Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEKAPUK
Jl Raya Sekapuk Nomor 15 Kecamatan Ujung Pangkah Telepon (031) 99114492
Email : puskesmassekapuk@yahoo.co.id
GRESIK 61154

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS SEKAPUK
Nomor : 445/006/437.52.02/2023

TENTANG
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
PUSKESMAS SEKAPUK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA PUSKESMAS SEKAPUK

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan pelayanan


kesehatan yang bermutu dan professional
khususnya upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi di setiap unit pelayanan yang ada, guna
mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat
sekitar di Puskesmas Sekapuk ;
b. bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian
infeksi merupakan salah satu pelayanan mutu
puskesmas yang harus endukung pelayanan
Puskesmas Sekapuk secara keseluruhan maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan pencegahan
dan pengendalian infeksi yang bermutu tinggi;
c. bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian
infeksi dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sekapuk
tentang Kebijakan pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi Puskesmas Sekapuk sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, c, perlu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Sekapuk.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
270/MENKES/2007 tentang Pedoman Manajerial
PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
382/Menkes/2007 tentang Pedoman PPI di RS dan
Fasyankes Lainnya;
6. Pedoman Pencegahan dan Pengedalian Infeksi di
Fasilitas Kesehatan Tingka Pertama No.24 tahun
2020.
MEMUTUSKAN

Kesatu : Kebijakan pelayanan pencegahan dan poengendalian


infeksi Puskesmas Sekapuk sebagaimana tercantum
dalam lampiran Keputusan ini

Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan


pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
Puskesmas Sekapuk dilaksanakan oleh Kepala
Puskesmas Sekapuk

Ketiga : Koordinator pelayanan pencegahan dan pengendalian


infeksi wajib mensosialisasikn keputusan ini ke
seluruh petugas di pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi

Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Gresik
pada tanggal : 27 Maret 2023
KEPALA PUSKESMAS SEKAPUK,

drg. Ratna NurulHanif Hidayati


NIP. 19781112 200521 2 012
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS
SEKAPUK NOMOR
445/006/437.52.02/2023
TENTANG:PELAKSANAAN
KEGIATAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
INFEKSI PUSKESMAS
SEKAPUK

KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


PUSKESMAS SEKAPUK

A. Pendidikan dan pelatihan pengendalian dan pencegahan infeksi

Pelatihan ini dilakukan sebagai tahap awal pelaksanaan


program kerja Tim PPI, dalam pelatihan ini dipaparkan tentang
pencegahan pengendalian infeksi, struktur organisasi PPI dan
uraian tugas serta tanggung jawab masing-masing anggota.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh tim PPI dan bidang diklat
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan.

B. Kebersihan tangan/ hand hygiene

Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan


menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas
harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu,
tanpa memakai perhiasan cincin.
C. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan


yang di pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik,
kimia, biologi/ bahan infeksius. Tujuan pemakaian APD adalah
melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan
darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya. Indikasi
penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.

D. Dekontaminasi Peralatan Pasien

Dalam dekontaminasi peralatan perawatan pasien


dilakukan penatalaksanaan peralatan bekas pakai perawatan
pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh (pre-
cleaning, cleaning, disinfeksi, dan sterilisasi) sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP).

E. Pengendalian Lingkungan

Pengendalian lingkungan di Puskesmas Sekapuk, antara


lain berupa upaya perbaikan kualitas udara, kualitas air, dan
permukaan lingkungan, serta desain dan konstruksi bangunan,
dilakukan untuk mencegah transmisi mikroorganisme kepada
pasien, petugas dan pengunjung.

F. Pengelolaan Limbah

Risiko Limbah Puskesmas Sekapuk dan jaringan fasilitas


pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan Puskesmas
Sekapuk sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah tempat
berkumpulnya orang sakit maupun sehat, dapat menjadi tempat
sumber penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan, juga
menghasilkan limbah yang dapat menularkan penyakit. Untuk
menghindari risiko tersebut maka diperlukan pengelolaan
limbah di Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.

G. Penatalaksanaan Linen

Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen terkontaminasi.


Linen terkontaminasi adalah linen yang terkena darah atau
cairan tubuh lainnya, termasuk juga benda tajam.
Penatalaksanaan linen yang sudah digunakan harus dilakukan
dengan hati-hati. Kehatian- hatian ini mencakup penggunaan
perlengkapan APD yang sesuai dan membersihkan tangan secara
teratur sesuai pedoman kewaspadaan standar.

H. Perlindungan Kesehatan Petugas

Puskesmas harus melakukan pemeriksaan kesehatan


berkala terhadap semua petugas baik tenaga kesehatan maupun
tenaga non kesehatan. Puskesmas Sekapuk mempunyai
kebijakan terkait penatalaksanaan akibat tusukan jarum atau
benda tajam bekas pakai pasien, yang berisikan antara lain
petugas yang harus dihubungi saat terjadi kecelakaan dan
pemeriksaan serta konsultasi yang dibutuhkan oleh petugas
yang bersangkutan.

I. Penempatan Pasien

Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi


infeksi penyakit pasien (kontak, droplet, airborne). Pelayanan
infeksius khususnya pada pasien TB pada Ruang Pelayanan TB
disediakan tersendiri melalui pintu terpisah dengan pasien lain.
Pelayanan pasien Infeksius pada ibu bersalin di Ruang Bersalin
sementara dirawat bersama pasien lain yang jenis infeksinya
sama dengan menerapkan sistem cohorting. Jarak antara tempat
tidur minimal 1 meter. Untuk menentukan pasien yang dapat
disatukan dalam satu ruangan, harus berkonsultasi terlebih
dahulu dengan Tim PPI.

J. Kebersihan Pernapasan/ Etika Batuk dan Bersin

Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi


dengan jenis transmisi airborne dan droplet. Puskesmas
Sekapuk menyediakan sarana cuci tangan seperti wastafel
dengan air mengalir, tisu, sabun cair, tempat sampah infeksius
dan masker bedah. Petugas, pasien dan pengunjung dengan
gejala infeksi saluran napas, harus melaksanakan dan mematuhi
langkah-langkah etika batuk dan bersin termasuk penerapan
Protokol Kesehatan terkait Pandemi Covid-19.

K. Praktek Menyuntik yang Aman

Puskesmas Sekapuk menerapkan pemakaian spuit dan


jarum suntik steril sekali pakai untuk setiap suntikan, berlaku
juga pada penggunaan vial multidose untuk mencegah
timbulnya kontaminasi mikroba saat obat dipakai pada pasien
lain. Penerapan kebijakan ini berlaku bagi semua kegiatan
terkait penggunaan jarum suntik dalam rangka upaya
pencegahan infeksi demi keselamatan pasien. Perhatian
terutama juga pada saat membuang spuit dan jarum suntik
bekas pakai ke tempatnya dengan benar.

L. Perawatan Luka

Perhatian terutama ditujukan pada saat sebelum


pemasangan kateter, petugas harus melakukan pembersihan
kulit di lokasi dengan teknik antiseptik yang sesuai, menunggu
hingga antiseptik mengering pada lokasi sebelum memasang
kateter. Bila dipakai iodine tincture untuk membersihkan kulit
sebelum pemasangan kateter, maka harus dibilas dengan
alkohol. Petugas tidak boleh melakukan palpasi pada lokasi
setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap
daerah).

Petugas harus menggunakan kasa steril atau perban


transparan untuk menutup lokasi pemasangan kateter. perban
bila alat dilepas atau diganti, atau bila perban basah, longgar
atau kotor.

M. Kejadian Tertusuk Jarum

Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti


tertusuk jarum suntik bekas pasien atau terpercik bahan
infeksius maka perlu pengelolaan yang cermat dan tepat serta
efektif untuk mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi
yang tidak diinginkan.

Perhatian terutama dilakukan pada upaya pencegahan


penyakit menular berbahaya sebagai akibat insiden pajanan
okupasional adalah terjadinya infeksi melalui darah seperti HIV,
hepatitis B dan hepatitis C yang merupakan patogen melalui
darah yang berpotensi paling berbahaya, dan kemungkinan
pajanan terhadap patogen ini merupakan penyebab utama kasus
infeksi pada petugas.

N. Penggunaan anti mikroba yang bijak

Pemberian terapi antimikroba merupakan salah satu tata


laksana penyakit infeksi yang bertujuan membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroba di dalam tubuh. Mikroba
yang melemah atau mati akibat antimikroba, akan dihancurkan
oleh sistem pertahanan tubuh secara alamiah. Jika mikroba
penyebab infeksi telah resisten terhadap antimikroba yang
digunakan, maka mikroba tersebut tetap bertahan hidup dan
berkembang biak sehingga proses infeksi terus berlanjut.
Puskesmas Sekapuk memiliki kebijakan tentang penggunaan
antimikroba sesuai dengan SOP dan kebijakan terkait
tatalaksana manajemen klinis.

Anda mungkin juga menyukai