Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

“ANSIETAS”

Disusun oleh :

1. Fattakhur Rozak. (222020010056)


2. Upik Ayu Gustina (222020010057)
3. Tusika Pratiwi (222020010058)
4. Dhamayanti Sholihatul F (222020010060)
5. Yunita Afifah (222020010061)
6. Fina Efita Nuraini (222020010062)
7. Sistamilda Elsariana (222020010063)

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan matri “Asuhan
Keperawatan Ansietas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Jiwa.
Makalah ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan untuk kami. Untuk itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yulisetyaningrum, S.Kep.Ners.,M.Si.Med dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Jiwa.
2. Rekan – rekan mata kuliah Keperawatan Jiwa.
3. Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan bantuan
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.

Kudus, 21 Juli 2022

Penyusun

ii
Universitas Muhammadiyah Kudus
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Konsep Kecemasan ..................................................................................................................... 3
B. Proses Asuhan Keperawatan ....................................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 25
 Kesimpulan ............................................................................................................................... 25
 Saran ......................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 26

iii
Universitas Muhammadiyah Kudus
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa objek
yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti
masuk sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak (Stuart, 2009). Kecemasan
merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut dari kenyataan
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya (Pardede &
Simangunsong, 2020). Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis
individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang
dianggap mengancam (Hulu & Pardede, 2016). Beberapa penelitian sudah dilakukan
tentang kecemasan dan terapi yang diberikan untuk mengatasi kecemasan seperti
penelitian (Marbun, et al , 2019; Pardede & Simangunsong, 2020; Pardede, Sitepu &
Saragih; Pardede & Tarigan, 2020).
Beck, Amey & Greenberg (Freeman & Di Tomasso dalam Wolman & Stricker,
1994) dalam (Canisti, 2013) mengemukakan bahwa dari sudut pandang kognitif
(cognitive model), terdapat lima kemungkinan faktor predisposisi atau faktor yang secara
potensial dapat menyebabkan individu mengalami kecemasan, diantaranya : 11
1. Generative inheritability (pewarisan genetik)
Faktor hereditas mempengaruhi mudah tidaknya saraf otonom menerima
rangsang. Dengan kata lain, seseorang dengan sejarah keluarga atau keturunan
yang memiliki gangguan dalam kecemasan bila dihadapkan pada situasi yang
mencemaskan.
2. Physical disease states (penyakit fisik)
Pandangan kognitif mengatakan bahwa faktor penyebab penyakit fisik dapat
membuat individu mengalami kecemasan.
3. Phychological trauma/mental trauma (trauma mental)
Individu akan lebih mudah cemas ketika ia dihadapkan pada situasi yang serupa
dengan pengalaman terdahulu yang menimbulkan trauma, dimana situasi tersebut
seperti skema yang telah dipelajari.
4. Absence of coping mechanisms (tidak adanya mekanisme penyesuaian diri)

1
Universitas Muhammadiyah Kudus
Individu yang mengalami kecemasan akan sering menunjukkan defisit dalam
respon penyesuaian diri terhadap kecemasan itu sendiri. Mereka merasa tidak
berdaya untuk menemukan strategi dalam mengatasi kecemasannya tersebut.
Akibatnya individu tersebut membiarkan diri mereka berada dalam situasi yang
secara potensial yang dapat membuat mereka cemas.
5. Irrational thoughts, assumptions and cognitive processing errors. (pikiran-pikiran
irasional, asumsi dan kesalahan proses kognisi)
Pada individu yang memiliki gangguan kecemasan, keyakinan yang tidak realistik
atau keyakinan semu mengenai suatu ancaman atau bahaya 12 dianggap dipicu
oleh situasi-situasi tertentu yang mirip dengan situasi ketika keyakinan semu
tersebut dipelajari. Jika skema keyakinan semu tersebut teraktifkan, maka skema
ini akan mendorong pikiran, tingkah laku dan emosi orang tersebut untuk masuk
dalam keadaan cemas.
Selain faktor predisposisi kecemasan, Freeman dan Di Tomasso (dalam Wolman &
Stricker, 1994) dalam (Canisti, 2013) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor
pencetus kecemasan, yaitu :
1. Masalah fisik, dapat menyebabkan kelelahan sehingga mempengaruhi ambang
toleransi individu untuk menghadapi stressor dalam kehidupan sehari-hari.
2. Stressor eksternal yang berat, seperti kematian orang yang dicintai atau
kehilangan pekerjaan.
3. Stressor eksternal yang berkepanjangan dan berlangsung dalam jangka waktu
lama, sehingga membuat usaha coping individu menjadi lemah.
4. Kepekaan emosi, dimana sesuatu yang menimbulkan kecemasan pada seseorang
belum tentu memiliki pengaruh yang sama pada orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan dan jelaskan mengenai konsep kecemasan!
2. Bagaimana roses asuhan keperawatan pada pasien dengan kecemasan?

2
Universitas Muhammadiyah Kudus
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Kecemasan
1. Pengertian
Definisi kecemasan menurut Taylor (1953) yaitu perasaan tegang dan gelisah
dengan tidak adanya kemampuan mengatasi suatu masalah atau merasa tidak aman.
Perasaan yang tidak menentu ini umumnya tidak menyenangkan dan menimbulkan
perubahan pada fisiologis dan psikologis.
2. Tanda dan Gejala
a) Respons fisik :
 Kardiovaskular :
Palpitasi, Jantung Bedebar, Tekanan Darah Meninggi, Denyut Nadi Cepat
 Pernafasan :
Napas Cepat, Napas Pendek, Tekanan Pada Dada , Napas Dangkal,
Pembengkakan Pada Tenggorokan, Terengah-Engah
 Neuromuskular :
Refleks Meningkat, Insomnia, Tremor, Gelisah, Wajah Tegang, Kelemahan
Umum, Kaki Goyah, Gerakan Yang Janggal
 Gastrointestinal :
Anoreksia, Diare/Konstipasi, Mual, Rasa Tidak Nyaman Pd Abdomen
 Traktur Urinarius :
Sering Berkemih Dan Tidak Dapat Menahan Kencing
 Kulit :
Wajah Kemerahan, Berkeringat, Gatal, Rasa Panas Pada Kulit
b) Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus
pada apa yang menjadi perhatiannya
c) Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
d) Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran

3
Universitas Muhammadiyah Kudus
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed,
khawatir, prihatin

3. Tingkatan
 Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Kecemasan
dapat memotivasi bekpar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
 Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain,
lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada
hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
 Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
 Tingkat Panik Dari Kecemasan
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik
tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini
tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang
lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini
individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa -
apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
4. Faktor predisposisi dan presipitasi
a) Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
A. Teori Psikoanalitik.

4
Universitas Muhammadiyah Kudus
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls
primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang
dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku,
berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
B. Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari
hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan,
trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan
spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan
ansietas yang berat.
C. Teori Perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar
tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam
kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
a. Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
b. Kajian Biologis.
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam
aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan
peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas
sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap
ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b) Faktor Presipitasi

5
Universitas Muhammadiyah Kudus
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup
sehari- hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
5. Sumber koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping
tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok,
kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yang berhasil.
6. Mekanisme pertahanan ego yang perlu dikaji
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk
mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif
merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan
sering ditanggulangi tanpa yang serius.
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan situasi stress.
b. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,
tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan
distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif
terhadap stress.
7. Faktor yang mempengaruhi
Menurut Herdman dan Kamitsuru (2018) faktor yang berhubungan dengan ansietas
yaitu :
1. Konflik tentang tujuan hidup
2. Hubungan interpersonal
3. Penularan interpersonal
4. Stressor
5. Penyalahgunaan zat

6
Universitas Muhammadiyah Kudus
6. Pembedahan
7. Ancaman kematian
8. Ancaman pada status terkini
9. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
10. Konflik nilai

B. Proses Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Inisial : Ny. M
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Berladang
Suku bangsa : Melayu
Status marital : Menikah
Alamat lengkap : Jln. Adisucipto Gg. Cempaka Putih Dalam
B. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan terkena stroke 2 tahun yang lalu dan dibawa ke RSUD
Soedarso . Klien melakukan terapi di RS sebanyak 4 kali. Tetapi tidak ada
perubahan yang signifikan. Klien terkena stroke sudah 4 kali. Dan yang
terakhir terkena stroke saat Idul Adha 2015 klien tiba-tiba terjatuh saat ingin
ke WC dan mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari
ekstremitas atas ke ekstremitas bawah dan bicara jadi pelo
 Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya. Klien mengatakan
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga mengatakan
bingung melihat kondisi Ny. M seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dan
sudah lama tidak kontrol ke-pelayanan kesehatan karena kondisi Ny. M yang
tidak bisa berjalan seperti dulu.
 Masalah Keperawatan : Kecemasan, Kurang Pengetahuan Keluarga
Dalam Merawat Klien Dirumah.
7
Universitas Muhammadiyah Kudus
C. Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Klien mengatakan sebelumnya 3 kali terkena penyakit tapi tidak sampai
seperti ini.
2. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah, klien
sering menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama
suaminya.
3. Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak
berharga walaupun klien mengalami hambatan dalam mobilisasi.
4. Faktor genetik
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
Kakak klien memiliki riwayat hipertensi . Suami klien ada riwayat hipertensi.
D. Faktor Presipitasi
1. Faktor sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
2. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang karena klien 3 kali terkena
dan terakhir yang parah dan khawatir adanya komplikasi yang lain .
3. Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang-hilang (Penyakitnya). Dimana klien merasa
cemas dengan masalahnya
E. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
TD : 220 / 100 mmHg N : 88 x/mt S : 36.7 0C P: 22 x/mt
2. Ukur
TB : 153 cm BB : 46 kg (*) turun ( ) naik
3. Keluhan Fisik ( ) ya (*) tidak
Klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan .

8
Universitas Muhammadiyah Kudus
F. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Sudah meninggal :
Klien :
Tinggal serumah :
Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Klien berumur 53 tahun. Klien
sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Klien tinggal serumah dengan suami
dan 3 orang anaknya. Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan erat
dan sangat baik. Orang yang terdekat dengan klien adalah suaminya.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Klien
juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Klien bekerja sebagai petani di ladangnya yang terletak di belakang rumahnya.
Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya dengan bertani, menonton TV
dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya. Semenjak sakit klien
hanya bisa menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya
c. Peran diri
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga. Semenjak sakit klien tidak bisa
memenuhi perannya.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa menyekolahkan anaknya setinggi-
tingginya.
e. Harga Diri

9
Universitas Muhammadiyah Kudus
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain.
3. Hubungan Sosial
Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu suami dan
anaknya. Klien berkata jika ada masalah, klien akan menceritakan kepada suami
dan anaknya pasti akan membantu memecahkan masalah yang dialami
klien. Klien tidak mengikuti kegiatan diluar rumah karena kondisinya.
4. Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Klien
mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya saat ini, dan berharap
diberi kesembuhan atas penyakitnya.
G. Status Mental
1. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai dengan
tempatnya. Rambut klien tersisir rapi. Rambut pendek seleher.
2. Pembicaraan
Klien berbicara pelo (kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat). Klien
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses wawancara
klien berbicara mengenai satu topik dengan jelas (Isi pembicaraan).
3. Aktivitas motorik
Saat wawancara klien tampak tenang dalam berbicara, tidak ada gerakan yang
diulang-ulang ataupun gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien
tampak sedikit cemas
4. Alam perasaan
Klien mengatakan terkadang khawatir dengan kondisinya, takut ada komplikasi
lain. Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat sedih maupun
gembira. Klien terlihat senang saat menceritakan pengalamannya yang
menyenangkan.
5. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan klien sesuai dengan stimulus yang
diberikan.
6. Interaksi selama wawancara

10
Universitas Muhammadiyah Kudus
Selama proses wawancara, Klien mau menjawab pertanyaan perawat. Kontak
mata klien ada dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan mau
menjawab pertanyaan perawat dengan panjang lebar.
7. Persepsi
Keluarga mengatakan klien tidak pernah berbicara sendiri. Klien mengatakan
tidak pernah mengalami halusinasi.
8. Proses pikir
Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit dan ada
hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu topik.
9. Isi pikir
Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir. Pemikiran klien realistis.
10. Tingkat kesadaran
Klien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga sadar dan
mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat kesadaran
klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
11. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa
lalu maupun saat ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien
sudah makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami gangguan daya
ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa
yang ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat SD, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana.
13. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan berladang
atau menyiapkan sarapan untuk keluarga. Klien memilih menyiapkan sarapan
terlebih dahulu karena kalau sudah membuat sarapan klien leluasa keladangnya
14. Daya tilik diri
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.

11
Universitas Muhammadiyah Kudus
H. Pola Makan dan Eliminasi
1. Makan dan minum
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lebih sedikit dari biasanya (sebelum
sakit seperti sekarang ) tapi habis , klien dapat makan tanpa bantuan.
Keluarga hanya mengambilkan makanan.
2. BAB/BAK
Klien dapat BAK dan BAB sendiri, namun suami yang membantu membawa
ke WC.
3. Mandi
Klien mandi secara mandiri, mandi 2x sehari. Klien mandi menggunakan
sabun, shampo, dan juga sikat gigi.
4. Berpakaian/Berhias
Klien dapat mengganti pakaian secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Klien
menggunakan baju dengan benar.
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur nyenyak , namun terkadang klien terbangun karena
ingin BAK
6. Penggunaan Obat
Keluarga mengatakan klien sudah lama tidak kontrol ke pelayanan kesehatan.
Selama ini hanya menggunakan obat warung .
7. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien mengatakan hanya menonton TV, berbincang-bincang dengan keluarga
dirumah.
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan semenjak kondisi klien seperti sekarang klien hanya keluar
ke teras rumah agar tidak jenuh sekalian berjemur.

I. Mekanisme Koping
Klien mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya kepada
keluarganya.
J. Kurang Pengetahuan Tentang
Klien mengatakan sudah lama tidak kontrol kondisinya ke pelayanan
kesehatan, Keluarga mengatakan bingung melihat kondisi Ny. M seperti ini, tidak

12
Universitas Muhammadiyah Kudus
tahu cara perawatannya dirumah, Ny. M hanya meminum obat warung dan
berjemur saat pagi hari di teras rumah.
K. Aspek Medis
Keluarga mengatakan dokter rumah sakit menyatakan Ny. M terkena Stroke.
Saat wawancara keluarga tidak tahu obat-obat apa yang diminum Ny. M , karena
obatnya sudah habis dan Ny. M sudah lama tidak kontrol ke pelayanan kesehatan

2. Merumuskan masalah
No Data Masalah
1. DS :
 Klien mengatakan merasa cemas dengan
kondisinya saat ini (penyakitnya). Kecemasan
 Klien mengatakan tubuhnya bagian kiri
mati rasa.
 Keluarga mengatakan sebelumnya klien
sudah 4 kali menjalani terapi, tapi tidak
ada perubahan yang signifikan. Dan
sekarang kondisi klien seperti ini.
DO :
 Klien dan keluarga tampak cemas
 Klien tampak gelisah
 Klien dan keluarga bertanya-tanya
tentang kondisi klien saat ini.
2. DS :
 Klien mengatakan terkadang khawatir
dengan kondisinya, takut ada komplikasi Ketakutan
lain
DO :
 Wajah klien tampak ketakutan
 Bertanya-tanya kepada perawat
3. DS :
 Keluarga mengatakan bingung melihat

13
Universitas Muhammadiyah Kudus
kondisi Ny. M seperti ini, tidak tahu cara Kurang Pengetahuan
perawatannya dan sudah lama tidak
kontrol ke-pelayanan kesehatan karena
kondisi Ny. M yang tidak bisa berjalan
seperti dulu.
 Klien mengatakan sudah lama tidak
kontrol kondisinya ke pelayanan
kesehatan, hanya meminum obat warung
dan berjemur saat pagi hari di teras
rumah
DO :
 Klien dan keluarga bertanya-tanya
kepada perawat

3. Rencana keperawatan 4. Implementasi 5. Evaluasi


No Tanggal Waktu Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf
(DAR) (SOAP)
1. Kamis, 21 16.00 DS : S:
Juli 2022 WIB  Bina  Klien  keluarga
hubungan mengatakan dan klien
saling merasa cemas mengatakan
percaya dengan sedikit
 Bantu klien kondisinya tenang
mengidentifi saat ini sudah
kasi dan (penyakitnya). dijelaskan
menguraikan  Klien dan
perasaannya mengatakan diajarkan
 Bantu klien tubuhnya cara
memahami bagian kiri mengatasi
perspektif mati rasa. penyakit
pasien  Keluarga yang
terhadap mengatakan dirasakan
situasi stress sebelumnya klien (mati

14
Universitas Muhammadiyah Kudus
dan kondisi klien sudah 4 rasa).
yang kali menjalani  klien
dialaminya terapi, tapi mengatakan
sekarang tidak ada akan
tidak akan perubahan memprakte
sembuh yang kkan cara
dalam waktu signifikan. yang sudah
singkat. Dan sekarang diajarkan
kondisi klien perawat.
 Dengarkan seperti ini. O:
dengan  klien dan
penuh keluarga
perhatian DO : masih
 Ajarkan  Klien dan tampak
teknik keluarga sedikit
relaksasi tampak cemas cemas
nafas dalam  Klien tampak A:
untuk gelisah Masalah
kontrol  Klien dan teratasi
mengurangi keluarga sebagian
kecemasan bertanya-tanya P:
yang tentang kondisi Intervensi
dirasakan klien saat ini. dilanjutkan
A:
 membina
hubungan
saling percaya
 membantu
klien
mengidentifika
si menguraikan
perasaannya
 membantu

15
Universitas Muhammadiyah Kudus
klien
memahami
perspektif
pasien terhadap
situasi stress
yang
dialaminya.

 mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam
untuk kontrol
rasa percaya
diri dan
mengurangi
kecemasan
yang dirasakan
klien.
R:
 klien tampak
sudah percaya
dan mau cerita
tentang
kecemasan
yang dirasakan
klien
 klien mau
mengungkapka
n perasaannya
 klien mau

16
Universitas Muhammadiyah Kudus
mempraktekka
n Tarik nafas
dalam untuk
mengurangi
kecemasan
yang dirasakan
2. Jum’at, 16.00 DS : S:
22 Juli WIB  Jelaskan pada  Klien  Klien dan
2022 klien tentang mengatakan keluarga
penyakitnya terkadang mengataka
dan khawatir n sudah
komplikasi dengan ada
yang bisa kondisinya, gambaran
terjadi. takut ada tentang
 Anjurkan komplikasi penyakit
klien dan lain yang
keluarga DO : dialami
untuk check  Wajah klien klien serta
up/kontrol tampak komplikas
kondisi klien ketakutan i yang bias
ke pelayanan  Bertanya-tanya terjadi.
kesehatan kepada
untuk perawat O:
mengatasi A:  Klien dan
kondisi klien  jelaskan pada keluarga
dan klien tentang tampak
mencegah penyakitnya mengerti
terjadinya dan dengan
komplikasi komplikasi penjelasan
lain . yang bisa perawat.
terjadi.
 Anjurkan
klien dan A:

17
Universitas Muhammadiyah Kudus
keluarga untuk Masalah
check teratasi
up/kontrol
kondisi klien P:
ke pelayanan Evaluasi
kesehatan intervensi yang
untuk sudah
mengatasi dilakukan.
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi
lain .
R:
 klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
 klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat
3. Sabtu, 23 Juli 16.00 DS :
2022 WIB  Jelaskan pada klien  Keluarga mengatakan
tentang penyakitnya bingung melihat kondisi
dan komplikasi yang Ny. M seperti ini, tidak
bisa terjadi. tahu cara perawatannya
 Ajarkan klien dan sudah lama tidak
menggerakkan kontrol ke-pelayanan
bagian tubuh yang kesehatan karena

18
Universitas Muhammadiyah Kudus
mati rasa (ROM) kondisi Ny. M yang
untuk membantu tidak bisa berjalan
memperlancar seperti dulu.
peredaran darah agar  Klien mengatakan sudah
tidak terjadi atrofi lama tidak kontrol
otot kondisinya ke pelayanan
 Anjurkan klien dan kesehatan, hanya
keluarga untuk check meminum obat warung
up/kontrol kondisi dan berjemur saat pagi
klien ke pelayanan hari di teras rumah
kesehatan untuk DO :
mengatasi kondisi  Klien dan keluarga
klien dan mencegah bertanya-tanya kepada
terjadinya komplikasi perawat
lain . A:
 Men jelaskan pada klien
tentang penyakitnya dan
komplikasi yang bisa
terjadi.
 mengajarkan klien
menggerakkan bagian
tubuh yang mati rasa
(ROM) untuk
membantu
memperlancar
peredaran darah agar
tidak terjadi atrofi otot
 menganjurkan klien dan
keluarga untuk check
up/kontrol kondisi klien
ke pelayanan kesehatan
untuk mengatasi kondisi
klien dan mencegah

19
Universitas Muhammadiyah Kudus
terjadinya komplikasi
lain
R:
 klien dan keluarga
sudah mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
 klien dan keluarga mau
mendengarkan apa yang
disampaikan perawat
 klien mempraktekkan
gerakan (ROM) yang
diajarkan perawat.

4. Dokumentasi
No Tanggal Waktu Intervensi Implementasi (DAR) Evaluasi
(SOAP)
1. Kamis, 21 16.00 DS : S:
Juli 2022 WIB  Bantu klien  Klien mengatakan  keluarga dan
mengidentifika tidak ada keluhan klien
si dan yang dirasakan . mengatakan
menguraikan  Klien mengatakan merasa
perasaannya mempraktekkan terbantu
 Bantu klien cara-cara yang dengan
memahami telah diajarkan datangnya
perspektif perawat. perawat
pasien DO : kerumah
terhadap  Klien dan keluarga O:
situasi stress tidak cemas lagi  klien dan
dan kondisi dengan kondisi keluarga
yang klien tampak
dialaminya  Klien lebih tenang
sekarang tidak mempraktekkan A:

20
Universitas Muhammadiyah Kudus
akan sembuh cara yang Masalah teratasi
dalam waktu diajarkan perawat P:
singkat. A: Evaluasi
 Dengarkan  membantu klien Intervensi yang
dengan penuh mengidentifikasi sudah dilakukan
perhatian menguraikan
 Evaluasi perasaannya
teknik  membantu klien
relaksasi nafas memahami
dalam untuk perspektif pasien
kontrol terhadap situasi
mengurangi stress yang
kecemasan dialaminya.
yang dirasakan  mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 mengevaluasi
teknik relaksasi
nafas dalam untuk
kontrol rasa
percaya diri dan
mengurangi
kecemasan yang
dirasakan klien.
R:
 klien mau
mengungkapkan
perasaannya
 klien mau
mempraktekkan
Tarik nafas dalam
untuk mengurangi
kecemasan yang

21
Universitas Muhammadiyah Kudus
dirasakan

2. Jum’at, 16.00 DS : S:
22 Juli WIB  Anjurkan klien  Klien dan keluarga  Klien dan
2022 dan keluarga mengatakan sudah keluarga
untuk check tidak khawatir dan mengataka
up/kontrol takut lagi akan n akan
kondisi klien ke komplikasi yg bisa melakukan
pelayanan terjadi . kontrol ke
kesehatan untuk DO : pelayanan
mengatasi  Klien kesehatan
kondisi klien mendengarkan
dan mencegah penjelasan O:
terjadinya perawat.  Klien dan
komplikasi lain keluarga
. A: tampak
 menganjurkan mengerti
klien dan keluarga dengan
untuk check penjelasan
up/kontrol kondisi perawat.
klien ke pelayanan
kesehatan untuk A:
mengatasi kondisi Masalah teratasi
klien dan P:
mencegah Evaluasi
terjadinya intervensi yang
komplikasi lain . sudah dilakukan.
R:
 klien dan keluarga
sudah mengerti apa

22
Universitas Muhammadiyah Kudus
yang di jelaskan
perawat
 klien dan keluarga
mau
mendengarkan apa
yang disampaikan
perawat
3. Sabtu, 24 16.00 DS : S:
Juli 2022 WIB  Jelaskan pada  Keluarga dan  Klien dan
klien tentang klien keluarga
penyakitnya mengatakan mengatakan
dan mengerti dengan mengerti
komplikasi kondisi yang dengan
yang bisa dialami klien kondisi
terjadi. DO : klien serta
 Evaluasi cara  Klien komplikasi
klien mendengarkan yang bias
menggerakkan penjelasan terjadi.
bagian tubuh perawat.
yang mati rasa O:
(ROM) untuk  Klien
membantu A: memprakte
memperlancar  Men jelaskan pada kkan cara
peredaran klien tentang yang
darah agar penyakitnya dan diajarkan
tidak terjadi komplikasi yang  Klien dan
atrofi otot bisa terjadi. keluarga
 Anjurkan  Mengevaluasi cara mengerti
klien dan klien dengan
keluarga untuk menggerakkan penjelasan
check bagian tubuh yang perawat.
up/kontrol mati rasa (ROM)
kondisi klien untuk membantu

23
Universitas Muhammadiyah Kudus
ke pelayanan memperlancar A:
kesehatan peredaran darah Masalah teratasi
untuk agar tidak terjadi
mengatasi atrofi otot
kondisi klien  Menganjurkan P:
dan mencegah klien dan keluarga Evaluasi
terjadinya untuk check intervensi yang
komplikasi up/kontrol kondisi sudah dilakukan
lain . klien ke pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi kondisi
klien dan
mencegah
terjadinya
komplikasi lain

R:
 klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
 klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat
 klien
mempraktekkan
gerakan (ROM)
yang diajarkan
perawat.

24
Universitas Muhammadiyah Kudus
BAB IV PENUTUP

 Kesimpulan
 Perasaan yang tidak menentu ini umumnya tidak menyenangkan dan
menimbulkan perubahan pada fisiologis dan psikologis.
 Klien tampak sudah percaya dan mau cerita tentang kecemasan yang dirasakan
klien
 Klien mau mengungkapkan perasaannya
 Klien mau mempraktekkan Tarik nafas dalam untuk mengurangi kecemasan yang
dirasakan
 Keluarga dan klien mengatakan sedikit tenang sudah dijelaskan dan diajarkan
cara mengatasi penyakit yang dirasakan klien (mati rasa).
 Klien dan keluarga sudah mengerti apa yang di jelaskan perawat
 Klien dan keluarga mau mendengarkan apa yang disampaikan perawat
 Klien dan keluarga mengatakan sudah ada gambaran tentang penyakit yang
dialami klien serta komplikasi yang bias terjadi.

 Saran
 Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut dengan cara menenangkan diri secara
fisik dan mental.
 Bangun kepecayaan diri dan lawan rasa takut yang menghampiri.
 Berpikir positif agar terhindar dari perasaan cemas.

25
Universitas Muhammadiyah Kudus
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?q=proses+askep+pada+pasien+dengan+kecemasan&hl=i
d&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&t=1658407670938&u=%23p%3DNXbi7Un
95X4J
https://scholar.google.co.id/scholar?q=proses+askep+pada+pasien+dengan+kecemasan&hl=i
d&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&t=1658407848806&u=%23p%3Dc-
e9Xseg1EMJ
http://repository.unimus.ac.id/2566/5/BAB%20II.pdf

26
Universitas Muhammadiyah Kudus

Anda mungkin juga menyukai