Anda di halaman 1dari 41

SURVEILANS DAN ICRA

INFEKSI SALURAN KEMIH

Disampaikan oleh :
Paryanto, S.Kep., Ns.
Ketua HIPPII Cabang Surakarta
Pertemuan Ilmiah Tahunan HIPPII di Surabaya, 5 7 Nopember 2015

Nama : Paryanto, S.Kep., Ns


TTL
: Karanganyar, 14 juli 1975
Almt : Klegen, 02/XV, Planggu, Trucuk, Klaten
HP
: 081 2211 856
Email : ibs_ortoslo@yahoo.co.id
Riwayat pendidikan :
- TK ( 1981 )
- SPK ( 1993 )
- SD (1987 )
- S1 Kep ( 2009 )
- SMP ( 1990 )
- Ners ( 2011 )
Pengalaman kerja :
- RS dr. Oen Ska
- RSO Prof. Dr. R. Soeharso Ska
Organisasi :
- PPNI Kom RSO ( Sekretaris )
- HIPPII Cab. Ska ( Ketua )
- IPOTI Jateng ( Ketua )
Pelatihan :
- Pelatihan Basic Perawat Bedah ( Smg )
- AO course Basic for ORP ( Sby )
- Pelatihan PPI Dasar, lanjut, IPCN ( Jkt )
- Pelatihan Rawat Luka CWCCA
- dll

CDC 2002

CDC 2009

PENDAHULUAN
ISK HAIs :
Infeksi Rumah Sakit paling sering
40 % total Infeksi Rumah Sakit
> 1 milliar kasus
Berhubungan dengan instrumentasi
kateter urine 66 86 %
Kateter urine Predisposisi Bakteriuria &
UTI William DH et al. Minerva Urol Neprhol 2004; Johnson JR et. al
(Hospital Infections 2007 )

Ann Intern Med 2006 ; Foxman B. Am J Med 2002 ; Nickel JC. J Urol 2005 )

Tidak semua dapat dicegah dengan


penanganan kateter urine yang baik

Catheter Associated Urinary Tract Infection


(CA - UTI) /INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi Saluran Kemih yang terjadi


setelah pemasangan urine kateter
2 x 24 jam (48 jam)

PATOGENESIS
1. Kuman di meatus uretra bagian distal dapat langsung
masuk ke saluran / kandung kemih ketika kateter
dimasukan.
2. Pada indwelling kateter mikroorganisme bermigrasi
sepanjang permukaan luar kateter di mukosa periuretra
atau sepanjang permukaan dalam kateter, setelah terjadi
kontaminasi pada kantong penampung urine atau
sambungan antara kantong penampung dengan pipa
drainase.
Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm pada
permukaan kateter

Risiko mendapat ISK HAIs


Metode kateterisasi
Kualitas pemeliharaan kateter
Status imonologis pasien
Setelah 1x pemasangan waktu singkat
1.5%
Indwelling kateter sistem terbuka stlh 4 hari
100%
Indwelling kateter sistem tertutup
20%
Kesalahan penanganan sterilitas sistem
tertutup
risiko infeksi

Diagnosis ISK
Tanda infeksi sebagai akibat dari
pemasangan kateter > 48 jam
Pyuria > 10 leukosit/LPB sedimen urin atau
>10 leukosit/mL atau > 3 leukosit/LPB dari
urine tanpa dilakukan sentrifus
Nitrit dan/atau leukosit esterase positip
dengan carik celup (dipstick)
Terdapat koloni mikroorganisme pada hasil
pemeriksaan urine kultur > 105 cfu / mL
Dokter yang merawat menyatakan adanya ISK dan
diberi pengobatan antimikroba.

Klasifikasi ISK
1. Simptomatik
2. Asimptomatik

3. ISK lainnya

Kriteria ISK Simptomatis


ISK Simptomatis harus memenuhi paling sedikit

1 kriteria :
Demam ( temp > 38. c )

Nikuria ( anyang anyangan )


Polakisuria
Dysuria
Nyeri supra pubik
Biakan urin porsi tengah (midstream) >
105cfu/mL dengan jenis tidak > 2 jenis
Kuman positip dari urin pungsi supra
pubik tanpa melihat jumlah kuman

Kriteria ISK Asimptomatis


Paling sedikit 1 kriteria :
Riwayat menggunakan urine kateter < 7 hari yang
lalu
Terdapat maksimal 2 spesies jenis kuman dalam
biakan urin
Tidak terdapat gejala - gejala

Dan salah satu dari hasil di bawah ini :


Hasil urin kultur 105 cfu / mL dengan tidak > 2 jenis
kuman
Kultur urin 2x berturut-turut terdapat kuman flora
normal yang sama mis. S.saprophyticus, S.epidermidis
dengan jumlah kuman > 105 cfu/ mL

Kriteria ISK Simptomatis


Pada pasien 1 th didapat paling sedikit 1 gejala
sebagai berikut, tanpa ada penyebab lainnya :
Demam (>38 C)
Hipotermia (< 37 C)
Bradikardi < 100 / mnt
Letargia
Vomiting
Dan ditemukan salah satu dari hasil di bawah ini :
Hasil urin kultur 105 cfu/mL dengan tidak > dari 2
jenis kuman
Kultur urin 2x berturut-turut terdapat kuman
flora normal yang sama mis. S.saprophyticus,
S.epidermidis dg jumlah kuman > 105 cfu/ mL

ISK Lainnya
Harus memenuhi salah satu kriteria:
Ditemukan kuman yang tumbuh dari
cairan
Ada abses atau tanda infeksi lain yang
dapat dilihat, pemeriksaan langsung
selama pembedahan atau histopatologi
Ada 2 tanda berikut: demam (>38 c), nyeri
lokal, nyeri tekan pada daerah yang
dicurigai infeksi

Teknik penghitungan

Menghitung dan menganalisa data infeksi


Contoh :

Diseminasi laporan
Data infeksi rate ISK dilaporkan dan dibahas cara PPI
dengan ruangan terkait
Laporan rate infeksi ISK dan rekomendasi dibuat
dalam waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun
kepada Pimpinan RS, Komite Medik,
Departemen/Instalasi terkait, Ka Ruangan
Bila ada KLB dilaporkan segera ke Pimpinan RS,
Komite Medik, Departemen/Instalasi terkait, Ka
Ruangan
Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat
memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian infeksi nosokomial.

Laporan dalam bentuk grafik , tabel


1. Laporan triwulan

LaP. per 6 bl angka ISK Jan - Jun 2013

Lap. Tahunan angka ISK Jan - Des 2012

INFECTION CONTROL RISK ANALYSIS

Inforrmasi yang berkaitan dg risiko harus diinformasikan


kepihak terkait

-Kebijakan/Standar prosedur
-- tugas yg jelas

Identifikasi risiko
Apa penyebab terjadinya infeksi?
Bagainama cara transmisi?
Siapa saja yg berisiko?
(pasien, petugas atau lingkungan)?

Perlakuan risiko

Analisa risiko

Mengapa bisa terjadi


Hindari risiko
(activitas, prosedur)?
Kurangi risiko ( langkah
Hal2 apa saja yg bs
pencegahan, ada sistem
meminimalkan risiko
dan kontrol
Berapa sering
Evaluasi risiko
terjadi/konsekuensi apa?
Hal2 apa saja risiko
rendah,/meminimalkanri
siko atau risiko
penularan (staff, pasien)?

Monitor dan review

Communicate and consult

Hindari risiko

Pastikan risiko teridentifkasi, dianalisa dan dilakukan


tindakan

The risk management flowchart as it is


applied to HAI

Identifikasi risiko untuk di akuisisi dan transmisi agen yg terinfeksi


pilih target atau grup untuk penilaian

External
Terkait dengan
komunitas
Terkait dengan
bencana
Persyaratan
peraturan dan
akreditasi

Internal
Terkait pasien
Terkait petugas
Terkait prosedur
Peralatan
Lingkungan
Pengobatan
Sumber daya

Kajian Risiko Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi Saluran Kemih
Potential
Risks/
Problems

Probability
4

Expect it

Risk/Impact (Health, Financial,


Legal, Regulatory)

Current Systems/Preparedness

Score

Likel
y

May
be

Rar
e

Nev
er

Loss of
life/
limb
Function/
financial

Serio
us
Loss
(functi
on/
financ
ial/
legal

Prolon
ged
Length
of
stay

Moderate
Clinical/fina
ncial

Minim
al
Clinic
al/
financ
ial

non
e

Poo
r

Fair

Goo
d

Soli
d

Bundle ISK
Pemasanagan
Cateter tidak
sesuai
kebutuhan

Tidak melakukan
Hand Hygiene

Teknik inserti
kurang benar

2
2
2

Tidak dilakukan
maintenance

Tidak
dilakukan
perawatan
Tidak segera

1
2

1
2

2
2

1
2

1
2

TK Risk

Deskripsi

kejadian

Never

Tidak pernah

Rare

Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)

Maybe

Likely

Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)

Expect it

Sering (Frekuensi > 6 12 x /tahun

Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)

TK RIKS

Deskripsi

Dampak

Minimal
clinical

Tidak ada cedera

Moderate
clinical

Prolonged
length of
stay

Cedera sedang, mis : luka robek


Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tdk
berhubungan dng penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan

Temporer
loss of
function

Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit

Katatropik

Kematian yg tdk berhubungan dng


perjalanan penyakit

Cedera ringan , mis luka lecet


Dapat diatasi dng P3K

TK RIKS

Deskripsi

Kegiatan

Solid

Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

Good

Peraturan ada, fasilitas ada, tidak


selalu dilaksanakan

Fair

Peraturan ada, fasilitas ada, tidak


dilaksanakan

Poor

Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak


dilaksanakan

None

Tidak ada peraturan

SKOR =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada

Program prioritas berdasarkan nilai terbesar

Pendahuluan
Metode Plan-Do-Study-Act adalah pendekatan
ilmiah untuk menguji Perubahan dan melakukan
Perbaikan dengan menerapkan 4 langkah :

Plan,
Do,
Study,
Act.

PDSA berfungsi untuk memandu proses berpikir


pemecahan masalah menjadi langkah-langkah
yang dapat mengevaluasi hasilnya,
memperbaikinya, dan mengujinya kembali.

Siklus PDSA
Plan adalah mengidentifikasi tahap
perubahan untuk perbaikan;
Do adalah tahap menguji perubahan yang
telah dilakukan;
Study adalah tahap meneliti keberhasilan
perubahan;
Act adalah tahap mengidentifikasi adaptasi
dan menginformasikan siklus baru.
Sumber : Michael J.Taylor, dkk. 2013.
Systematic review of the application of the plan-do-study-act method to improve quality in healthcare. BMJ
Quality and Safety Online.

Hal yang perlu diingat sewaktu


menggunakan Siklus PDSA
Satu topik PDSA sering terdiri dari hanya satu
segmen atau satu langkah dari keseluruhan strategi
implementasi.
Waktu Singkat siklus PDSA kalau dapat
sesingkat mungkin untuk mengetahui apakah
implementasi berhasil atau tidak (dapat
membutuhkan waktu hanya 1 jam)
Sampel Kecil - PDSA melibatkan sebagian kecil
tenaga kesehatan (1 atau 2 dokter). Jika feedback
dan proses sudah berjalan lancar dapat diperluas ke
seluruh dokter.

Form PDSA
Topik Uji Coba

: ....................... Cara : ..........

Siklus : .........

PLAN
Saya berencana :
Saya berharap :
Tindakan yang akan dilakukan
DO
Apa yang diamati ........
STUDY
Apa yang dapat dipelajari ?
Apakah sesuai dengan measurement goal ?
ACT
Apa yang dapat anda simpulkan dari siklus ini ?

Contoh PSA ISK


Pembuatan PDSA berdasarkan Prioritas
masalah dari hasil ICRA
TOPIK : SPO Pemasangan Cateter
Plan :
Renc. : Mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam
penerapan SPO pemasangan cateter
Harapan : 15 perawat ( sampling ) melakukan SPO dgn benar
- Mengamati setiap tindakan cateterisasi
- Membuat penilaian dengan ceklist
- Dilakukan selama 1 minggu

Contoh Lanjut .....


DO : Beberapa perawat lupa melakukan procedur
Hand Hygiene, tidak menggunakan sarung
tangan steril, tidak mendesinfeksi meatus uretra.

STUDY : Dari 15 Sample, 8 melakukan dengan


benar, 7 kurang benar. 1 minggu cukup untuk
pengamatan 15 sample dari 5 ruang perawatan
ACT :
Usulan dilaksanakan IHT Pemasangan Cateter urine
Lakukan telaah terhadap SPO pemasangan cateter
Audit BHP pemasangan cateter

Rekomendasi ( CDC)
Kategori 1 : sangat dianjurkan diadopsi

Pelatihan petugas tentang prosedur cara


pemasangan & pemeliharaan kateter yang
benar
Pemasangan kateter hanya bila diperlukan
Tekankan pentingnya cuci tangan
Memasang kateter dengan teknik dan
peralatan steril
Pertahankan/fksasi kateter dengan benar
Pertahankan sterilitas sistem drainage tertutup
Pengambilan spesimen urin dengan cara
aseptik
Pertahankan aliran urin tetap lancar
37

Kategori 2 : Dianjurkan secara moderat untuk


diterima
Petugas dilatih pemasangan kateter secara periodik
Gunakan kateter dengan diameter terkecil yang masih
memadai
Hindari tindakan irigasi kecuali diperlukan untuk mencegah /
mengurangi obstruksi
Hindari pembersihan meatus uretra setiap hari
Tidak mengganti kateter pada interval yang masih
diperdebatkan
38

Kategori 3 :
Tidak begitu dianjurkan diadopsi

Pertimbangan alternatif lain untuk drainage urin


sebelum memasang indwelling kateter
Ganti sistem penampungan bila sterilisasi sistem
drainage tertutup telah terkontaminasi
Pisahkan ruang rawat pasien dengan indwelling
kateter yang TER-infeksi dari yang TIDAK infeksi.
Hindari biakan urin rutin untuk monitoring kuman
39

PENUTUP
Sistem surveilans yang baik dan benar akan memberikan
informasi epidemiologi yang akurat sehingga sistem
kewaspadaan dini dapat berjalan dengan baik.
Penentuan prioritas masalah yang dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif sangat mempengaruhi rencana tindakan Tim
PPI.
Surveilan, ICRA dan PDSA kegiatan yang saling
berhubungan dalam mengidentifikasi tahap perubahan untuk
perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai