Anda di halaman 1dari 50

PENCEGAHAN DAN

MANAJEMEN
PENGENDALIAN INFEKSI
PROGRAM
(PPI) PELATIHAN P2TB DI
FKRTLPENANGGULANGAN
TBC di FKRTL
( Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan)
JANY PRIHASTUTY S.Kep.,Ns.,MARS.,FISQua
A.
_Pendahuluan
-Overview

BAHASAN F. Pelaksanaan
B. Cara
penularan

TBC

E. PILAR PPI C. Risti

D. Maksud
tujuan
PENDAHULUAN

• Tuberculosis –10 penyebab kematian di dunia-th 2018


• 1,5 juta orang di dunia meninggal krn TB, termasuk 251 .000 orang dengan HIV
T

• Angka keberhasilan pengobatan rendah, 56% ( Diryankes,kemenkes 2021)


• Pengobatan TB RO-di kawal petugas kesehatan di RS-Kontak erat, risti infeksi-
B tertular

• Semua fasyankes pemberi layanan TB harus terapkan PPI TB


• PPI TB penting dlm upaya penanggulangan TB Nasional-Prognas STARKES
C
A. OVERVIEW Tuberkulosis
Penyakit menular langsung manusia ke manusia yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
Bukan disebabkan oleh guna-guna atau udara bebas
kutukan. Bukan penyakit keturunan.
Dapat disembuhkan dengan berobat
teratur sampai selesai, selama 6 bulan. Mycobacterium
terhirup
tuberculosis
Sebagian besar kuman TBC menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
atau bagian tubuh lainnya
(misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).
Dapat menyerang siapa saja, terutama usia
produktif dan bisa menyebabkan kematian bila tidak diobati
Gejala Utama Gejala Tambahan

Demam meriang Sesak nafas dan


nyeri dada Berat badanmenurun
berkepanjangan

Batuk Terus Kadang dahak Nafsu makan


Berkeringat di malam
hari meski tanpa
Menerus bercampur darah menurun melakukan kegiatan
B. CARA PENULARAN TBC ?
PENULARAN TB Paru

1. Terutama secara airborne.


2. Sumber penularan : pasien TB Paru yang saat batuk, bersin,
berbicara mengeluarkan percikan dahak (droplet nuklei, percik renik)
yang mengandung kuman M. tuberculosis
3. Terhirup oleh mereka yang berada di dekatnya.
4. berukuran 1-5 mikron
5. Dapat bertahan di udara selama beberapa jam
C. Berisiko Tinggi
tertular TBC
1. Orang-orang yang kontak erat dengan pasien TB yang
belum diobati
2. Orang yang status gizinya rendah
3. Orang dengan daya tahan tubuh rendah (usia lanjut, ibu
hamil)
4. Bayi dan anak-anak yang kontak erat dengan pasien TB
BTA positif
5. Orang dengan HIV/AIDS dan penyandang DM
Meningkatnya peluang paparan
kuman M. Tuberculosis terkait
• Jumlah kasus menular di masyarakat
Kasus • Peluang kontak dengan kasus menular

• Tingkat daya tular dahak sumber penularan


• Intensitas batuk sumber penularan
Daya

•Kedekatan kontak dengan sumber penularan


•Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan
Intensitas
PERJALANAN ALAMIAH
PENYAKIT TBC
1. Mencegah penularan
TBC pada semua
orang yang terlibat dalam
pemberian pelayanan pada
D. Maksud Tujuan pasien TBC

PPI - TBC 2. Semua fasyankes yang


memberi layanan TBC harus
menerapkan PPI TBC

3. Memastikan
berlangsungnya deteksi
segera, tindakan pencegahan
dan pengobatan seseorang
yang dicurigai ataudipastikan
menderita TBC
Program kegiatan PPI secara umum di Rumah
. Sakit, Prognas yang telah di tentukan
Melayani pasien-pasien TB dan TB MDR termasuk
. layanan HIV dimana pasien

Merawat TB atau tersangka TB menerapkan rencana


pengendalian infeksi TB ,meminimalisir penularan

Pemberi yankes memastikan kontak erat dari pasien


TBC menular harus dievaluasi – sesuai attalaksana
Pengendalian
administratif

Pengendalian
lingkungan

Perlindunga
n respirasi
E. PILAR PPI
(Rekomendasi PPI TB WHO 2019)
Meliputi :
a. Kebijakan pelaksanaan
b. Perencanaan program
Aktifitas manajerial c. SDM
Komitmen manajemen Efektive-
Penguatan program PPI TB d. anggaran, sarana dan
prasarana
e. pelatihan PPI TB
Triase dan pemisahan
pasien batuk, mulai”
pendaftaran fasyankes.
. Terapkan SPO
petugas yang tertular .

TB SO dan TB RO Ajarkan pasien


etika batuk.

1. Pengendalian Pelatihan dan


Menempatkan suspek
dan pasien TB SO dan
skrining petugas yang TB RO di ruang tunggu
pendidikan PPI
administratif merawat pasien TB
SO dan TB RO. TB petugas ventilasi baik, ≥12 ACH
dan terpisah dengan
kesehatan. pasien umum

Percepat proses
pelayanan pasien Pastikan tempat
suspek -TB, (diagnosis, pembuangan tisu
terapi dan rujukan, maupun pembuangan
pasien di fasyankes dahak yang benar
dapat dipersingkat. poster, spanduk dan
bahan untuk
komunikasi informasi
dan edukasi
REKOMENDASI

TUJUANNYA :
Mengurangi transmisi M.Tb ke petugas
kesehatan atau orang lain yang datang ke
fasyankes atau lingkungan dengan risiko
Pengendalian administratif
Rekomendasi
• Triage orang dengan gejala dan tanda
TB atau pasien TB
• Pemisahan/isolasi respirasi pasien
terduga atau terbukti TB
• Cegah penularan/ transmisi ke petugas
kesehatan (termasuk petugas
kesehatan komunitas), pengunjung
RS yang ke fasyankes
Formulir skrining
batuk
ETIKA
Rekomendasi 3
• Pemberian OAT segera pasien
TB
Rekomendasi 4
• Kebersihan/higiene respirasi
(termasuk etiket batuk) pada
pasien suspek TB atau terbukti
TB
2. Pengendalian
Lingkungan
Rekomendasi 5
• Pembersihan area sekitar Ventilasi dengan pertukaran udara
minimal 12 ACH
Rekomendasi 6
• Sistem ventilasi (alamiah, campuran,
mekanis atau aliran udara resirkulasi
melalui HEPA filter)
Transmisi melalui udara :
- Dapat terjadi bila seseorang menghirup percikan
partikel nuklei yang berdiameter 1- 5 µm (2 m dari
sumber)
- dapat terhirup oleh individu rentan di ruang yang
sama atau yang jauh dari sumber mikroba.
- Penting mengupayakan pertukaran udara >12 x/jam
(12 Air Changes per Hour/ACH).
Ventilasi Alamiah: adalah

Sistem ventilasi mengandalkan pintu dan jendela terbuka, serta skylight


(bagian atas ruangan yang bias dibuka/terbuka)
mengalirkan udara dari luar kedalam gedung dan sebaliknya.
Indonesia sebaiknya menggunakan ventilasi alami dengan menciptakan
aliran udara silang (cross ventilation)
perlu dipastikan arah angin yang tidak membahayakan petugas atau pasien
lain
Ruang tunggu
dengan ventilasi
alamiah
Ventilasi mekanik
• Menggunakan peralatan mekanik
• Mengalirkan dan mensirkulasi udara di dalam ruangan secara paksa untuk
menyalurkan/menyedot udara ke arah tertentu sehingga terjadi tekanan udara positif
dan negatif.
• Termasuk exhaust fan, kipas angin berdiri (standing fan) atau duduk.
• Penempatannya minimal 30 cm dari permukaan lantai.
• Pada ruang rawat inap exhaust fan diletakan pada bagian posisi kepala pasien.
• Pemakaian kipas angin berdiri (standing fan) atau kipas angin duduk diletakan dibagian
belakang pemeriksa yang mengalirkan udara dari petugas kesehatan ke arah pasien.
• Tidak dianjurkan memasang kipas angin pada langit-langit (ceiling fan).
Ventilasi campuran (hybrid):
• (alamiah dengan mekanik), penggunaan exhaust fan/kipas angin yang dipasang dengan
benar dan dipelihara dengan baik,
• apabila dengan ventilasi alamiah saja tidak dapat mencapai rate ventilasi yang cukup.
• Ruangan dengan jendela terbuka dan exhaust fan/kipas angin efektif mendilusi udara
ruangan dibandingkan ruangan dengan jendela terbuka saja atau ruangan tertutup.
• Ruangan TB tidak menggunakan AC sentral.

• Bila kondisi bangunan sudah menggunakan AC sentral Sebaiknya didesain


ulang dengan sistem ducting tersendiri atau terpisah dengan dilengkapi
dengan HEPA filter dan exhaust fan.

• Apabila sudah memakai pendingin udara (AC Split) maka tetap


memerlukan exhaust fan untuk mencapai pertukaran udara minimal 12
ACH.

• HEPA Filter portable dapat ditambahkan pada kondisi pembuangan udara


yang mengenai area publik
Pemantauan sistem ventilasi memperhatikan :
a. Laju ventilasi (Ventilation Rate):
Jumlah udara luar gedung yang masuk ke dalam ruangan pada waktu tertentu.
b. Arah aliran udara (airflow direction):
Arah aliran udara dalam gedung dari area bersih ke area terkontaminasi.
- ke area yang bebas dari akses pasien dan pengunjung.

Optimalisasi ventilasi dapat dicapai dengan memasang jendela yang dapat dibuka dengan ukuran
maksimal dan menempatkan jendela pada sisi tembok ruangan yang berhadapan, sehingga terjadi
aliran udara silang (cross ventilation).

c. Distribusi udara atau pola aliran udara (airflow pattern):


Udara luar perlu terdistribusi ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien
udara yang terkontaminasi dialirkan keluar dengan cara yang efisien.
RUANG DAHAK (SPUTUM BOOTH)
3. Perlindungan Respirasi
Rekomendasi 7
• Respirator partikulat dalam
kerangka program
perlindungan respirasi
Transmisi droplet :
- terjadi ketika partikel droplet berukuran >5
µm
- dikeluarkan pada saat batuk, bersin, muntah,
bicara, selama prosedur suction,
bronkhoskopi, melayang di udara dan akan
jatuh dalam jarak < 2 m, bisa kena mukosa
dan konjungtiva
Respirator partikulat sebagai Fit Test – meyakinkan pemakaian
APD Respirator partikulat sudah benar
Proteksi personal

* Penggunaan APD untuk menurunkan risiko terpajan,


* kadar percik renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya administratif dan lingkungan.
* Petugas kesehatan perlu menggunakan respirator pada saat melakukan prosedur yang
berisiko tinggi, misalnya bronkoskopi, intubasi dan suction.
* Respirator partikulat standard untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 merupakan
masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi seseorang dari partikel berukuran
< 0,3 mikron yang dibawa melalui udara.
Petugas kesehatan menggunakan respirator bila berhadapan dengan pasien TB terutama
TB MDR
P

F.PELAKSANAAN 1. Pemilahan suspek/pasien TB


2. Pemisahan suspek/pasien TB
3. Pemberian OAT secepat mungkin
4. Kebersihan respirasi (etiket batuk)
5. Pembersihan Area
6. Sistem ventilasi
7. Penggunaan respirator partikulat

Direkomendasikan untuk mengurangi transmisi


M.Tb ke petugas kesehatan atau orang lain yang
datang ke fasyankes atau lingkungan dengan
risiko tinggi penularan
46
Pelaksanaan PPI TBC di
FKRTL
Temukan pasien secepatnya,
Melaksanakan Strategi
Pisahkan secara aman, Obati secara tepat
(TemPO) di semua ruangan pelayanan.

TEMukan pasien secepatnya


Pisahkan secara aman
Obati secara tepat

Untuk mencegah adanya kasus TB SO dan TB RO


yang tidak terdiagnosa, 39
40
"TOSS TBC....!"

Semoga
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai