Mata Kuliah:
Home Care
Dosen Pembimbing :
Anik Supriani,S.kep.Ns.,M.Kes
Oleh :
Erika Darmawanti
Daviq Ayatullah
Galih Pratama
Novi Novita Sari
Shindy Sofyaning Fitra
Widuri Cahyaning Ayu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena berkat rahmat, hidayah
dan inayah-Nya semata kami dapat menyelesaikan makalah
Kedua kalinya shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun kita semua ke zaman pencerahan lewat
pancaran syafaatnya yang selalu dinantikan setiap insan hingga Yaumul Qiyamah.
Terakhir
kalinya
tak
lupa
kami
ucapkan
beribu
terima
kasih
kepada
ibu
Anik
Supriani,S.kep.Ns.,M.Kes yang telah memberi bimbingan terhadap kami, sehingga kami dapat
memahami dan sedikit lebih mengerti tentang berbagai materi yang terdapat dalam mata kuliah
home care . Kami juga menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan.Untuk itu, besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dan
memberi motivasi dalam pengembangan tugas-tugas kami berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi para pembaca yang budiman. Amin...
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman Awal ..
Kata Pengantar
Daftar Isi ..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .
BAB II PEMBAHASAN
2.1 langkah langkah infection control in home care ..
10
3.2 SARAN.
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan sejumlah kecil kasus yang dilaporkan diseluruh dunia, sampai saat ini
informasi mengenai transmisi dan gambaran lain dari infeksi MERS-CoV masih sangat
terbatas. Namun demikian terdapat bukti adanya penularan dari manusia ke manusia yang
masih terbatas didalam kelompok (klaster) kasus mungkin terjadi melalui berbagai cara
transmisi seperti penularan melalui droplet atau kontak erat dengan pasien yang sakit berat
baik di rumah maupun disarana pelayanan kesehatan.Sementara itu bukti mengenai transmisi
virus dari kasus kasus ringan masih terbatas dan tidak terdapat bukti adanya transmisi dari
kasus asimptomatik yang telah dilaporkan. Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
lebih memahami risiko penularan infeksi.Keberhasilan pencegahan penyebaran infeksi
MERS-CoV tergantung pada penemuan dini kasus dan pelaksanaan komponen komponen
inti dari program Infection and Prevention Control (IPC). Sebagian besar transmisi terjadi
karena tidak adanya tindakan pencegahan dasar IPC, sehingga penting untuk menerapan
langkah langkah pencegahan penyebaran ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sebelum
mencurigai atau memastikan suatu infeksi ketika merawat pasien dengan gejala gejala ISPA
untuk mengurangi penyebaran baik di rumah maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
Tindakan pencegahan tambahan ketika merawat pasien probabel atau konfirmasi MERS-CoV
harus diterapkan guna mengurangi risiko penularan. Sarana pelayanan kesehatan disarankan
untuk memperkuat upaya pelayanan dalam mengawasi mereka yang memberi perawatan/
pelayanan kesehatan untuk memastikan lingkungan yang aman bagi pasien dan petugas
kesehatan. Disamping itu ketersediaan APD penting bagi petugas kesehatan dalam merawat/
melayani pasien terinfeksi MERS-CoV. Pedoman/ petunjuk ini dibuat untuk memberikan
rasa aman bagi petugas kesehatan, manajer perawatan kesehatan, dan tim IPC ketika member
perawatan/ pelayanan terhadap pasien diduga/ probabel/ konfirmasi terinfeksi MERS-CoV.
Pengendalian infeksi MERS-CoV pada prinsipnya sama dengan pengendalian infeksi Flu
burung (H5N1) dan pedoman ini menggaris bawahi hal hal penting pada pengendalian
infeksi MERS-CoV, untuk hal hal yang lebih detil dapat dilihat pada buku pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.
Rekomendasi yang digunakan dalam panduan/ petunjuk teknis ini merupakan cermin
4
pemahaman tentang MERS-CoV yang ada saat ini dan akan diperbaharui bila ditemukan
adanya bukti bukti perubahan perkembangan penyakit dan pada faktor
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah langkah yang harus dilakukan infection control in home care
2. Bagaimana infection precaution in home care
1.3 Tujuan
Dengan di susunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami
materi tentang Home Care, sehingga mahasiswa yang membuat makalah dan mahasiswa
yang membaca makalah ini dapat mengapresiasi dan mengaplikasikan materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Konsep ini meliputi cara memproses instrumen yang kotor, sarung tangan, linen, dan alat
yang akan dipakai kembali dengan menggunakanlarutan klorin 0,5%, mengamankan alat-alat
kotor yang akan tersentuh serta memilih proses penanganan yang akan digunakansecara tepat.
Penatalaksanaan ini dapat dilakukan dengan precleaning,pencucian dan pembersihan, Desinfeksi
Tingkat Tinggi (DTT), sertasterilisasi (Kemenkes RI, 2011).
4. Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah
merupakan salah satu upaya kegiatan PPI berupa pengelolaan limbah rumah sakit atau
fasilitas
kesehatan
lainnya,
baik
limbah
yang
terkontaminasi
maupun
yang
tidak
pembersihan, desinfeksi dansterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien, dan pembersihan
dan desinfeksi lingkungan. Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk
menerapkan kebersihan/ etika pernafasan. Petugas kesehatan harus menerapkan "5 momen
kebersihan tangan",yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan
atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan
setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang
tercemar.
Kebersihan tangan mencakup mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan
antiseptik berbasis alkohol
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika terlihat kotor
Penggunaan APD tidak menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan tangan. Kebersihan tangan
juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD.
Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko/
antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka. Ketika melakukan
prosedur yang berisiko terjadi percikan ke wajah dan/ atau badan, maka pemakaian APD harus
ditambah dengan,
Pelindung wajah dengan cara memakai masker medis/ bedah dan pelindung mata/ eye-visor/
kacamata, atau pelindung wajah, dan
Gaun dan sarung tangan bersih. Pastikan bahwa prosedur prosedur kebersihan dan desinfeksi
diikuti secara benar dan konsisten. Membersihkan permukaan permukaan lingkungan dengan
air dan deterjen serta memakai disinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit) merupakan
prosedur yang efektif dan memadai. Pengelolaan laundry, peralatan makan dan limbah medis
sesuai dengan prosedur rutin.
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Memutus mata rantai penularan merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi, tetapi harus didukung dengan kepatuhan dan ketaatan dalam
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar Prosedur Operasional. Adapun cara
memutus mata rantai penularan infeksi tersebut adalah dengan penerapan Isolation
Precautions (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari 2 pilar/tingkatan, yaitu Standard
Precautions (Kewaspadaan Standar) dan Transmission based Precautions (Kewaspadaan
berdasarkan cara penularan).
3.2 Saran
Demikian makalah tentang infection control in home careyang telah kami susun, semoga
dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan .
Bagi mahasiswa yang telah menyusunn makalah ini semoga , maklah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya
10