isi form luka tertusuk benda tajam terkontaminasi
g. Laporkan kepada tim PPI
h. Dilakukan pemeriksaan status imunitas petugas dan sumber pajanan
(HCV, HBV, HIV)
i. Monitoring oleh tim PPI
Berikut form pelaporan pajanan limbah benda tajam terkontaminasi dan
cairan tubuh infeksius:

17
Gambar 4. 5 Form Laporan Pajanan
2. Penanganan Tumpahan Infeksius dan B3
Penanganan tumpahan infeksius dan B3 dengan benar dapat
mencegah timbulnya dampak negatif dari bahan tersebut untuk
keselamatan seluruh petugas, pasien dan lingkungan rumah sakit.
Prosedur penanganan tumpahan infeksius dan B3 :
1. Mengisolasi area tumbuhan
2. Jika tumpahan berupa serbuk tutup pintu dan jendela

18
3. Buka kotak spill kit dan pasang pembatas tumpahan
4. Pakai APD secara berurutan : baju pelindung, masker, topi,
kacamata google, dan handscoon
5. Apabila ada pecahan kaca gunakan pinset atau sapu dan sekop
6. Apabila tumpahan berupa cairan, tutup/ serap dengan underpads.
Ginakan pinset dengan cara memutar meligkar dari luar menuju
dalam untuk mengangkut underpads
7. Apabila tumpahan berupa serbuk, tuangkan aqua pada underpads,
kemudian tutup/ serap dengan underpads. Gunakan pinset dengan
cara memutar melingkar dari luar menuju dalam untuk mengangkut
underpads
8. Apabila cairan berupa merkuri, tutup/ taburi dengan pasir, bersihkan
pasir dengan sekop dan masukkan ke kantong plastik warna coklat
9. Apabila berupa cairan darah atau lainnya, tuangkan serbuk natrium
hipoclorit 0,5%, kemudian tutup dengan underpads (ukuran
menyesuaikan) agar terserap. Gunakan pinset dengan cara
memutar melingkar dari luar menuju dalam
10. Apabila berupa darah kering, tuangkan cairan natrium hipoclorit 0,5
% tunggu 2 menit. Kemudian tutup dengan underpads agar terserap.
Gunakan pinset dengan cara memutar melingkar dari luar menuju
dalam
11. Buang underpads ke kantong sampah B3 (plastik coklat) atau
sampah infeksius (plastik kuning)
12. Siram bekas area tumpahan dengan air dan serap memakai
underpads
13. Masukkan ke dalam kantong sesuai dengan jenisnya
14. Melepaskan APD mulai : handscoon, kacamata google, topi, masker,
dan baju pelindung. Masukkan ke dalam kantong sesuai jenisnya.
Untuk kacamata google dan sarung tangan rumah tangga
dibersihkan sebelum dimasukkan kembali ke spill kit
15. Pinset bekas penanganan di dekontaminasi dengan clorin 0,5 %
selama 10 menit
16. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur

19
17. Mengganti isi spill kit yang digunakan di gudang farmasi dengan
membawa laporan kejadian tumpahan
18. Berikut form laporan kejadian tumpahan :

20

Anda mungkin juga menyukai