Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

ICRA (Infection Control Risk Assessment)


AKIBAT DAMPAK DARI RENOVASI DAN
KONSTRUKSI
UPTD PUSKESMAS KEBONDALEM

UPTD PUSKESMAS KEBONDALEM


Jalan Bhayangkara Nomor 69 Bangorejo 68487
Telepon (0333) 710251
e-mail: pkmkebondalem@gmail.com
2023
BAB I
DEFINISI

ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan risiko


potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor
dalam fasilitas pelayanan kesehatan selama konstruksi, renovasi dan kegiatan
maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi
jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan
tingkat.

BAB II
RUANG LINGKUP

1. Komite PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan pendidikan
dan pelatihan;
2. Bagian Tata Usaha untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan
perundangan dan perijinan;
3. Sanitasi Lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutulimbah);
4. Tim K-3 Puskesmas untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan
dan keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.

BAB III
TATA LAKSANA

A. PERAN TIM PPI


Peran Tim PPI dalam program ini antara lain:
1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari
renovasi;

2
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditandatangani oleh Ketua Tim PPI,
pimpinan/ departemen/ unit kerja dari pimpinan proyek;
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan
Personal Protective Equipment (PPE/APD);
4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi menggunakan check list.
Mengikuti pertemuan/rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim.

B. KEGIATAN PEMBANGUNAN
Dalam melakukan kegiatan pembangunan, ditentukan terlebih dahulu tipe/
jenis aktifitas debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara,
durasi dari aktifitas, dan jumlah sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air
Conditioning) merupakan sistem tata-udara atau sistem pengkondisian udara
yang terdiri dari sistem pemanas, sirkulasi udara, dan pendingin yang terdiri
dari satu sistem.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :
1. Langkah Pertama.
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/ jenis
konstruksi kegiatan proyek (Type A-D).
TYPE KRITERIA
TYPE A Inspeksi dan kegiatan non-invasif.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual
saja.
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter
persegi.
 Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
 Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan
yang tidak menghasilkan debu atau memerlukan
pembongkaran dinding atau akses ke langit-langit selain
untuk pemeriksaan yang kelihatan
TYPE B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan
debu minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
 Pemasangan kabel telepon dan komputer
 Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran
debu dapat
 dikontrol
 Renovasi kecil dari suatu ruangan
 Pengamplasan dinding basah
 Akses ke ruang terbuka
TYPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak.

3
TYPE KRITERIA
Termasuk, tapi tidak terbatas pada:
 Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau
penutup dinding
 Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau
menyelesaikan bangunan, dimana pekerjaan terbatas
satu kamar
 Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
 Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak
termasuk pembongkaran atau instalasi);
 Renovasi ruangan yang ada
 Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur
akses yang dibutuhkan
 Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam
shift kerja tunggal.
 Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier
yang tidak memenuhi syarat sebagai tipe D
TYPE D Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama
namun tidak terbatas pada:
 Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi
pasien
 Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa,
perlengkapan gas, atau sistem listrik
 Pembongkaran komponen gedung utama
 Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah
Sakit (sebagaimana ditentukan oleh TIM ICRA primer)
 Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien
dari area perawatan (yang telah ditetapkan oleh TIM
ICRA primer )
 Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan
bangunan Puskesmas (sebagaimana telah ditetapkan
oleh Tim ICRA Primer)

2. Langkah Kedua.
Identifikasi group pasien yang berisiko.
RESIKO RESIKO RESIKO
RESIKO TINGGI
RENDAH MENENGAH HIGHEST
 Area  Mol Orang  Poli Umum  Rawat Inap
perkantoran Sehat  Poli KIA  Ruang
 Koridor  Aula  Poli
Bersalin
Umum  Ruang Gizi Kesehatan
Gigi dan
Mulut
 Ruang
Laboratorium
 Ruang UGD

4
RESIKO RESIKO RESIKO
RESIKO TINGGI
RENDAH MENENGAH HIGHEST
 Ruang
Farmasi
 Ruang
Pendaftaran
 Ruang IMS,
HIV/ AIDS

3. Langkah Ketiga.
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION: CONTRUCTION PROJECT BY
PATIENS RISK.

Contruction Project type


Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/ IV IV
Highest Risk Group II III/ IV III/ IV IV

Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan konstruksi dan tingkat


risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur
pengendalian diperlukan.

4. Langkah Keempat.
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas

Selama Pembangunan
Kelas Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
I 1. Laksanakan pekerjaan 1. Bersihkan area kerja
dengan metode setelah menyelesaikan
meminimalisasi timbulnya tugas.
debu dari pelaksanaan
kegiatan konstruksi.
2. Segera meletakkan
kembali ke tempat semula
plafon atap yang diganti
untuk pemeriksaan yang
kelihatan.
II 1. Menyediakan sarana aktif 1. Lap permukaan kerja
untuk mencegah debu dengan
udara dari penyebaran ke pembersihan/desinfektan.
atmosfer. 2. Wadah yang berisi limbah
2. Air kabut permukaan kerja konstruksi sebelum di

5
Selama Pembangunan
Kelas Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
untuk mengendalikan transportasi harus tertutup
debu pada waktu rapat.
pemotongan. 3. Pel basah dan/ atau
3. Seal pintu yang tidak vakum dengan HEPA
terpakai dengan lakban. filter, vakum sebelum
4. Blokir dan tutup ventilasi meninggalkan area kerja.
udara. 4. Setelah selesai,
5. Tempatkan tirai debu di mengembalikan sistem
pintu masuk dan keluar HVAC dimana pekerjaan
area kerja. dilakukan
6. Hilangkan atau isolasi
sistem HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air
Conditioning) yang sedang
dilaksanakan;
III 1. Untuk mencegah 1. Jangan menghilangkan
kontaminasi dari sistem barrier dari area kerja
saluran maka hilangkan/
sampai proyek selesai
lepaskan atau isolasi
sistem HVAC di area, diperiksa oleh Tim PPI,
dimana pekerjaan sedang dibersihkan oleh bagian
dilakukan.
kebersihan Puskesmas.
2. Lengkapi semua barrier
penting yaitu sheetrock, 2. Hilangkan barrier material
playwood, palstik untuk dengan hati-hati untuk
menutup area dari area
meminimalisasi
yang tidak untuk kerja
atau menerapkan metode penyebaran dari kotoran
pengendalian kubus dan puing-puing yang
(gerobak dengan penutup terkait dengan konstruksi.
plastik dan koneksi disegel
ke tempat bekerja dengan 3. Vakum area kerja dengan
HEPA vakum untuk HEPA filtered vacuums.
menyedot debu sebelum 4. Area untuk lap basah
keluar) sebelum konstruksi
dengan pembersih/
dimulai.
3. Menjaga tekanan udara disinfektan/ cleaner.
negatif di dalam tempat 5. Setelah selesai,
kerja dengan
kembalikan sistem HVAC.
menggunakan HEPA unit
yang dilengkapi dengan
penyaringan udara.
4. Wadah tempat limbah
konstruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi

6
Selama Pembangunan
Kelas Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
atau gerobak. Pita
penutup, jika tidak tutup
yang kuat

Identifikasi Daerah sekitar area proyek, menilai dampak potensial.

Unit Unit
Lateral Lateral Behind Front
Below Above
Risk Risk Risk Risk Risk Risk
Group Group Group Group Group Group

5. Langkah Ke 5, Identifikasi kegiatan di tempat khusus, misalnya ruang


perawatan, ruang farmasi /obat,dst;
6. Langkah Ke 6, Identifikasi masalah yang berakitan dengan : ventilasi, pipa
ledeng, listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman;
7. Langkah Ke 7, Identifikasi langkah-langkah pencegahan, menggunakan
penilaian sebelumnya, apa jenis barriernya (misalnya barriernya dinding
yang tertutup rapat ). Apakah HEPA filter diperlukan ?
Catatan: Selama dilakukan konstruksi maka area yang
direnovasi/konstruksi seharusnya diisolasi dari area yang
dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap
sekitarnya;
8. Langkah Ke 8, Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah
ada risiko akibat merusak kesatuan struktur (misalnya : dinding, atap,
plafon);
9. Langkah Ke 9, Jam kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama
bukan jam pelayanan pasien;
10. Langkah Ke 10, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang
isolasi/ ruang aliran udara negatif yang memadai;
11. Langkah Ke 11, Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe
tempat/bak cuci tangan;
12. Langkah Ke 12, Apakah PPI setuju dengan jumlah minimum bak/tempat
cuci tangan tersebut?;
13. Langkah Ke 13,Apakah PPI setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas
ruangan bersih dan kotor
14. Langkah Ke 14, Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan
tersebut dengan tim proyek (misalnya :arus lalu lintas, rumah tangga,
pembersihan puing, bagaimana dan kapan).

7
C. PERSYARATAN KINERJA
1. Pengendalian Infeksi sangat penting dalam semua bidang fasilitas
konstruksi, renovasi, dan pemeliharaan karena menyebabkan gangguan
debu yang ada, atau menciptakan debu baru, sehingga harus ditutup
dengan ketat untuk mencegah setiap aliran partikel ke daerah pasien;
2. Pemilik membutuhkan kontraktor yang terikat dengan kebijakan ini,
sehingga sebelum kegiatan dimulai pemilik dan kontraktor harus
mengadakan pertemuan terlebih dahulu sehingga kontraktor dapat
menjalankan renovasi atau konstruksi sesuai dengan prosedur yang
berlaku;
3. Infection Control (IC) dapat mengubah persyaratan kinerja dari ICRA
sesuai yang diperlukan dengan kondisi lapangan. Modifikasi ini tidak
mengubah maksud dan kebijakan yang ada.

D. PRODUK DAN BAHAN.


1. Tipe Barrier:
Untuk menghindari kebakaran Polyethylene, biasanya ketebalan 6-mil,
dinding gypsum, fiberglass diperkuat plastik (mirip dengan Api-X
Glassboard), kayu lapis dan masonite (harus dicat dengan cat tahan api)
sebagaimana ditentukan dalam ijin kerja ICRA;
2. Bleach:
Sebuah disinfektan berbasis air dengan bahan natrium hipoklorit,
biasanya dengan ukuran1 bagian pemutih di 10 bagian air (1 ¾ cangkir
pemutih dalam 1 galon air).Harus dibuat baru setiap 24 jam;
3. Carpet Vacuum; dengan HEPA Filter;
4. Control Cube;
5. Jenis Pintu:
Pintu kayu maupun logam harus berbingkai logam, handel pintu
dipolietilena, atau polietilena masuk tumpang/tindih ganda sebagaimana
ditentukan dalam ijin ICRA;
6. Exhaust Selang :
Fleksible, baja yang kuat, Ventilasi Blower Hose, WPG;
7. HEPA Vacuum;
Harus dapat melakukan penyaringan sampai dengan @ 0,5 mikron;
8. Mesin tekanan negatif:
Harus mampu menyaring 200-2000 kaki kubik permenit;
9. Kipas angin tekanan negatif;

8
Bertekanan udara tinggi, tekanan statis, tanpa filter;
10. Walk-off mats:
Sediakan karpet ukuran minimal 18 inci x 24 inci dibasahi dengan larutan
pemutih untuk akses jalan petugas sehingga mencegah debu keluar dari
zona.

E. BARRIER/ PENGHALANG.
1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja proyek
dengan paparan ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan kontruksi ruang, jenis kegiatan, dan kelompok risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan :
a. A. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,dan lain-lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan
semprot perekat, sekrup,dan lain-lain;
4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup ditutupi
atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat
kerja harus tumpang tindih maksimal 2 meter;
6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang, sebuah
mesin udara 2000 CFM negatif yang besar harus digunakan untuk
memastikan 100 kaki permenit udara keluar dari ruang kerja, ini dapat
dimodifikasi dengan ruangan yang kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan PPE area.
Hanya satu pintu yang boleh dibuka pada suatu waktu, pengecualian
dibuat untuk pengiriman barang besar. Dua pintu dibuka secara
bersamaan harus diminimalkan.

F. PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI SECARA UMUM.


1. Fasilitas (pelaksana) kegiatan dan IC akan diberitahu sejak awal
perencanaan atau desain tahap dari proyek;
2. Untuk memenuhi persyaratan ICRA, TIM ICRA primer kalau perlu tim
Ad hoc ICRA akan meninjau proyek lingkup pekerjaan, desain, lokasi
sekitar dan dampak dari sistem utilitas. Konstruksi jenis kegiatan,
group risiko, dan klasifikasi tingkat akan ditugaskan;

9
3. Seluruh tahapan proyek berdasarkan ICRA dapat revisi, tergantung
kondisi;
4. TIM ICRA Primer bertanggung jawab untuk mengembangkan ICRA
daN menyikapi kebutuhan lain diluar ICRA;
5. Pengawas proyek (PM) akan mengevaluasi setiap proyek untuk
menentukan klasifikasi peringkat. PM dan IC akan mengevaluasi setiap
III tingkat dan IV tingkat.
6. Fasilitas pemeliharaan dan petugas akan mengikuti intervensi ICRA
untuk proyek tingkat I dan II secara rutin tanpa penilaian ICRA resmi
atau izin kerja. Untuk tingkat II dan IV proyek mereka harus
7. mendapatkan izin kerja ICRA dari PM atau IC; Jika mesin udara negatif
bermasalah, PM, IC, dan kontraktor akan meninjau intalasi sebelum
koneksi;
8. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh surat izin ICRA
sebelum memulai bekerja., posting dipintu masuk zona kerja,
informasikan persyaratan ICRA kepada orang sekitar yang terkena
dampak;
9. Kontraktor bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja dan peralatan
sesuai yang disyaratkan oleh ICRA;
10. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga peralatan mereka
termasuk penggantian HEPA dan filter sesuai program sertifikasi filter;
11. Tergantung pada lingkup pekerjaan, fase pekerjaan, dan lokasi
pembuangan udara tanpa filter udara negatif dapat diizinkan;
12. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin penghalang ICRA
sesuai standar;
13. Pada setiap awal shift, ketika tekanan udara diperlukan petugas harus
dapat memenuhi semuanya;
14. Kontraktor harus dapat menyediakan peralatan dan tenaga kerja sesuai
kebutuhan untuk pembersihan area kerja sehingga dapat mencegah
akumulasi debu dan puing;
15. Penetrations (pipa, saluran, kabel), dan lain-lain harus disegel;
16. Penghalang harus ada pada lift atau tangga yang ada di zona kerja;
17. Investigasi yang mungkin memerlukan pembukaan ubin atau langit-
langit harus segera diganti setelah selesai penyelidikan dan ketika
tanpa pengawasan;
18. Pekerjaan yang dilakukan di ICRA bisa diberi penghalang sementara,
tapi harus segera dipindahkan dan dibersihkan setelah proses selesai;

10
19. Jika cube pengendalian wajib memiliki udara negatif, sebuah sertifikat
mesin udara negatif harus digunakan;
20. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau darurat
dan harus dijalankan terus menerus;
21. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau
ditingkatkan untuk mencegah debu dan puing-puing keluar dari zona;
22. HVAC register dan ventilasi dalam bidang konstruksi harus capped
kecuali khusus disetujui oleh PM atau IC;
23. Metode untuk menyerap debu ketat harus menahan tekanan udara
statis;
24. Wadah transportasi, gerobak, kotak peralatan, dan lain-lain harus
bebas dari debu;
25. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan
diangkut melalui rute yang diidentifikasi dan ditentukan oleh ICRA;
26. Kontraktor dan bahan yang tidak boleh melewati area pasien harus
ditunjuk elevator;
27. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum keluar
ke ruang ante;
28. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih
sering lebih efektif;
29. Peralatan kontraktor harus dibersihkan dengan cairan pemutih untuk
mencegah debu keluar dari zona kerja;
30. Kontraktor wajib segera membersihkan debu yang keluar dari zona
kerja;
31. Semua debu yang harus dilakukan dengan menggunakan vacum
HEPA disaring.

BAB IV
DOKUMENTASI

11

Anda mungkin juga menyukai