Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN KERJAETIKA BATUK

A. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yangsaat ini makin
berkembang seiring dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, dilain
pihak Puskesmas dihadapitantangan yang makin besar.Puskesmas dituntut agar
dapatmemberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel dantransparan kepada
masyarakat, khususnya bagi jaminankeselamatan pasien (patient safety).

Untuk hal tersebut Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
ada di Indonesiaperlu ditingkatkan pelayanannya khususnya dalam pencegahan
danpengendalian infeksi.Program pencegahan dan pengendalian infeksi sangatpenting
dilaksanakan di Puskesmas dan sarana kesehatan sebagaitempat pelayanan kesehatan,
disamping sebagai tolak ukur mutupelayanan juga untuk melindungi pasien, tenaga
kesehatan,pengunjung dan keluarga pasien dari resiko tertularnya infeksikarena
dirawat, bertugas atau berkunjung ke Puskesmas atausarana kesehatan lainnya.

B. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan didunia, termasuk
di negara-negara berkembang salah satunya Indonesia, salah satu penyebaran infeksi adalah
pada saat ketika seseorang dalam kondisi batuk. Oleh karenanya etika batuk dibutuhkan
sebagai upaya mengendalikan penyebaran infeksi yang terjadi saat batuk.Dengan
menerapkan etika batuk maka kita dapat berkontribusi dalam mencegah penularan penyakit
dan membuat rasa nyaman di lingkungan sekitar.
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh
didalamsaluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap
iritasiditenggorokan karena adanya lender/slem, makanan, asap dan sebagainya.Sedangkan
bersinmerupakan mekanisme pertahanan untuk mencegah masuknya zat asing ke dalam
tubuh. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanyabakteri dan kelebihan cairan yang masuk kedalam hidung, sehingga setara otomatis
tubuh akan menolak  bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga
setara otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya
peradangan benda asing,infeksi (virus, atau reaksi alergi). Reaksi alergi tersebut muncul
karena paparan terhadap bahanalergen. Sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan
Puskesmas Rawabuntu memberikan pengetahuan terhadap pencegahan dan pengendalian
terhadap infeksi/HAIs yang termasuk didalamnya tentang kewaspadaan isolasi terhadap
transmisi udara/airborne dalam mencegah penularan penyakit yang dapat menular melalui
udara diantaranya pneumonia dan Tuberculosis (TBC/TB).Pencegahan dan pengendalian
terhadap infeksi tersebut harus terus berjalan sehinggasalah satu hal yang paling sederhana
yang dapat dilakukan dalam menangani penularan penyakit TB adalah dengan memberikan
informasi/penyuluhan mengenai Etika Batuk.
Dalam mendukungupaya memberikan informasi tentang Etika Batuk ke petugas
medis, karyawan, pasien dan pengunjungPuskesmas Rawabuntu karena disekitar kita masih
sering kita temui keadaan ini yaituTidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat
umum, Tidak menutupi tangan setelahdigunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk
dan bersin, membuang ludah sesudah batuk disembarang tempat, membuang atau meletakkan
tissue yang sudah dipakai disembarangtempat dan Tidak menggunakan masker saat flu atau
batuk.
Melihat pentingnya Respirasihygiene/etika batuk sebagaiupaya pencegahan dan
pengendalian infeksi maka dibutuhkan kegiatan Respirasihygiene/batuk di Puskesmas
Rawabuntu sebagaiupaya menekan kejadian infeksi.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


1. Tujuan Umum : Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas

2.Tujuan Khusus : Mencegah tertularnya penyakit melalui udara bebas pernafasan.


D. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan dilakukan oleh setiap individu,untuk pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan SOP yang ada.

E. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan


Mengusulkan pelatihan, menyelenggarakan pelatihan, melengkapi sarana
prasarana, melengkapi prosedur pelayanan, melakukan pencatatan evaluasi
E. SASARAN
Sasaran pelayanan setelah rawat inap adalah seluruh staff puskesmas rawabuntu

F. JADWAL KEGIATAN
BULAN
NO NAMA KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Senam cuci tangan v V v v v v v v v v V v

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab UKP dan Kepala Puskesmas.
Tangerang Selatan, 9 Januari 2019
Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana NIP.


19670326 199401 1 002
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN KERJA RAWAT INAP

A. PENDAHULUAN
Dalam Pelayanan rawat inap di puskesmas perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan, dan
perawatan. Puskesmas Rawabuntu menyediakan layanan rawat inap untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Rawabuntu yang memerlukan Rawat Inap.
Fasilitas rawat inap disediakan dan dijalankan secara sistematis oleh tenaga medis,
paramedis dan non medis yang disediakan oleh Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasioleh tenaga pelayanan kesehatan profesional terhadap pasien yang menderita suatu
penyakit tertentu dengan cara di inapkan diruangan rawat inap tertentu sesuai dengan jenis
penyakit yang dialaminya.Setelah itu, dilakukan pemantauan agar pasien rutin kontrol
penyakitnya agar lebih baik.
Pemantauan kontrol pasien yang sudah pulang dari rawat inap, dilakukan oleh petugas
perawat puskesmas rawabuntu agar terapi dan tindakan medis setelah rawat inap dapat dilakukan
dan pasien dapat sehat dan meningkatkan taraf kesehatan pasien.

B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


1. TujuanUmum :
Menyelengarakan pelayanan kontrol setelah rawat inap yang bermutu dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat Kelurahan Rawabuntu.
2.TujuanKhusus :
Memberikan pelayanan kontrol setelah pelayanan rawat inap yang komperhensif dan
berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi : diagnosa, terapi,
laboratorium, dan pelayanan medis lainya yang mungkin dibutuhkan untuk menunjang
proses pengobatan.

C. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Menyusun jadwal kontrol pasien setelah pulang dari rawat inap puskesmas.Petugas
memberikan kartu kontrol kepada pasien setelah pulang dari rawat inap puskesmas.Petugas
melakukan kontrol beruba menelopon pasien agar memastikan pasien dating tepat waktu
sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.Petugas dan pasien melakukan komuniaksi
agar melakukan perjanjian konsul dengan dokter.

D. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan


Petugas kesehatan puskesmas membuat jadwal sesaui dengan kontrol
pasien.Petugas menelepon sehari sebelum jadwal kontrol berlangsung.Petugas
berkomunikasi dengan pasien untuk membuat perjanjian dengan dokter.
Petugas membantu pasien untuk melakukan tinndakan medis yang sesuai dengan
anjuran dan diagnose dari dokter.

E. SASARAN
Sasaran pelayanan setelah rawat inap adalah pasien yang pulang dari rawat inap

F. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Jadwal kontrol pasien rawat inap v v v v v v v v v v v v

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab UKP dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 9 Januari 2019


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana


NIP. 19670326 199401 1 002
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN KERJA RAWAT INAP

D. PENDAHULUAN
Dalam Pelayanan rawat inap di puskesmas perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan, dan
perawatan. Puskesmas Rawabuntu menyediakan layanan rawat inap untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Rawabuntu yang memerlukan Rawat Inap.
Fasilitas rawat inap disediakan dan dijalankan secara sistematis oleh tenaga medis,
paramedis dan non medis yang disediakan oleh Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasioleh tenaga pelayanan kesehatan profesional terhadap pasien yang menderita suatu
penyakit tertentu dengan cara di inapkan diruangan rawat inap tertentu sesuai dengan jenis
penyakit yang dialaminya.Setelah itu, dilakukan pemantauan agar pasien rutin kontrol
penyakitnya agar lebih baik.
Pemantauan kontrol pasien yang sudah pulang dari rawat inap, dilakukan oleh petugas
perawat puskesmas rawabuntu agar terapi dan tindakan medis setelah rawat inap dapat dilakukan
dan pasien dapat sehat dan meningkatkan taraf kesehatan pasien.

B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


1. TujuanUmum :
Menyelengarakan pelayanan kontrol setelah rawat inap yang bermutu dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat Kelurahan Rawabuntu.
2.TujuanKhusus :
Memberikan pelayanan kontrol setelah pelayanan rawat inap yang komperhensif dan
berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi : diagnosa, terapi,
laboratorium, dan pelayanan medis lainya yang mungkin dibutuhkan untuk menunjang
proses pengobatan.

C. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Menyusun jadwal kontrol pasien setelah pulang dari rawat inap puskesmas.Petugas
memberikan kartu kontrol kepada pasien setelah pulang dari rawat inap puskesmas.Petugas
melakukan kontrol beruba menelopon pasien agar memastikan pasien dating tepat waktu
sesuai dengan prosedur yang telah disepakati.Petugas dan pasien melakukan komuniaksi
agar melakukan perjanjian konsul dengan dokter.

D. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan


Petugas kesehatan puskesmas membuat jadwal sesaui dengan kontrol
pasien.Petugas menelepon sehari sebelum jadwal kontrol berlangsung.Petugas
berkomunikasi dengan pasien untuk membuat perjanjian dengan dokter.
Petugas membantu pasien untuk melakukan tinndakan medis yang sesuai dengan
anjuran dan diagnose dari dokter.

E. SASARAN
Sasaran pelayanan setelah rawat inap adalah pasien yang pulang dari rawat inap

F. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Jadwal kontrol pasien rawat inap v v v v v v v v v v v v

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab UKP dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 9 Januari 2019


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana NIP.


19670326 199401 1 002

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742
KERANGKA ACUAN KERJA ACUPRESURE

E. PENDAHULUAN
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatan tradisional
yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya serta manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah. Acupresure merupakan salah satu upaya teknik pijat
perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau ilmu keperawatan, yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah. Acupresure adalah teknik-teknik yang
diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat,
kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
Menurut penelitian masa kini, teknik pijat memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini
digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya. Acupresure pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian
tidak terlalu menyebabkan efek samping.
Dalam keputusan menteri Kesehatan No.374/MENKES/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional disebutkan bahwa pengobatan tradisional merupakan bagian dari subsistem
Upaya Kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pilihan (pengembangan) dimana pelayanan kesehatan tradisional
merupakan upaya kesehatan pilihan (pengembangan)
Pelayanan kesehatan keselamatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang
selama ini tumbuh dan berkembang serta terpelihara secara turun-temurun di kalangan
masyarakat, digunakan sejak dahulu sampai kini dengan kecenderungan yang terus-menerus.
Komitmen dalam ASEAN dalam “declaration of the 7 th Sean Health Ministers” 22 april 2014 di
penang Malaysia, menghendaki pelayanan kesehatan tradisional ke dalam sistem pelayanan
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar. Pembinaan kesehatan tradisional
dilakukan secara berjenjang oleh kementrian kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dinas
kesehatan kabupaten /kota, puskesmas dengan melibatkan lintas sektor terkait dan asosiasi
pengobat tradisional pijat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


a. Tujuan umum
meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional dan derajat kesehatan masyarakat
dengan penggunaan teknik-teknik pijat untuk memperlancar ASI di puskesmas
b. Tujuan Khusus
1. memngetahui dan memahami alur pelayanan akupresure memperlancar ASI di
puskesmas
2. mengetahui dan memahami tata hubungan kerjasama akupresure antar pelayanan
memperlancar ASI
3. memahami dan melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelayanan akupresure antar
pelayanan memperlancar ASI

C. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Plan of action, tim pelaksana pelayanan akupresure, pengadaan saran dan prasarana,
uraian tugas dan standard pelayanan pelayanan operasional, sosialisasi dan koordinasi, dan
lokakarya mini

D. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan


Ini terlaksana di Pelayanan Kesehatan Pengobatan Tradisional keluarga dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional melalui kegiatan
pemantauan dan pendataan metoda yang digunakan dan kunjungan pasien. Penyuluhan
pada masyarakat dan pengobat tradisional mengenai pengobatan obat tradisional dan
penggunaan obat tradisional di lingkungan wilayah puskesmas rawabuntu sosialisasi
obat-obat tradisional dan manfaatnya melalui pelaksanaan tanaman obat keluarga

E. SASARAN
Sasaran pelayanan akupresure adalah masyarakat yang datang ke puskesmas
dengan Memperlancar ASI Ibu habis melahirkan

F. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
akupresure pada memperlancar
1 v v v v v v v v v v v v
ASI

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab UKP dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 9 Januari 2019


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana


NIP. 19670326 199401 1 002
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN KERJA FISIOTERAPI

A. PENDAHULUAN
Hasil pembangunan kesehatan nasional menunjukan perbaikan pada berbagai indikator,
seperti peningkatan umur harapan hidup, penurunan angka kematian ibu karena proses maternal,
penurunan angka kematian bayi, dsb. Namun demikian masih ada permasalahan yakni adanya
disparitas derajat kesehatan, dan beban ganda penyakit yakni makin meningkatnya prevalensi
penyakit tidak menular sementara angka penyakit menular masih tinggi yang ditandai fenomena
transisi epidemologi demografi, serta meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dengan
berbagai penyakit degenerasi yang menyertainya. Begitu pula dengan masalah disabilitas yang
membutuhkan perhatian yang lebih besar.
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
dibanding tahun 2007, antara lain: hipertensi dari 7,6% menjadi 9,5%, stroke dari 8,3 per 1000
menjadi 12,3 per 1000. DM dari 1,1% menjadi 2,1%, asma dari 4,0% menjadi 4,5%, cedera dari
7,5% menjadi 8,2%. Ditemukan prevalensi penyakit persendian 24,7%, PPOK 3,7%, jantung
koroner 1,5%, gagal jantung 0,3%, obesitas 26,6%, kurang aktivitas fisik 26,1% serta disabilitas
17%. Hal ini antara lain diakibatkan kurang gerak, pola hidup yang serba duduk (sedentary
living) dan kecelakaan akibat kerja.
Hasil Riskesdas tahun 2013 juga menunjukan bahwa sebanyak 49,6% anak usia 10-14
tahun dan 35,4% anak usia 15-19 tahun, beraktivitas fisik kurang. Hal ini sesuai juga dengan
hasil pengukuran tes kebugaran siswa- Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Puskesmas Rawabuntu
dengan kondisi pasien yang nyeri pada daerah bahu. Berdasarkan hasil pendataan PHBS dengan
indikator aktivitas fisik yang dilakukan Puskesmas Rawabuntu Tahun 2016 juga menunjukkan
bahwa ada 21,44% masyarakat daerah Serpongyang tidak melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari. Aktifitas fisik yang kurang merupakan salah satu penyebab penyakit tidak
menular di masyarakat.
Fisioterapi sebagai upaya kesehatan penanggulangan gerak dan fungsi tubuh, diperlukan
mengatasi masalah kesehatan tersebut, baik dalam bentuk upaya kesehatan perorangan maupun
upaya kesehatan masyarakat, agar menjangkau dan melayani masyarakat sebanyak dan seluas
mungkin, merata setiap penduduk.

B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


a. Tujuan Umum
1. Pedoman ini bisa dijadikan acuan penyelenggaraan pelayanan
2. fisioterapi di Puskesmas sebagai pengembangan ekstensifikasi dan inovasi upaya kesehatan, agar
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Tujuan Kusus
1. Memberikan acuan bagi penyelenggaraan pelayanan fisioterapi di Puskesmas Rawabuntu yang
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Memberikan acuan dalam pengembangan inovasi pelayanan fisioterapi di Puskesmas Rawabuntu
3. Memberikan perlindungan bagi fisioterapis dalam menyelenggarakan pelayanan fisioterapi.
4. Melindungi pasien atau klien sebagai penerima pelayanan
C. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok
untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi. Fisioterapis adalah setiap orang
yang telah lulus pendidikan fisiotepi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan


suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

E. SASARAN
Sasaran pelayanan fisioterapiadalahpasien yang datang ke puskesmas dengan keluhan
pinggang

F. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1

1 Fisioterapi pada Low Back Pain v v v v v v v v v v v V

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan dilaporkan
kepada Penanggung Jawab UKP dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2018


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana


NIP. 19670326 199401 1 002
C. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Plan of action, tim pelaksana pelayanan akupresure, pengadaan saran dan prasarana, uraian tugas
dan standard pelayanan pelayanan operasional, sosialisasi dan koordinasi, dan lokakarya mini

D. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan


ini terlaksana di Pelayanan Kesehatan Pengobatan Tradisional keluarga dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional melalui kegiatan
pemantauan dan pendataan metoda yang digunakan dan kunjungan pasien. b.Penyuluhan
pada masyarakat dan pengobat tradisional mengenai pengobatan obat tradisional dan
penggunaan obat tradisional di lingkungan wilayah puskesmas rawabuntu sosialisasi
obat-obat tradisional dan manfaatnya melalui pelaksanaan tanaman obat keluarga

E. SASARAN
Sasaran pelayanan akupresure adalah masyarakat yang datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri.

F. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1

1 akupresure pada myalgia

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan dilaporkan
kepada Penanggung Jawab UKP dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2018


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana


NIP. 19670326 199401 1 002
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN POSYANDU REMAJA
PUSKESMAS RAWA BUNTU

I. PENDAHULUAN
Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya yang sehat, yaitu sehat fisik,
mental dan sosial yang pada akhirnya akan tercapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
kesejahteraan umum dari tujuan Nasional. Upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
harus dimulai sedini mungkin yang salah satunya adalah anak usia sekolah.
Remaja adalah harapan bangsa, karena remaja yang akan menjadi penerus dalam
pembangunan bangsa dan Negara kearah yang lebih baik. Namun dibalik harapan ini, remaja juga
mengalami masa pencarian identitas diri di tengah berbagai fenomena permasalahan masyarakat
dan kemajuan teknologi.
Harapan yang ada terhadap remaja dan kondisi-kondisi yang dialami remaja, seringkali
memunculkan konflik dan permasalahan seperti pergaulan bebas, permasalahan narkoba,
kenakalan dan kesulitan belajar remaja di sekolah.Hal tersebut berdampak pada kesehatan remaja
baik secara fisik maupun mental.
Untuk mewujudkan visi dan misi puskesmas yang mencakup kualitas pelayanan kesehatan
terhadap remaja, maka puskesmas membentuk kegiatan posyandu remaja sebagai upaya
memberikan manfaat guna meningkatkan derajat kesehatan remaja.

II. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Sebagai upaya peningkatan kualitas remaja di wilayah puskesmas rawa buntu
B. TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatnya pengetahuan remaja tentang kesehatan fisik remaja
2. Meningkatnya pengetahuan remaja tentang kesehatan mental remaja
3. Meningkatnya pengetahuan remaja tentang keterampilan berperilaku adaptif pada
remaja

III. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan posyandu remaja ini merupakan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan
dengan metode Focus Group Discussion (FGD) dengan materi-materi mengenai penanggulangan
napza dan kesehatan fisik serta reproduksi pada remaja

IV. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan posyandu remaja ini dilaksanakan dengan pengisian materi yang dipimpin oleh
narasumber, remaja diatur dalam kelompok-kelompok kecil untuk membahas topic materi yang
diberikan narasumber. Hasil pembahasan tiap kelompok akan disampaikan secara bergantian dan
diberikan tanggapan oleh narasumber. Narasumber selanjutnya memberikan arahan dan
kesimpulan dari topic materi.
Narasumber yang hadir di dalam kegiatan posyandu remaja ini terdiri dari tenaga
kesehatan (KIA/ Promkes) untuk penyampaian materi mengenai kesehatan reproduksi dan
kesehatan fisik remaja, materi penggunaan obat yang benar, penyalahgunaan zat dan napza,
materi strategi penyelesaian masalah dan mengelola stress pada remaja.
Selain narasumber tersebut diatas, narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan posyandu
remaja ini juga mengundang pihak kepolisian dan BNN untuk memberikan materi sesuai
dengan bidangnya terkait dengan materi-materi remaja.
V. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah remaja di wilayah kerja puskesmas rawa buntu khususnya SMP
dan SMA Jagat Arsy

VI. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1
Posyandu Remaja SMP dan SMA
1 v v V v v v v v v v v V
Jagat Arsy

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN.

Evaluasi pelaksanaan atau hasil kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai.Evaluasi di catat di
buku notulensi kegiatan, yang meliputi ketepatan jadwal.

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.

Laporan kegiatan dicatat dan dilaporkan ke bagian Kesga Dinas kesehatan Tangerang Selatan

Tangerang Selatan, 18 Desember 2018


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Muyana


NIP. 19670326 199401 1 002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN HIV DENGAN DUKCAPIL

A. PENDAHULUAN
Strategi penanggulangan HIV-AIDS di tunjukan untuk mencegah dan mengurangi resiko
penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,keluarga dan masyarakat, agar inndividu dan
masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat utuk pemanguan.Hal ini memerlukan peran aktif
multipihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penangulangan HIV dan AIDS dapatdi lakukan dengan
sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan
pembangunan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan di perlukan peran aktif dari
keompok populasi kunci yaitu: (1) Orang-orang beresiko tertular atau rawan tertular karena
prilaku seksual beresiko yang tidak terlindung bertukaran alat suntik tidak steri; (2) Orang-
orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan,lingkungannya rentan terhadap
penularan HIV,seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda beresiko;dan (3) ODHA
adalah Orang yang sudah terinfeksi HIV .
Seperti di ketahui situasi epidemi HIV dan Aids di indonesia telah memasuki
epidemi terkonsentrasi.Berdasarkan hasi surveilans Terpadu HIV dan Prilaku (STHP, populasi
kunci 2007) menunjukan prevalensi HIV pada populasi terkunci;Wanita Pekerja
Seks(WPS)langsung 10,4%,WPS tidak Langsung 4,6%,Waria 24,45;pelanggan WPS 0.8 %
lelaki seks dengan lelaki (LSL) 5,2 %:penguna nafza suntik 52,4%.
Dalam rangka menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan
penangulanga HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh,terpadu dan terkordinasi,
menghasilkan program yang cakupanya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Rawabuntu sebagai salah satu puskesmas yang memiliki pemeriksaan
tes HIV pada pasangan yang siap menikah yang ada di kota tangerag Selatan ikut serta dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dengan mengadakan kegiatan VCT dan
IMS, penyuluhan tentang HIV-AIDS dan IMS ke kelompok beresiko tinggi dan kelompok yang
rentan tertullar HIV yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penangulangan HIV-
AIDS ini.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas Rawabutu adalah pencegahan
dan penangulangan HIV-AIDS di masyarakat, khususnya di wilayah kerja Kec.Serpong.
b. Tujuan Khusus program Hiv-Aids dan IMS di Puskesmas Rawabuntu adalah :
· Menemukan Dini Kasus penderita HIV
· Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
· Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan
tertular HIV tentang HIV-AIDS dan Penyakit Infeksi Menular
Seksual(IMS)

C. RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada pemeriksaan pasangan yang siap
menikah
- Test Hiv atas Inisiasi petugas Kesehatan ( PITC)pasien yang berkunjung kelayanan
klinis puskesmas Rawabuntu
- Melakukan konseling dan test HIV sukarela (VCT)maupun konseling IMS
baik rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas Rawabuntu
- Merujuk pasien ke unit laboratorium untuk test HIV dan IMS

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Syarat
a. Membawa dokumen administrasi yang di perlukan :
i. Penguna BPJS Harus membawa BPJS
ii. Penguna layanan Umum harus membawa KTP,Kartu
keluarga
b. Setiap Pelanggan akan menunggu di ruang tunggu untk di panggil sesuai
urutan pendaftaran.
2. Biaya
Masyarakat yang akan melakukan Test Hiv tidak di kenakan
Biaya(GRATIS)
3. Waktu –Lama Pelayanan
Waktu atau lama Pelayanan Memakan Waktu 10-30 menit.
4. Proseder Pelayanan
a. Pergi Sendiri atau diantar oleh pihak keluarga
b. Membawa rujukan bila di rujuk oleh fasilitas kesehatan lainya
c. Membawa persyaratan dokumen administrasi
d. Melalui alur pendaftaran
5. Produk / hasil pelayanan yang akan di terima pelanggan :
a. Pelayanan Medis
b. Resep Obat
c. Surat Pengantar pemeriksaan laboratorium
d. Mengetahui hasil laboratorium
e. Surat rujukan

6. Kompetensi Petugas
Dokter Umum : disesuaikan
Perawat : disesuaikan
7. Sarana Dan Prasarana
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Konseling
c. Alat diagnosis
d. Media informasi
8. Pelayanan Informasi
Pelanggan mendapat informasi mengenai :
a. Penyakit yang di derita
b. Tindakan medis yang akan di lakukan
c. Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara mengatasinya

E. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada pada pemeriksaan pasangan yang siap
menikah
a. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS sesuai dengan kegiatan pada perencanaan
BOK.
Penyuluhan dapat di lakukan di luar gedung maupun di dalam gedung dengan
mengundang kader kesehatan maupun kelompok resikotinggi dan rentan tertular
HIV-AIDS dan Penyakit IMS
b. Kegiatan mobile VCT dan IMS pada kelompok resiko tinggi, setelah
berkordinasi dengan penjangkau dan Dinas Kesehatan Kota Tangerag Selatan.
F. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada :
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan
tertular HIV-Aids dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS),yaitu
wanita penjaja seks (WPS),Lelaki Beresiko Tinggi (LBT)penguna
nafza suntik, waria, LSL dan pasangan beresiko tinggi.
b. Pelanggan yang berkunjung ke puskesmas Rawabuntu yang
menunjukan adanya gejala IMS.
c. pemeriksaan laboratorium tambahan untuk calon pengantin
2. Merujuk pasien dengan HIV positiv ke layanan CST untuk mendapatkan
terapi ARV sebesar 100%
3. Penyuluhan HIV/Aids dan IMS di lakukan minimal 3 kali dalam Setahun
4. Laporan Program HIV-Aids dan IMS paling lambat tanggal 5 setiap bulan

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1

1 konseling dan tes

merujuk pasien ke
2
layanan VCT

3 penyuluhan

4 laporan bulanan

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan Kegiatan program akan di evaluasi 3 bulan sekali untuk
melihat kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasi.

H. PENCATATAN,PELAPORAN,DAN EVALUASI KEGIATAN


1. PENCATATAN
A. Kegiatan Program Pada penyelengaraan UKP akan di catat pada
format pencatatan harian kemudian akan di rekap pada akhir bulan
B. Kegiatan program pada pelayanan UKM akan di dokumentasikan pada
notule kegiatan
2. PELAPORAN
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan dan kegiatan mobile vct akan
di laporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
3. Evaluasi Kegiatan
1. Program akan di Evaluasi oleh tim mutu puskesmas 3 bulan sekai
2. Program akan di evaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 tahun sekali

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SERTIFIKAT RAJIN POSYANDU (SERANDU)

A. PENDAHULUAN.
Dalam PP No. 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif disebutkan bahwa
pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan dilaksanakan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Indicator keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain
adalah penurunan angka kematian bayi dan peningkatan status gizi masyarakat. Indonesia saat ini
masih menghadapi masalah gizi ganda yaitu kondisi dimana masih banyaknya jumlah penderita
gizi kurang, sementara di sisi lain jumlah masyarakat yang mengalami gizi lebih cenderung
meningkat. Masalah gizi ganda ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat dan
perilaku gizi. Status gizi masyarakat akan baik apabila perilaku gizi yang baik dilakukan pada
setiap tahap kehidupan termasuk pada bayi.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar.Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader.Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi
informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (Buku Pegangan kader Posyandu,
2012).

Puskesmas Rawa Buntu sebagai fasilitas kesehatan yang peduli terhadap


kesehatan bayi dan balita di wilayahnya berupaya untuk melakukan inovasi demi
mendukung peningkatan cakupan balita yang ditimbang di Posyandu. Hal ini dilakukan
untuk memberikan reward kepada ibu dan balita yang rajin membawa balita nya ke
posyandu sampai usia 59 bulan.

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


1. Tujuan Umum.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan D/S balita di Posyandu.
2. Tujuan Khusus.
a. Memberikan reward kepada balita usia 59 bulan yang rajin menimbang ke Posyandu.
b. Menjadi motivasi bagi ibu balita yang lain untuk menimbang di Posyandu.

RINCIAN DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Rincian Kegiatan.
Pendataan balita usia 59 bulan yang rajin dan lulus Posyandu.
B. Cara Melaksanakan Kegiatan.
1. Kader posyandu mendata nama balita dan nama orang tua yang balitanya lulus di bulan
tersebut dan dilaporkan ke Puskesmas Rawa Buntu melalui binwil posyandu.
2. Petugas Puskesmas membuat sertifikat rajin posyandu (Serandu) sesuai dengan data yang
diperoleh dari kader posyandu.
3. Serandu akan diberikan kepada ibu bayi pada saat Rakorkel bulan berikutnya.

SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah balita usia 59 bulan yang rajin posyandu.

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1
Pendataan balita usia 59 bulan di
1 v v V v v v v v v v v V
Posyandu.

Pendataan balita usia 59 bulan yang


2 v v V v v v v v v v v v
rajin posyandu

Penyerahan sertifikat rajin posyandu


3 v v V v v v v v v v v v
(Serandu)

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN.


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat seberapa banyak jumlah balita
usia 59 bulan yang lulus dan rajin ke Posyandu. Identitas balita dicatat oleh kader dan dilaporkan
ke Puskesmas.

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan kegiatan
(Pendataan Nama yang lulus dan rajin posyandu, tanda terima sertifikat, foto saat penyerahan
sertifikat). Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab UKM dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2018


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana


NIP. 19670326 199401 1 002

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

A. PENDAHULUAN.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatan tradisional
yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya serta manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah. Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya
pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau ilmu keperawatan,
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.Obat tradisional
adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek
moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun
pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang
bermanfaat bagi kesehata, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena
masih bisa dicerna oleh tubuh.!
beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut.!agian dari
Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah,daun dan bunga. !
entuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul serbuk, cair,simplisia dan
tablet.
Dalam keputusan menteri Kesehatan No.374/MENKES/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional disebutkan bahwa pengobatan tradisional merupakan bagian dari subsistem
Upaya Kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pilihan (pengembangan) dimana pelayanan kesehatan tradisional
merupakan upaya kesehatan pilihan (pengembangan)
Pelayanan kesehatan keselamatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang
selama ini tumbuh dan berkembang serta terpelihara secara turun-temurun di kalangan
masyarakat, digunakan sejak dahulu sampai kini dengan kecenderungan yang terus-menerus.
Komitmen dalam ASEAN dalam “declaration of the 7 th Sean Health Ministers” 22 april 2014 di
penang Malaysia, menghendaki pelayanan kesehatan tradisional ke dalam sistem pelayanan
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar. Pembinaan kesehatan tradisional
dilakukan secara berjenjang oleh kementrian kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dinas
kesehatan kabupaten /kota, puskesmas dengan melibatkan lintas sektor terkait dan asosiasi
pengobat tradisional pijat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.


b. Tujuan umum
meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional dan derajat kesehatan masyarakat dengan
penggunaan obat-obat tradisional
b. Tujuan Khususa.
4. membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi dengan pelayanan kesehatan
kon1ensional.
5. membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang bersinergi dan dapat
berintegrasi dengan pelayanan kesehatan kon1ensional diasilitas Pelayanan Kesehatan
6. memberikan pelindungan kepada masyarakat0d.eningkatkan mutu pelayanan kesehatan
tradisional
7. memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan tradisional.

C. KEGIATAN POKOK DA RICIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RICIAN KEGIATAN


PEMBINAAN PEGOBATA
1 PEMBINAAN
TRADISIONAL
PENYULUHA PADA
2 PEYULUHAN MASYARAKAT DAN
PENGOBAT TRADISIONAL
SOSIALISASI OBAT-OBAT
3 SOSIALISASI TRADISIONAL DAN
MANFAATYA
D. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan
ini terlaksana di Pelayanan Kesehatan Pengobatan Tradisional keluarga dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional melalui kegiatan
pemantauan dan pendataan metoda yang digunakan dan kunjungan pasien. b.Penyuluhan
pada masyarakat dan pengobat tradisional mengenai pengobatan obat tradisional dan
penggunaan obat tradisional di lingkungan wilayah puskesmas rawabuntu sosialisasi
obat-obat tradisional dan manfaatnya melalui pelaksanaan tanaman obat keluarga

E. SASARAN
Sasaran pelayanan kesehatan tradisional komplementer adalah tempat-tempat pengobatan
tradsional dan masyarakat.
jumlah tempat : 4 lokasi 3 kelurahan
F. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO NAMA KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1

1 Pembianaan pengobatan tradisional

2 penyuluhan ke kader kesehatan

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan
kegiatan.Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan dilaporkan
kepada Penanggung Jawab UKM dan Kepala Puskesmas.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2018


Kepala UPT. Puskesmas Rawa Buntu

Drg. Hartono Mulyana


NIP. 19670326 199401 1 002

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KAJIAN
PEMERIKSAAN TES HIV PADA CALON PENGANTIN

Calon pengantin (catin) nantinya diminta melaksanakan tes HIV.Kepastian ini


tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penanggulangan HIV-AIDS dan Tuberkulosis (TB), akhir tahun lalu.Namun, realisasi
perda ini masih menunggu peraturan walikota.Konseling ini nantinya dilakukan petugas
kesehatan.

Karena TB merupakan salah satu penyakit penyerta atau infeksi oportunistik (IO)
terbanyak pada orang dengan HIV-AIDS (ODHA).Sehingga, perlu adanya pemeriksaan
tes HIV-AIDS kepada penderita TB, begitu pun sebaliknya.

Namun, kata dia, tetap memerlukan persetujuan dari pasien TB atau calon
pengantin.Sebab, pihak puskesmas atau rumah sakit tetap memberikan konseling agar
yang bersangkutan bersedia melakukan tes HIV.Sekaligus memberitahukan tes
tersebut merupakan imbauan dari pemerintah.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KAJIAN
KESEHATAN TRADISIONAL

Pelayanan kesehatan tradisional telah dimanfaatkan sejak dahulu dan sampai


kini masih diakui keberadaannya di masyarakat serta masih diperlukan dukungannya
dalam mengatasi masalah kesehatan. Oleh karena itu pelayanan kesehatan tradisional
perlu terus dibina, dikembangkan, dan diarahkan agar menjadi pelayanan kesehatan
yang dapat dipertanggung jawabkan keamanan dan manfaatnya sehingga tidak
merugikan masyarakat dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Dalam Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa
pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dimana berdasarkan cara pengobatannya,
pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi 2 (dua), yaitu keterampilan dan
ramuan. Masing-masing memiliki metoda, praktek pelayanan dengan falsafah ilmu yang
berbeda. Ada yang rasional sehingga mudah dipahami dan dipelajari, namun ada pula
yang tidak rasional sehingga untuk dipahami dan dipelajari.Sementara itu rancana
pengembangan obat bahan bahan alam di Badan POM, mengarah pada
pengembangan produk yang terdiri atas 1 jenis tanaman obat, melalui pendekatan
pengembangan obat pada umumnya yang berbasis pada uji klinik. Dalam hal istilah
pun, terdapat banyak penggunaan nama-nama seperti obat bahan alam, obat asli
Indonesia, obat tradisional, biofarmaka, jamu, ramuan,yang semuanya menunjukkan
satu arti yaitu ramuan tanaman berkhasiat obat baik empirik maupun ilmiah, telah
beredar dan digunakan oleh masyarakat, baik diproduksi oleh industri (obat tradisional
pabrikan) maupun dibuat sendiri oleh pengobat tradisional atau pun dalam rumah
tangga.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional yang semula hanya dimanfaatkan
oleh masyarakat di pedesaan dan kalangan menengah kebawah untuk pertolongan
pertama mengatasi gejala penyakit trivial dan self limiting diseases, kini sudah
dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas untuk mengatsi penyakit degeneratif,
genetik dan lain-lain.
Perkembangan pelayanan kesehatan tradisional saat ini tidak hanya berupa
ramuan/obat tetapi saat ini banyak masuk metoda-metoda ataupun alat-alat kesehatan
tradisional yang berasal dari luar dan banyak dimanfaatkan oleh Masyarakat.

INOVASI KESEHATAN IBU


ANEBU
KAJIAN:
Latar Belakang : Standar pelayanan antenatal sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal yang berkualitas harus memenuhi standar minimal 10T
dengan jenis pelayanan mulai dari anamnesa, pemeriksaan, penanganan dan tindak lanjut kasus,
pencatatan serta KIE efektif. Cakupan ibu hamil Resti( Hemoglobi kurang dari 11.3 gr% )di
Puskesmas Rawa tahun 2018 triwulan II ( januari 2018- juni 2018) ...% ( tidak tercapai)
dimana target ibu resti 50 % .
Tujuan : adalah untuk meningkatakan kunjungan ibu hamil resti sehingga bumil restil
lebih terpantau/ terkontrol sehingga dapat menurunkan angka ibu hamil resti terutama mencegah
anemia pada ibu hamil .

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWA BUNTU
Jl.Raya Rawa Buntu KM 12, RT 05, RW 02. (Samping Kelurahan Rawa Buntu),
Kel. Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan. Telp. 021. 75674742

KERANGKA ACUAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI IBU HAMIL

A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pada Bab VIII
tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat
ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses
mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi.
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun mempunyai
peranan esenssial untuk kehidupan, kesehatan dan reproduksi.Besi (Fe) merupakan
mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia dan hewan, yaitu 3-5
gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Kekurangan besi diakui berpengaruh terdapat produktivitas kerja, kemampuan belajar dan
kekebalan tubuh.Defisiensi besi terutama golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu
hamil dan meyusui serta pekerja berpenghasilan rendah.
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Masalah gizi merupakan masalah yang
penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai sektor, bukan hanya
dengan pendekatan medis.Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dipenganihi oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang
optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Standar pelayanan antenatal sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
antenatal.Pelayanan antenatal yang berkualitas harus memenuhi standar minimal 10T
dengan jenis pelayanan mulai dari anamnesa, pemeriksaan, penanganan dan tindak lanjut
kasus, pencatatan serta KIE efektif. Cakupan ibu hamil Resti( Hemoglobi kurang dari
11.3 gr% )di Puskesmas Rawa tahun 2018 triwulan II ( januari 2018- juni 2018) ...%
( tidak tercapai) dimana target ibu resti 50 %

Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari strkutur jaiaran
kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan
masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam
kegiatan penganggulangan masalah gizi.Kekurangan gizi terutama zat besi yang terjadi
pada kelompok ibu hamil diatasi dengan menyelenggarakan Pemberian Tablet Tambah
Darah.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan keberhasilan pemberian Tablet Tambah Darah untuk kelompok
masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu hamil
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan ibu hamil berisiko (KEK, anemia) yang mendapat
perawatan
b. Meningkatkan cakupan ANC ibu hamil
c. Menurunkan prevalensi KEK dan anemia ibu hamil

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


A. Rincian kegiatan
Melakksanakan kunjungan ibu hamil Resti
B. Cara melaksanakan Kegiatan
· Melakukan pemeriksaan ibu hamil termasuk pemeriksaan anemia
· Menyiapkan data junlah sasaran ibu hamil Resti
· Sosialisasi pentingnya pencegahan anemia pada ibu hamil
· Distribusi dan pemantauan Tablet Tambah Darah kepada ibu hamil
· Bekerjasama dengan kader

C. Sasaran
Sasaran pelaksanaan kegiatan semua ibu hamil yang ada di wilayah Puskesmas Rawa
Buntu
D. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

BULAN
NA FEBRU
MA JANUARI ARI MARET APRIL MEI JUNI
KE
GI I I I I I I
N AT I I I I I I I I I I I I I I I I I I
O AN I I I V I I I V I I I V I I I V I I I V I I I V

Mel
aku
kan
pe
mer
iksa
an
ibu
ha
mil
ter
mas
uk
pe
mer
iksa
an
ane
1 mia V V V V V V V V V V V V

2 Me V V V V V V V V V V V V
nyi
apk
an
data
junl
ah
sasa
ran
ibu
ha
mil
Res
ti

Sos
ialis
asi
pen
ting
nya
pen
ceg
aha
n
ane
mia
pad
a
ibu
ha
3 mil V V V V V V V V V V V V

Dist
ribu
si
dan
pe
ma
nta
uan
Tab
let
Ta
mb
ah
Dar
ah
kep
ada
ibu
ha
4 mil V V V V V V V V V V V V

5 Bek V V V V V V V V V V V V
erja
sam
a
den
gan
kad
er

BULAN
NA
MA JULI AGUST SEPT OKT NOP DES
KE
GI I I I I I I
N AT I I I I I I I I I I I I I I I I I I
O AN I I I V I I I V I I I V I I I V I I I V I I I V

Mel
aku
kan
pe
mer
iksa
an
ibu
ha
mil
ter
mas
uk
pe
mer
iksa
an
ane
1 mia V V V V V V V V V V V V

Me
nyi
apk
an
data
junl
ah
sasa
ran
ibu
ha
mil
Res
2 ti V V V V V V V V V V V V

3 Sos V V V V V V V V V V V V
ialis
asi
pen
ting
nya
pen
ceg
aha
n
ane
mia
pad
a
ibu
ha
mil

Dist
ribu
si
dan
pe
ma
nta
uan
Tab
let
Ta
mb
ah
Dar
ah
kep
ada
ibu
ha
4 mil V V V V V V V V V V V V

Bek
erja
sam
a
den
gan
kad
5 er V V V V V V V V V V V V

E. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan kepada
kepala puskesmas setelah pelaksanaan kegiatan.
F. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Doku,emtasi yang diperlukan dalam kegiatan ini bukti pelaksanaan kegiatan( Pencatatan
nama ibu hamil Resti ) dan pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika setelah selesai
kegiatan ini dan dilaporkan kepada penanggung jawab UKM dan kepada kepala
Puskesmas Rawa Buntu

Tangerang Selatan 25 juni 2018


Kepala UPT.Puskesmas Rawa Buntu
Drg Hartono Mulyana
NIP. 196703261994011002

Anda mungkin juga menyukai