Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LELES
Jl. Pramuka No. 4 Kecamatan Leles Kab. Garut Kode Pos 44152 Telp.0262-2851924
E-mail : puskesmasleles@gmail.com Website: pkm-leles.garutkab.go.id

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LELES


Nomor : 104/SK/PKM.LLS/I/2022

TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI UPT PUSKESMAS
LELES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG


MAHA ESA KEPALA UPT PUSKESMAS
LELES,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pusat kesehatan masyarakat


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya;
b. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pealayanan
Puskesmas, Puskesmas diharapkan dapat memenuhi
kegiatan standar pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi di Puskesmas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Leles tentang
pencegahan dan pengendalian Infeksi di UPT
Puskesmas Leles;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6236);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun
2020 tentang Gugus Tugas percepatan penanganan
Corona Virus Disease 2019
(COVID-19);
KEDUA : Surat Keputusan ini dinyatakan berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal : 06 Januari
2022
KEPALA UPT PUSKESMAS LELES

DADAN AGUS DHANISWARA


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UPT PUSKESMAS LELES

A. KEBIJAKAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS

1. Kepala Puskesmas membentuk TIM PPI Puskesmas seseuai dengan


SK Kepala Puskesmas yang mempunyai tugas, dan fungsi dan
kewenangan yang jelas sesuai Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Tim PPI merupakan unit kerja non structural langsung di bawah
Kepala Puskesmas, yang disusun terdiri dari ketua, sekertaris , dam
anggota.
3. Anggota Tim PPI terdiri dari dokter umum, perawat, bidan, Petugas
Farmasi, ahli gizi, petugas laboratorium, dan ahli sanitasi.
4. Tim PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu pada Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yan dikeluarkan oleh Kementrian Rpeublik Indonesia.
5. Semua unit kerja Puskesmas harus melaksanakan kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
6. Tim PPI mengadakan rapat untuk mengevaluasi surveillance,
kinerja Tim dan menentukan Tindak lanjut.
7. Tim PPI harus melaporkan hasil rapat bulanan kepada Kepala
Puskesmas.
8. Puskesmas harus mengevaluasi kembali tindak lanjut yang telah
dilakukan pada tiap bulan berikutnya.
9. Puskesmas mengalokasikan anggaran untuk mendukung
kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dimasukan
dalam anggaran PPI.

B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UPT


PUSKEMAS LELES

1. Pelaksanaan kewaspadaan Isolasi


2. Pelaksanaan kewaspadaan standar
3. Pendidikan dan pelatihan karyawan
4. Pencegahan infeksi pemasangan alat kesehatan
5. Penggunaan antibiotic bijak
6. Survailence
C. PROGRAM UMUM KEWASPADAAN ISOLASI

1. Kebijakan isolasi diterapkan untuk mengurangi resiko infeksi


menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang
diketahui maupun yang tidak diketahui.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas setiap
petugas harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari
dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi
3. Kewaspadaan standar harus diterapkan rutin dalam pelayanan
dipuskesmas yang meliputi : kebersihan tangan, penggunaan
APD (alat pelindung diri),pemrosesan peralatan perawatan
pasien,pengendalian lingkungan,pengelolaan limbah,
perlindungan kesehatan karyawan,penempatan pasien, hygine
respirasi (etika batuk),praktek penyuntikan yang aman.
4. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai
tambahan kewaspadaan standar pada kasus yang mempunyai
resiko penularan melalui kontak,droplet, udara (airbone)

D. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR

1. Cuci Tangan / Hand Hygine


a. Semua karyawan puskesmas, pasien dan pengunjung harus
menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan
menggunakan air bersih dan sabun atau handrub
menggunakan cairan antiseptic berbasis alcohol
b. Kebersihan tangan pada 5 keadaan yaitu sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan tindakan asetik, setelah
melakukan tindakan invasif yang berhubungan cairan tubuh
pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
lingkungan pasien
c. Cuci tangan dengan sabun dilakukan dengan 6 langkah
selama 40-60 detik,dengan prosedur yang sesuai dengan
rekomendasi WHO
d. Cuci tangan dengan handrub (cairan antiseptic berbais
alcohol) dilakukan dengn 6 langkah cuci tangan selama 20-30
detik dengan prosedur yang sesuai dengan rekomendasi WHO
e. Tim PPI melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan melalui
observasi terhadap seluruh petugas puskesmas setiap bulan.
f. Apabila hasil survey kepatuhan cuci tangan dari unit kerja
belum memenuhi standar, maka dilakukan sosialisasi atau
training ulang kebersihan cuci tangan pada unit tersebut.
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. Alat pelindung diri adalah alat yang berfungsi sebagai
pelindung barrier untuk melindungi dari mikroorganisme
yang ada pada petugas kesehatan.
b. Semua petugas yang melakukan konak dengan pasien yang
beresiko menularkan penyakit infeksius wajib memakai APD
yang sesuai dengan prosedur yang benar
c. Semua petugas menggunakan APD sesuai Idikasi pemakaian.
d. Jenis-jenis APD yaitu sarung tangan, masker, alat pelindung
mata / face shield, topi, gaun pelindung, apron, sepatu
tertutup.
e. Untuk APD yang disposibel setelah dipakai dibuang di tempat
sampah infeksius yang telah disediakan, sedangkan untuk
APD yang akan dipakai kembali dilakukan penatalaksanaan
sesuai prosedur.

3. Pengelolaan limbah
a. Puskesmas berkewajiban menurunkan resiko infeksi
salahsatunya dengan cara pengelolaan limbah yang tepat.
b. Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari identifikasi,
pemisahan, labeling, packing, penyimpanan, pengangkutan
dan penanganan sesuai jenis limbah.

4. Pengendalian lingkungan
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkugan dapat
diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan,
desinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan
pemeliharaan peralatan medic dengan tepat,
mempertahankan ventilasi udara yang baik.

5. Perlindungan kesehatan karyawan


a. Karyawan UPT Puskesmas LELES diwajibkan megikuti vaksinansi
Covid-19
b. MCU untuk karyawan
c. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur
paska pajanan kemudian TIM PPI menindaklanjuti dan
mengevaluasi.
6. Praktek menyuntik yang aman
a. Semua petugas medis dan paramedic UPT Puskesmas Leles
wajib melakukan praktik menyuntik yang aman
b. Praktek menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali
pakai, pada tiap suntikan untuk mencgah kontaminasi pada
peralatan injeksi dan terapi.
c. Bila menggunakan vial multidose, sebaiknya tetap digunakan
sekali pakai karena jarum atau spuit yang dipakai ulang
untuk menggunakan kontaminasi mikroba yang dapat
menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.
7. Hygine respiratik (etika batuk)
a. Kebersihan pernafasan dan etika batuk adalah cara penting
untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.
b. Semua pasien, pengunjung dianjurkan selalu mematuhi etika
batuk dan kebersihan pernafasan untuk mencegah sekresi
pernafasan
c. Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin : tutup
hidung dan mulut.

8. Pemrosesan peralatan perawatan pasien


a. Pemoresanan peralatan perawatan pasien yang dianjurkan
untuk mengurangi penularan penyakit dari instrument
yang kotor, sarung tangan bedah, dan barang-barang
habis pakai lainya adalah (precleaning), pencucian dan
pembersihan, sterilisai dan disnfeksi tingkat tinggi (DTT).
b. Precleaning/prabilas adalah proses yang membuat benda
mati lebih aman untuk diangani oleh petugas sebelum
dibersihkan (umpamanya HBV, HBC, HIV) dan
mengutrangi tapi tidak menghilangkan jumlah
mikroorganisme yang mengkontaminasi Proses ini adalah
dengan melakukan perendaman dengan memakai detergen
atau larutan enzimatik sampai seluruh permukaan alat
terendam.
c. Pembersihan adalah proses yang secara fisi membuang
semua kotoran, darah atau cairan tubuh lainnya dari
benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme
untuk megurangi resiko bagi mereka yang meneyntuh kulit
atau menangani objek tersebut. Proses ini adalah terdiri
dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan
air atau enzymatic membilas dengan air bersih dan
mengeringkan.
d. Desinfektan tingkat tinggi (DTT) adalah proses
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
beberapaendospora bacterial dari objek dengan merebus,
menguapkan atau memakai desinfektan kimiawi.
e. Sterilisasi adalah proses menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan
parasite)termasuk endospore bacterial dari benda mati
dengan uap tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan
kimiawi atau radiasi.
f. Seluruh pemrosesan peralatan perawatan pasie dilaksanakan
sesuai prosedur
9. Penatalaksanaan linen
a. Linen di puskesmas terdiri dari linen infeksius dan linen non
infeksius
b. Petugas melakukan pemilahan linen infeksius dan linen non
ifeksius
c. Petugas kebersihan melakukan penatalaksanaan linen
infeksius dan non infeksius sesuai standar prosedur yang
berlaku.
10. Penempatan pasien
a. Prosedur isolasi harus dilakukan dalam pelayanan untuk
melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit
menular dan melindungi pasien yang immunosuppressed dari
infeksi.
b. Pasien dengan peyakit menular melalui udara / airbone
maupun melalui kontak dtempatkan di tempat /ruangan
khusus untuk mencegan transmisi langsung atau tidak
langsung.
c. Pasien dan penunggu pasien ifeksius harus menggunakan masker.
d. Pasien infeksius harus terpisah dengan pasien non ifeksius
e. Setiap pasien infeksius harus diberikan masker jika tidak
menggunakan masker.
E. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN
BERRDASARKAN TRANSMISI
A. Penempatan Pasein
1. Transmisi melalui kontak
a. Petugas memisahkan pasien non infeksius dan pasien infeksius
b. Petugas menempatkan pasien dengan memperhatikan jarak antar
pasien
2. Tansmisi melalui droplet
a. Petugas menempatkan pasien infeksius di ruang terpisah
b. Petugas menjaga supaya tidak terjadi kontaminasi ke lingkungan
pasen lainnya
3. Transmisi melalui udara/airbone
a. Petugas menempatkan pasien infeksius secara terpisah
b. Petugas mengusahakan pintu ruang pasien tertutup
B. Transport Pasien
1. Transmisi melalui kontak
a. Petugas memabatasi gerak pasien
b. Petugas melakukan transportasi pasien jika perlu
c. Apabila diperlukan pasien keluar ruangan,petugas perlu
waspada agar resiko minimal transmisi ke pasien lain atau
lingkungan
2. Transmisi melalui droplet
a. Petugas mematasi gerak dan tanportasi pasien
b. Untuk membatasi droplet dari pasien, petugas menggunakan
masker bedah pada pasien
c. Petugas menerapkan etika batuk dan hygine respirasi
3. Transmisi melalui airbone
a. Petugas membatasi gerak dan tranportasi pasien hanya jika
diperlukan saja
b. Jika diperlukan pemeriksaan, petugas memberikan masker N95
C. Penggunaan APD
1. Tansmisi melalui kontak
a. Petugas melakukan kebersihan tangan kemudian memakai
sarung tangan bersih non steril ke ruangan pasien dan
mengganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan
infeksius (feses, cairan tubuh/darah, cairan tubuh lainnya)
b. Petugas mengganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan
infeksius
c. Petugas memakai gaun bersih saat masuk ke ruang
d. Petugas melepaskan gaun dan sarung tangan sebelum keluar
dari kamar pasien dan mencuci tangan dengan aseptic
2. Transmisi melalui droplet
a. Petugas melakukan kebersihan tangan kemudian
menggunakan sarung tangan, gaun dan masker saat masuk
ke ruangan pasien, mengganti sarung tangan setelah kontak
dengan bahan infeksius (feses, cairan tubuh/darah)
b. Petugas melepaskan sarung tangan sebelum keluar dari
kamar pasien dan mencuci tangan dengan aseptic
c. Petugas menggunakan masker bila bekerja dalam radius 1
meter tehadap pasien, masker seyogyanya menutupi mulut
dan hidung, di paakai saat memasuki ruang pasien dengan
infeksi saluran nafas.
d. Petugas menggunakan gaun bersih/ tidak steril saat memasuki
ruang pasien
e. Petugas menjaga agar tidak terjadi kontaminasi silang antara
pasien dengan lingkungan dan dari lingkungan ke pasien.

Ditetapkan di : Garut
Pada tanggal : 06 Januari
2022
KEPALA UPT PUSKESMAS LELES

DADAN AGUS DHANISWARA

Anda mungkin juga menyukai