Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Karateristik Subjek Penelitian

Total pasien hipertensi pada posandu Pisang dan Mundu adalah 20

orang tetapi yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel adalah 15 orang.

Data karakteristik sampel penelitian disajikan pada tablel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel

Karakteristik Subjek Penelitian Rata-rata ±SD


Usia (tahun) 64,75 ± 11,31

Jenis kelamin

Laki-laki 2 (13,33%)

Perempuan 13 (86,67%)

Rata-rata usia subjek penelitian adalah 64,75 tahun dan termasuk dalam

kategori lansia. Jenis kelamin pada penelitian ini lebih banyak pada

perempuan yaitu 13 orang (86,67%) dibandingkan laki-laki sebanyak 2

orang (13,33%).

4.1.2 Pengaruh konseling terhadap kepatuhan kontrol pada pasien

hipertensi

Tabel 4.2 menyajikan data kepatuhan subjek penelitian. Kepatuhan

dinilai dari kerutinan kontrol atau tidaknya subjek penelitian ke fasilitas

kesehatan terdekat.

26
Tabel 4.2 Pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan

Kepatuhan Pengukuran P
Pengukuran ke-1 Pengukuran ke-2
(Sig)
Patuh 10 (66,7%) 13 (86,6%) 0,250
Tidak patuh 5 (33,3%) 2 (13,3%)

Hasil yang diperoleh pada pengukuran pertama pasien dengan

kelompok tidak patuh atau tidak rutin kontrol dan minum obat sebanyak 5

orang (33,3%) dan kelompok yang patuh sebanyak 10 orang (66,7%). Pada

pengukuran kedua terdapat pasien dengan kelompok tidak patuh sebanyak 2

orang (13,3%) dan kelompok yang patuh sebanyak 13 orang (86,6%). Data

yang diperoleh dari penelitian terdistribusi tidak normal, sehingga uji yang

digunakan adalah uji McNamer. Dari pengujian diperoleh hasil signifikansi

p=0,250 (p>0,05), sehingga dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan pasien dalam kontrol rutin ke

fasilitas kesehatan terdekat setelah dilakukan konseling.

4.1.3 Pengaruh Konseling Terhadap Perubahan Nilai Tekanan Darah

Tabel 4.3 menunjukkan pengaruh konseling terhadap perubahan

nilai tekanan darah sistolik dan diastolik menggunakan uji pre-post test

design. Data yang diperoleh dari penelitian terdistribusi tidak normal,

sehingga uji yang digunakan adalah uji wilcoxon.

27
Tabel 8. Tekanan darah sistolik dan diastolik

Pengukuran
Sistolik p Diastolik p
pre dan pos
Nilai turun 4 1
Nilai naik 9 0,064 4 0,180

Nilai tetap 2 10

Uji wilcoxon dilakukan untuk melihat perbedaan antar kelompok

pengukuran hasil. Tidak terdapat perbedaan signifikan p=0,064 (p>0,05)

pada pengukuran tekanan darah sistolik ke-1 yaitu pengukuran sebelum

pemberian informasi obat dengan pengukuran tekanan darah sistolik ke-2

yaitu pengukuran setelah pemberian informasi obat pertama.

Uji wilcoxon juga dilakukan pada pengukuran tekanan diastolik untuk

melihat perbedaan antar kelompok . Pada pengujian dengan menggunakan

uji wilcoxon juga didapatkan hasil yaitu tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara pengukuran ke-1 dan ke-2 dengan p=0,180 (p>0,05) .

4.2 PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh konseling

terhadap kepatuhan minum obat pasien penderita hipertensi. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya peningkatan

kepatuhan pada pasien hipertensi dalam penggunaan obat secara bermakna

setelah mendapatkan konseling di RSUD Undata Palu. Salah satu faktor yang

kemungkinan berperan dalam kegagalan konseling pasien penderita hipertensi

dengan komplikasi penyakit yang lain adalah ketidakpatuhan pasien terhadap

pengobatan. Konseling merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan

kepatuhan pasien dalam kontrol rutin serta menggunakan obat.

28
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien pada

pengobatan penyakit yang bersifat kronis pada umumnya rendah. Rendahnya

kepatuhan pasien yang mungkin disebabkan oleh ketidaksengajaan (contoh

karena aktivitas atau lupa dan sengaja tidak minum obat saat merasa bertambah

parah atau membaik) menunjukkan sebagian besar pasien tidak patuh terhadap

pengobatan hipertensi yang dijalani disebabkan pasien sering lupa meminum

obat dan pemahaman pasien yang salah mengenai penyakit mereka sehingga

pasien akan sengaja tidak meminum obat. Pasien yang tidak patuh dalam minum

obat beranggapan bahwa setelah pasien meminum obat antihipertensi kemudian

telah terjadi penurunan pada tekanan darah, pasien merasa penyakitnya telah

sembuh dan tidak perlu meminum obat kembali. Selanjutnya pasien akan

meminum obat kembali apabila timbul gejala-gejala kenaikan tekanan darah,

misal adanya rasa sakit di bagian tengkuk atau merasa pusing. Ketidakpatuhan

dalam mengonsumsi obat juga dapat disebabkan kurangnya pemahaman pasien

tentang resiko yang akan terjadi apabila tekanan darah pasien tidak mencapai

target yang ditetapkan.

Kepatuhan pasien dapat juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan

pengobatan. Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat yang optimal tanpa adanya

kesadaran dari pasien untuk patuh terhadap pengobatannya bahkan dapat

menyebabkan kegagalan terapi, serta menimbulkan komplikasi yang sangat

merugikan bagi pasien. Pengukuran tingkat kepatuhan penting dilakukan agar

tercapai efektivitas dan efisiensi pengobatan, serta untuk monitoring

keberhasilan pengobatan. Selain itu, tenaga kesehatan dapat melakukan evaluasi,

29
rekomendasi alternatif pengobatan, dan perubahan dalam berkomunikasi untuk

lebih meningkatkan kepatuhan pasien.

Pada penelitian yang dilakukan ini belum menghasilkan peningkatan

kepatuhan minum obat pada pasien dan juga belum mampu menurunkan tekanan

darah baik sistolik/diastolik secara bermakna. Hal ini bertentangan dengan

hipotesis dan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa konseling dapat

meningkatan kepatuhan minum obat dan dapat menurunkan tekanan darah

pasien hipertensi secara bermakna.

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi nilai tekanan

darah, walaupun pasien telah rajin minum obat tetapi faktor internal dan

eksternal akan sangat mempengaruhi. Faktor internal itu misalnya usia, semakin

tua umur maka arteri akan kehilangan elastisitasnya dan dapat meningkatkan

tekanan darah; stress; emosi yang berlebih; keadaan depresi pasien. Faktor

eksternal misalnya adanya permasalahan dari luar, pekerjaan, obesitas,

kebiasaan makan, cuaca, atau setelah melakukan suatu aktivitas seperti merokok

dan berlari (Sulaiman, et al., 2009; Sadorf, 2009; Calhoun & Ahmed, 2010).

Penelitian yang sebelumnya menunjukkan keberhasilan pengobatan pada

penderita hipertensi dengan penyakit lainnya tidak hanya dipengaruhi oleh

kepatuhan pasien akan tetapi juga oleh kualitas pelayanan kesehatan, sikap, dan

keterampilan petugas, sikap, dan pola hidup pasien beserta keluarga. Oleh

karena itu, untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam

penggunaan obat yang akan berdampak pada kepatuhan dalam pengobatan serta

keberhasilan proses penyembuhan, maka perlu dilakukan adanya pelayanan

informasi obat untuk pasien dan keluarga melalui konseling .

30
Beberapa alasan yang sering dikemukakan pasien pada penelitian ini

yang menimbulkan ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat anti

hipertensi adalah lupa minum obat, takut akan efek samping, terlambat kontrol,

tekanan darah yang sudah terkontrol dan ketidaknyamanan dalam

mengkonsumsi obat karena banyaknya obat yang dikonsumsi ataupun bisa

karena bosan.

Pada penelitian ini juga didapatkan rata-rata umur penderita 64 tahun dan

sebagian besar subjek penelitian sudah tidak bekerja atau sudah pensiun. Usia

lanjut akan meningkatkan ketergantungan subjek pada anggota keluarga, banyak

subjek penelitian yang terlambat kontrol karena tidak ada yang mengantarnya ke

puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

Faktor lainnya yaitu terkait seberapa lama pasien telah menderita

hipertensi, ada tidaknya penyakit lain yang menyertai hipertensi, serta ada

tidaknya komplikasi penyakit berat dapat berpengaruh pada penurunan tekanan

darah.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah subjek yang sedikit serta

variasi cukup besar antara individu yang menyebabkan tidak ada konseling

terhadap kepatuhan minum obat pasien hipertensi dan penurunan tekanan darah

tidak signifikan.

31

Anda mungkin juga menyukai