Anda di halaman 1dari 12

ANXIENTY DISORDERS

( GANGGUAN KECEMASAN, PHOBIA, OBSESIF KOMPULSIF)

DOSEN PENGAMPU : DRA. NENENG MUNAJAH, MA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FARHAN (31202030102)

RIYAN TURMUZI (3120230092)

UNIVERSITAS ISLAM ASYAFIYYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Dengan segala rahmatnya hidayah
dan karunianya dengan ini makalah tersebut bias doi selesaikan. Sholawat dan salam
semoga Allah curah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa zaman
kegelapan hingga saat ini dan semoga kita mendapat syafaatnya dan di akui sebagai
ummatnya.

Penulis menyadari pembuatan makalah ini belum sempurna dan masi banyak kekurangan
baik dalam hal kedalaman materi maupun dari segi tata bahasa akademik. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun di harapakan guna perbaikan dan penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah berjasa dalam
pembuatan makalah ini.

Bekasi, 12 Januari 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATAPENGANTAR...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A. GANGGUAN KECEMASAN..................................................................................................................5

1. PENGERTIAN GANGGUAN KECEMASAN (ANXIENTY DISORDERS)................................................5

2. CIRI-CIRI GANGGUAN KECEMASAN...............................................................................................5

B. TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN.................................................................................................6

1. GANGGUAN PANIK........................................................................................................................6

2. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH..............................................................................................6

3. GAGASAN OBSESIF KOMPLUSIF....................................................................................................7

4. PHOBIA..........................................................................................................................................8

5. GANGGUAN SETRES AKUT DAN PASCA TRAUMA..........................................................................8

C. PENGANAN GANGGUAN KECEMASAN...............................................................................................9

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap hari manusia dihadapkan pada berbagai situasi atau kejadian yang dapat
memicu munculnya kecemasan. Misalnya ujian medadak, dan sebagainya. Sebenarnya
kecemasan adalah reaksi yang wjar yang dapat di alami oleh siapapun , sebagai respon
terhadap situasi yang di anggap mengancam atau membahayakan. Namun jika
kecemasan tersebut berlebih dan tidak dengan proporsi ancamannya, maka dapat
mengarah ke gangguan yang akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.
Menurut data National Institute Of Mental Health (2005) di Amerika serikat tedapat
40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia
lanjut. Gangguan kecemasan di perkirakan di derita oleh 1 dari 10 manusia, Kecemasan
pada individu dapat muncul pada situasi biasanya di anggap sebagai moment yang
berarti dalam hidupnya, seperti mahasiswa baru yang mengalami ecemasan pada hari
pertama kuliahnyapada saat berbicara di depan umum seperti presentasi atau diskusi
besar, apabila akan melaksanakan ujian atau bahkan orang dewasa yang cemas menanti
hari pernikahannya, dan lain – lainnya. Gangguan kecemasan akan muncul apabila rasa
cemas tersebut terus berulang, dan akan terjadi perubahan perilaku atau perubahan
metabolisme tubuh.
Berdasarkan pemapaparan tersebut di atas, maka makalah ini meberikan informasi
penting untuk mengetahui batasan – batasan yang jelas kapan kecemasan tersebut di
katakan sebagai gangguan, apa saja gejala yang di munculkan, apa saja jenisnya.
Bagaimana perspektif teoritas menjelaskan mengenai terjadinya gangguan tersebut,
serta upaya penanganan apa yang dapat ddi berikan untuk mengatasi kecemasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan gangguan kecemasan (anxiety Di Sorder) ?
2. Mengapa bisa terjadi gangguan kecemasan ?
3. Bagaiman karakteristik dari gangguan kecemasan ?
4. Bagaimana cara yang di gunakan dalam penanganan gangguan kecemasan ?

C. Tujuan
1. Dapat memahami devinisi dari gangguan kecemasan
2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan kecemasan
3. Unutk memahami karakterisrtik gangguan kecemasan
4. Unutk mengetahui cara yang di gunakan dalam penanganan gangguan kecemasan

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)


Gangguan kecemasan diklarifikasikan sebagai neorosis hampir sepanjang abad ke-19.
Istilah neorosis di ambil dari kata yang berarti ‘’Suatu kondisi abnormal atau sakit dari
sistem saraf’’ dan di temukan pada cullen pada abad ke -18. neorosisi di lihat sebagai
suatu penyakit pada sistem saraf. Anxienty disorder atau gangguan kecemasan
meruapakn gangguan yang paling umum atau sering terjadi. Berupa gangguan mental,
dimana hal ini dalam hal ini neliputi suatu kelompok atau kondisi antara gangguan
cemas yang ekstrim atau patogolis sebagai gangguan yang mengenai suasana hati atau
tekanan emosional. Gangguan kecemasan menyebababkan peneritanya memiliki
kecemasan berlelbihan yang di ikuti raasa takut dan khawatir yang berpengaruh dalam
kehidupan sehari - hari.
2 Ciri - Ciri Gangguan kecemasan
Ciri - ciri ganggaun kecemasan bisa di lihat dari ciri fisik, perilaku dan kongnitif
penderita, Yaitu :
A. Kegelisahan, Kegugupan
B. Tangan atau anggotan tubuh bergetar\
C. Banyak berkeringat
D. Pening
E. Mulut atau tenggorokan terasa kering
F. Sulit berbicara dan bernafas
G. Jantung berdebar keras atau berdetas keraas
H. Leher atau punggung teerasa kaku
I. Sakt perut atau mual
J. Wajah terasa memerah

Ciri - Ciri behavioral (Perilaku)


A. Perilaku menghidar
B. Perilaku melekat dan dependen
C. Perilaku Terguncang

Ciri - Ciri Kognitif dan kecemasan


A. Khawatir tentang sesuatu
B. Perasaan terganggu akan ketakutan atau apresehensi terhdap sesuatu yang terjadi
di masa depan

C. Terpaku dan sensitif terhadap sensasi tubuh

5
D. Merasa terancam oleh seseorang atau peristiwa
E. Ketakutan atau kehilangan kontrol
F. Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah

B. Tipe - Tipe Gangguan Kecemasan


1. Gangguan Panik atau Cemasan
Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak
terduga, serangan - serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens di sertai
dengan simnom-simnom isik, seperti jantung ang berdebar-debar, nafas cepat, nafas
tersengal atau kesulitan bernafas, banyak mengeluarkan keringat, dan terdapat rasa
lemas dan pusing.

Suatu diagnosis gangguan panik didasarkan pada kreteria sebagai berikut :


Mengalamai serangan panik secara berulang dan tidak terduga sedikitnya dua kali
Sedikitnya satu dari dua serangan tersebut diikuti oleh setidaknya satu bulan rasa
takut yang parsisten dengan adanya serangan berikutnya atau merasa cemas akan
amplikasi atau konsekuensi dari serangan (misalnya, takut kehilanganakal menjadi gila
atau serangan jantung) atau perubahan tingkah laku yang signifikan. Gangguan panik
biasanya di mulai pada akhir remaja samapai pertengahan usia 30 tahun. Perempuan
mempunyai dua kali besar untuk mengembangkan gagguan panik.

2. Gangguan cemas Menyeluruh


Gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxienty disorder) yaitu gangguan
kecemasan yang di tandai dengan perasaan cemas yang umum bahwa suatu yang buruk
akan terjadi dan keadaan peningkatan keterangsangan tubuh. GAD di tandai dengan
keemasan yang parsisten yang tidak di picu oleh suatu objek, situasi atau aktivitas yang
spesifik tetapi lebih merupakan apa yang di sebut dengan mengambang bebas (free
floating). GAD merupaan suatu gangguan yang stabil mncu pada pertengahan masa
remja sampai pertengahan umur dua puluhan da kemudian berlnagsung sepanjang
hidup. Orang dengan GAD adalah pencemasan yang kronis, mungkin mereka
mencemaskan sev=ara berlebihan keadaan hidup mereka, seperti uang, kesejahteraan
anak-anak, dan hubungan sosial mereka. Anak - anak pada gangguan ini mencemaskan
nilai akademik, atlentik, dan aspek sosial lainnya dari kehipan sekolah. Ciri lain yang
terkait adalah merasa tagang, waswas, atau khawatir, mudah lelah, mempunyai kesulita
berkonsentrasi atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong, iritabilitas,
ketengangan otot, dan adanya ganggua tidur, seperti sulit tidur atau tidur yang gelisah
dan tidak memuaskan.

6
Meskipun GAD secara tipikal kurang intens dalam respon fisiologisnya di bandingkan
dengan gangguan panik, setres, emosional yang diasosiakan dengan GAD cukup parah
untuk mengganggu kehidupan sehari - hari. GAD sering ada bersama gangguan lain
seperti despresi atau gangguan kecemasan lainnya seperti agaraphobia dan obsesif
komplusif.

3. Gangguan Obsensif Komplusif


Obsesf adalah pikiran ide atau dorongan atau intrusive dan berulang yang berada di
luar kemampuan sesorang untuk mengendalikanannya. Obsesi dapat menjadi sangat
kuat danpersisten sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari - hari dan
menimbulkan distress serta kecemasan yang di signifikan. Contoh pola pikir obsesif
yaitu berpikir bahwa tangannya tetap kotor walaupun di cuci berkali-kali. Kesulitan
untuk melengkapi pikiran bahwa seseorang dicintai telah terbunuh dll. Secara klini,
obsesi yang paling banyak teradi berkaitan deagan ketakutan akan kontaminasu,
ketakutan mengekspresikan impuls seksual atau agresif. Dan ketaktan hipokondrial
akan di fungsi tubuh. Obsesi juga dapat berupa keraguan ekstrim, prokratinasi, dan
ketidaktegasan.
Komplusif adalah suatu tingkah laku yang repetif seperti mencuci tangan atau
memeriksa kunci atau kegiatan mentalritualistik seperti berdoa atau mengulang kata
tertentu yang di rasakan seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan ynag harus
di lakukan. Komplusif terjadi sebagai jawaban terhadap pikira obsesif dan muncul
dengan cukup sering serta kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari atau
menyebabkan distres yang di signifikan.

4. Phobia
Kata Phobia berasal dari kata yunani Phobos, berarti takut. Takut adalah perasaan
cemas dan agitasi sebaagai respon terhadap ancaman. Ganggun phobia adalah rasa
takut yanag parsisten terhadap objek atau situasi yang tidak sebanding dengan
acamannya. Orang denagan gangguan phobia tida kehilangaan kontak dengan realitas,
mereka biasanya tahu bhawa ketakutan mereka itu berlebeihan dan tidak pada
tempatnya. Orangan dengan Phobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang biasannya
untuk orang lain sudak tidak dipikirkan lagi, seperti naik elevator atau naiak mobil di
jalan raya. Phobia terdiri dari tiga tipe, Yaitu :
1. Phobia Spesifik
Adalah ketakutan yang beralasan yang di sebabkan oleh kehadira tau antisipasi
suatu objek atau situasi spesifik
2. Phobia sosial
Adalah ketakutan yang menetap yang tidak rasional yang umumnya berkaitan
dengan keberadaan orang lain. Individu yang menderita phobia sosial biasanya
mencoba menghidari sitiasi yang membuatnya mungkin di nilai dan menunjukan

7
tanda - tanda kecemasan atau berperilaku secara memalukan. Phobia sosial dapat
bersifat umum atau khusus, tergantung rentang siatuasi yang ditakuti dan dihindari.
3. Agoraphobia
Berasal dari bahaasa yunani yang berarti takut kepada pasar, yang sugestif untuk
ketakutan berada di tempat – tempat terbuka dan ramai. Agorophobia dapat terjad
bersamaan deangn atau tidak dengan gangguan panik yang menyertai. Pada gangguan
panik agrophobia, orang hidup dengan ketakutan terjadinya serangan yang berulang
dan memghindari tempat-tempat umum. Orang-oramng dengan agorophobia yang
tidak denagn gangguan panik dapat mengalami sedikit siptom panik seperti pusing
yang menghalangi mereka untuk keluar dari tempat tersebut

5. Gangguan setres dan gangguan setres pasca trauma


Gangguan setres akut adalah suatu reaksi yang di perkirakan dari seseorang yang
mnegalami suatu trauma yang sanagat berat, saat ini individu mmbutuhkan jumlah dan jenis
setres yang berbeda untuk menimbulkan gangguan tersebut gagguan setres akut secara
khas akan menghilang setelah satu hingga dua minggu (Apabila berlanjut), tetapi
belangsung lebih dari sebulan, diagnosis perlu di ubah menjadi gangguan setres pasca
trauma.
Gangguan setres pasca trauma adalah reaksi maladaptive yang berkelanjutan terhdap
suatu pengalaman traumantis. Dalam kondisi ini kemugkinan berlansgung lama, berbulan-
bulan, bertahun-tahun, atau sampai beberapa dekade dan mungkin baru muncul setelah
beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa traumatis.

C. Penganan Ganggungan kecemasan

1. Gangguan panik atau cemas

Penganan biologis di berikan obat-obatan antipanik. Beberapa obat-obatan


tersebut menunjukan keberhasilan penanganan biologi bagi penerita gangguan panik.
Sisi negattif pemberian obat-obatan adanya efek samping, berkurangnya ingatan serta
kecanduan. Dari penanganan psikologis adalah dengan di lakukannya terapi
pengendalian kepanikan

2. Gangguan cemas menyeluruh

Gangguan cemas menyeluruh sulit di tangani dengan berhasil. Perlu di lakukan


terapi mencakup pendekatan psikoanalisis, behavioral, Kognitif dan biologis.
Pendekatan psikoanalisis, gangguan kecemasan berakar dari konflik-konflik yang di
tekan, sehingga penting membantu pasien menghadapi sumber-sumber konflik yang
sebenrnya. Maka psikoananlisis menganalisa dan mengontrol pada kehidupan pasien
masalah lalu dan masa kini untuk berhungan dengan orang lain. Pendekatan
behavioral, menangani kecemasan menyeluruh dan menganggap serangkaian respn
terhadap berbagai situasi yang dapat di identifikasi. Tetapi yang di lakukan seperti

8
training relaksasi intensif, dengan harapan bahwa belajar untuk rileks ketika merasa
tegang seiring mereka menjalani hidup akan mencegah kecemasan beerkembang
tanpa terkendali. Pendekatan Kognitif, menekankan bahwa tingkah laku adlah proses
mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu
menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebeleum memberikan reaksi atas
stimulus yang datang. Pendekatan biologis, Pemberian obat-obatan khusus.

3. Gangguan obsesif komplusif

Penanganan gangguan obsesif komplusif dilakukan dengan pendekatan


psikoanalisis, pedekatan behavioral dan terapirasioanal emotif dimana dalam
pendekatan ini pasien didorong utuk memuji ketakutan mereka bahwa sesuatu yang
menggerikan akan terjadi seerta penanganan biologis

4. Gangguan Phobia

Penanganan Phobia dilakukan dengan pendekatan psikoanalisi, pendekatan


behavioral, pedekatan kognitif serta pedekatan biologis

5. Gangguan setres Kaut / Gangguan setres pasca trauma

Penanganan ganggua ini dilakukan dengan debriefing setres insiden kritikal,


pendekatan kognitif dan behavioral, pendekatan psikoanalisis serta pendekatan
biologis.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang menyeluruh yang
berisfiat normal pada berbagai kondisi, namun dpat menjadi abnormal jika berlebihan
dan tidak sesuai dengan proporsi ancamannya. Pola–pola tingkah laku terganggu
dimana kecemasan menjadi ciri yang paling menonjol diberi label gangguan
kecemaasan. Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu gangguan panik,
gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif inklusif, gangguan phobia dan setres
akut serta setres pasca trauma. Berbagai perspektif teoritis menjelaskan mengenai
terjadinya gangguan kecemasan ini, seperti perspektif psikoanalisa, behavioral,
kognitif, dan biologis. Perbedaan perspektif tersbut juga berdampak pada perbedaan
untuk penanganan yang diberikan untuk mengatasi gangguan kecemasan.

Saran

Apabila terjadi kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan dan penulisan


makalah ini kami harap masukan dan kritiknya, sehingga kami dapat membenahi
dan memperbaiki kesalahan yang ada. Dan dalam pebuatan makalah selanjutnya
kami akan berhati-hati dan teliti dalam pebuatan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muslim. Rusdi. (2013). Diagnosis gangguanj jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM 5.
Cetakan 2 bagian ilmu kedokteran jiwa.

Saleh, Umniyah. (2019). Anxienty Disorders (memahami gangguan kecemasan : Jenis-jenis,


gejala, perspektif teoritis dan penanganan)

11
12

Anda mungkin juga menyukai