EDISI I
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................... ........................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... ......................1
A. LATAR BELAKANG .......................................................... ......................1
B. TUJUAN ........................................................................... ....................3
1. Tujuan Umum .............................................................. ........................3
2. Tujuan Khusus ............................................................. ....................3
BAB II KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ............. ....................4
BAB III CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ........................... ....................6
BAB IV SASARAN ................................................................. ......................13
BAB V JADWAL PELAKSANAN KEGIATAN .......................... .....................15
BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DANPELAPORAN ..........................
............................................... ...............20
BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN KEGIATAN .................. ..................21
BAB VIII ANGGARAN .......................................................... .......................22
BAB IX PENUTUP ............................................................... ......................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi di rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul
pada waktu pasien di rawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini
merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak
langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin dapat
menyebabkan kematian pasien, akan tetapi dapat menjadi penyebab penting
pasien dirawat lebih lama di rumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada
dilingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien
sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa
kejadian infeksi dirumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat
dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak
pada rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban
yang harus ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada
pasien akan menyebabkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat
mungkin menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecatatan, perpanjangan
waktu perawatan yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi
pasien lainnya serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien
maupun rumah sakit.
1
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari
semakin penting untuk dilaksanakan oleh semua petugas yang ada difasilitas
pelayanan kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas
pengendalian infeksi dirumah sakit memerlukan dukungan berbagai pihak
khususnya para klinisi serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus
menerus menggerakan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Untuk
itu rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakatkhususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (pasien safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan, disatu sisi banyaknya
manfaat yang dihasilkan apabila kita melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit dengan baik, maka kegiatan program
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit ini seharusnya dapat
dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat dan rapi. Mampu
menyusun dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan jelas
sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah sakit secara benar dan
bertanggungjawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan,
pembinaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUD Muaradua
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit
seperti dikemukakan diatas, maka perlu di susun suatu program pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua dengan baik
dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanankepadamasyarakat
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas, keluarga dan
pengunjung melalui setiap aktifitas yang berpotensi atau beresiko
penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan
lingkungan rumah sakit untuk mencapai kondisi lingkungan rumah sakit
yang memenuhi persyaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga
rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (incident
Rate HAIs) di RSUD Muaradua melalui kegiatan surveilans, investigasi
outbreak/KLB, audit kepatuhan PPI, mengukur dan mereview risiko
infeksi dan edukasi tentang PPI
2
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan SPO
tentang PPI melalui kegiatan monitoring disemua unit pelayanan
c. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan anti mikrob
secara aman
d. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI
diunit pelayanan
e. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI RSUD Muaradua.
f. Meningkatkan program kesehatan dan keselamatan staf
3
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
B. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan SPO
tentang PPI di semua unit pelayanan dengan kegiatan :
1. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
2. Monitoring pelayanan farmasi terutama tentang obat dan kadaluarsa obat
3. Monitoring diruang intensif
4. Monitoring dikamar operasi
5. Monitoring pelaksanaan PPI di Ruang tunggu
D. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI yang meliputi :
1. Membuat usulan pelatihan PPI lanjutan dan IPCN lanjutan tenaga IPCN
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI tenaga IPCLN
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI
bagi seluruh petugas (Medis dan non medis)
4. Mengikuti seminar/simposium/workshop tentang PPI baik nasional
5. maupun internasional
E. Membuat prosedur tetap
5
BAB III
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden infeksi rumah sakit(incide
nt Rate HAIs)
1. Surveilans
Data infeksi di rumah sakit merupakan salah satu indikator klinik rumah
sakit sehingga surveilans harus dilakukan dengan benar sehingga
mendapat data yang akurat yang menggambarkan keadaan sebenarnya.
Data yang akurat akan membantu mengidentifikasi permasalahan yang
perlu diatasi untuk mendapatkan mutu pelayanan pasien yang optimal.
Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai dengan yang telah ditetapkan
dan diinformasikan kepada unit terkait
Ruang lingkup pelaksanaan surveilans adalah :
1. Saluran pernafasan seperti prosedur dan tindakan terkaitintubasi
bantuan ventilasi mekanik, trakeostomi, dll
2. Saluran kencing seperti pada kateter, pembilasan urin, dll
3. Alat infasive intravaskuler, saluran vena perifer, saluran venasen
tral, dll
4. Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptik,dll
2. Investigasi out break/wabah/kejadian luar biasa (KLB)
Surveilans investigasi outbreak/KLB dilaksanankan terhadap adanya
temuan kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging
au reemerging). Outbreak adalah meningkatnya suatu kejadian kesakitan
atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
kelompok pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan
yaitu :
a. Timbulnya penyakit atau infeksi dan atau kuman yang sebelumnya
tidak ada
b. Adanya peningkatan kejadian 2x atau lebih dibandingkan jumlah yang
pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun sebelumnya
3. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja
Monitoring kesehatan karyawan/petugas dilakukan berkoordinasi dengan
K3 rumah sakit yang meliputi beberapa kegiatan antara lain :
a. Pemeriksaan berkala
b. Pemberian imunisasi yang pelaksanaannya tergantung pada : risiko
ekspos petugas, kontak petugas dengan pasien, karakteristik pasien
rumah sakit, dana rumah sakit
6
c. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja (tertusuk
jarum)
d. Pengobatan dan atau konseling
4. Membuat pegkajian risiko pengendalian infeksi
Pengkajian risiko pengendalian infeksi terdiri dari 3 tahapan :
a. Identifikasi risiko, dilakukan oleh komite ppi
b. Analisa risiko, risiko yang sudah terindentifikasi dilakukan grading
dengan memberikan skor pada probbilitas, dampak dan kesiapan
sistem di RS. Analisa risiko ini dilakukan oleh komite PPI
c. Evaluasi risiko, tahapan melihat risiko mana yang paling tinggi nilainya
dengan cara mengalikan skoring risiko probabilitas dengan dampak
dengan sistem yang ada dilakukan oleh komite PPI
5. Monitoring pelaksanaan Sterilisasi Rumah Sakit
Monittoring dilaksanakan minimal satu bulan sekali meliputi :
pembersihan alat, pengeringan, sterilisasi/dekontaminasi, pengemasan,
pelabelan kadaluarsa steril alat, penyimpanan. Moniotring juga dilakukan
terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan APD, pencatatan suhu,
tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring akan dilaporkan tiap
bulan
6. Monitoring pelaksanaan manajemen linen dan loundry
Monitoring manajemen linen dan londri meliputi kegiatan minitoring pada
prosedur penerimaan linen kotor, pemilahan linen infeksius dan non
infeksius, perendaman, pencucian, pengeringan, penimpanan dan
pendistribusian serta alur linen kotor dan bersih. Kegiatan monitoring
dilakukan minimal satu bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan
7. Monitoring pelaksanaan manajemen Peralatan kadaluarsa, single use
yang menjadi re-use Monitoring khususnya peralatan single use menjadi
re-use dilaksanakan terhadap prosedur yang digunakan, daftar dan
jumlah alat single use yang bisa dilakukan re-use, pelabelan steril alat,
penyimpanan dan kegiatan monitoring dilakukan minimal satu bulan dan
hasil monitoring dilaporkan tiap bulan
8. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius
dan cairan tubuh mulai dari sumbernya (ruang perawatan, laboratorium)
termasuk kantong sampah yang digunakan sampai diincenerator.
Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu bulan
dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan
7
9. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Monitoring kewaspadaan isolasi lainnya termasuk penanganan dan
pengelolaan benda tajan dan jarum yang dilakukan setiap hari
bersamaan dengan kunjungan ruangan meliputi prosedur yang
benar pembuangan benda tajam dan prosedur yang benar tentang
penggunaan benda tajam/jarum. Kegiatan monitoring dilakukan
minimal satu bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan
10. Monitoring pelayanan makanan
Monitoring pelayanan makanan meliputi kegiatan monitor pada
penyediaan bahanmakanan mentah, penataan/penyusunan bahan
makanan, pengelolaan, penyajian dan pendistribusian makanan ke ruang
perawatan. Monitoring juga dapat dilakukan dalam kepatuhan
penggunaan APD, kebersihan tangan, prosedur pencucian, penimpanan
alat-alat makan, pencatatan suhu dan kelembaban ruangan serta
pemeliharaan mesin atau alat yang digunakan. Kegiatan monitoring
dilakukan minimal 1 kali tiap 3 bulan dan hasil dilaporkan tiap 3 bulan
11. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi
Monitoring dilakukan bila ada kegiatan seperti pembongkaran
pembangunan dan renovasi. Monitoring dilakukan sebelum selama,
setelah dilakukan renovasi/rekontruksi bangunan. Hasil monitoring yang
dilakukan IPCN komite PPI akan dituangkan dan disusun dalam laporan
ICRA (infections control risk assesment renovasi/rekontruksi yang akan
dilaporkan kepada direktur.
12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
Monitoring penggunaan ruang isolasi dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan
yang meliputi ketersediaan/kelengkapan sarana prasarana, kepatuhan
penggunaan APD, keptuhan kebersihan tangan, penempatan pasien,
pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan
13. Monitoring hand hygiene pada staf, pasien dan pengunjung
a. Monitoring hand hygiene pada pasien dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien, pengunjung tentang kapan harus cuci
tangan, bagaimana cara melakukan kebersihan tangan. Informasi juga
diberikan kapan cuci tangan pakai handrub dan handwash.
Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area
pasien juga dimonitor ketersediaannya
8
b. Monitor hand hygiene kepada petugas/staf dilakukan dengan
audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap
hari dan analisanya dibuat setiap tiga (3) bulan. Audit dilakukan
terhadap petugas yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien
meliputi unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap
14. Monitoring alat pelindung diri (APD)
Monitoring dilakukan setiap hari terhadap petugas diunit perawatan
terutama diruang isolasi, dilakukan bersamaan dengan kunjungn
ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap satu bulan
D. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI yang meliputi :
1. Membuat usulan pelatihan PPI lanjutan dan IPCN lanjutan tenaga IPCN
Perkembangan ilmu dan teknologi harus diimbangi dengan pelatihan
IPCN yang berkesinambungan dan ter update sesuai
dengan kondisi perkembangan saat ini. Komite PPI membuat daftar
pelatihan dan diajukan kebidang
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI tenaga IPCLN
Adanya beberapa petugas IPCLN yang pindah tugas keunit/ruangan yang
lain menyebabkan upaya untuk mencarikan pengganti yang belum
tersentuh lebih jauh tentang pemahaman PPI. Oleh karena itu Komite PPI
membuat daftar pelatihan dan diajukan kebidang
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI
bagi seluruh petugas (Medis dan non medis)
Program in house training PPI akan berkoordinasi dengan bidang
pelayanan yang dilaksanakan rutin dan berkesinambungan
4. Mengikuti seminar/simposium/workshop tentang PPI baik nasional
maupun internasional Agar lebih lebih cepat mendapat UP date tentang
PPI, komite PPI membuat usulan supaya tim PPI sebagi pelaksanaan
kegiatan operasional program PPI bisa mengikuti
seminar/simposium/workshop yang berhubungan dengan PPI baik
nasional maupun internasional. Usulan ditujukan kepada bidang yang
ditembuskan kepada direktur
E. Membuat prosedur tetap
10
BAB IV
SASARAN
11
3. Angka pneumonia karena dirawat dirumah sakit ≤ 10 kasus per 1000 hari
perawatan pasien dengan tirah baring (NNIS benchmark 5,1 %)
4. Angka infusion aliran darah primer (IAD) 3,5‰)
5. Angka infeksi saluran kemih karena kateter (ISK) ≤ 4,7‰
6. Angka infusion aliran darah perifer (Phlebitis) ˂1‰
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JADWAL
NO SUB RENCANA SASARAN TRIWULA TRIWULA TRIWULA TRIWULA
PROGRAM LANGKAH KEGIATAN PENANGGUNG N N II N III N IV
JAWAB I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1 Upaya Membudayakan hand hygiene Sasaran :
menurunkan Penggunaan APD Petugas RS
risiko infeksi Pasien
pada pasien Pengunjung
dan petugas Penanggung jawab :
kesehatan IPCN
Target : 100%
Surveilans Sasaran :
Laporan HAIs
Penanggung jawab :
IPCN
Target : 100%
Sterilisasi dan densifeksi Sasaran :
CSSD, IB
S,
Irna/Irja
Penanggung jawab :
IPCN
Pengelolaan limbah rumah Sasaran :
sakit Limbah padat dan
cair
Air bersih, Ai
Pemantauan mutu air bersih r
minum
dan air minum rumah sakit Penanggung jawab :
Kesling
Pengelolaan linen/laundry 15
Sasaran :
rumah sakit Semua linen RS
Penanggung jawab :
Loundry
Target : 100%
NO SUB RENCANA SASARAN TRIWULAN T
PROGRAM LANGKAH KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB I
1 2 3 4
Needle stick injury, Sasaran :
(PPP=Prophylaxis Pasca Pajanan) Perawat dan analis
laboratorium
Penanggung jawab :
Diklat RS
Target : 100%
IV team Sasaran :
Perawat
Penanggung jawab :
IPCN
Target : 100%
Pengelolaan kebersihan dan Sasaran :
penggunaan APD Petugas cleaning
service
Penanggung jawab :
IPCN
Target : 100%
JADWAL
NO SUB PROGRAM RENCANA SASARAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
LANGKAH KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
Orientasi pegawai baru, termasuk Sasaran :
mahasiswa praktek lapangan Pegawai baru dan
Mahasiswa praktek
Penanggung jawab :
Bidang Keperawatan
/SDM RS
Target : 100%
Edukasi kepada pasien, keluarga Sasaran :
serta pengunjung rumah sakit Pasien, keluarga,
pengunjung.
Penanggung jawab :
Ka Ruangan
Target : 100%
Eks House training : Sasaran :
Pelatihan lanjutan IPCN IPCN/IPCD
Pelatihan dasar PPIRS (1 orang)
Pelatihan lanjutan PPIRS Tim PPIRS (2 orang)
Seminar/simposiun/workshop Penanggung jawab :
Diklat RS
Target : 100%
4 Membuat Membuat kebijakan, pedoman, Sasaran :
prosedur tetap program dan panduan serta SPO PPI Protap
Penanggung jawab :
Komite PPI
Target : 100%
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Pelaporan dan evaluasi meliputi :
1. Laporan kegiatan secara umum setiap 3 bulan
2. Laporan angka infeksi setiap 3 bulan, termasuk investasi KLB, trend infeksi
3. Laporan asessment risiko infeksi dilakukan analisa, rekomendasi, dan menentukan rencana strategi selanjutnya.
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN KEGIATAN
A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan (surveilans) dengan formulir harian dari komite PPI, mendokemntasikan hasil audi
kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan penerapan SPO/kebijakan PPI dan atau monitoring penerapan PPI disemua unit pelayanan
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota TIM PPI dan Panitia PPI
B. Pelaporan
1. Setiap satu (1) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI untuk didiskusikan dengan panitia PPI dan selanjutnya laporan dikirim ke
direktur RSUD Muaradua
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa dan didiskusikan dengan Tim PPI dan panitia dan selanjutnya dibuatkan
laporan yang dikirim ke direktur
3. Setiap satu (1) tahun semua pelaksanaan program panitia PPI dibuatkan
laporan Tahunan yang akan dikirimkan ke direktur
BAB VIII
ANGGARAN
Anggaran PPI Tahun 2021
1. Anggaran diklat dan rapat PPI
BAB IX
PENUTUP
Program panitia PPI RSUD Muaradua tahun 2019 meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk mengendalikan infeksi dan kegiatan yang baru
diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Progam panitia PPI ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dan disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapat tujuan
panitia PPI Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua.