Anda di halaman 1dari 9

Definisi

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri
atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa
bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat
mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh
diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan.
(Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009).
Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan,
individu secara sadar berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi
isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka, atau
menyakiti diri sendiri. (Clinton, 1995, hal. 262).
b. Kesimpulan
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan
dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress dan berkembang dalam
beberapa rentang.
c. Tanda gejala
1) Mempunyai ide untuk bunuh diri.
2) Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3) Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4) Impulsif.
5) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
6) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7) Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan).
8) Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan mengasingkan diri).
9) Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan
menyalahgunakan alcohol).
10) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
11) Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam karier).

2. Penyebab
a. Penyebab
1) Kehilangan status pekerjaan dan mata pencaharian.
2) Kehilangan sumber pendapatan secara mendadak karena migrasi, gagal panen, krisis moneter,
kehilangan pekerjaan, bencana alam.
3) Kehilangan keyakinan diri dan harga diri.
4) Merasa bersalah, malu, tak berharga, tak berdaya, dan putus asa.
5) Mendengar suara-suara gaib dari Tuhan untuk bergabung menuju surga.
6) Mengikuti kegiatan sekte keagamaan tertentu.
7) Menunjukkan penurunan minat dalam hobi, seks dan kegiatan lain yang sebelumnya dia
senangi.
8) Mempunyai riwayat usaha bunuh diri sebelumnya.
9) Sering mengeluh adanya rasa bosan, tak bertenaga, lemah, dan tidak tahu harus berbuat apa.
10) Mengalami kehilangan anggota keluarga akibat kematian, tindak kekerasan, berpisah, putus
hubungan.
11) Pengangguran dan tidak mampu mencari pekerjaan khususnya pada orang muda.
12) Menjadi korban kekerasan rumah tangga atau bentuk lainnya khususnya pada perempuan.
13) Mempunyai konflik yang berkepanjangan dengan diri sendiri, atau anggota keluarga.
14) Baru saja keluar dari RS khususnya mereka dengan gangguan jiwa (depresi, skizofrenia) atau
penyakit terminal lainnya (seperti kanker, HIV/AIDS, TBC, dan cacat).
15) Tinggal sendirian di rumah dan menderita penyakit terminal tanpa adanya dukungan keluarga
ataupun dukungan ekonomi.
16) Mendapat tekanan dari keluarga untuk mencari nafkah atau mencapai prestasi tinggi di sekolah.
17) Mendapat tekanan/bujukan dari organisasi/ kelompoknya.

b. Tanda dan gejala


1) Merasa sedih
2) Sering menangis
3) Kecemasan dan gelisah
4) Perubahan mood (senang berlebihan sampai sedih berlebihan)
5) Perokok dan peminum alkohol berat
6) Gangguan tidur yang menetap atau berulang
7) Mudah tersinggung, bingung
8) Menurunnya minat dalam kegiatan sehari-hari
9) Sulit mengambil keputusan
10) Perilaku menyakiti diri
11) Mengalami kesulitan hubungan dengan pasangan hidup atau anggota keluarga lain
12) Menjadi ”sangat fanatik terhadap agama” atau jadi ”atheis”
13) Membagikan uang atau barangnya dengan cara yang khusus
3. Akibat
a. Penyebab
1) Alkoholisme dan penyalahgunaan obat
2) Kelaianan tindakan dan depresi mental pada remaja
3) Dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia
4) Riwayat psikososial
5) Baru berpisah, bercerai/ kehilangan
6) Hidup sendiri
7) Tidak bekerja, perbahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami
8) Faktor-faktor kepribadian
9) Implisit, agresif, rasa bermusuhan
10) Kegiatan kognitif dan negatif
11) Keputusasaan
b. Tanda gejala
Merasa sedih, menyendiri, menghidarkan dari orang lain, menangi.

BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI PERTEMUAN KE 1

Masalah utama : resiko bunuh diri


Hari/tanggal :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien : mengalami depresi berat dan menciderai diri sendiri mengatakan ingin mati
2. Diagnosa keperawatan :
1) Gangguan proses fikir : waham
2) Isolasi sosial
3) Resiko bunuh diri
3. Tujuan umum
percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
4. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
3) Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh
diri

B. STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase orientasi
a. Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan
b. Perkenalkan diri dengan pasien
c. Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
d. Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)
e. Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri
f. Eksplor keluhan yang dirasa klien
g. Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya
h. Masukkan dalam jadwal harian.
Strategi Pelaksanaan
1) Salam Terapeutik ”Selamat pagi pak, kenalkan saya tris fanur liana, biasa di pangil lia, saya
mahasiswa Keperawatan Stikes bhamada slawi yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari
jam 7 pagi – 2 siang .”Nama bapak siapa? kalau boleh saya tahu bapak senang dipanggil siapa?
asalnya darimana?”
2) Evaluasi/ validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? ”
3) Topik ” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang bapak rasakan selama ini?
4) Waktu “Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
5) Tempat “Bagaimana kalau ditempat ini? bagaimana bapak? bersediakah?”
2. Fase kerja
a. Bagaimana perasaan bapak setelah ini terjadi?
b. Apakah bapak pernah kehilangan kepercayaan diri?
c. Apakah bapak merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain ?
d. Tenang saja bapak disini tidak sendiri ada perawat juga ada keluarga bapak
1) “Apakah bapak berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap bapak
mati? Apakah bapak pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang
bapak rasakan?”
2) ”Karena bapak tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup bapak,
saya tidak akan membiarkan bapak sendiri”
3) ”Apa yang bapak lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
4) ”Kalau keinginan itu muncul, maka akan mengatasinya bapak harus langsung minta bantuan
kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi bapak
jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan
untuk mengakhiri kehidupan.”
5) ”Saya percaya bapak dapat mengatasi masalah.”

3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh
diri?
4. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk mengatasi agar bapak terhindar dari ancaman bunuh diri
5. Kontrak
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti

STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN RESIKO


BUNUH DIRI PERTEMUAN KE 2

Masalah utama : Resiko bunuh diri


Hari/tanggal :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien : mengalami depresi berat dan menciderai diri sendiri mengatakan ingin mati
2. Diagnosa keperawatan :
1) gangguan proses fikir : waham
2) isolasi sosial
3) resiko bunuh diri
3. tujuan umum
klien dapat terhindar dari resiko bunuh diri
4. tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
3) Klien dapat mengungkapkan perasaanya
B. STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
1) Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan
2) Perkenalkan diri dengan pasien
3) Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
4) Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)
5) Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri
6) Eksplor keluhan yang dirasa klien
7) Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya

8) Masukkan dalam jadwal harian.


Strategi Pelaksanaan
a. Salam Terapeutik ”Selamat pagi pak, kenalkan saya tris fanur liana, biasa di pangil lia, saya
mahasiswa Keperawatan Stikes bhamada slawi yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari
jam 7 pagi – 2 siang .”Nama bapak siapa? kalau boleh saya tahu bapak senang dipanggil siapa?
asalnya darimana?”
b. Evaluasi/ validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? ”
c. Topik ” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang bapak rasakan selama ini?
d. Waktu “Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
e. Tempat “Bagaimana kalau ditempat ini? bagaimana bapak? bersediakah?”
2. Fase kerja
a. Bagaimana perasaan bapak setelah ini terjadi?
b. Apakah dengan bencana ini bapak paling merasa menderita di dunia ini?
c. Apakah bapak pernah kehilangan kepercayaan diri?
d. Apakah bapak merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?
1) “Apakah bapak merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah bapak sering
mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah bapak berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin
bunuh diri atau berharap bapak mati? Apakah bapak pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya,
bagaimana caranya? Apa yang bapak rasakan?”
2) ”Baiklah, tampaknya bapak membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar bapak ini untuk memastikan tidak
ada benda – benda yang membahayakan bapak(pisau, tali,benda tajam)”
3) ”Karena bapak tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup bapak,
saya tidak akan membiarkan bapak sendiri”
4) ”Apa yang bapak lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
5) ”Kalau keinginan itu muncul, maka akan mengatasinya bapak harus langsung minta bantuan
kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi bapak
jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan
untuk mengakhiri kehidupan.”
6) ”Saya percaya bapak dapat mengatasi masalah.”

3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh
diri?
4. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk
5. Kontrak
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI PERTEMUAN KE 3

Masalah utama : resiko bunuh diri


Hari/tanggal :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Kondisi klien : mengalami depresi berat dan menciderai diri sendiri mengatakan ingin mati
2. Diagnosa keperawatan :
a. gangguan proses fikir : waham
b. isolasi sosial
c. resiko bunuh diri
3. Tujuan umum
Klien dapat terhindar dari resiko bunuh diri
4. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
c. Klien dapat mengungkapkan perasaanya

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase orientasi
a. Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan
b. Perkenalkan diri dengan pasien
c. Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
d. Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)
e. Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh
diri
f. Eksplor keluhan yang dirasa klien
g. Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya
h. Masukkan dalam jadwal harian.

i. Strategi Pelaksanaan
1) Salam Terapeutik ”Selamat pagi pak, kenalkan saya tris fanur liana, biasa di pangil lia, saya
mahasiswa Keperawatan Stikes bhamada slawi yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari
jam 7 pagi – 2 siang .”Nama bapak siapa? kalau boleh saya tahu bapak senang dipanggil siapa?
asalnya darimana?”
2) Evaluasi/ validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? ”
3) Topik ” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang bapak rasakan selama ini?
Seperti kontrak kemarin ya pak ?
4) Waktu “Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
5) Tempat “Bagaimana kalau ditempat ini? bagaimana bapak? bersediakah?”
2. Fase kerja
a. Bagaimana perasaan bapak hari ini ?
b. Apakah bapak masih melakukan hal yang menyakiti diri sendiri ?
c. Bapak makin hari kondisinya makin bagus
d. Bapak sudah mau mengikuti saran dari perawat
e. Nanti apabil kondisi bapak seperti ini trus kemungkinan bapak bisa sembuh
f. Bagaimana apakah bapak ada keluhan lain ?
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang ?
a. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk mengajarkan teknik untuk menghilangkan suara aneh pada bapak
b. Kontrak
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti

Anda mungkin juga menyukai