Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEMURUP
KECAMATAN AIR HANGAT BARAT
Jln. Raya Semurup No.Telp (0748)………. Kode Pos. 37161

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENGAWASAN MINUM OBAT (PMO) TB PARU
UPT PUSKESMAS SEMURUP
TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Penyakit TB merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia,
setua peradaban manusia. Pada awal penemuan obat anti tuberculosis (OAT), timbul harapan
penyakit ini akan dapat ditanggulangi. Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini
tetap menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh
kembang, morbiditas, mortalitas dan kecacatan. Dengan meluasnya kasus HIV – Aids,
tuberculosis mengalami peningkatan bermakna secara global. Indonesia menduduki peringkat
ketiga dunia dalam jumlah total pasien TBC setelah Cina dan India. Namun dari porposi
jumlah pasien dibanding jumlah penduduk, Indonesia menduduki peringkat pertama. Tbc
anak yang tidak diobati secara tepat akan menjadi sumber penularan infeksi TBC pada saat
dewasa. Penderita dengan BTA Positif merupakan sumber penularan yang paling infeksius

B. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TB adalah pengobatan yang tidak
teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu yang diduga telah menimbulkan
kekebalan ganda kuman TB terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug
Resistance (MDR). TB bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi
masyarakat khusus nya keluarga. Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan
bahwa penderita TB meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai
atau putus berobat. Hal tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau
memantau penderita TB pada saat minum obat. Sesuai dengan nama strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcourse) yang artinya pemberian obat dilakukan secara jangka
pendek di bawah pengawasan langsung yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO).
Pada pasien yang dirawat di RS yang bertindak sebagai PMO berasal dari petugas kesehatan.
Pada pasien rawat jalan, yang bertindak sebagai PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal
serumah dengan penderita TB seperti: suami/istri, orang tua, anak, saudara dan lain-lain.
Apabila penderita TB tinggal sendirian, yang menjadi kader PMO dapat berasal dari saudara,
tetangga, ketua RT, TOMA dan TOGA.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keberhasilan pengobatan/ kesembuhan bagi penderita TBC.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menjamin ketekunan dan keteraturan pengobatan sesuai jadwal yang ditentukan
pada awal pengobatan,
b. Untuk menghindari penderita dari putus berobat sebelum waktunya,
c. Untuk mengurangi kemungkinan pengobatan dan kekebalan terhadap OAT.

D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


1. Mendapatkan komitmen Puskesmas dan kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan Pengawasan Minum Obat (PMO).
2. Sosialisasi peran PMO bagi penderita TB
3. Menyepakati kader aktif yang terlibat pada kegiatan Pengawasan Minum Obat (PMO)
4. Mengidentifikasi PMO dari penderita dengan BTA Positif

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pengawas memastikan pasien meminum obat sesuai aturan sejak awal pengobatan
sampai sembuh,
2. Pengawas mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat
menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur,
3. Pengawas mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak
sesuai jadwal,
4. Pengawas menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT dan merujuk ke Unit
Pelayanan Kesehatan,
5. Petugas mengisi kartu Kontrol pengobatan pasien TB,
6. Petugas memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga.

F. SASARAN
PMO dari penderita TB BTA Positif.

G. PERAN TERKAIT
Lintas Program : Promkes, Gizi, Kesling, Surveilans
Lintas Sektor : Kader TB dan suami/istri, orang tua, anak, saudara

H. PEMBIAYAAN
Anggaran biaya kegiatan Pengawasan Minum Obat (PMO) TB berasal dari anggaran
BOK Tahun 2023.
I. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan intenfikasi penemuan kasus dengan program ketuk pintu TB dilaksanakan
dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2023
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENCATATAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan, dengan pelaporan hasil – hasil yang dicapai pada bulan tersebut untuk mengetahui
tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci setiap bulan, evaluasi kegiatan
dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi Puskesmas
Semurup.

Mengetahui, Semurup, Agustus 2023


Kepala Puskesmas Semurup Pelaksana Program TB

Ns. HERDIZAL, S.Kep Ns.YULIA SITI HARDIANTI, S.Kep


NIP. 19750907 200604 1 010 NIP. 19870114 201101 2 009
PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEMURUP
KECAMATAN AIR HANGAT BARAT
Jln. Raya Semurup No.Telp (0748)………. Kode Pos. 37161

KERANGKA ACUAN
PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR
PUSKESMAS SEMURUP

A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu puskesmas dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama
berkunjung ke puskesmas. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba
patogen yang bersumber dari lingkungan puskesmas dan perangkatnya.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di
puskesmas dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi
yang diperoleh di puskesmas, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke puskesmas.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, yaitu program
pelatihan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

B. LATAR BELAKANG
1. UNDANG-UNDANG No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. KEMENKES No.382/menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3. PERMENKES No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

C. TUJUAN KEGIATAN
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sumber daya
manusia, tentang pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat melindungi
tenaga kerja dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penyuluhan dan Pelatihan Hand Hygiene
Pelatihan ini berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh petugas dalam
menangani pasien tanpa mengetahui terlebih dahulu diagnosanya, petugas harus
melakukan kewaspadaan standar yaitu cuci tangan. Pelatihan cuci 6 langkah sesuai
standar WHO harus diajarkan kepada seluruh pegawai, mulai dari teori sampai
mendemonstrasikannya.
2. Pelatihan Pengelolaan Limbah/Sampah
Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh staf medis ataupun non medis serta
cleaning service outsourcing tentang penempatan sampah sesuai dengan standar
pencegahan dan pengendalian Infeksi dan dipaparkan mulai proses pemilahan sampai
dengan proses pemusnahan sampah/limbah puskesmas.
3. Pelatihan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pelatihan ini dilakukan untuk mencegah petugas dari penularan yang dapat
ditimbulkan dari berbagai macam jenis infeksi melalui kegiatan yang dilakukan di
rumah sakit. Pelatihan ini meliputi pengenalan berbagai macam APD yang harus
dipakai untuk masing-masing unit kerja, cara pemakaian, cara melepas, serta
kegunaannya.
4. Pelatihan Pemasangan Intra Vena Line
Pelatihan ini berisi mengenai cara pemasangan infus yang benar, sehingga
meminimalkan terjadinya komplikasi. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan jika
terjadi phlebitis, tanda dan gejalanya, dan cara penanganannya.

5. Penyuluhan Hand Hygiene untuk Pengunjung


Hand hygiene tidak hanya dibudayakan pada petugas yang ada di puskesmas,
teapi juga kepada seluruh keluarga pasien dan pengunjung puskesmas. Pelatihan ini
dikhususkan untuk keluarga dan pengunjung pasien seluruh unit rawat inap dan rawat
jalan yang melakukan pengobatan ataupun kontrol ke puskesmas. Pelatihan ini
dilakukan dengan metode kampanye hand hygiene yang dilakukan di koridor, pintu
masuk unit ruang rawat, ruang tunggu keluarga pasien, ruang tunggu obat.
6. Pelatihan Perawatan Luka
Pelatihan ini berisi tentang cara perawat melakukan perawatan luka secara
benar dan sesuai dengan prinsip steril.
7. Pelatihan Kebersihan Ruangan
Pelatihan ini dilakukan secara berkala dan dititkberatkan pada cara kebersihan
setiap ruangan di puskesmas meliputi ruang rawat inap, ruang rawat jalan, kantor,
laboratorium, farmasi dan ruang-ruang khusus untuk pemeriksaan penunjang. Sasaran
pelatihan ini adalah seluruh petugas kebersihan meliputi pramu kebersihan dan
cleaning service outsourcing.
8. Pelatihan tentang dekontaminasi alat dan sterilisasi
Pelatihan ini berisi cara pengelolaan alat kesehatan mulai dari dekontaminasi
sampai dengan sterilisasi.
9. Sosialisasi Kejadian Tertusuk Jarum
Sosialisasi ini dilakukan kepada seluruh staf medis maupun staf non medis
yang bertugas di puskesmas dalam hal kemungkinan kejadian tertusuk jarum dan cara
pelaporan apabila terjadi kejadian tersebut.
E. SASARAN/TARGET YANG INGIN DICAPAI
1. Penanggung Jawab Program
2. Pelaksana Program
3. Masyarakat

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


NO Kegiatan BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Sosialisasi v

pencegahan

penyakit

menular

G. ANGGARAN DAN BIAYA


Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb:
1. Dana Bantuan Operasional Kesehatan

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
Pada setiap kegiatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan, ada beberapa hal yang harus didokumentasikan seperti:
a. Pre planning kegiatan
b. Materi
c. Undangan
d. Daftar hadir
e. Laporan hasil kegiatan
f. Dokumentasi (foto) kegiatan
2. Pelaporan
Laporan pelaksanaan program dibuat setiap selesai kegiatan dilakukan
(maksimal 1 minggu setelah kegiatan berlangsung) dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan 1 tahun sekali dengan cara melihat
seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan dan kegiatan yang belum
dilakukan beserta hambatan pelaksanaan kegiatan.

Mengetahui, Semurup, Agustus 2023


Kepala Puskesmas Semurup Pelaksana Program TB

Ns. HERDIZAL, S.Kep Ns.YULIA SITI HARDIANTI, S.Kep


NIP. 19750907 200604 1 010 NIP. 19870114 201101 2 009

Anda mungkin juga menyukai