Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

BUNUH DIRI

1. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya. (Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar : 2000),
Bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:
 Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
 Bunuh diri dilakukan dengan intensi
 Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
 Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif), misalnya
dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja
berada di rel kereta api.

2. Jenis Bunuh Diri


Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan oleh kondisi
kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu seolah-olah tidak
berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka
tidak menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan mereka
yang menikah.
b. Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri
karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat
mengharapkannya.
c. Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dan
masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa.
Individu kehilangan pegangan dan tujuan. Masyarakat atau kelompoknya tidak memberikan
kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap kebutuhan-
kebutuhannya.

3. Tanda dan Gejala :


 Sedih
 Marah
 Putus asa
 Tidak berdaya
 Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal

4. Penyebab
Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah.
Terbagi menjadi:
1. Faktor Genetik
2. Faktor Biologis lain
3. Faktor Psikososial & Lingkungan
1. Faktor genetik (berdasarkan penelitian) :
 1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat
tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah
melakukan upaya bunuh diri.
 Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot.
2. Faktor Biologis lain:
Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:
 Stroke
 Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)
 Diabetes
 Penyakit arteri koronaria
 Kanker
 HIV / AIDS
3. Faktor Psikososial & Lingkungan:
 Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek
berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi.
 Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang berkembang,
memandang rendah diri sendiri
 Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem
pendukung social

5. Akibat
Resiko bunuh diri dapat megakibatkan sebagai berikut :
 Keputusasaan
 Menyalahkan diri sendiri
 Perasaan gagal dan tidak berharga
 Perasaan tertekan
 Insomnia yang menetap
 Penurunan berat badan
 Berbicara lamban, keletihan
 Menarik diri dari lingkungan social
 Pikiran dan rencana bunuh diri
 Percobaan atau ancaman verbal

6. Faktor Resiko Perilaku bunuh Diri


 Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria
 Usia: lebih tua, masalah semakin banyak
 Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri merupakan masalah.
 Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan percobaan bunuh diri /
penyalahgunaan zat.
 Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang dicintai,
pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.
 Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup diri.
 Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih beresiko mengalami
perilaku bunuh diri.

7. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri, Akibat
orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri Core problem

Harga diri rendah Causa/penyebab

8. Diagnosa/Masalah Keperawatan
1. Resiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

9. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan khusus :
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
o Perkenalkan diri dengan klien
o Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
o Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
o Bersifat hangat dan bersahabat.
o Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat
 Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan :
o Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting,
tali, kaca, dan lain lain).
o Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
o Awasi klien secara ketat setiap saat.
 Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
o Dengarkan keluhan yang dirasakan.
o Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
o Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
o Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
lain lain.
o Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan
untuk hidup.
 Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
o Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
o Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
o Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,
keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
 Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
o Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan
setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
o Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam
kesehatan.
o Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif
dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif
STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI

Pertemuan ke : 1
1. Kondisi Klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non verbal
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
4. Strategi Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a. Salam : ” Assalamu’alaikum, Selamat pagi? ”
b. Evaluasi :
” Perkenalkan bapak nama saya Perawat S, saya bertugas disini dinas pagi dari
jam 7 pagi sampai jam 2 siang. Maaf bapak namanya siapa ya?, biasanya
dipanggil apa? ”
” Bagaimana perasaan bapak A saat ini?, Apa yang sedang bapak rasakan? ”
c. Kontrak
1. Topik : ” Baiklah bapak A, saat ini kita akan bercakap-cakap tentang apa
yang bapak A rasakan selama ini ”
2. Waktu : ” bapak A mau berapa lama kita akan bercakap-cakap?
3. Tempat : ” bapak A tempatnya mau dimana kita berbincang-bincangnya? ”
2) Faser Kerja
”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling merasa
menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa
tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah
atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi?
Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati?
Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A
rasakan?”
”Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak
ada benda – benda yang membahayakan A)”
”Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A,
saya tidak akan membiarkan A sendiri”
”Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta bantuan
kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A
jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada
dorongan untuk mengakhiri kehidupan.”
”Saya percaya A dapat mengatasi masalah.”
3) Fase Terminasi :
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?”
” Coba A sebutkan lagi cara tersebut!”
”Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang.” (jangan
meninggalkan pasien).

Anda mungkin juga menyukai