KECAMATAN MASBAGIK
Jalan Lendang Keseo – Rumeneng Desa Paokmotong, Kecamatan Masbagik - Lombok Timur
Telpon: (0376) 6351611
KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK KARYA HUSADA
Nomor: /SK/KKH/VI/2023
tentang
Ditetapkan di : Masbagik
Pada tanggal : Juni 2023
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK KARYA HUSADA
NOMOR : /SK/KKH/VI/2023
TENTANG : PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI KLINIK KARYA
HUSADA
1. Kepala Klinik Karya Husada membentuk Tim PPI Klinik Karya Husada sesuai
dengan SK Kepala Klinik Karya Husada yang mempunyai tugas, dan fungsi dan
kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman Manajerial PPI dan fasilitas kesehatan
lainnya.
2. Tim PPI merupakan unit kerja non struktural langsung di bawah Kepala Klinik Karya
Husada, yang disusun terdiri dari ketua, seketaris dan anggota.
3. Anggota Tim PPI terdiri dari dokter umum, dokter gigi, petugas laboraturium perawat,
bidan, dan petugas farmasi.
4. Tim PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu pedoman manajerial pencegahan
dan pengendalian infeksi Rumah Sakit dan Fasilitas kesehatan lainnya yang di
keluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
5. Semua unit kerja di Klnik Karya Husada harus melaksanakan kegiata Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)
6. Tim PPI mengadakan rapat tiap bulan untuk mengevaluasi hasil surveliance, kinerja
tim dan mennetukan tindak lanjut.
7. Tim PPI harus melaporkan hasil rapat bulanan kepada Kepala Klinik Karya Husada,
managemen, staf medis, staf penunjang medis dan umum.
8. Tim PPI harus mengevaluasi kembali tindak lanjut yang telah dilakukan pada bulan
berikutnya.
B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI KLINIK KARYA
HUSADA
4. Surveilans
3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan yang meliputi:
kebersihan tangan, pengunaan alat pelindung diri (APD), pemrosesan peralatan
perawatan pasien, pengendalian lingkungan, pengelolaan limbah, perlindungan
kesehatan karyawan, penempatan pasien, etika batuk, dan pratik menyuntik yang
aman. Pelaksanaan Kewaspadaan standar ditunjukan kepada semua pasien.
a. Semua karyawan Klinik Karya Husada, pasien dan pengunjung harus menjaga
kbersihan tangan dengan melakukan cuci tangan menggunakan air bersih dan
sabun atau handrub menggunkan cairan antiseptik berbasis alkohol.
c. Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir.
Bila tangan tampak tidak kotor, cuci tangan dengan handrub ciran antiseptic
berbasis alkohol.
f. Tim PPI melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan dengan memalui survei
terhadap seluruh petugas klinik Karya Husada setiap bulan.
g. Apabila hsil survei keaptuhan cuci tangan dari unit kerja belum memnuhi standar
dilakukan sosialisasi/ training ulang kebersihan tangan pada unit tersebut.
a. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang berfungsi sebagi pelindung barrier
untuk melindungi dari mikroorganisme yang ada dan petugas kesehatan.
d. Jenis – jenis APD yaitu: sarung tangan, masker, alat pelindung mata, topi gaun
pelindung, apron, pelindung kaki.
f. Untuk APD yang disposable setelah dipakai dibuang di tempat sampah infeksius
yang telah disediakan, sedangakan untuk APD yang akan dipakai kembali,
dilakukan penatalaksanaan sesuai prosedur.
3. Pengelolaan limbah
4. Pengendalian lingkungan
b. Karyawan Klinik Karya Husada terutama karyawan medis dan para medis, berhak
mendapatkan vaksinasi hepatitis B secara bertahap.
d. Karyawan klinik Karya Husada yang merawat pasien menular melalui udara harus
mendaptkan pelatihan menganai cara penularan dan oenyebaran, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai prosedur bila terpajan.
Karyawan yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberi penjelasan
umum mengnai penyakit tersebut.
a. Semua petugas medis dan paramedis wajib melakukan pratuk menyuntik yang
aman sesuai dengan prosedur.
b. Prakterj menyuntik menggunkan jarum steril, sekali pakai, pada tiap suntikan
untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
c. Bila menggunakan vial mutidose, sebaiknya tetap digunakan sekali pakai karena
jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose
dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai
untuk pasien lain.
a. Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.
b. Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu
mematuhi etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresi
pernapasan.
c. Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin : tutup hidung dan
mulut, segera buang tisu yang sudah dipakai, lakukan kebersihan tangan.
b. Prabilas : proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh
petugas sebelum dibersihkan dan mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganisme yang mengkontaminasi. Proses ini adalah dengan melakukan
perendaman dengan memkai dertegen atau larutan enzymatic seluruh permukaan
alat terendam.
c. Pembersihan : proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah atau
cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau
menangani objek tersebut. Proses ini adalah terdiri dai mencuci sepenuhnya
dengan sabun atau detergen dan air atau enzymatic, membilas dengan air bersih
dan mengeringkan.
9. Penempatan pasien
a. Prosedur isolasi harus dilakukan dalam pelayanan untuk melindungi pasien,
pengunjung dan staf terhadap penyakit menular dan melindungi pasien yang
immunosuppressed dari infeksi.
b. Pasien immunosupresi ditempatkan di ruang isi satu yang terpisah dengan
pasien infeksius.
c. Pasien dengan penyakit menular melalui udara / airbone maupun melalui
kontak harus dirawat di ruang isolasi (bila memungkinkan)
untuk mencegah transmisi langsung atau tidak langsung.
d. Bila tindakan isolasi tidak memungkinkan maka dilakukan kohorting
(pasien dengan diagnose yang sama ditempatkan secara berdekatan).
e. Penunggu pasien infeksius harus menggunakan masker.
f. Akses transfer pasien infeksius harus terpisah dengan pasien noninfeksius.
g. Setiap pasien infeksius harus diberikan masker pada saat
transportasi/transfer, karena belum ada jalur khusus pasien infeksius.
1. Tim ppi mengusulkan kepada Kepala Klinik Karya Husada tentang pengadaan alat
dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan amam bagi yang menggunakan.
1. Tim PPI Memberikan masukan kepada kepala Klinik Karya Husada yang
menyangkut konstruksi bangunan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
3. Tim PPI Klinik Karya Husada harus melakukan pemeriksaan kualitas udara secara
berkala untuk mengurangi resiko infeksi selama pembangunan/ renovasi.
1. Karyawan Klnik Karya Husada diwajibkan menerapkan prinsip – prinsip PPI yaitu
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis transmisi seusi dengan indikasi
dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari.
3. Karyawan Klinik Karya Husada yang tidak memiliki kartu BPJS atau ansuransi
kesehatan lainnya, berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Klinik Karya
Husada sesuai kebijakan Kepala Klinik Karya Husada.
d. Tim PPI mengusulkan kepada Kepala Klinik Karya Husada untuk menutup ruang
rawat bila diperlukan karen potensial menyebarkan infeksi.
f. Apabila terjadi outbreak bencana alama seperti gunung meletus, gempa bumi dan
sebagainya Tim PPI jarus sigap melakukan pencegahan infeksi, misalnya
memebagaikan masker, menutup ruangan , pembersihan ruangan secara berkala, dll.
Ditetapkan di : Masbagik
Pada tanggal : 30 Juni 2023
dr. .............