Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN KEPALA SAGULUNG MEMORIAL KLINIK

NOMOR :

TENTANG

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


DI SAGULUNG MEMORIAL KLINIK

KEPALA SAGULUNG MEMORIAL KLINIK

Menimbang : a. Bahwa tugas tim pencegahan dan pengendalian


infeksi adalah membantu kepala klinik untuk menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanan medis klinik
melalui pencegahan dan pengendalian infeksi;
b. Bahwa dalam rangka melaksanakan tugasnya, tim
pencegahan dan pengendalian infeksi berkoordinasi
dengan tim manajemen mutu guna mengendalikan
infeksi nosocomial di klinik;
c. Bahwa dalam rangka pemenuhan akreditasi klinik,
dimana klinik diharapkan dapat memenuhi kegiatan
standar pelayanan pengendalian infeksi di klinik;
d. Bahwa tim pencegahan dan pengendalian infeksi di
klinik agar dapat berperan dalam upaya-upaya
preventif, promotif dan sebagainya;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan kebijakan
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di
klinik.

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 Tentang
Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 Tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 88
Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2022
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK PRATAMA ASSIFA


SAGULUNG TENTANG PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN INFEKSI (PPI)
Kesatu : Keputusan tentang Program Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi (PPI) sebagaimana dimaksud
dilaksanakan dalam keputusan ini.
KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
Hal-hal yang berkaitan dengan Program Pengendalian dan
Kedua : Pencegahan Infeksi (PPI) dapat dilihat pada SOP sasaran
keselamatan pasien

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


Ketiga : apabila di kemudian hari ada kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 10 Januari
2022

Direktur Memorial Sagulung


Klinik

May Joelprin Purba

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN KEPALA SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
Nomor :
Tanggal :
Tentang : PENANGGUNG JAWAB MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN

KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
SAGULUNG MEMORIAL KLINIK

A. KEBIJAKAN ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


KLINIK
1. Kepala klinik membentuk tim PPI klinik sesuai dengan Kep Kepala klinik yang
mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan
pedoman manajerial PPI Klinik Pratama Assifa sagulung.
2. Tim PPI merupakan unit kerja langsung dibawah Kepala klinik yang disusun
terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota.
3. Anggota tim PPI terdiri dari dokter umum, dokter gigi, perawat, dan bidan.
4. Tim PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu pedoman manajerial
pencegahan dan pengendalian infeksi di Klinik Pratama Assifa sagulung yang
dikeluarkan oleh kementrian kesehatan republik Indonesia.
5. Semua unit kerja di klinik harus melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI).
6. Tim PPI mengadakan rapat untuk mengevaluasi hasil kinerja tim dan
menentukan tindak lanjut.
7. Tim PPI harus melaporkan hasil rapat kepada Kepala klinik, manajemen, dan
tenaga kesehatan.
8. Tim PPI harus mengevaluasi kembali tindak lanjut yang telah dilakukan pada
3 bulan berikutnya.

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI
B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI KLINIK PRATAMA
KEPALA KLINIK
MA

KETUA TIM PMKP

KETUA TIM PPI

TIM PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI DI UNIT
RUANG PENDAFTARAN
RUANG PELAYANAN UMUM
RUANG PELAYANAN GIGI
RUANG REKAM MEDIS
FARMASI
LIMBAH

ASSIFA SAGULUNG
1. Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi
2. Pencegahan PPI dengan Bundles HAIs
3. Surveilans HAIs
4. Pendidikan dan Pelatihan PPI

C. KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI


1. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit
menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui
maupun yang tidak diketahui.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di Klinik Pratama Assifa sagulung
setiap petugas harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua
lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi.
3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan di
Klinik Pratama Assifa sagulung yang meliputi : kebersihan tangan,

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
penggunaan alat pelindung diri (APD), perawatan peralatan pasien,
pengendalian lingkungan, pengelolaan limbah, perlindungan kesehatan
Tenaga kesehatan, penempatan pasien, etika batuk, dan praktek menyuntik
yang aman. Pelaksanaan kewaspadaan standar ditujukan kepada semua
pasien.
4. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan
kewaspadaan standar pada kasus-kasus yang mempunyai risiko penularan
melalui kontak, droplet, udara.
5. Penyelenggaraan kewaspadaan isolasi di klinik Pratama Assifa sagulung
selengkapnya diatur dalam pedoman dan prosedur, sesuai kebijakan Kepala
Klinik Pratama Assifa sagulung.

D. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN STANDAR


1. Kebersihan tangan/hand hygiene
a. Semua Tenaga kesehatan klinik, pasien dan pengunjung harus
menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan
menggunakan air bersih dan sabun atau handrub menggunakan cairan
antiseptik berbasis alcohol.
b. Kebersihan tangan dilakukan pada 5 keadaan yaitu sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah
melakukan tindakan invasif yang berhubungan dengan cairan tubuh
pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
lingkungan pasien.
c. Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun
d. Cuci tangan dengan sabun selama 40-60 detik, apabila menggunakan
handrub selama 20-30 detik.
e. Tim PPI melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan melalui survey
terhadap seluruh petugas klinik setiap 3 bulan.
2. Pemakaian Alat pelindung diri (APD)

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
a. Alat pelindung diri adalah alat yang berfungsi sebagai pelindung barrier
untuk melindungi diri dari mikroorganisme yang ada dan petugas
kesehatan.
b. Semua petugas yang melakukan kontak dengan pasien yang berisiko
menularkan penyakit infeksius wajib memakai APD sesuai dengan
prosedur yang benar
c. Semua petugas yang melakukan tindakan septik aseptik harus
memakai APD sesuai dengan prosedur yang benar
d. Jenis-jenis APD yaitu sarung tangan, masker, alat pelindung mata/face
shield, apron.
e. Pemakaian APD hendaknya sesuai dengan indikasi pemakaian.
f. Untuk APD yang disposable setelah dipakai dibuang ditempat sampah
infeksius yang telah disediakan, sedangkan untuk APD yang akan
dipakai kembali, dilakukan penatalaksanaan sesuai prosedur.
3. Dekontaminasi dan sterilisasi peralatan perawatan pasien
a. Suatu proses menghilangkan mikroorganisme dan kotoran yang
melekat pada alat kesehatan sehingga aman untuk pengolahan
selanjutnya dan dilakukan sebagai langkah pertama bagi pengelolaan
alat kesehatan habis pakai yang meliputi precleaning, pencucian dan
pembersihan, sterilisasi.
b. Precleaning: proses ini dengan melakukan perendaman dengan
memakai detergen atau larutan enzimatik sampai seluruh permukaan
alat terendam.
c. Pembersihan : proses yang secara fisik membuang semua kotoran,
darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang
sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi mereka yang
menyentuh kulit. Proses ini terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan
sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan
mengeringkan.

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
d. Desinfeksi tingkat tinggi ; proses menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa endospore bacterial dari objek,
dengan merebus, menguapkan atau memakai desinfektan kimiawi.
e. Sterilisasi : proses menghilangkan semua mikroorganisme termasuk
endospore bacterial dari benda mati dengan uap tekanan tinggi
f. Seluruh pemrosesan peralatan perawatan pasien dilakukan sesuai
prosedur.
4. Pengendalian lingkungan
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan
dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan
lingkungan yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien,
melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan tepat, mempertahankan
mutu air bersih, mempertahankan ventilasi udara yang baik.

5. Pengelolaan limbah
Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari identifikasi, pemisahan,
labeling, packing, penyimpanan, pengangkutan penanganan sesuai jenis
limbah
6. Perlindungan kesehatan petugas
a. Tenaga kesehatan Klinik pratama Assifa sagulung diwajibkan
menerapkan prinsip-prinsip PPI yaitu kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi sesuai dengan indikasi dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari.
b. Tenaga kesehatan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur
paska terpapar, kemudian tim PPI menindaklanjuti dan mengevaluasi.
c. Tenaga kesehatan yang melakukan perawatan pasien menular
melalui udara harus mendapatkan pelatihan mengenai cara penularan
dan penyebaran, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
sesuai prosedur bila terpajan.
7. Etika batuk dan bersin

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
a. Semua pasien, pengunjung dan petugas kesehatan harus dianjurkan
untuk selalu mematuhi etika batuk.
b. Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin : tutup
hidung dan mulut, segera buang tisu yang sudah dipakai lakukan
kebersihan tangan atau tutup menggunakan lengan atas ketika
bersin/batuk
8. Praktik menyuntik yang aman
a. Semua petugas medis dan paramedis klinik wajib melakukan praktik
menyuntik yang aman sesuai dengan prosedur.
b. Praktik menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali pakai, pada
tiap suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan
terapi.
c. Bila menggunakan vial multidose, sebaiknya tetap digunakan sekali
pakai karena jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil
obat dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba
yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.

E. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN TRANSMISI


1. Kewaspadaan transmisi kontak dan Kewaspadaan transmisi droplet
a. Penggunaan APD
pemberian masker pada pasien dan menerapkan hygiene respirasi
dan etika batuk. Petugas memakai sarung tangan bersih non steril,
lateks saat masuk ke ruang pemeriksaan pasien, ganti sarung tangan
setelah kontak dengan bahan infeksius, lepaskan sarung tangan
setelah kontak dengan pasien dan cuci tangan.
b. Pengelolaan peralatan perawatan pasien.
Bila memungkinkan peralatan nonkritikal dipakai untuk 1 pasien atau
pasien dengan infeksi mikroba yang sama. Bersihkan dan desinfeksi
sebelum dipakai untuk pasien lain.

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
F. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
Penerapan bundles dilaksanakan pada tindakan atau pelayanan yang tersedia di
Klinik Pratama Assifa sagulung, sebagai berikut :
1. Bundles HAIs : infeksi daerah bedah minor khususnya pada Superficial
Incisional Surgical Site Infection.
2. PPI pada penggunaan peralatan kesehatan lainnya seperti penggunaan alat
bantu pernafasan (oksigen nasal), terapi inhalasi (nebulizer) dan perawatan
luka.

G. SURVEILANS HAIs
1. Suatu proses yang dinamis, sistematis, terus-menerus, dalam pengumpulan,
identifikasi, analisis dan interpretasi dari data kesehatan yang penting pada
suatu populasi spesifik yang dideminasikan secara berkala kepada pihak-
pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan
evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam upaya
penilaian HAIs.
2. Tim PPI menyusun dan menerapkan program komprehensif untuk mengurangi
risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien, tenaga pelayanan
kesehatan dan pengunjung termasuk mengembangkan program surveilans
infeksi yang relevan, yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan.

H. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPI


1. Ketua atau penanggung jawab PPI harus mengikuti pelatihan PPI, minimal
pelatihan dasar PPI di Klinik Pratama Assifa sagulung yang
diselenggarakan oleh Polri, Kementrian kesehatan, dinas kesehatan,
organisasi profesi, Lembaga pelatihan yang tersertifikasi oleh PPSDM.
2. Semua petugas pelayanan kesehatan memahami dan mampu
melaksanakan prinsip-prinsip PPI minimal yang diberikan melalui sosialisasi
secara internal yang dilaksanakan oleh ketua tim PPI atau penanggung
jawab PPI yang kompeten dan tersertifikasi.
KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK
3. Semua petugas non pelayanan memahami dan mampu melaksanakan
upaya pencegahan infeksi meliputi kebersihan tangan, etika batuk,
penanganan limbah, penggunaan APD (masker dan sarung tangan) yang
sesuai.
4. Semua tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan harus mendapatkan
orientasi tentang program PPI di Klinik Pratama Assifa sagulung.

I. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG BIJAK


1. Penggunaan antibiotik secara rasional sesuai dengan penyebab infeksi,
dengan rejimen dosis optimal, lama pemberian optimal, efek samping
minimal dengan mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarnya
mikroba resisten.
2. Pemilihan jenis antimikroba berdasar pada informasi tentang spektrum
kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman terhadap antibiotik,
hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkitraan kuman penyebab infeksi,
profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik dan cost effective.

Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 10 Januari 2022

Direktur Memorial Sagulung Klinik

May Joelprin Purba

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor : KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI SAGULUNG
MEMORIAL KLINIK

Anda mungkin juga menyukai