Anda di halaman 1dari 13

tips menjaga kebugaran pada saat puasa bagi penderita diabetes

Menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan bagi pasien diabetes memiliki masalah tersendiri,
karena harus menjaga gula darah di dalam tubuh tetap terkontrol agar terhindar dari gula darah turun
atau gula darah tinggi karena makan berlebihan saat berbuka.

Selain itu, secara umum kita juga harus tetap menjaga sistem imun supaya jangan turun karena
berpuasa di saat pandemi akibat virus Covid 19 karena tentu saja kita akan mengalami perubahan
kebiasaan dan pola makan yang akan sangat berpengaruh terhadap perubahan metabolisme tubuh.

PUASA SEHAT GULA DARAH TERJAGA

Menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi pasien diabetes memiliki
masalah tersendiri karena harus menjaga gula darah di dalam tubuh tetap terkontrol
agar terhindar dari Hipoglikemia (gula darah turun) ataupun hiperglikemia (gula darah
tinggi) karena makan berlebihan saat berbuka.

Selain itu, secara umum kita juga harus tetap menjaga sistem imun supaya jangan
turun karena berpuasa di saat pandemi akibat virus Covid 19. Karena tentu saja kita
akan mengalami perubahan kebiasaan dan pola makan yang akan sangat berpengaruh
terhadap perubahan metabolisme tubuh.

Hal tersebut disampaikan dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals Manado, dr.
Diane Paparang Sp.GK., melalui edukasi secara Webinar dan berkelanjutan yang
dilakukan manajemen Siloam Hospitals Manado, yang kali ini bekerja sama dengan
Diabetasol, yang dihadiri total 196 peserta secara on line dari masyarakat umum kota
Manado dan sekitarnya serta 150 peserta dari Dandim 1303/Bolmong (15 koramil dan 1
mako) atas arahan Letkol Inf Raja Gunung Nasution S.IP pada Jumat (16/04) di kota
Manado.
“Kendala lain saat berbuka puasa, umumnya kita akan makan secara berlebih karena
merasa kurangnya asupan selama melaksanakan puasa, dan tidak sesuai komposisi
yang seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini justru membahayakan si
penderita diabetes itu sendiri”, kata dokter Diane melalui acara live Webinar.

Dikatakan dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals Manado, dr. Diane
Paparang Sp.GK., Hal penting yang tepat dilakukan, adalah harus diiringi dengan
mengikuti pola makan seimbang dan prinsip 3J, yaitu dengan menghitung jumlah kalori
ideal yang harus dikonsumsi tubuh, kemudian harus memperhatikan jenis serta jumlah
makanan yang dikonsumsi
Pengidap Diabetes Harus Terapkan 3J agar Hidup
Sehat

“Untuk itu harus bisa mengatur porsi makan pada saat berpuasa agar kadar gula darah
tetap terjaga,” imbuh Diane mengingatkan.

Pengaturan porsi makan tentunya sangat mempengaruhi perubahan gula darah dalam
tubuh. Adapun jenis makanan sehat yang ideal adalah makanan yang mengandung 45-
65% karbohidrat, 10-20% protein, lemak 20-25%, serta vitamin dan mineral yang
penting untuk sistem imun.

Melalui edukas ini pun, Diane mengingatkan bahwa menghindari makanan dan
minuman manis yang mengandung gula merupakan hal penting yang harus dilakukan
termasuk membatasi konsumsi gula per hari dengan 50 gram atau sebanyak 4 sendok
makan yang disesuaikan jadwal.

“Jumlah asupan kalori yang di sarankan pada saat sahur yaitu sekitar 40% dari total
kebutuhan energi dan dianjurkan sahur menjelang imsak.
Pada saat berbuka puasa disarankan untuk tidak Langsung memakan banyak makanan
karena hanya akan membuat perut sebah. Makanan berat akan membebani kerja
lambung yang sudah beristirahat selama puasa,makan secara bertahap, mulai dari
minum air putih, dan sedikit makanan manis sesuai dengan sunnah nabi, tetapi pada
penderita diabetes sebaiknya dari manis buah atau susu khusus diabetes, untuk
memenuhi kebutuhan glukosa dan menormalkan gula darah yang menurun selama
berpuasa. Jumlah kalori yang di anjurkan sekitar 10% dari total kebutuhan energi tubuh
kita.

Setelah berbuka puasa, setelah shalat magrib dilakukan makan utama, disarankan
tidak terlalu banyak karena dapat menyebabkan kalori berlebih dan mengakibatkan
terjadinya obesitas. Jumlah kalori yang di disarankan sekitar 40% dari total kebutuhan
energi tubuh. Selingan makan setelah shalat taraweh bisa di lakukan dengan jumlah
kalori 10% dari total kebutuhan energi,” tutur Diane.

Jaga Kadar Gula Darah


Melakukan hal pengecekan gula darah secara reguler guna mendapatkan konsultasi
dari dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak merupakan tips penting
yang harus diketahui pengidap Diabetes.

Hal ini guna mencegah kondisi semakin memburuk dan cepat mendapatkan
penanganan serta arahan.
Selain mengatur pola makan, penderita diabetes harus tetap melakukan aktivitas fisik
untuk memperbaiki resistensi insulin dan juga berperan penting dalam keseimbangan
zat gizi. Olah raga berat tidak dianjurkan dan sebaiknya melakukan olah raga ringan
sekitar 30 menit sekitar 2-3 jam sebelum berbuka puasa atau setelah shalat taraweh.

“Semakin sedikit bergerak harus semakin sedikit makan, ” pungkas dokter Diane

Berikut tips perencanaan makanan yang baik untuk penyandang diabetes yang ingin berpuasa:

1. Makan harus sesuai dengan kebutuhan kalori dan seimbang nilai gizinya.

2. Hindari makanan tinggi kabohidrat dan lemak sekaligus

3. Makan sahur selambat mungkin, buka sesegera mungkin.

4. Minum sebanyak mungkin, terutama setelah berbuka.

5. Porsi makan tidak berubah drastis (harus sama seperti porsi hari biasa).

Lebih lanjut, dr. Dante juga membagikan tips mengonsumsi makanan saat sahur dan berbuka
puasa:

1. Saat Sahur
Saat sahur, dianjurkan makan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks, yaitu karbohidrat
yang dicerna lebih lambat dan membuat kenyang lebih lama, seperti nasi, roti, umbi-umbian.
"Sehingga jika dicerna dengan lambat akan masuk dengan lambat, sehingga mencegah
hipoglikemia, menjaga kadar gula darah dalam waktu yang lama pada saat puasa," jelas dr.
Dante.
2. Saat Berbuka
Perbanyak konsumsi jenis karbohidrat sederhana. Karena, saat puasa kadar gula darah pasien
diabetes cenderung menurun.
"Maka, pada saat berbuka pastikan langsung mengonsumsi karbohidrat simpleks. Misalnya
minuman manis, seperti sirup atau kolak, sehingga membantu gula darah meningkat," tuturnya.

Selain itu, sebaiknya hindari makanan yang terlalu banyak mengandung lemak. Hal lain yang
penting diperhatikan selama berpuasa adalah pengelolaan mandiri, monitor gula darah mandiri,
tanda-tanda hiperglikemia, cara makan dan pencegahan dehidrasi, penyesuaian aktivitas fisik,
perubahan dosis dan waktu pemberian obat, hingga mewaspadai kemungkinan terjadinya
komplikasi akut.
Tips bagi Penderita Diabetes agar Tetap Segar Berpuasa

Jakarta: Memasuki Ramadan, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi para

penderita diabetes. Para penderita diabetes, sebaiknya menjalankan pola hidup yang sehat

meskipun bulan Ramadan.

Mengingat pada saat bulan suci, pada umumnya seseorang akan dibatasi untuk makan dan

minum seperti biasanya.

“Saat berpuasa agar tetap fit sepanjang hari walaupun beraktivitas, bagi penderita diaberes

sebaiknya ketika sahur dan berbuka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan indeks

glikemik yang rendah, agar pelepasan gula darah dari dalam makanan perlahan. Sehingga rasa

kenyang pun menjadi lebih lama serta lebih berenergi untuk beraktivitas,” ujar dr. Adeline

Devita, seorang Praktisi Kesehatan, pada acara KULWAP bersama KALCare.

Dokter Adeline menambahkan bahwa pelepasan gula darah secara perlahan dari makanan

yang dikonsumsi saat sahur dapat menstabilkan kadar gula darah dari penderita diabetes.

Sehingga setelah makan, gula garah tidak langsung meningkat secara signifikan.

Semakin rendah indeks glikemik yang dimiliki oleh suatu makanan, maka semakin baik pula
makanan tersebut dikonsumsi oleh diabetes, begitu pun sebaliknya.

“Beberapa contoh makanan dengan Indeks glikemik yang rendah seperti sereal gandum,

sayuran hijau, buah-buahan, ataupun beras merah," terang dr. Adeline.

Diabetes sendiri sering disebut dengan penyakit gula. Akan tetapi, menurut dr. Adeline masalah

utama yang perlu menjadi perhatian bagi para penderita diabetes justru terletak pada asupan

karbohidrat dibandingkan dengan asupan gula itu sendiri.

“Para penderita diabetes, kerap kali mengalami kenaikan kadar gula dalam darah karena

mereka tidak bisa mengontrol asupan karbohidrat yang dikonsumsinya, ketimbang asupan gula.

Penderita diabetes harus mengikuti anjuran 3 J yaitu Jumlah makanan, Jenis makanan, dan

Jadwal makanan,” ujar dr. Adeline.

Menurut dr. Adeline, jenis dan jumlah makanan yang banyak mengandung gula serta jadwal

makan yang tidak teratur dapat meningkatkan kadar gula darah. Jumlah kalori basal yang

besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, bergantung pada jenis kelamin, umur, aktivitas, dan status

gizi. Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori wanita sebesar

25kal/kgBB dan untuk pria sebesar 30kal/kg BB.

"Untuk itu, penting sekali menjaga agar gula darah tetap stabil bagi para penderita diabetes.

Selain tubuh lebih fit saat berpuasa, dengan pengendalian gula darah yang baik dapat

membantu menjaga imunitas tubuh bagi para penderita diabetes khususnya dalam masa

pandemi covid-19 ini,” tutup dr. Adeline.


Pengidap Diabetes Harus Terapkan 3J agar Hidup
Sehat
Mengatur pola makan merupakan upaya agar penderita Diabetes Militus (DM) dapat
mengontrol gula darah, hidup sehat, dan terhindar dari komplikasi. Kuncinya menerapkan
3J termasuk memilih makanan dengan Indeks Glikemik (IG) rendah.

Penderita juga perlu mengatur asupan beberapa makanan, yaitu makanan dengan IG
rendah supaya gula darah tidak cepat naik. Karena, makanan dengan IG tinggi akan
meningkatkan gula darah lebih cepat.

Beberapa makanan yang perlu pembatasan konsumsi (IG sedang (55-70)), yaitu
serialia (beras brasmati, roti tawar putih, spageti direbus selama 20 menit), sayur
(jagung manis dan ubi jalar), buah (pepaya, nanas, dan melon), susu dan olahannya
(susu bubuk dan es krim), minuman (soft drink cola), gula dan pemanis (gula pasir, gula
jawa, dan madu) serta makanan olahan (seperti dodol).

Adapun, makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang IG-nya  tergolong tinggi
atau di atas 70. Jenis makanan tersebut , yaitu serealia (beras putih, roti tawar
gandum, cracker, dan waffle), sayur (kentang panggang, kentang rebus, kentang
goreng), buah (semangka), gula dan pemanis (glukosa, sirup, susu kental manis) dan
makanan olahan (abon, dendeng, sarden).

Dari sejumlah makanan yang dibatasi dan dihindari, dalam program diet, Aziza
mereferensikan makanan yang boleh dikonsumsi. Makanan tersebut berupa serealia
(beras cokelat, bihun), roti-rotian (cookies oatmeal), sayur (wortel, kacang polong,
ketela), kacang-kacangan (kacang merah, kedelai, kacangkacangan), buah (apel,
anggur, mangga, jeruk, pir, pisang), susu dan olahannya (susu skim/rendah lemak) dan
minuman (jus apel, jus jeruk).

Sebagai contoh, berikut pengaturan menu makan dalam sehari. Menu yang telah
mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati serta sayur dan buah. Menu ini
memiliki kandungan energi total sebanyak 1.700 kkal. Kandungan gizi berupa
karbohidrat sebesar 275 g, protein sebesar 55 g dan lemak sebesar 36 g. Yang tidak
terlupakan, program diet dibarengi dengan aktivitas fisik. Latihan fisik yang dapat
dilakukan, seperti jalan kaki minimal 3-4 kali dalam seminggu selama 30 menit dalam
setiap aktivitas. “Latihan fisik akan membantu menurunkan glukosa darah dengan lebih
mudah,” tegas Aziza.
TIPS RAMADHAN SEHAT BAGI PASIEN
DIABETES MELITUS
Oleh: Septiana Tri Wahyuni, M.Clin.Pharm., Apt
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada
Bulan Ramadhan telah tiba. Umat muslim yang menjalankan ibadah puasa perlu melakukan
persiapan khusus mengingat pola dan waktu makan yang berubah. Bagi pasien dengan penyakit
kronis, yang sebenarnya dalam hal ini tidak diwajibkan berpuasa, diperlukan perhatian khusus
dan persiapan yang matang jika ingin tetap menjalankan ibadah puasa. Berikut ini beberapa tips
yang dapat diikuti untuk menjalankan ibadah puasa bagi pasien yang menderita penyakit
diabetes.

1. Konsultasi dengan tenaga kesehatan


Langkah pertama yang perlu dipersiapkan adalah pastikan Anda sudah berdiskusi dengan tenaga
kesehatan seperti dokter, apoteker dan nutrisionis mengenai keinginan diri Anda untuk berpuasa.
Tenaga kesehatan akan menilai riwayat kesehatan Anda dan memberi panduan serta pandangan
mengenai kondisi medis Anda. Namun tetap keputusan akhir berpuasa atau tidak dikembalikan
kepada pasien sendiri. Anda akan mendapat beberapa rekomendasi dan nasehat yang harus
diperhatikan dan dipatuhi jika Anda tetap berpuasa.

2. Pemantauan kadar gula darah


Ada beberapa risiko yang harus diwaspadai pada pasien diabetes yang menjalankan puasa yaitu
terjadinya hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah), hiperglikemia (tingginya kadar gula
darah), dan dehidrasi (kekurangan cairan). Sehingga penting untuk melakukan pemantauan kadar
gula darah yaitu beberapa jam setelah makan (2 jam sesudah makan sahur), sebelum berbuka
puasa, dan sebelum tidur. Anda tidak perlu mencemaskan puasa Anda akan batal karena
menusuk jari untuk melakukan tes darah bukan merupakan hal yang membatalkan puasa. Jika
Anda mengalami gejala hipoglikemia seperti gemetar, lemah, terasa sangat lapar, mata
berkunang-kunang, keringat dingin, pusing, gelisah, dada berdebar-debar, dan dilakukan
pengukuran kadar gula darah dengan nilai < 60 mg/dL, Anda harus segera membatalkan puasa
dengan minum minuman manis atau jus buah dan mengecek kembali kadar gula setelah 15-20
menit serta segera menghubungi dokter. Kondisi hipoglikemia akan sangat berbahaya jika tidak
dilakukan penanganan yang cepat dan tepat,

 Sebaliknya, jika Anda dalam kondisi hiperglikemia (kadar gula meningkat) dengan kadar di atas
300 mg/dL dan gejala yang dialami berupa rasa haus yang berlebihan, pusing, sering buang air
kecil, kelelahan, mual/muntah dan nyeri perut, Anda juga harus membatalkan puasa dan segera
menghubungi dokter. Untuk menghindari dehidrasi pada pasien diabetes yang tidak dibatasi
asupan cairannya disarankan untuk minum air putih sebanyak mungkin. Tanda-tanda dehidrasi
adalah sangat haus, kulit dan lidah terasa kering, dan pikiran terganggu/mengantuk/sulit
konsentrasi.

3. Pengaturan pola makan


Untuk pola makan, Anda diharapkan melakukan perencanaan dari jenis, jumlah dan asupan
kalori selama berpuasa. Anda juga dapat berdiskusi dengan nutrisionis mengenai hal ini. Dalam
hal ini yang harus diperhatikan adalah asupan kalori tetap sama dengan asupan harian ketika
Anda tidak berpuasa. Asupan kalori per hari dibagi menjadi dua yaitu saat sahur dan berbuka
ditambah 1-2 waktu mengkonsumsi makanan kecil jika dibutuhkan. Untuk jenis makanan harus
seimbang dengan komposisi 45-50% karbohidrat, 20-30% protein dan <35% lemak serta
dianjurkan lemak tunggal dan jamak yang tidak jenuh (mono dan polyunsaturated).  Dianjurkan
mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah dan tinggi serat saat sahur dan berbuka
seperti gandum, kacang-kacangan, ubi, nasi merah. Makanan dengan indeks glikemik rendah dan
tinggi serat dapat mengeluarkan energi secara perlahan sehingga Anda tidak cepat merasa lapar
dan tidak membuat kadar gula Anda melonjak tinggi. Makanan yang disarankan adalah sayur,
buah-buahan, dan ikan serta hindari makan makanan yang tinggi lemak jenuh seperti daging,
gorengan, es krim, keju, dan susu tinggi lemak. Hindari makanan penutup yang manis-manis.
Jika memasak gunakan minyak seminimal mungkin dan dapat menggunakan minyak zaitun atau
minyak sayur serta hindari minum minuman berkafein, bersoda dan minuman olahan yang
manis. Banyak minum air putih untuk menjaga agar Anda tidak dehidrasi ketika menjalankan
puasa.
 

4. Aktivitas fisik
Olahraga berat tidak direkomendasikan selama puasa karena dapat meningkatkan risiko
hipoglikemia dan dehidrasi. Namun Anda disarankan untuk tetap aktif secara fisik. Hindari
olahraga 1-2 jam sebelum berbuka puasa karena dapat menimbulkan gula darah terlalu rendah.
Olahraga dapat dilakukan setelah berbuka puasa. Dalam hal ini kegiatan sholat tarawih dapat
dilakukan sebagai bentuk pasien tetap aktif secara fisik. Anda juga dianjurkan untuk beristirahat
setelah sholat dzuhur (siang hari).

Dokter akan merubah regimen obat-obatan rutin yang Anda gunakan selama puasa jika
diperlukan ketika Anda mencoba berpuasa. Hal ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan
risiko hipoglikemia saat berpuasa. Konsultasikan hal ini dengan dokter dan apoteker Anda untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut terutama pada pasien yang menggunakan dengan regimen
obat dengan tiga kali penggunaan, obat-obatan sulfoniluria, dan insulin.

Komunikasi dan kerjasama yang baik antara Anda dan tim kesehatan yang menangani diabetes
akan sangat membantu Anda agar ibadah puasa yang Anda lakukan berjalan lancar. Hal
terpenting adalah Anda siap dengan bekal yang cukup dan mengetahui langkah-langkah
penanganan ketika Anda merasakan hal yang tidak wajar dengan badan Anda. Jangan takut
untuk bertanya. Semoga dapat membantu, salam sehat dan selamat menunaikan ibadah puasa.

Anda mungkin juga menyukai