DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEMURUP
KECAMATAN AIR HANGAT BARAT
Jln. Raya Semurup No.Telp (0748)………. Kode Pos. 37161
A. PENDAHULUAN
Penyakit TB merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia,
setua peradaban manusia. Pada awal penemuan obat anti tuberculosis (OAT), timbul harapan
penyakit ini akan dapat ditanggulangi. Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini
tetap menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh
kembang, morbiditas, mortalitas dan kecacatan. Dengan meluasnya kasus HIV – Aids,
tuberculosis mengalami peningkatan bermakna secara global. Indonesia menduduki peringkat
ketiga dunia dalam jumlah total pasien TBC setelah Cina dan India. Namun dari porposi
jumlah pasien dibanding jumlah penduduk, Indonesia menduduki peringkat pertama. Tbc
anak yang tidak diobati secara tepat akan menjadi sumber penularan infeksi TBC pada saat
dewasa. Penderita dengan BTA Positif merupakan sumber penularan yang paling infeksius
B. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TB adalah pengobatan yang tidak
teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu yang diduga telah menimbulkan
kekebalan ganda kuman TB terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug
Resistance (MDR). TB bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi
masyarakat khusus nya keluarga. Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan
bahwa penderita TB meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai
atau putus berobat. Hal tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau
memantau penderita TB pada saat minum obat. Sesuai dengan nama strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcourse) yang artinya pemberian obat dilakukan secara jangka
pendek di bawah pengawasan langsung yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO).
Pada pasien yang dirawat di RS yang bertindak sebagai PMO berasal dari petugas kesehatan.
Pada pasien rawat jalan, yang bertindak sebagai PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal
serumah dengan penderita TB seperti: suami/istri, orang tua, anak, saudara dan lain-lain.
Apabila penderita TB tinggal sendirian, yang menjadi kader PMO dapat berasal dari saudara,
tetangga, ketua RT, TOMA dan TOGA.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keberhasilan pengobatan/ kesembuhan bagi penderita TBC.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menjamin ketekunan dan keteraturan pengobatan sesuai jadwal yang ditentukan
pada awal pengobatan,
b. Untuk menghindari penderita dari putus berobat sebelum waktunya,
c. Untuk mengurangi kemungkinan pengobatan dan kekebalan terhadap OAT.
F. SASARAN
PMO dari penderita TB BTA Positif.
G. PERAN TERKAIT
Lintas Program : Promkes, Gizi, Kesling, Surveilans
Lintas Sektor : Kader TB dan suami/istri, orang tua, anak, saudara
H. PEMBIAYAAN
Anggaran biaya kegiatan Pengawasan Minum Obat (PMO) TB berasal dari anggaran
BOK Tahun 2023.
I. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan intenfikasi penemuan kasus dengan program ketuk pintu TB dilaksanakan
dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2023
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENCATATAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan, dengan pelaporan hasil – hasil yang dicapai pada bulan tersebut untuk mengetahui
tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan.
KERANGKA ACUAN
PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR
PUSKESMAS SEMURUP
A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu puskesmas dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama
berkunjung ke puskesmas. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba
patogen yang bersumber dari lingkungan puskesmas dan perangkatnya.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di
puskesmas dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi
yang diperoleh di puskesmas, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke puskesmas.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, yaitu program
pelatihan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
B. LATAR BELAKANG
1. UNDANG-UNDANG No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. KEMENKES No.382/menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
3. PERMENKES No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas
C. TUJUAN KEGIATAN
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sumber daya
manusia, tentang pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat melindungi
tenaga kerja dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Sosialisasi v
pencegahan
penyakit
menular