Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA

MAKALAH PSIKODINAMIKA KLIEN KRISIS

Di Susun Oleh

Ade Sufyan S (10/1559/PD/0004)


Chaerunisa (10/1571/PD/0016)
Dewi Puspita S (10/1578/PD/0023)
Haris Ashar (10/1590/PD/0035)
Iwan Abdul K (10/1600/PD/0045)
Meyra Dwi H (10/1607/PD/0052)
Ratna Wahyuningsih (10/1618/PD/0063)
Retno Wahyu P (10/1621/PD/0066)
Tito Husodo (10/1634/PD/0079)
Wiwit Arlyani (10/1639/PD/0084)

Kelompok IV A

Program Studi D3 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Harapan Bangsa
Purwokerto
KATA PENGATAR

Alhamdulillahhirobil’alamin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadiarat Allah


SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah “ Psikodinamika Klien Krisis ” ini.
Meski pun makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada pada kami, baik
keterbatasan waktu, dana, terlebih lagi keterbatasan kemampuan kami, namun kami berharap
semoga makalah ini memenuhi syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Makalah ini akan sulit terselesaikan tanpa bantuan dari berbagi pihak yang telah
membantu, baik dari dalam maupun dari luar lingkungan kampus. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ibu dan ayah senantiasa memberikan dorongan semangat dan motifasi kepada penulis.
2. Ibu Ns. Arni Nur Rahmawati, S. Kep selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Jiwa.
3. Bapak Danang Tri Yudono, S. Kep., Ns selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan
Jiwa.
4. Teman-teman yang memberikan dukungan dan dorongan kami untuk berusaha
malakukan yang terbaik.
Tak ada gading yang tak retak, jika terdapat kekurangan atau bahkan kesalahan dalam
makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan
dalam pembuatan tugas yang sama berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi kami selaku tim penyusun, dan umumnya bagi para pembaca

Purwokerto, April 2012

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................
B. Tujuan Penulisan....................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Krsis ........................................................................
B. Pengertian dan Psikodinamika Klien Krisis .........................
C. Intervensi Krisis ....................................................................
D. Deferensial Krisis ..................................................................
E. Type Krisis ............................................................................
F. Pelaksanaan Intervensi Krisis ...............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini negara Indonesia mengalami banyak sekali krisis,diantaranya ada


krisis moneter dan krisis psikodinamika. Krisis psikodinamika gangguan internal
(konflik/masalah) yang diakibatkan oleh peristiwa yang menegangkan atau mengancam
yang dirasakan pada individu.ini suatu acaman serius dan tambahan masalah lagi untuk
bangsa Indonesia. Oleh karena itu dalam menangani krisis ini pun berbeda dengan krisis
krisis lainnya.
Seseoarang akan memendang bahwa dirinya sudah tidak berguna dan ada
sesautu yang mengancam dirinya.oleh karenanya perlu dukungan dalam mengatasi
masalah krisis psikodinamika ini agar tidak ada lagi krisis – krisi yang muncul lagi dan
timbul masalah baru lagi.

B. TUJUAN

1. Agar mahasiswa memahami krisis psikodinamika secara umum


2. Mahasiswa mengetahui faktor penyebanya
3. Mahasiswa cara penanggulngannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Krisis
Krisis adalah gangguan internal (konflik/masalah) yang diakibatkan oleh peristiwa yang
menegangkan atau mengancam yang dirasakan pada individu.
Krisis : suatu kondisi individu tak mampu mengatasi masalah dengan cara penanganan
(koping) yang biasa dipakai.
Krisis : ketidakseimbangan psikologis yang merupakan hasil dari peristiwa menegangkan
/ mengancam integritas diri.
Konsep krisis :
1. Krisis terjadi pada semua individu, tidak selalu patologis
2. Krisis dipicu oleh peristiwa yang spesifik
3. Krisis bersifat personal
4. Krisis bersifat akut, tidak kronis, waktu singkat ( 4-6 minggu )
5. Krisis berpotensi terhadap perkembangan psikologis atau bahkan akan membaik
Faktor yang berpengaruh :
 Pengalaman problem solving sebelumnya
 Persepsi individu terhadap suatu masalah
 Adanya bantuan atau bahkan hambatan dari orang lain
 Jumlah dan tipe krisis sebelumnya
 Waktu terakhir mengalami krisis
 Kelompok beresiko
 Sense of mastery
 Resilence; factor perlindungan berupa perilaku yang berkontribusi terhadap
keberhasilan koping dengan stress lain. Faktor perlindungan antara lain
kompetensi social, ketrampilan memecahkan masalah, otonomi, berorientasi pada
tujuan, ide belajar, dukungan keluarga, dukungan social. Resilient ( individu yang
tabah/ulet ) mempunyai harga diri tinggi, berdaya guna, mempunyai keterampilan
memecahkan masalah, mempunyai kepuasan dalam hubungan interpersonal.
Faktor resiko :
 Wanita
 Etnik minoritas
 Kondisi social ekonomi rendah
 Problematik predisaster functioning and personality

B. Pengertian dan Psikodinamika Klien Krisis


Suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan seseorang
yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme coping individu tersebut tidak dapat
memecahkan masalah.
Ganggaun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh stress atau yang dipersepsikan
oleh individu sebagai ancaman.

C. Intervensi Krisis
Intervensi krisis adalah metode pemberian bantuan terhadap mereka yang tertimpa krisis,
dimana masalah yang membutuhkan penanganan yang cepat dapat segera diselesaikan
dan keseimbangan psikis yang dipulihkan.
Tujuan intervensi krisis adalah resolusi, berfokus pada pemberian dukungan terhadap
individu sehingga individu mencapai tingakat fungsi seperti sebelum krisis, atau bahkan
pada tingkat fungsi yang lebih tinggi. Selain itu juga untuk membantu individu
memecahkan masalah dan mendapatkan kembali keseimbangan emosionalnya.
Peran intervensi adalah membantu individu dalam :
1. Menganalisa situasi yang penuh stress
2. Mengungkapkan perasaan tanpa penilaian
3. Mencari cara untuk beradaptasi dengan stress dan kecemasan
4. Memecahkan masalah dan mengidentifikasi strategi dan tindakan
5. Mencari dukungan ( keluarga, teman, komunitas )
6. Menghindari stress yang akan datang dengan anticipatory guidance

Intervensi dilakukan dengan pendekatan proses perawatan yaitu melalui pengkajian,


perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

D. Deferensial krisis
E. Type krisis
1. Krisis maturasi/krisis perkembangan
 Dipicu oleh stressor normal dalam proses perkembangan
 Terjadi pada masa transisi proses pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
tahap perkembangan tergantung pada tahap sebelumnya, setiap tahap
perkembangan merupakan tahap krisis bila tidak difasilitasi untuk dapat
menyelesaikan tugas perkembangan.
 Misal : Masuk sekolah, pubertas, menikah, meninggalan rumah, menjadi
orang tua, pensiun dll.
2. Krisis situasional
 Merupakan respon terhadap peristiwa traumatic yang tiba-tiba dan tidak dapat
dihindari yang mempunyai pengaruh besar terhadap peran dan identitas
seseorang
 Cenderung mengikuti proses kehilangan, seperti kehilangan pekerjaan, putus
sekolah, putus cinta, penyakit terminal, kehamilan/kelahiran yang tidak
diinginkan. Respon yang biasa mucul terhadap kehilangan adalah depresi
 Kesulitan dalam beradaptasi dengan krisis situasional ini berhubungan dengan
kondisi dimana seseorang sedang berjuang menyelesaikan krisis
perkembangan
3. Krisis social
 Krisis yang terjadi di luar kemampuan individu. Adanya situasi yang
diakibatkan kehilangan multiple dan perubahan lingkungan yang luas
 Contoh : terorisme, kebakaran, gempa bumi, banjir, perang

Tipe krisis yang lain (Townsend, 2006):

1. Dispisitional crises, merupakan respon akut terhadap stressor eksternal


2. Crises of anticipated life transition, suatu transisi siklus kehidupan yang normal
yang diantisipasi secara berlebihan oleh individu saat merasa kehilangan kendali
3. Crises resulting from traumatic stress, krisis yang dipicu oleh stressor eksternal
yang tidak diharapkan sehingga individu merasa menyerah karena kurangnya atau
bahkan tidak mempunyai control diri.
4. Developmental crises, krisis yang terjadi sebagai respon terhadap situasi yang
mencetuskan emosi yang berhubungan dengan konflik kehidupan yang tidak
dapat dipecahkan
5. Crises reflecting psychopathology, misalnya neurosis, schizophrenia, borderline
personality
6. Psychiatric emergency, krisis yang secara umum telah mengalami kerusakan yang
parah terhadap fungsi kehidupan. Misalnya acute suicide, overdosis, psikosis
akut, marah yang tidak terkontrol, intoksikasi alcohol, reaksi terhadap obat-obatan
halusinogenik.

F. Pelaksanaan Intervensi Krisis


- Bantuan untuk individu yang mengalami krisis meliputi konseling melalui
telepon, hotlinesdan konseling krisis singkat (1 sampai 6 sesi).
- Bantuan untuk kelompok atau komunitas yang mengalami krisis. (Tim bantuan krisis,
Tim bantuan bencana, . Konseling stres akibat krisis)
- Perawat di lingkungan rumah sakit akut dan kronik membantu individu dan keluarga
berespon terhadap krisis penyakit yang serius, hospitalisasi dan kematian.
- Perawat di lingkungan masyarakat (mis., kantor, klinik rumah, sekolah) memberikan
bantuan pada individu dan keluarga yang mengalami krisis situasional dan
perkembangan.
- Perawat yang bekerja dengan sekelompok klien tertentu harus mengantisipasi situasi
di mana krisis dapat terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai