PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan pada dasarnya adalah Human Science and Human Care and Caring
menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang
berbeda dari manusia lainnya(waston,1985)
Adapun penderita gawat darurat adalah penderita yang memerlukan pertolongan segera
karena berada dalam keadaan mengancam nyawa sehingga memerlukan suatu pertolongan
yang cepat,tepat,dan cermat.
Salah satu kasusgawat darurat yang memerlukan tindakan segera di mana pasien
terancam kematian karena adanya gangguan hemodinamik adala internal bleeding.Internal
bleeding terjadi ketika kerusakan pada arteri atau vena yang terlepas dari system sirkulasi
dan terkumpul di dalam tubuh. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah
darah, tetapi gejala bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan
tertentu. Perdarahan yang terjadi bila disebabkan oleh adanya erosi arteri akan mengeluarkan
darah lebih banyak dan tidak dapat dihentikan dengan penatalaksanaan medis saja.
(Mansjoer, 2000).
1.2 Rumusan Masalah
1|Page
BAB II
TINJAUAN TEORI
maupun non trauma. Perdarahan internal terjadi bila ada trauma yang menyebabkan kerusakan
organ sehingga darah terkumpul dalam kavum abdomen,pleura,maupun rongga yang lain.
2.2 Etiologi
a. Blunt trauma (trauma tumpul)
Trauma benda tumpul adalah luka yang disebabkan karena persentuhan tubuh dengan
benda yang permukaannya tumpul. Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara
lain adalah batu, besi, sepatu, tinju, lantai dan lain-lain. Adapun defenisi dari benda
terjadi perdarahan. Ini seringkali adalah mekanisme untuk intracranial bleeding seperti
yang patah. Tulang-tulang mengandung sumsum tulang (bone marrow) dimana produksi
darah terjadi. Mereka mempunyai suplai-suplai yang kaya darah, dan jumlah-jumlah
2|Page
g. Penyalahgunaan Alkohol
Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat juga menyebabkan kerusakan hati, yang
dapat hadir dengan fungsi mental yang berubah.Neurologis hasil ujian berkisar dari
kelemahan , bicara cadel, dan kehilangan penglihatan, juga dapat dikaitkan dengan
perdarahan intraserebral. Tanda-tanda dan gejala tergantung pada di mana dan berapa
banyak darah ada di otak. Jika perdarahan berlanjut, gejala menjadi progresif dan
seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing. Jika terdapat gejala-gejala
tersebut, dokter bisa mengetahui adanya penurunan abnormal tekanan darah, pada
yang cepat, tekanan darah rendah dan berkurangnya pembentukan air kemih. Tangan
dan kaki penderita juga akan teraba dingin dan basah. Berkurangnya aliran darah ke
3|Page
otak karena kehilangan darah, bisa menyebabkan bingung, disorientasi, rasa
jantung, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertambah
buruk. Pada penderita penyakit hati, perdarahan ke dalam usus bisa menyebabkan
2.4 Patofisiologi
Jejas dapat disebabkan oleh trauma tumpul dengan viskositas rendah (misalnya akibat tinju)
biasanya menimbulkan kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul viskositas tinggi sering
menimbulkan kerusakan organ multipel, seperti organ padat ( hepar, lien, ginjal ) dari pada
organ-organ berongga (Sorensen, 1987) dan cedera deselerasi terjadi suatu peregangan yang
menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises dapat pecah,
penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi
berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap
4|Page
penurunan curah jantung, tubuh melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba
mempertahankan perfusi.
Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat
pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi jaringan mengakibatkan
disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolism anaerobi, dan terbentuk asam laktat.
Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai
2.5 Komplikasi
a. Anemia
b. Dehidrasi
c. Nyeri dada-jika ada juga penyakit jantung
d. Kehilangan darah
e. Syok
f. Kematian
2.6 Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium:
1) Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, Peningkatan leukosit
2) Elektrolit : penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa serum dan
laktat
3) Profil hematologi : perpanjangan masa, protrombin, tromboplastin
4) Gas darah arteri: arkalosis respiratori, hipoksemia
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Dilakukan dengan pemeriksaan esopagogram untuk daerah esophagus dan double
hopagus, kardia dan fundus lambung untuk mencari ada tidaknya varises sedini
sitopatologik
3) Dilakukan sedini mungkin setelah hematemesis berhenti
2.7 Penatalaksanaan
5|Page
a. Perhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Pengobatan konservatif
1) Pemasangan sonde karet lunak ke dalam lambung untuk aspirasi darah dan bilas lambung
dengan air es; juga untuk pemberian obat per oral
2) Pemasangan CVP (central venous pressure)
3) Tindakan mengatasi perdarahan dan mencegah perdarahan ulang:
a. Koagulan local-diberikan topical/oral:
Thrombase 500 bubuk/dilarutkan 3-6 kali/hari, atau
Topostasin 3-6 bungkus/hari (dilarutkan)
b. Koagulan parenteral; salah satu dari preparat di bawah ini:
Adona AC-17 3-4x100 mg/hari IV
Anaroxyl 2 x 5-10 mg/hari IM/IV
Coagulen 3-4x 10-20 ml/hari SC/IM
Coagumin 3-4x 20 ml/hari IM/IV
Hesna 3 x 2 ml/hari SC/IM/IV
Thrombase 100 3 x 100 U/hari IM/IV perlahan-lahan
c. Vitamin K 10-20 mg/hari IM/IV
d. Vitamin B kompleks dengan asam folat
e. Jika perdarahan masih berlangsung, berikan infus pitresin 20 U dalam 200 ml
glukosa 5% selama 20 menit agar terjadi vasokonstriksi daerah splanknik. Dapat
6|Page
diulang setiap 4 jam meskipun efeknya akan makin berkurang. Tidak dapat diberikan
pada penderita insufisiensi coroner
f. Pada perdarahan akibat pecahnya varises esophagus dapat dicoba pemasangan balon
modifikasi (kondom) dalam esophagus, lalu ditiup agar menekan dinding esophagus
g. Pada perdarahan saluran cerna bagian atas dapat ditambahkan:
o Menelan potongan es dan meletakkan balok es di atas perut
o Selama ada perdarahan sedang/banyak, hentikan makanan peroral; bila telah
berkurang dapat diberikan makanan cair tidak merangsang
4) Tranfusi darah
Diberikan bila Hb < 10 g% dan Ht < 30%; sedapat mungkin dalam bentuk darah
segar yang masih mengandung factor pembekuan. Jika perdarahan telah berhenti
> 24 jam diberikan packed cell.
Jumlah darah yang diberikan ialah 11/4 kali jumlah taksiran perdarahan, kecuali
pada kasus hipertensi portal (cukup 2/3 kalinya) karena peninggian tekanan darah
di daerah portal dapat menimbulkan perdarahan ulang
5) Perhatian khusus terhadap:
a. Ensefalopati; cegah dengan
o Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
o Pemberian glukosa
o Pemberian neomisin 2-4 x 15 ml/hari per oral
o Pemberian Duphalac 3 x 15 ml/hari per oral
o Diet rendah protein
o Klisma setiap hari selama ada perdarahan
b. Infeksi sekunder; atasi dengan antibiotic spectrum luas
c. Asiters; cegah dengan:
o Diuretic, misalnya furosemide (lasix) 1-3 x 40 mg/hari
o Suplementasi kalium, misalnya KCL 1-3 x 500 mg/hari
o Diet rendah garam
2. Pembedahan
Pembedahan darurat dipikirkan bila pengobatan konservatif di anggap gagal; yaitu bila:
7|Page
Indikasi pertama ialah yang paling mutlak, pembedahan tetap dijalankan meskipun
penderita dalam keadaan koma. Pada perdarahan saluran cerna bagian atas yang disebabkan oleh
pecahnya varises esophagus, sementara menunggu persiapan pembedahan/transportasi, dapat
dicoba pemasangan balon modifikasi atau (bila ada) pipa sengstaken-blakemore.
Pipa ini dimasukkan melalui hidung ke dalam lambung; sebelumnya penderita dapat diberi
petidin 15-20 mg IM/IV. Setelah mencapai lambung, dipompakan udara melalui dua lumen yang
masing-masing berhubungan dengan balon retensi dalam lambung dan sebuah balon silindrik
yang berfungsi menekan dinding esophagus. Lumen ketiga berfungsi untuk aspirasi isi lambung
atau memasukkan obat-obatan.
Komplikasi tindakan ini antara lain perdarahan ulang, erosi esophagus, sumbatan jalan
nafas dan aspirasi.
8|Page
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INTERNA BLEEDING
3.1 Pengkajian Primary Survey
1. Airway
membebaskan jalan nafas menggunakan Head tilt chin lift atau menengadahkan kepala
dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya
jalan nafas,muntahan,darah atau benda asing lainnya. Bila korban tidak sadar dan ada
sumbata mekanis, gunakan suction atau pasang alat jalan nafas orofaring atau naso faring.
Bila sumbatan tetap ada pasang intubasi trakea, dan apabila semua tindakan sudah dilakukan
untuk memastikan apakah ada pernapasan atau tidak. Selanjutnya periksa status respirasi
suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register, diagnosis medis. Keluhan
utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan.
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit dahulu
Hepatitis, penyakit hati menahun, alkoholisme, penyakit lambung, pemakaian oba-obat
9|Page
Kesadaran Normal/composmentis Gelisah/ Gelisah/koma
penurunan
kesadaran
a. Inspeksi
Penderita harus ditelanjangi. Pemeriksaan abdomen harus dimulai dengan inspeksi.
Sebagai tambahan, pemeriksaan pada punggung, panggul, pantat dan posterior paha harus
diinspeksi ketika pertama kali dilihat, setelah insersi dari multiple kateter pemeriksaan
mungkin akan terganggu. Pada abdomen dicari jejas atau luka, dan perhatikan ada tidaknya
perut kembung. Distensi abdomen dengan kejadian hipovolemi berat memberi kesan
adanya internal injury.
b. Auskultasi
Melalui auskultasi ditentukan apakah bising usus ada atau tidak. Darah intraperitoneum
yang bebas atau kebocoran (ekstravasasi) abdomen dapat memberikan ileus,
mengakibatkan hilangnya bunyi usus. Cedera pada struktur berdekatan tulang iga, tulang
belakang atau panggul dapat juga mengakibatkan ileus meskipun tidak ada cedera di
abdomen dalam, sehingga tidak adanya bunyi usus bukan berarti pasti tidak ada cedera
intra-abdominal .
c. Perkusi
Manuver ini menyebabkan pergerakan peritoneum, dapat menunjukkan adanya peritonitis
yang masih meragukan. Perkusi dapat juga menunjukkan adanya bunyi timpani akibat
dilatasi lambung akut di kuadran atas atau bunyi redup apabila ada hemoperitoneum.
d. Palpasi
Palpasi abdomen harus lembut. Dari pemeriksaan mungkin tidak ditemukan kelainan pada
organ-organ di dalamnya. Sebagai tambahan pemeriksaan abdomen sulit dinilai pada
pasien dengan gangguan kesadaran. Kecenderungan mengeraskan dinding abdomen
(voluntary guarding) dapat menyulitkan pemeriksaan abdomen. Sebaliknya defans
muskular (involuntary guarding) adalah tanda yang andal dari iritasi peritoneum. Tujuan
palpasi adalah mendapatkan adanya dan menentukan tempat dari nyeri tekan superficial,
nyeri tekan dalam atau nyeri lepas. Nyeri lepas terjadi ketika tangan yang menyentuh perut
diangkat tiba-tiba, dan biasanya menandakan peritonitis yang timbul akibat adanya darah
atau isi usus. Kekakuan yang berlanjut dapat menjadi rigiditas yang merupakan tanda
peritonitis yang dapat dipercayai. Rigiditas adalah sebagai indikasi untuk laparotomi,
10 | P a g e
mekipun hanya merupakan respon dinding abdomen terhadap luka dan bukan kerusakan
visceral. Mengerasnya dinding abdomen mungkin dapat akibat dari fraktur iga bagian
bawah yang membuat pemeriksaan abdomen menjadi sulit diinterpretasikan.
Terabanya masa pada abdomen dapat diasumsikan adanya kandungan darah atau sedikit
campuran darah yang terjadi karena hematom subkapsuler dari lien. Subcutaneus emfisema
pada dinding abdomen menyerupai trauma intrathoracal, meskipun ruptur sangat kecil pada
viscus abdominal.
e. Pemeriksaan Rektum dan Pelvis
Pelvis diperiksa dengan cara menekan os pubis kebelakang dan menekan kedua
sisi panggul pada krista pelvis dengan kedua tangan. Bila ada fraktur akan terasa nyeri.
Tungkai atas dan bawah diperiksa. Adanya luka, kelainan bentuk atau rasa nyeri pada
gerakan aktif maupun pasif merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan lanjut
yang ditujukan kepada kemungkinan patch tulang dan cedera sendi. Tulang belakang
diperiksa dengan membalikkan penderita kesisinya dan menekan celah interspinosus dan
processes spinosus.
f. Pemeriksaan persistem
1) B1 (Breathing)
Adakah jejas,muncul sesak nafas, takhipnea, saturasi O2 menurun
2) B2 (Blood)
Hipotensi, nadi cepat dan kecil, CRT melambat, perfusi DPB
3) B3 (Brain)
Kesadaran menurun, gelisah
4) B4 (Bowel)
Hematemesis, melena, hematoszesia
5) B5 (Bladder)
Produksi urine menurun
6) B6 (Bone)
Adakah jejas dan kelainan bentuk extremitas terutama pada daerah pelvis
g. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan laboratorium
11 | P a g e
Pemeriksaan darah diambil dan dilakukan pemeriksaan untuk darah rutin
(angka leukosit, Hb, angka eritrosit, angka trombosit,dll) golongan darah,
Bleeding time, Clotting time, ureum creatinin, urin rutin, dan SGOT SGPT
apabila pasien dalam hemodinamik stabil. Pemeriksaan croosmatch perlu
ditambahkan pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil.
2) Pemeriksaan Radiologi
Yang biasa dilakukan adalah foto polos 3 posisi. Yang diperhatikan adalah
tulang vertebra dan pelvis, benda asing, bayangan otot psoas dan udara bebas
intra atau retoperitoneal. Pada penderita yang hemodinamik normal maka
pemeriksaan rontgen abdomen dalam keadaan terlentang dan berdiri (sambil
melindungi tulang punggung) mungkin berguna untuk mengetahui udara
ekstraluminal di retroperitoneum udara bebas di bawah diafragma, yang
keduanya memerlukan laparotomi segera. Hilangnya bayangan pinggang (psoas
shadow) juga menandakan adanya cedera retroperitoneum. Bila foto tegak
dikontraindikasikan karena nyeri atau patch tulang punggung, dapat digunakan
foto samping sambil tidur (left lateral decubitus) untuk mengetahui udara bebas
intraperitoneal.
12 | P a g e
Hanya dilakukan bila dicurigai adanya trauma pada saluran kencing.
4. Uretrografi
Bila ditemukan darah, isi usus, serat sayuran, atau cairan empedu (bile) melalui kateter
pencuci pada penderita yang hemodinamis abnormal, harus dilakukan laparotomi. Kalau darah
gross atau isi usus tidak tersedot, pencucian dilakukan dengan 1000 ml larutan ringer lactate
yang dipanasi. Dilakukan penekanan abdomen dan log roll untuk meyakinkan pencampuran yang
memadai dari isi abdomen dengan cairan pencuci, setelah itu cairan yang keluar dikirim ke
laboratorium untuk analisa kuantitatif bila isi usus, serat sayuran, atau air empedu tidak terlihat.
13 | P a g e
Tes yang positif dan keperluan intervensi pembedahan dfindikasikan dengan > 100.000
RBC/mm3, > 500 WBC/mm3, atau pewarnaan gram yang positif karena adanya bakteri-bakteri.
14 | P a g e
berlebihan Kolaborasikan
pemberian cairan
IV
bradipena,
takhipenia,
15 | P a g e
kusmaul,
hiperventilasi
3. Penurunan perfusi Circulation status Peripheral sensation
Tissue perfusion: cerebral Monitor
jaringan b.d Kriteria hasil:
Mendemonstrasikan kemampuan
penurunan kadar
status sirkulasi yang BAB
Hb dan oksigenasi Monitor adanya
ditandai dengan
o Tekanan sistol dan tromboplebitis
Kolaborasi
diastole dalam
pemberian
rentang yang
analgetik
diharapkan
Mendemonstrasikan
ditandai dengan
o Berkomunikasi
sesuai dengan
kemampuan
o Memproses
informasi
o Menunjukkan
fungsi sensorik
dan motoric
tingkat kesadaran
membaik, tidak
ada gerakan-
16 | P a g e
gerakan involunter
4. Resiko tinggi Immune statuse Infection control
Cuci tangan
infeksi b.d Knowledge: infection
sebelum dan
penurunan daya control
Risk control sesudah
tahan tubuh
Kriteria hasil: tindakan
menghindari
infeksi
Laporkan
kecurigaan
infeksi
Monitor tanda
dan gejala
infeksi sistemik
dan local
Berikan terapi
perlu
Pertahankan
17 | P a g e
lingkungan
aseptic selama
pemasangan
alat.
5. Resiko gangguan Nutritional Status ; Food Nutrition monitoring
BB pasien
pemenuhan and fluid intake
Nutritional status : dalam batas
kebutuhan nutrisi
Nutrion intake normal
b.d intake in Weight control Monitor adanya
Kriteria Hasil:
adekuat Tidak ada tanda-tanda mal penurunan berar
nutrisi badan
Tidak terjadi penurunan Monitor kulit
BB kering dan
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor
kulit
Nutrition management
Kaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Berikan
informasi
18 | P a g e
tentang
kebutuhan
nutrisi
Berikan
makanan yang
sudah di
konsultasikan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perdarahan internal terjadi bila ada trauma yang menyebabkan kerusakan organ sehingga
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah terdapat
19 | P a g e
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya lebih
baik lagi dan penulis berharap kepadasemua pembaca khususnya mahasiswa untuk lebih di
20 | P a g e