Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DAPET
Jl. Raya Tanah Landean No. 49
Email: pkmdapet49@gmail.com No. Telp: 082140232425
GRESIK 61173

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS DAPET
NOMOR : 445/SK/MUTU/….. /437.52.22/2023

TENTANG

PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS DAPET,

Menimbang : a.

bahwa dalam bahwa tugas tim pencegahan dan


pengendalian infeksi adalah membantu kepala
puskesmas untuk menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanan medis Puskesmas melalui pencegahan
b.
dan pengendalian infeksi;;
bahwa dalam rangka melaksanakan tugasnya, tim
pencegahan dan pengendalian infeksi berkoordinasi
dengan tim peningkatan mutu guna mengendalikan
c.
infeksi nosokomial di Puskesmas;

d. bahwa tim pencegahan dan pengendalian infeksi di


Puskesmas Dapet agar dapat berperan dalam upaya

– upaya preventif, promotif, dan sebagainya


bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Puskesmas tentang pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian infeksi;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 68);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1335);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DAPET


NOMOR : 445/SK/MUTU/….. /437.52.22/2023
TENTANG PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
Kesatu : Menetapkan tentang pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini

Kedua : a. Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan;


b. Apabila di dalam penetapan keputusan ini
terdapat kekeliruan, akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 05 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS DAPET,

ERNA TRISNAWATI
LAMPIRAN I. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DAPET
NOMOR : 445/SK/MUTU/….. /437.52.22/2023
TENTANG : TENTANG PELAKSANAAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI

PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


PUSKESMAS DAPET

A. KEBIJAKAN ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Kepala Puskesmas membentuk Tim PPI Puskesmas sesuai dengan SK


Kepala Puskesmas yang mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan
yang jelas sesuai dengan Pedoman Manajerial PPI Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
2. Tim PPI merupakan unit kerja non struktural langsung di bawah
Kepala Puskesmas, yang disusun terdiri dari ketua, sekretaris
merangkap IPCN, dan anggota
3. Anggota Tim PPI terdiri dari dokter umum, dokter gigi, petugas
laboratorium, perawat , bidan, petugas farmasi, ahli gizi, dan ahli
sanitasi
4. Tim PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
5. Semua unit kerja di Puskesmas harus melaksanakan kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
6. Tim PPI mengadakan rapat tiap bulan untuk mengevaluasi hasil
surveillance, kinerja tim dan menentukan tindak lanjut
7. Tim PPI harus melaporkan hasil rapat bulanan kepada Kepala
Puskesmas, managemen, staf medis, staf penunjang medis dan
umum
8. Tim PPI harus mengevaluasi kembali tindak lanjut yang telah
dilakukan pada bulan berikutnya
9. Puskesmas mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang dimasukkan dalam
anggaran PPI.

B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Pelaksanaan kewaspadaan isolasi


2. Pendidikan dan pelatihan karyawan
3. Pencegahan infeksi pada pemasangan alat kesehatan
4. Penggunaan antibiotika rasional untuk profilaksis dan terapeutik
5. Surveilans

C. KEBIJAKAN UMUM KEWASPADAAN ISOLASI

1. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi


penyakit menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi
yang diketahui maupun yang tidak diketahui
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit setiap
petugas harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua
lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan
transmisi
3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam
perawatan di rumah sakit yang meliputi : kebersihan tangan,
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemrosesan peralatan
perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen,
pengelolaan limbah, perlindungan kesehatan karyawan, penempatan
pasien, hygiene respirasi (etika batuk), dan praktek menyuntik
yang aman. Pelaksanaan kewaspadaan standar ditujukan kepada
semua pasien
4. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan
kewaspadaan standar pada kasus – kasus yang mempunyai risiko
penularan melalui kontak, droplet, udara (airborne), common vehicle
(makanan, air, obat, alat, peralatan), dan vektor (lalat, nyamuk, tikus)
5. Penyelenggaraan kewaspadaan isolasi di Puskesmas Dapet
selengkapnnya diatur dalam pedoman dan prosedur, sesuai kebijakan
Kepala Puskesmas Dapet
D. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR

1. Kebersihan Tangan / Hand Hygiene

a. Semua karyawan puskesmas, pasien dan pengunjung harus


menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan
menggunakan air bersih dan sabun atau handrub menggunakan
cairan antiseptik berbasis alkohol

b. Kebersihan tangan dilakukan pada 5 keadaan yaitu: sebelum


kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik,
setelah melakukan tindakan invasif yang berhubungan cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien

c. Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun


dengan air mengalir. Bila tangan tidak tampak kotor, cuci tangan
dengan handrub cairan antiseptic berbasis alcohol

d. Cuci tangan dengan sabun dilakukan dengan 12 langkah selama


40-60 detik, dengan prosedur yang sesuai dengan rekomendasi
WHO

e. Handrub dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dilakukan


dengan benar 8 langkah selama 20-30 detik, dengan prosedur
yang sesuai dengan rekomendasi WHO

f. Tim PPI melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan melalui


survey terhadap seluruh petugas puskesmas setiap bulan

g. Apabila hasil survey kepatuhan cuci tangan dari unit kerja belum
memenuhi standard dilakukan sosialisasi/training ulang
kebersihan tangan pada unit tersebut.
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang berfungsi sebagai
pelindung barrier untuk melindungi dari mikroorganisme yang
ada dan petugas kesehatan

b. Semua petugas yang melakukan kontak dengan pasien yang


berisiko menularkan penyakit infeksius wajib memakai APD
sesuai dengan prosedur yang benar
c. Semua petugas yang melakukan tindakan septik aseptik harus
memakai APD sesuai dengan prosedur yang benar

d. Jenis-jenis APD yaitu: sarung tangan, masker, alat pelindung


mata (goggles plastic bening, kacamata pengaman, pelindung
wajah dan visor), topi, gaun pelindung, apron, pelindung kaki
(sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup)

e. Pemakaian APD hendaknya sesuai dengan indikasi pemakaian

f. Untuk APD yang disposable setelah dipakai dibuang ditempat


sampah infeksius yang telah disediakan, sedangkan untuk APD
yang akan dipakai kembali, dilakukan penatalaksanaan sesuai
prosedur

3. Pengelolaan Limbah

a. Puskesmas berkewajiban menurunkan resiko infeksi salah


satunya dengan cara pengelolaan limbah yang tepat

b. Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari identifikasi,


pemisahan, labeling, packing, penyimpanan, pengangkutan dan
penanganan sesuai jenis limbah

4. Pengendalian Lingkungan

a. Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas pelayanan


kesehatan lainnya merupakan salah satu upaya pencegahan
pengendalian infeksi di Puskesmas Dapet

b. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat


diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan,
disinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan
peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih,
mempertahankan ventilasi udara yang baik

5. Perlindungan Kesehatan Karyawan

a. Karyawan Puskesmas Dapet diwajibkan menerapkan prinsip-


prinsip PPI yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berbasis transmisi sesuai dengan indikasi dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari

b. Karyawan Puskesmas Dapet terutama karyawan medis dan


paramedis, berhak mendapatkan vaksinasi hepatitis B secara
bertahap

c. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur paska


pajanan, kemudian Tim PPI menindaklanjuti dan mengevaluasi

d. Karyawan Puskesmas Dapet yang merawat pasien menular


melalui udara harus mendapatkan pelatihan mengenai cara
penularan dan penyebaran, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai prosedur bila terpajan.
Karyawan yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus
diberi penjelasan umum mengenai penyakit tersebut

6. Praktik Menyuntik yang Aman

a. Semua petugas medis dan paramedis Puskesmas Dapet wajib melakukan praktik
menyuntik yang aman sesuai dengan prosedur

b. Praktek menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap
suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi

c. Bila menggunakan vial multidose, sebaiknya tetap digunakan sekali pakai karena
jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose
dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai
untuk pasien lain

7. Hygiene Respirasi (etika batuk)

a. Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting


untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya

b. Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus


dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan
pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan

c. Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin :


Tutup hidung dan mulut, segera buang tisu yang sudah dipakai,
lakukan kebersihan tangan

8. Pemrosesan Peralatan Perawatan Pasien

a. Pemrosesan peralatan perawatan pasien yang dianjurkan untuk


mengurangi penularan penyakit dari instrumen yang kotor,
sarung tangan bedah, dan barang- barang habis pakai lainnya
adalah (precleaning/prabilas), pencucian dan pembersihan,
sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi)

b. Precleaning/prabilas: Proses yang membuat benda mati lebih


aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan
(umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan
mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah mikroorganisme
yang mengkontaminasi. Proses ini adalah dengan melakukan
perendaman dengan memakai detergen atau larutan enzymatic
sampai seluruh permukaan alat terendam

c. Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang semua


kotoran, darah atau cairan tubuh lainnya dari benda mati
ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi
risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek
tersebut. Proses ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya
dengan sabun atau detergen dan air atau enzymatic, membilas
dengan air bersih, dan mengeringkan

d. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): Proses menghilangkan semua


mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakterial dari objek,
dengan merebus, menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi

e. Sterilisasi: Proses menghilangkan semua mikroorganisme


(bakteria, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakterial
dari benda mati dengan uap tekanan tinggi (otoklaf ), panas
kering (oven), sterilan kimiawi, atau radiasi

f. Seluruh pemrosesan peralatan perawatan pasien dilakukan


sesuai prosedur

9. Penatalaksanaan Linen

a. Puskesmas berupaya menjamin manajemen laundry dan linen


yang benar

b. Puskesmas berupaya mencegah terjadinya kontaminasi pada


pakaian atau lingkungan

c. Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan ke dalam


kantong/wadah yang tidak rusak saat dingkut

d. Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah


digunakan

10. Penempatan Pasien

a. Prosedur isolasi harus dilakukan dalam pelayanan untuk


melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit
menular dan melindungi pasien yang immunosuppressed dari
infeksi

b. Pasien immunosupresi ditempatkan di ruang isi satu yang


terpisah dengan pasien infeksius

c. Pasien dengan penyakit menular melalui udara / airbone


maupun melalui kontak harus dirawat di ruang isolasi (bila
memungkinkan) untuk mencegah transmisi langsung atau tidak
langsung

d. Bila tindakan isolasi tidak memungkinkan maka dilakukan


kohorting (pasien dengan diagnose yang sama ditempatkan
secara berdekatan)

e. Penunggu pasien infeksius harus menggunakan masker

f. Akses transfer pasien infeksius harus terpisah dengan pasien non


infeksius

g. Setiap pasien infeksius harus diberikan masker pada saat


transportasi/transfer, karena belum ada jalur khusus pasien
infeksius

Anda mungkin juga menyukai