4.1 HASIL
orang tetapi yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel adalah 15 orang.
Jenis kelamin
Laki-laki 2 (13,33%)
Perempuan 13 (86,67%)
Rata-rata usia subjek penelitian adalah 64,75 tahun dan termasuk dalam
kategori lansia. Jenis kelamin pada penelitian ini lebih banyak pada
orang (13,33%).
hipertensi
kesehatan terdekat.
26
Tabel 4.2 Pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan
Kepatuhan Pengukuran P
Pengukuran ke-1 Pengukuran ke-2
(Sig)
Patuh 10 (66,7%) 13 (86,6%) 0,250
Tidak patuh 5 (33,3%) 2 (13,3%)
kelompok tidak patuh atau tidak rutin kontrol dan minum obat sebanyak 5
orang (33,3%) dan kelompok yang patuh sebanyak 10 orang (66,7%). Pada
orang (13,3%) dan kelompok yang patuh sebanyak 13 orang (86,6%). Data
yang diperoleh dari penelitian terdistribusi tidak normal, sehingga uji yang
nilai tekanan darah sistolik dan diastolik menggunakan uji pre-post test
27
Tabel 8. Tekanan darah sistolik dan diastolik
Pengukuran
Sistolik p Diastolik p
pre dan pos
Nilai turun 4 1
Nilai naik 9 0,064 4 0,180
Nilai tetap 2 10
uji wilcoxon juga didapatkan hasil yaitu tidak terdapat perbedaan yang
4.2 PEMBAHASAN
terhadap kepatuhan minum obat pasien penderita hipertensi. Hal ini tidak sejalan
setelah mendapatkan konseling di RSUD Undata Palu. Salah satu faktor yang
28
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien pada
karena aktivitas atau lupa dan sengaja tidak minum obat saat merasa bertambah
parah atau membaik) menunjukkan sebagian besar pasien tidak patuh terhadap
obat dan pemahaman pasien yang salah mengenai penyakit mereka sehingga
pasien akan sengaja tidak meminum obat. Pasien yang tidak patuh dalam minum
telah terjadi penurunan pada tekanan darah, pasien merasa penyakitnya telah
sembuh dan tidak perlu meminum obat kembali. Selanjutnya pasien akan
misal adanya rasa sakit di bagian tengkuk atau merasa pusing. Ketidakpatuhan
tentang resiko yang akan terjadi apabila tekanan darah pasien tidak mencapai
pengobatan. Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat yang optimal tanpa adanya
29
rekomendasi alternatif pengobatan, dan perubahan dalam berkomunikasi untuk
kepatuhan minum obat pada pasien dan juga belum mampu menurunkan tekanan
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi nilai tekanan
darah, walaupun pasien telah rajin minum obat tetapi faktor internal dan
eksternal akan sangat mempengaruhi. Faktor internal itu misalnya usia, semakin
tua umur maka arteri akan kehilangan elastisitasnya dan dapat meningkatkan
tekanan darah; stress; emosi yang berlebih; keadaan depresi pasien. Faktor
kebiasaan makan, cuaca, atau setelah melakukan suatu aktivitas seperti merokok
dan berlari (Sulaiman, et al., 2009; Sadorf, 2009; Calhoun & Ahmed, 2010).
kepatuhan pasien akan tetapi juga oleh kualitas pelayanan kesehatan, sikap, dan
keterampilan petugas, sikap, dan pola hidup pasien beserta keluarga. Oleh
penggunaan obat yang akan berdampak pada kepatuhan dalam pengobatan serta
30
Beberapa alasan yang sering dikemukakan pasien pada penelitian ini
hipertensi adalah lupa minum obat, takut akan efek samping, terlambat kontrol,
karena bosan.
Pada penelitian ini juga didapatkan rata-rata umur penderita 64 tahun dan
sebagian besar subjek penelitian sudah tidak bekerja atau sudah pensiun. Usia
subjek penelitian yang terlambat kontrol karena tidak ada yang mengantarnya ke
hipertensi, ada tidaknya penyakit lain yang menyertai hipertensi, serta ada
darah.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah subjek yang sedikit serta
variasi cukup besar antara individu yang menyebabkan tidak ada konseling
terhadap kepatuhan minum obat pasien hipertensi dan penurunan tekanan darah
tidak signifikan.
31