Anda di halaman 1dari 35

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengamatan


Morfologi” yang di buat oleh
nama : M. Fiqriansyah w
NIM : 1814140007
kelas : Biologi Sains A
kelompok : II (dua)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka laporan
ini dinyatakan diterima.

Makassar, Juli 2020


Koordinator Asisten Asisten

Warida H Mariska D.A.S Ngole S. Si


NIM. 1614140002

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. Hj. Yusminah Hala, Ms


NIP. 1961 1212 198601 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap mahluk hidup memiliki ciri khas yang melekat pada dirinya masing
masing. Dimana dengan ciri khas tersebut organisme kemudian dikelompokkan
baik pada organisme uniseluler dan multiseluler. Tidak terkecuali pada
mikroorganisme seperti pada bakteri. Bakteri merupakan organisme mikroskopik
yang relatif sederhana, single sel (uniseluler), hidup bebas tanpa klorofil, memiliki
DNA atau RNA, memiliki dinding sel yang kaku dan mengandung asam
muramat.
Namun sering kali identifikasi sulit dilakukan akibat dari tidak adanya pigmen
warna serta tekstur bakteri yang sulit ditentukan. Dengan melakukan pewarnaan
pada sel menggunakan berbagai zat warna untuk memberi warna pada dinding sel
dengan cara diserap oleh dinding sel bakteri ataupun pada sekitar sel bakteri
(background) yang akan memudahkan dalam pengamatan dan identifikasi bakteri.
Jenis bakteri berdasarkan hasil proses pewarnaan terbagi atas dua yakni, bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif.
Bakteri gram positif cenderung mempertahankan zat warna (berwarna
keunguan) meskipun dilakukan pembilasan. Hal tersebut diakibatkan ciri khas
bakteri gram positif yang mempunyai ciri dinding sel dengan peptidoglikon yang
lebih tebal sehingga penyerapan warna dari cat kristal violet yang terserap dalam
sel akan bertahan walaupun dilakukan pencucian setelah pewarnaan. Adapun
bakteri gram negatif ialah bakteri yang setelah diberi pewarnaan tidak dapat
mempertahankan zat warna yang diberikan (berwarna kemerahan). Namun zat
warna tersebut akan ditemukan disekeliling bakteri. Berdasarkan uraian
penjelasan diatas, maka dianggap perlunya pelaksanaan unit pengamatan
morfologi.
B. Tujuan Praktikum
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami terkstur, warna, bentuk, tepi dan elvansi mikroba
C. Manfaat Praktikum
Setelah melakukan praktikum, manfaat yang diperoleh adalah mengetahui
memahami terkstur, warna, bentuk, tepi dan elvansi mikroba
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sepuluh sampel menghasilkan koloni berbentuk bulat, cembung, tekstur


rata, mengkilat, pinggiran rata, hasil ini diduga sebagai S. aureus. Pada sepuluh
sampel menunjukkan warna kuning keemasan pada media MSA menunjukkan
hasil positif terdapat S. aureus. Kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan Gram
untuk melihat morfologi bakteri. S. aureusini merupakan bakteri Gram positif
berbentuk kokus bergerombol dan ciri-ciri tersebut terlihat jelas saat pewarnaan
Gram yang telah dilakukan. Hasil Pewarnaan Gram memperlihatkan S. aureus
berwarna ungu dan berbentuk bulat seperti utaian anggur (Ummamie dkk, 2017)
Pada 24 jam pertama setelah diinkubasi menunjukkan hasil yang positif
pada kedua isolat yaitu dengan adanya zona hambat disekitar cakram sebagai
daerah bening yang tidak ditumbuhi bakteri patogen. Daerah hambat yang
terbentuk terlihat sebagai daerah terang atau bening disekeliling sumur yang
kemudian diukur besarnya dengan menggunakan penggaris (Hidayat, 2015)
Isolat bakteri asam laktat merupakan kelompok gram positif dengan
variasi bentuk isolat yang terdiri dari basil dan kokus. Penataan sel yaitu mono,
diplo, strepto dan staphylo. Isolat bakteri BNO1memiliki karakteristik gram
positp, bentuk basil pendek, penataan mono, staphylodan strepto, BNO2 memiliki
karakteristik gram positip, bentukcoccusdengan penataan mono, staphylo, diplo,
BNO3 dan BNO4 memi karakteristik gram positip bentuk basil penataan mono,
diplo, strepto (Musthari, Riadi, Situmeang, 2019)
Bentuk S. aureus yang secara normal adalah coccus pada gambar tampak
sudah tidak bulat lagi namun terlihat agak lonjong. Ukuran bakteri membesar
menjadi diameter 0,57μm. Dinding sel bakteri tampak ada yang menebal dan ada
yang menipis namun permukaan dinding sedikit terlihat tidak rata pada beberapa
sel. Terdapat beberapa sel yang memiliki tonjolan pada permukaan dari
dindingnya (Diyantika, Mufida, Misnawi, 2017)
Perawatan tunicamycin memberikan efek tertinggi pada penampilan koloni
dan pola hamburan L. monositogenestan. aureus.L. monocytogenescolony tumbuh
tanpa adanya tunicamycin muncul transparan dengan tepi gelombang yang sedikit
tidak teratur, sementara di hadapan tunicamycin koloni-koloni itu muncul buram,
melingkar dengan tepi-tepi halus. Pola pencocokan korespondensi juga
menunjukkan perbedaan yang kontras. Dalam kehadiran tunicamycin (kontrol), L.
monocytogenescolonmemproduksi pola hamburan yang khas dengan jari-jari
radial sementara di hadapan antibiotik, pola hamburan ditampilkan sangat samar
spasi cincin konsentris secara teratur tanpa jari-jari radial khas (Zhu dkk, 2018)
Obat-obatan antibiotik menginduksi perubahan seluler lainnya seperti
aseparasi kandungan sitoplasma [15]. Aktivitas antibakteri LUT pada MRSA
mungkin karena kemampuan LUT untuk mengganggu dinding sel MRSA. LUT
menginduksi gangguan membran dan lisis sel. Sel berbudaya bebas-TUT
memiliki morfologi S. normal. aureus dengan permukaan septa dan halus yang
berbeda (Gambar 4A). Sel yang diobati dengan LUT (31,25mg / mL) tampaknya
telah merusak membran-sitoplasma dan memiliki permukaan yang lebih kasar.
diobati dengan LUT (62,5mg / mL) terganggu dengan isi intraseluler yang
berkurang (Joung D. dkk, 2016)
Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati
karakteristik koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni dibedakan atas
dasar bentuk koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin koloni), peninggian
(elevasi), warna koloni, permukaan koloni,konsistensi dan pigmen yang
dihasilkan koloni. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka
ditambahkan, disesuaikan dengan nutrisi dan kondisi lingkungan yang
memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang. Melalui pertumbuhan ini,
berbagai jenis bakteri kadang memperlihatkan penampilan yang khas ketika
diamati. Morfologi mikroskopik adalah ciri khas bakteri yang dilihat melalui
pengamatan dibawah mikroskop. Secara umum ada 3 tipe, yakni bulat/kokus,
bentuk batang/basil dan bentuk spiral/spirilium (Putri, Sukini, Yodong, 2017)
Bakteri memiliki bentuk yang beraneka ragam yang dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok besar yaitu:1.Bentuk Kokus (Bulat) Kokus (bulat)
bentuknya seperti buah beri kecil dibawah mikroskop. Beberapa kokus secara
khas hidup sendiri-sendiri, ada juga yang berkoloni berpasangan tergantung pada
proses pembelahan yang dilakukan kemudian melekat satu sama lain setelah
pembelahan. Kokus yang selalu melakukan pembelahan dalam satu arah/bidang
namun tidak memisahkan diri, sering membentuk rantai kokus “Streptococcus”.
Basil (batang) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder.
Beberapa memiliki bentuk basil panjang dan lebarnya dan bentuknya lonjong,
basil-basil ini menyerupai kokus sehingga disebut koko-basil. Tidak seperti
kokus, basil membelah dalam satu bidang. Spirilia (spirilium) bakteri yang
berbentuk spiral (Pujiati, 2015)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa, 30 Juni 2020
Waktu : 09.00 – 18.00 WITA
Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II Jurusan Biologi FMIPA
UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Kertas (1 buah)
b. Pulpen (1 buah)
c. Senter (1 buah)
2. Bahan
a. Medium NA (1 buah)
b. Medium TEA (1 buah)
Prosedur Kerja
1. Medium disediakan
2. Senter digunakan untuk menerangi medium
3. Mengamati dan mencatat bentuk, warna, lendir, tepi, dan permukaan atas
cembung atau cekung dari medium
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
a. Medium NA non Sintetik
Gambar Bentuk Tepi Warna Tekstur Elvansi
Irreguler Wavy Putih Tidak Cembung
and tulang berlendir
spreading

Concentric Smooth Kuning Tidak Cembung


berlendir

Round Smooth Putih Tidak Cembung


tulang berlendir

L-Form Smooth Putih Berlendir Cembung


susu

Round Threadlike Kuning Tidak Cembung


with berlendir
radiating
margin

Wrinkled Wavy Kuning Tidak Cembung


berlendir
b. Medium TEA
Gambar Bentuk Tepi Warna Tekstur Elvansi
Filamentous Smooth Putih Berlendir Cembung
susu

Round with Smooth Putih Berlendir Cembung


radiating susu

B. Pembahasan
Bakteri memiliki beragam jenis, bentuk, habitat dan juga keperluan akan
nutrisi yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan maka didapati beberapa
bakteri yang berkembang dan membentuk koloni pada medium TEA (Touge
ekstrak agar) dan NA (Natrium agar). Bentuk koloni bakteri pada medium NA
dan TEA sebagai berikut :
1. Medium NA
Medium ini terdapat 6 koloni bakteri, koloni pertama memiliki bentuk
irreguler and spearding tepi wavy artinya bentuk agak membulat dan beberapa
bagian tepi agak menjorok keluar, warna putih tulang, tekstur berlendir, elvansi
cembung, koloni kedua berbentuk concentric tepi smooth artinyaberbentuk bulat
berlapis-lapis dengan tepi datar, warna kuning, tidak berlendir, elvansi cembung,
koloni ketiga berbentuk round tepi smooth artinya berbentuk bulat sempurna
dengan tepi datar, warna putih tulang, tekstur tidak berlendir, elvansi cembung,
koloni keempat berbentuk L-Form tepi smooth artinya berbentuk bulat berlapis
dua dengan tepi rata, warna putih susu, tekstur berlendir, elvansi cembung, koloni
kelima berbentuk round with radiating margin tepi threadlike yaitu berbentuk
bulat pada bagian tengah dan memiliki cabang-cabang yang panjang dan
mengarah keluar tepi berbentuk seperti anyaman benang, warna kuning, tekstur
tidak berlendir, elvansi cembung. Dan terakhir koloni keenam berbentuk winked
tepi wavy artinya berbentuk agak bulat dengan tepi bergelombang, warna kuning,
tekstur tidak berlendir dan elvansi cembung.
2. Medium TEA
Medium ini ditemukan 2 koloni bakteri, koloni pertama berbentuk
filamentus tepi smooth artinya berbentuk lembaran-lembaran dilamen dengan tepi
rata, warna putih susu, tekstur berlendir dan elvansi cembung, dan koloni kedua
berbentuk round with radiating tepi smooth artinya berbentuk bulat sempurna
pada daerah tengah dan memiliki juluran-juluran cabang yang panjang bertepi
datar, warna putih susu, tekstur berlendir, elvansi cembung.
Pujiati (2015) mengatakan bahwa bakteri memiliki bentuk yang beraneka
ragam yang dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu:1.Bentuk Kokus
(Bulat) Kokus (bulat) bentuknya seperti buah beri kecil dibawah mikroskop. Basil
(batang) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder. Tidak
seperti kokus, basil membelah dalam satu bidang. Spirilia (spirilium) bakteri yang
berbentuk spiral.
Dikatakan bakteri endofit jika warna pada permukaan koloni yaitu putih
kekuningan, atau putih kental sepertu susu. Sel bakteri menghasilkan lendir
kepermukaan selnya. Lendir tersebut tersusun dari air dan polisakarida yang
biasanya merupakan bakteri saptofit. Lendir yang terkumul kemudian menebal
dan membentuk kapsul yang tersusun atas glikoprotein. Elvansi cembung
menunjukkan bahwa bakteri bersifat aerob, berkoloni diatas permukaan agar dan
tidak masuk kedalamnya serta tidak memiliki cekungan-cekungan disekitaran
koloninya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa medium NA
terdapat 6 koloni bakteri, koloni 1 bentuk irreguler and spearding tepi wavy,
warna putih tulang, tekstur berlendir, elvansi cembung, koloni 2 berbentuk
concentric tepi smooth, warna kuning, tidak berlendir, elvansi cembung, koloni 3
berbentuk round tepi smooth, warna putih tulang, tekstur tidak berlendir, elvansi
cembung, koloni 4 berbentuk L-Form tepi smooth, warna putih susu, tekstur
berlendir, elvansi cembung, koloni 5 berbentuk round with radiating margin tepi
threadlike, warna kuning, tekstur tidak berlendir, elvansi cembung. Koloni 6
berbentuk winked tepi wavy, warna kuning, tekstur tidak berlendir dan elvansi
cembung. Medium TEA ditemukan 2 koloni bakteri, koloni 1 berbentuk
filamentus tepi smooth, warna putih susu, tekstur berlendir dan elvansi cembung,
dan koloni ke2 berbentuk round with radiating tepi smooth, warna putih susu,
tekstur berlendir, elvansi cembung.
B. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya agar praktikan lebih serius dalam
melaksanakan praktikum. Diharapkan juga pada praktikum selanjutnya, asisten
lebih memperhatikan dan membimbing para praktikan agar tidak terjadi kesalahan
baik disengaja maupun tidak sengaja dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Diyantika D., Mufida D. C., Misnawi, 2017. Perubahan Morfologi


Staphylococcus aureus Akibat Paparan Ekstrak Etanol Biji Kakao
(Theobroma cacao) secara In Vitro. Journal of Agromedicine and Medical
Sciences. Vol.3 No.1. Hal 29-30
Hidayat H. 2015. Identifikasi Morfologi dan Uji Aktivitas Antimikroba Terhadap
Bakteri Escherichia coli Dari Fermentasi Buah Markisa (Passiflora sp.).
Jurnal Imu-Ilmu MIPA. Vol.15 No.1. Hal 83
Joung D., Lee Y., Han S., Lee S., Cha S., Mun S., Kong R., Kang O., Song H.,
Shin D., Kwon D. 2016. Potentiating activity of luteolin on membrane
permeabilizing agent and ATPase inhibitor againstmethicillin-resistant
Staphylococcus aureus. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. Vol.9
No.1. Hal. 21-22
Musthari M., Riadi S., Situmeang S. M. F. 2019. Isolasi Dan Identifikasi
Morfologi Dan Uji Aktivitas Antimikroba Terhadap Escherichia Colidan
Candida Albicansdari Fermentasi Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus). Jurnal Biosains. Vol.5 No.2. Hal 61-62
Pujiati. 2015. Buku Ajar Mikrobiologi Umum. Penerbit : KIP PGRI MADIUN.
Hal 67-68
Putri M. H., Sukini, Yodong. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Mikrobiologi.
Penerbit : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Hal 17-18
Ummamie L., Rastina, Erina, Ferasyi T. R., Darniati, Al Azhar. 2017. Isolasi Dan
Identifikasi Escherichia Coli Danstaphylococcus Aureus Pada Keumamah
Di Pasar Tradisional Lambaro, Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Veteriner. Vol.1 No.3. Hal 577, 580-581.
Zhu X., Liu D., Singh A. K., Drolia R., Bai X., Tenguria S., Bhunia A. K. 2018.
Tunicamycin Mediated Inhibition of Wall Teichoic Acid Affects
Staphylococcus aureus and Listeria monocytogenes Cell Morphology,
Biofilm Formation and Virulence. Tunicamycin Affects Bacterial
Physiology and Virulence. Vol.9. Hal 5
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai