Anda di halaman 1dari 10

NEUROLOGI

KELAINAN SISTEM SARAF : ANXIETY DISORDER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Neurologi

Dosen Pengampu : Dr. Meti Indrowati, S.Si., M.Si

Disusun Oleh :

Nabitatus Sa’adah

K5120049

S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah....................................................................................................3

C. Tujuan......................................................................................................................3

BAB II ISI...........................................................................................................................4

A. Pengertian................................................................................................................4

B. Klasifikasi................................................................................................................4

C. Penyebab..................................................................................................................5

D. Tanda atau Gejala....................................................................................................6

E. Penangan..................................................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sarah merupakan hal yang sangat sensitive pada tubuh. Disetiap bagian
tubuh terhubung saraf-saraf dengan fungsi yang berbeda. Setiap saraf terhubung ke
pusat pengendali yaitu otak dan tulang belakang. Kerja saraf ada yang disadari dan
tidak disadari. Ada beberapa penyakit yang terjadi disebabkan oleh masalah pada
sistem saraf yang mungkin tidak disadari.
Penyakit yang menyerang saraf beragam. Ada penyakit yang menyerang
fisik maupun psikis. Penyakit fisik yang terjadi seperti polio, cerebral palsy,
hidrosefalus dan lain lain, sedangkan penyakit yang menyerang psikis contohnya
gangguan mental seperti epilepsy, bipolar, dan juga anxiety.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Anxiety Disorder?
2. Apa saja klasifikasi dari Anxiety Disorder?
3. Apa penyebab terjadinya Anxiety Disorder?
4. Apa saja tanda seseorang mengalami Anxiety Disorder?
5. Bagaimana penanganan Anxiety Disorder?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Anxiety Disorder.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Anxiety Disorder.
3. Untuk mengetahui penyebab Anxiety Disorder.
4. Untuk mengetahui tanda seseorang mengalami Anxiety Disorder.
5. Untuk mengetahui penanganan Anxiety Disorder.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Anxiety atau dalam Bahasa Indonesia disebut kecemasan merupakan suatu
kondisi dimana bentuk dari emosi seseorang yang terjadi karena merasa terancam
oleh sesuatu atau dengan objek yang tidak begitu jelas. Menurut DSM 5,
kecemasan yang terjadi lebih dari beberapa hari bahkan bisa terjadi selama enam
bulan dimana hal ini sampai menganggu dalam aktivitas dan kehidupan sehari-hari.
Neurotransmitter memegang peran penting dalam patofisiologi gangguan
kecemasn. Pada sistem saraf pusat, neurotransmitter seperti norepinefrin,
serotonin, dopamine, dan GABA memegang peran penting. Neurotransmitter dan
peptida lain seperti corticotropin-releasing factor, mungkin ikut terlibat dalam
patofisiologi penyakit ini walaupun belum jelas pengaruhnya.
Bagian dari otak yang terlibat dalam patofisiologi gangguan cemas
menyeluruh adalah amigdala yang memegang peran penting dalam memodulasi
ketakutan dan kecemasan. Pada pemeriksaan pencitraan otak pasien gangguan
cemas menyeluruh ditemukan bahwa terjadi peningkatan respons pada stimulus
kecemasan.
Amigdala dan sistem limbik berhubungan erat dengan korteks prefrontal.
Selain itu, ditemukan pula aktivasi abnormal sistem limbik dan korteks prefrontal
yang berhubungan dengan respons klinis pada terapi farmakologis dan non
farmakologis pada pasien. Pada pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI)
otak ditemukan bahwa pasien dengan gangguan cemas menyeluruh memiliki
volume lobus temporal yang lebih kecil.
B. Klasifikasi Anxiety Disorder
Menurut DSM 5, gangguan kecemasan masuk dalam beberapa kelompok yaitu:
1. Phobia
Phoia merupakan bagian dari gangguan kecemasan yang ditandai dengan
adanya rasa takut yang berlebihan, irasional dan menetap pada satu objek
atau situasi tertentu.. Ketika phobia yang kuat terjadi bisa menyebabkan
terganggunya kehidupan sehari-hari seseorang.
2. Social Phobia atau Social Anxiety Disorder
Kecemasan ini terjadi apabila seseorang merasa takut atau cemas dalam
situasi sosial, ketika ia berhadapan dengan situasi baru, orang asing, dan
merasa dinilai buruk oleh orang lain.
3. Agoraphobia
Agoraphobia merupakan rasa cemas yang dirasakan seseorang dimana
merasa kesulitan untuk kabur atau ada kemungkinan mengalami panic
attack. (serangan panik). Menurut DSM 5, seseorang dikatakan
agoraphobia ketika memiliki perasaan takut yang cukup tinggi dalam
keadaan setidaknya 2 dari lima situasi seperti, mengendarai kendaraan
umum, berada di ruang terbuka, berada di ruang tertutup, antri di dalam
keramaian, berada diluar rumah sendirian.
4. Panic Disorder
Seseorang merasakan perasaan terror atau khawatir yang sangat besar
dimana hal itu tiba tiba muncul. Hal yang dirasakan seperti jantung
berdegup kencang, tremor (gemetar), keringat dingin, rasa susah bernafas,
dan rasa ingin menghilang.
5. Generalized Anxiety Disorder(GAD)
Gangguan psikologis yang ditandai kecemasan berlebihan yang terjadi
sepanjang hari, ditandai juga dengan berbagai kekhawatiran akan hal-hal
yang untuk orang lain merupakan hal normal. Ciri-ciri ini berlangsung
selama minimal 6 bulan dan individu tidak dapat menjelaskan alasan
kecemasannya tersebut.
6. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD terjadi karena suatu peristiwa yang pernah mengancam nyawa,
contohnya perang atau bencana alam. Seseorang bisa mengalami trauma
ketika merasakan flashback dengan kejadian yang pernah dialami tersebut
hingga menimbulkan rasa cemas yang berlebih.
C. Penyebab Anxiety Disorder
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya anxiety ini,
1. Trauma
Seseorang yang pernah kecelakaan bisa mengalami trauma dikemudian
hari.
2. Genetik
Hereditas dari keluarga, kerabat sedarah yang mengalami anxiety dapat
meningkatkan resiko terkena anxiety.
3. Kepribadian Tertentu
Ada beberapa tipe kepribadian yang rentan terhadap gangguan kecemasan
daripada sifat kepribadian yang lain.
4. Gangguan Mental
Orang yang mengalami gangguan mental seperti depresi sering mengalami
gangguan kecemasan.
5. Penggunaan obat-obatan dan alcohol
Penyalahgunaan alcohol dan narkotika dapat memperburuk gangguan
kecemasan. Seseorang yang mengkonsumsi zat jenis psikotropika apabila
tidak mengonsumsi maka akan merasa cemas.
6. Stres karena penyakit
Seseorang yang mengalami penyakit serius dapat memicu rasa takut yang
berlebih.
D. Tanda dan Gejala Anxiety Disorder
Gejala gangguan kecemasan yang dirasakan seseorang secara psikologis
yaitu:
1. Rasa khawatir atau takut berlebihan, bahkan panik 
2. Tegang, perasaan tidak nyaman, merasa selalu dalam bahaya
3. Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang 
4. Bicara berlebihan dan cepat 
5. Sulit konsentrasi 
6. Takut hilang kendali, takut mati, atau takut menjadi gila
7. Susah tidur 
8. Rasa ingin pingsan atau tercekik

Gejala gangguan kecemasan yang dirasakan seseorang secara fisik yaitu:


1. Tekanan darah dan denyut jantung meningkat 
2. Tegang otot di kepala atau leher
3. Sakit kepala, pusing, atau kepala terasa ringan 
4. Mual atau rasa tidak enak di lambung
5. Diare atau konstipasi (sembelit)
6. Berkeringat dingin
7. Mulut kering
8. Nyeri perut atau dada
9. Sesak di tenggorokan dan kesulitan bernapas
10. Napas pendek atau cepat
11. Gemetar, merasa lemah, lemas, atau lelah
12. Rasa baal atau mati rasa dan rasa kesemutan

E. Penanganan Anxiety Dsiorder

1. Terapi psikologis, misalnya terapi behavioral-kognitif (cognitive


behavioral therapy/CBT)
Terapi kognitif–perilaku atau cognitive behavioural therapy (CBT)
dilakukan dengan mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi
kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara
langsung. Teknik yang biasa dilakukan pada pendekatan perilaku adalah
teknik relaksasi dan biofeedback.
Selain itu, dapat juga dilakukan metode restrukturisasi, terapi
relaksasi dan interoceptive. Tujuan terapi ini adalah membantu pasien
memahami pemikirannya secara otomatis dan keyakinan yang salah,
sehingga terjadi respons emosional berlebihan seperti gangguan cemas
menyeluruh.
2. Pemberian obat-obatan (medikasi)
Obat yang digunakan adalah adalah antidepresan seperti selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI) serta serotonin and norepinephrine
reuptake inhibitor (SNRI).
3. Support group
Terapi suportif dilakukan dengan pasien diberikan penegasan
kembali dan kenyamanan. Terapis juga mengajak pasien menggali
potensi-potensi yang ada dan belum tampak dalam dirinya, didukung
egonya agar dapat beradaptasi optimal dalam menjalankan fungsi sosial
dan pekerjaannya.
BAB III

PEUTUP

A. Kesimpulan
Anxiety atau disebut kecemasan merupakan suatu kondisi dimana bentuk
dari emosi seseorang yang terjadi karena merasa terancam oleh sesuatu atau
dengan objek yang tidak begitu jelas. Masalah yang timbul pada kecemasan bisa
dipengaruh dari masalah di sistem saraf. Ada beberapa klasifikasi dari anxiety ini
seperti phobia, social phobia, agoraphobia, panic disorder, generelized anxiety
disorder dan PTSD. Namun, meski demikian, ada beberapa solusi penanganan
yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahkan mengobati gangguan kecemasan,
seperti dengan obat ataupun beberapa terapi tetapi hal ini harus dilakukan dengan
pengawasan dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Anxiety disorder : Gejala, PENYEBAB, Pengobatan, DLL. Hello Sehat. (2022, October
27).
https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/anxiety-disorder/

Kurniasih, dr. L. D. (2023, April 19). Mengenal Gangguan Cemas dan Cara
Menanganinya. Rumah Sakit Dengan Pelayanan Berkualitas - Siloam hospitals.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-gangguan-
cemas-dan-cara-menanganinya

Pingkan C. B. Rumondor Department of Psychology, Rumondor, P. C. B., & Psychology,


D. of. (n.d.). Sekilas Tentang Gangguan Kecemasan. Psychology Sekilas Tentang
Gangguan Kecemasan Comments.
https://psychology.binus.ac.id/2015/08/26/sekilas-tentang-gangguan
kecemasan/#:~:text=Berikut%20ini%20akan%20dibahas%20kelompok,dan%20post
%20traumatic%20stress%20disorder.

Table 3.15, DSM-IV to DSM-5 generalized anxiety disorder comparison ... National
Library of Medicine. (n.d.).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519704/table/ch3.t15/

Tarigan, dr. I. N. (2022, December 2). Patofisiologi Gangguan Cemas menyeluruh.


Alomedika.
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-cemas-menyeluruh/
patofisiologi

Tarigan, dr. I. N. (2022, December 2). Penatalaksanaan Gangguan Cemas menyeluruh.


Alomedika.
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-cemas
menyeluruh/penatalaksanaan
JAWABAN UAS
1. Kelompok 4_Hidrosefalus
https://drive.google.com/file/d/1xsclqsSxEjoF-UxegGm4pkC9xP9on0t-/view?
usp=drivesdk

https://drive.google.com/file/d/1xsclqsSxEjoF-UxegGm4pkC9xP9on0t-/view?
usp=drive_link
2. makalah diatas
3. dokumentasi ujian lisan

Anda mungkin juga menyukai