Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

GANGGUAN GANGGUAN KECEMASAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum dengan
prevalensi seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al., 2013). Dilaporkan bahwa
perkiraan gangguan kecemasan pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau
sekitar 42 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik,
gangguan obsesiv-kompulsif, gangguan stres pasca trauma, dan fobia (Duckworth, 2013).
Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun
ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan (Suyamto et al., 2009).
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka makalah ini memberikan informasi
penting untuk memahami batasan-batasan yang jelas kapan kecemasan yang dialami
dikatakan sebagai sebuah gangguan, apa saja simptom atau gejala yang dimunculkan, apa
saja jenisnya, bagaimana perspektif teoritis menjelaskan mengenai terjadinya gangguan
tersebut, serta upaya penanganan apa yang dapat diberikan untuk mengatasi gangguan
kecemasan. Kemudian yang diharapkan akan dapat membantu dalam memahami ciri-ciri
maupun penyebab dari gangguan kecemasan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini, sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud gangguan kecemasan ?
2. Apa saja tingkat gangguan kecemasan ?
3. Apa saja faktor penyebab gangguan kecemasan ?
4. Bagaimana dampak dari ganggguan kecemasan ?
5. Bagaimana penanganan dari gangguan kecemasan?
C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini, sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian gangguan kecemasan.
2. Mengetahui tingkat gangguan kecemasan.
3. Mengetahui faktor penyebab gangguan kecemasan.
4. Mengetahui dampak dari ganggguan kecemasan.
5. Mengetahui penanganan dari gangguan kecemasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kecemasan


1. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang yang penuh dengan rasa takut
dan khawatir, perasaan takut dan khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan
terjadi. Kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst),
yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan
fisiologis (Muyasaroh et al. 2020).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang bersifat lama pada sesuatu yang
tidak jelas (subjektif) atau belum pasti akan terjadi dan berhubungan dengan perasaan
yang tidak menentu dan tidak berdaya.
2. Tingkat Kecemasan
Menurut Peplau, dalam (Muyasaroh et al. 2020) mengidentifikasi empat
tingkatan kecemasan, yaitu :
a. Kecemasan ringan, tanda dan gejala antara lain: persepsi dan perhatian
meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal dan eksternal, mampu
mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan belajar
b. Kecemasan sedang, ditandai dengan gejala mulut kering, gelisah, konstipasi.
c. Kecemasan berat, persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang detail,
rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat berkonsentrasi atau
menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif.
d. Panik, gejalanya yaitu peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,
kehilangan pemikiran yang rasional.
3. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar
tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa - peristiwa atau
situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut
Savitri Ramaiah (2003) dalam (Muyasaroh et al. 2020) ada beberapa faktor yang
menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :
a. Lingkungan
b. Emosi yang Ditekan
c. Sebab-sebab Fisik
4. Dampak Kecemasan
Menurut Yustinus (2006) dalam (Arifiati dan Wahyuni, 2019), membagi
beberapa dampak dari kecemasan ke dalam beberapa simtom, antara lain :
a. Simtom Suasana Hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak
diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan
demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom Kognitif
Simtom kognitif yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan
keprihatinan pada individu mengenai hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah yang ada, sehingga
individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya akan
menjadi lebih merasa cemas.
c. Simtom Motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup,
kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari kaki mengetuk-
ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor
merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasa mengancam.
5. Penanganan Gangguan Kecemasan
Penanganan gangguan kecemasan sebagai berikut.
1. Pendekatan biologi, yaitu penanganan dilakukan dengan pemberian obat-
obatan antipanik.
2. Pendekatan psikoanalisis, yaitu pendekatan yang dilakukan untuk membantu
pasien menghadapi sumber-sumber konflik sebenarnya.
3. Pendekatan behavioral, menangani kecemasan menyeluruh dan menganggap
serangkaian respon terhadap berbagai situasi yang dapat diidentifikasi.
4. Pendekatan kognitif, Individu menerima stimulus lalu melakukan proses
mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang dating.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini, sebagai berikut.
1. Kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang bersifat lama
pada sesuatu yang tidak jelas (subjektif) atau belum pasti akan terjadi dan
berhubungan dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya.
2. Gangguan kecemasan bertingkat dari kecemasan tingkat rendah, sedang, hingga
berat.
3. Faktor-faktor penyebab kecemasan yaitu lingkungan, emosi yang ditekan, dan
sebab-sebab fisik
4. Terdapat beberapa simtom yang menjadi dampak adanya kecemasan di antaranya
yaitu simtom suasana hati, kognitif, dan motor.
5. Terdapat beberapa cara menangani gangguan kecemasan, di antaranya yaitu
pendekatan biologi, pendekatan psikoanalisis, pendekatan behavioral, dan
pendekatan kognitif.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca

5
DAFTAR PUSTAKA

Arifiati, R. F., & Wahyuni, E. S. (2019). Peningkatan Sense of Humor untuk


Menurunkan Kecemasan pada Lansia. Journal of Islamic Psycology, 1(2), 139–
169.
Katz, C., Stein, M.B., Sareen, J., 2013. Anxiety Disorders in the DSM-5 New Rules on
Diagnosis and Treatment. Mood and Anxiety Disorders Rounds. Canadian
Network for Mood and Anxiety Treatments. 2:1-4
Duckworth, A. L. (2013). True Grit. The Observer, 26 (4), 1-3
Muyasaroh, H. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam
menghadapi Pandemi Covid 19. In LP2M (Lembaga penelitian dan pengabdian
masyarakat. http://repository.unugha.ac.id/id/eprint/858
Suyamto. (2009). Pengaruh Relaksasi Otot Dalam Menurunkan Skor Kecemasan
Mahasiswa Menjelang Ujian Akhir Program di Akademi Keperawatan
Notokusumo Yogyakarta, Berita Kedokteran Masyarakat, 25 (3).

Anda mungkin juga menyukai