“Gangguan Psikologis”
Dosen pengampu
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
Gangguan Kecemasan....................................................................................................5
Kesimpulan.................................................................................................................15
Saran...........................................................................................................................15
REFERENSI....................................................................................................................16
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tygas makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah berjudul “Gangguan Psikologis” ini saya susun
Tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini saya ingin
saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Meskipun saya telah
berusaha dalam mengerjakan makalah ini, tetapi saya masih merasakan adanya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun terkait makalah ini. Semoga
BAB I PENDAHULUAN
psikologis yang menduduki dua peringkat teratas pada masyarakat Indonesia dari
tahun 1990 hingga 2017. Maka dapat disimpulkan bahwa gangguan psikologis
tetapi peningkatan globalisasi dan teknologi informasi pada saat ini menjadi factor
pendorong yang kuat. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal JAMA Psychiatry
tabu dan gangguan kecemasan seringkali dianggap remeh. Oleh karena itu pada
makalah kali ini, penulis ingin membahas masalah gangguan psikologis yang
Gangguan Kecemasan
dan perasaan khawatir yang sangat bahwa sesuatu yang buruk akan
Akan tetapi, saat kadar dari kecemasan itu sendiri menjadi berlebihan
takut karena perasaan takut itu sendiri merupakan suatu reaksi siaga
(imitasi/modeling).
konflik bawah sadar pada diri individu antara hasrat id dengan batasan-
kurang lebih sekitar 6 bulan dan tanpa sebab yang jelas. Terdapat banyak
B. Panik
disertai dengan berbagai gangguan fisik seperti, sesak nafas, detak jantung
berkeringatdan gemetar.
pendorongnya;
3. Cued, Beberapa org dapat juga mengalami serangan panik dengan jenis
situasi atau tempat-tempat seperti panik saat ditemapt yang ramai, atau di
kelas.
C. Phobia
politisi
menjadi homoseks
tertentu. Hal ini diawali oleh perasaaan ketakutan yang hebat yang dialami
seseorang. Pengalaman nyata tersebut disertai juga dengan rasa malu dan
rasa bersalah yang kemudian semua rasa itu ditekan (represed). Represed
respon tersebut.
D. Obsesis-Kompulsif
cara melakukan tindakan yang repetitif (berulang). Pada kasus ini biasanya
individu sadar akan pikiran irrasionalnya akan tetapi tetap merasa lega
akan ketelitian yang mendetail. Sejauh ini ada dua macam macam bentuk
membersihkan.
jalanan, kecelakaan lalulintas, trauma perang, luka bakar yang parah, dan
PTSD jika gejala berlangsung lebih dari 1 bulan. Kurang dari itu,
Reaksi lebih berat mencakup amnesia Sebagian dan mati rasa. Banyak
korban yang pertama-tama mengalami ASD lalu berkembang menjadi
PTSD.
masa ketika orang-orang berada dalam fase akut periode pasca trauma.
mengkaji secara detail apa yang telah terjadi dan mengekspresikan sekuat
dalam Davison, dkk, 2004). Menurut pendapat banyak ahli mngenai hasil
dilakukan secara halus dan dengan maksud baik yang dilakukan oleh
memberi efek buruk. Kritik lain pada CISD bahwa penderitaan merupakan
perlu menghindar dari rasa sakit dan duka cita, namun lebih memanfaatkan
hikmah dibaliknya.
mengani hal yang memicu masalah dan biasanya kita mengetahui apa
sulit bagi pasien dan terapis karena melakukan kajian ulang secara rinci
kejadian mengerikan yang dialami pasien. Pada tahun 1989, Shapiro mulai
dilakukan satu atau dua kali sesi – dan lebih efektif dibanding prosedur
pasien. Proses ini berlangsung selama kurang lebih satu menit atau sampai
mendorong pasien untuk berpikir secara lebih positif, seperti “saya dapat
mengatasi hal ini”, dan hal ini juga dilakukan sambil memandang jari
mata tidak memberi tambahan apapun pada hasil pemaparan itu sendiri.
C. Pendekatan Psikoanalisis
D. Pendekatan Biologis
Kesimpulan
Kecemasan merupakan hal yang wajar dan pasti dirasakan setiap manusia, akan
tetapi jika berlebihan dan menghambat aktivitas sehari-hari maka itu sudah dapat
mana nantinya itu juga akan mempengaruhi metode penangan yang diambil dalam
Saran
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan
yogya.ac.id/pluginfile.php/343910/mod_resource/content/1/Gangguan
penanganan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) pada anak-anak dan remaja”
Universitas Hassanudin.