TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Depok
NOMOR : 2023
1. Kewaspadaan Isolasi
2. Kewaspadaan Standar
3. Kewaspadaaan Berdasarkan Transmisi
4. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
5. Pencegahan Infeksi Pada Pemasangan Alat Kesehatan
6. Penggunaan Antibiotika Rasional untuk Profilaksis dan Terapeutik
7. Surveillans
8. Pengadaan Alat dan Bahan untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
9. Kesehatan Karyawan
10. Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB)
c. Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun dengan air
mengalir. Bila tangan tidak tampak kotor, cuci tangan dengan handrub cairan
antiseptic berbasis alcohol.
g. Apabila hasil survey kepatuhan cuci tangan dari unit kerja belum memenuhi
standard dilakukan sosialisasi/training ulang kebersihan tangan pada unit
tersebut.
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang berfungsi sebagai pelindung
barrier untuk melindungi dari mikroorganisme yang ada dan petugas
kesehatan.
d. Jenis-jenis APD yaitu: sarung tangan, masker bedah, masker N95, alat
pelindung mata (goggles plastic bening, kacamata pengaman, pelindung
wajah dan visor), topi, gaun pelindung, coverall/hazmat, apron, pelindung kaki
(sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup).
3. Pengelolaan Limbah
4. Pengendalian Lingkungan
b. Praktek menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap
suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
a. Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.
9. Penatalaksanaan Linen
b. Transport pasien Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja.
Bila diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko
minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan.
1) Petugas memakai sarung tangan bersih non steril, lateks saat masuk ke
ruang pasien, ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius
(feses, cairan drain), lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar
pasien dan cuci tangan.
2) Petugas memakai gaun bersih, tidak steril saat masuk ruang pasien
untuk melindungi baju dari kontak dengan pasien, permukaan lingkungan,
barang diruang pasien, cairan diare pasien, ileostomy, colostomy, luka
terbuka. Lepaskan gaun sebelum keluar ruangan. Jaga agar tidak ada
kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.
b. Transport pasien Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari
pasien dengan mengenakan masker pada pasien dan menerapkan hygiene
respirasi dan etika batuk.
Masker dipakai bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien, saat
kontak erat. Masker seyogyanya melindungi hidung dan mulut, dipakai saat
memasuki ruang rawat pasien dengan infeksi saluran nafas.
1. Semua anggota Tim PPI Klinik Pratama Pitaloka wajib memiliki sertifikat
Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tingkat Dasar.
2. Semua pegawai baru Klinik Pratama Pitaloka baik tenaga medis maupun non
medis wajib menjalani program orientasi pegawai baru baik orientasi umum
maupun khusus yang salah satu materinya adalah pelatihan tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi yang diselenggarakan oleh Tim PPI.
5. Tim PPI harus memberikan pendidikan tentang PPI kepada karyawan klinik ,
pasien dan keluarga, serta pengunjung lainnya.
5. Laporan hasil surveillance dibuat setiap bulan dan tahunan yang dibuat oleh
Tim PPI yang diserahkan kepada Penanggung Jawab Klinik .
7. Apabila terjadi infeksi yang tinggi dilakukan analisa dan tindak lanjut.
3. Tim PPI Klinik harus melakukan pemeriksaan kualitas udara secara berkala
untuk mengurangi resiko infeksi selama pembangunan / renovasi.
L. KEBIJAKAN KESEHATAN KARYAWAN
3. Karyawan Klinik Pratama Pitaloka yang tidak memiliki kartu BPJS atau
asuransi kesehatan lainnya, berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis
di Klinik Pratama Pitaloka baik rawat jalan, maupun rawat inap sesuai
kebijakan Penanggung Jawab Klinik .
2. Tim PPI segera melaporkan adanya KLB kepada Penanggung Jawab Klinik.