Tuberkulosis
Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobaterium tuberculosis , yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
TB merupakan peyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat , dan salah satu
penyebab kematian sehingga perlu dilaksanakan program penanggulangan TB secara
berkesinambungan.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari lima Negara dengan jumlah kasus TBC terbesar di dunia.
Jumlah kasus TBC di dunia sebesar 56% berada di lima Negara , yakni india, china, Indonesia,
Filipina dan Pakistan.
Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dalam kerangka otonomi
dengan propinsi dan kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program, yang meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya (dana,
tenaga, sarana, dan prasarana)
Program pengendalian TB dilaksanakan sesuai dengan strategi TB DOTS (Directly Observed treatment
short-couser) yang meliputi komponen sebagai berikut :
Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
adanya tim koordinasi teknis pelaksanaan kegiatan PPI disertai dengan rencana kegiatan dengan
anggaran yang berkesinambungan
memastikan desain, renovasi fasilitas pelayanan kesehatan telah memenuhi persyaratan PPI TB
melaksanakan surveilans TB bagi petugas kesehatan
melaksanakan kegiatan advokasi, komunikasi, dan social mobilisasi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan penerapan PPI TB
monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPI TB
penelitian operasional
manajerial
pengendalian administrative
pengendalian lingkungan
pengendalian alat pelindung diri
Manajerial
pihak manajerial adalah pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan, kepala dinas kesehatan
propinsi dan kabupaten/kota dan/ atau atasan dari institusi terkait
komitmen, kepemimpinan dan dukungan manajemen yang efektif berupa penguatan dari upaya
manajerial bagi program PPI TB meliputi:
membuat kebijakan pelaksanaan PPI TB yang merupakan bagian dari program PPI Fasyankes
dengan mengeluarkan SK penunjukkan tim/ penanggung jawab
membuat kebijakan dan SPO mengenai alur pasien untuk semua pasien batu, alur pelaporan
dan surveilans
memberi pelatihan PPI TB bagi petugas yang terlibat dalam program PPI TB
membuat perencanaan program PPI TB secara komprehensif
membuat dan memastikan desain, konstruksi dan persyaratan bangunan serta pemeliharaannya
sesuai PPI TB
menyediakan sumber daya untuk terlaksananya program PPI TB meliputi tenaga, anggaran,
sarana dan prasarana yang dibutuhkan termasuk aspek kesehatan kerja
monitoring dan evaluasi
melakukan kajian di unit terkait penularan TB dengan menggunakan daftar tilik, menganalisa
dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
melaksanakan advokasi, komunikasi, mobilisasi dan sosialisasi terkait PPI TB
surveilans petugas ( kepatuhan menjalankan SPO dan kejadian infeksi )
memfasilitasi kegiatan riset operasional
Pengendalian administrative
Pengendalian administrative adalah upaya yang dilakukan untuk mecegah/ mengurangi pajanan M.Tb
kepada petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan lingkungan dengan menyediakan, mensosialisasikan
dan memantau pelaksanaan standar procedure dan alur pelayanan
melaksanakan triase dan pemisahan pasien batuk, mulai dari “pintu masuk” pendaftaran
fasyankes
mendidik pasien mengenai etika batuk
menempatkan semua suspek dan pasien TB di ruang tunggu yang mempunyai ventilasi baik,
diupayakan ≥ 12 ACH dan terpisah dengan pasien umum
menyediakan tisu dan masker, serta tempat pembuangan tisu maupun pembuangan dahak yang
benar
memasang poster , spanduk, dan bahan untuk KIE
mempercepat proses penatalaksanaan pelayanan bagi pasien suspek dan TB, termasuk
diagnostic, terapi dan rujukan sehingga waktu berada pasien di fasyankes dapat sesingkat
mungkin
melaksanakan skrining bagi petugas yang merawat pasien TB
menerapkan SPO bagi petugas yang tertular TB
melaksanakan pelatihan dan pendidikan mengenai PPI TB bagi semua petugas kesehatan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Pengendalian lingkungan adalah upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara/ventilasi dengan
menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan mengurangi/menurunkan kadar oercik renik
diudara
TATA LAKSANA
Promosi Kesehatan
Surveilans TB
Pengendalian faktor risiko
Penemuan dan penanganan kasus TB
Pemberian kekebalan
Pemberian obat pencegah
SURVEILANS TB
Pemantauan dan Analisis Sistematis Terus Menerus Terhadap Data dan Informasi
Kejadian Penyakit TB atau Masalah Kesehatan dan Kondisi yang Mempengaruhinya untuk
Mengarahkan Tindakan Penanggulangan yang Efektif dan Efisien
Berbasis Indikator dan Kejadian
SURVEILANS TB
Surveilans TB berbasis indikator ditunjukan untuk memperoleh gambaran yang akan digunakan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program Penanggulangan TB
Surveilans TB berbasis kejadian ditunjukkan untuk meningkatkan kewaspadaan dini dan
tindakan respon terhadap terjadinya peningkatan TB resistan obat
PENGENDALIAN FAKTOR
Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
Membudayakan perilaku etika berbatuk
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungan nya sesuai dengan
standar rumah sehat
Peningkatan daya tahan tubuh penanganan penyakit penyerta TB
Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di fasilitas pelayanan kesehatan, dan diluar
fasilitas pelayanan kesehatan
PEMBERIAN KEKEBALAN
Pemberian kekebalan dalam rangka penanggulangan TB dilakukan melalui imunisasi BCG terhadap bayi.
PERANAN PEMERINTAH
Penetapan kebijakan pengendalian tuberkolosis
Perencanaan program pengendalian tuberkolosis
Pendanaan kegiatan pengendalian tuberkolosis
Menjamin ketersediaan obatobat, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya yang
diperlukandiperlukan
Kordinasi dan kemitraan kegiatan pengendalian tuberkolosis dengan institusi terkait
Pemantapan mutu laboratorium tuberkolosis
Monitoring, evaluasi, dan bimbingan teknis kegiatan pengendalian tuberkolosis
Pencatatan dan pelaporan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat (Permenkes RI, 2011).
Pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masing-masing tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. PHBS
mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit,
penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan
kesehatan.
Sasaran primer harus memprakƟkkan perilaku yang dapat menciptakan Rumah Tangga berPHBS, yang
mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita
setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air
minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan /
Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah,
memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari,
tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.
Sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS,
yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman
sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah
sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
Sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak
meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain), sasaran primer harus
mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, mĂkan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah,
tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jenƟk
nyamuk dan lain-lain.
Sasaran primer berupa sasaran langsung, yaitu individu anggota masyarakat, kelompok-kelompok dalam
masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan untuk mempraktikkan PHBS. Sasaran
sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer dalam pengambilan
keputusannya untuk mempraktikan PHBS, para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, yang
umumnya menjadi panutan sasaran primer. Sasaran tersier adalah mereka yang berada dalam posisi
pengambilan keputusan formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa
kebijakan/pengaturan dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran primer,
tokoh masyarakat formal, yakni orang yang memiliki posisi menentukan dalam struktur formal di
masyarakat (disebut juga penentu kebijakan).
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran. Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan , berat badan , ukuran tulang , dan
pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang, akan tetapi laju pertumbuhan
bervariasi (Potter & Perry, 2005 ; Wong , Hockenberry -Eaton , Wilson, Winkelstein , & Schwartz, 2009 ;
Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011 ).
PERKEMBANGAN
POLA PERKEMBANGAN ANAK Directional trends: a. Cephalocaudal atau head to tail b. Proximodistal
atau near to far c. Mass to spesifik
Tahap Tumbuh Kembang Masa prenatal: 1. Masa Embrio (trimester I) diferensiasi cepat, terbentuk
sistem dan alat tubuh 2. Masa Fetus (trimester II) Percepatan pertumbuhan 3. Masa Fetus Akhir
(trimester III) Masa tubuh bertambah dengan cepat, 200 gr/minggu: 3-3,5 kg pada trimester III
Masa Postnatal - Masa Neonatus (0-4 mg): penyesuaian dengan lingkungan , BB menurun 10 % pada
minggu I, Normal kembali pd hr ke -14 - Masa Infant ( 1 bulan - 1 tahun ) Pertumbuhan dan
perkembangan cepat , sist . saraf dan fungsi alat tubuh tumbuh pesat - Masa Toddler (1 tahun-3 tahun)
Pertumbuhan menurun , keinginan berjalan & aktivitas motorik , pengaturan fungsi ekskresi (tepat
untuk toilet training) - Masa Prasekolah (4-6 tahun ) Pertumbuhan melambat , aktivitas jasmani pesat ,
koordinasi fungsi motorik berkembang pesat
Aspek Perkembangan
1. TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL “SIGMUN FREUD” - FASE ORAL (0-1 Thn) - FASE ANAL
(1-3 THN) Toilet Training - FASE OEDIPAL/FALIK (3-5 Thn) - FASE LATEN (5-12 Thn) - FASE
GENITAL (>12 Thn) Sex Education
2. TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL “ERIK ERIKSON” • TRUST VS MISTRUST (0-1 Thn) •
AUTONOMY (MANDIRI) VS SHAME DOUBT (MALU/RAGU) (1-3 thn) • INITIATIVE VS GUILT (4-
6Thn) • INDUSTRY VS INFERIORITAS (6-12 Thn) • IDENTITAS VS ROLE CONFUSION (Adolesent)
3. TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF “PIAGET”
Kuesioner Pra skrining perkembangan (KPSP) Denver Development Screening Test (DDST/Denver II)
Tes daya lihat --> Kartu E pada jarak 3 meter Tes daya dengar --> pertanyaan sesuai umur (Ya/Tidak)
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL
KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMME) ( 36 BULAN – 72 BULAN ) 2. CEK LIST AUTIS
PRASEKOLAH (CHEKLIST FOR AUTISM IN TODLERS / CHAT) ( 18 BULAN - 36 BULAN) 3. FORMULIR
DETEKSI DINI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) DENGAN ABREVIATED
CONNER RATING SCALE childhood psychopathology (36 BULAN KE ATAS)
2. Dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir 1 thn = 12 bulan 1 bulan = 30 hari 1
minggu = 7 hari