Anda di halaman 1dari 7

BAB V

Manusia Menurut Islam


A. Pengertian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI manusia adalah makhluk yang berakal budi
atau mampu menguasai makhluk lain. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk terbaik di
antara makhluk lainnya. Hal ini dapat dilihat dari strukturnya yang lengkap terdiri bukan hanya
unsur jasmaniah atau fisiologis namun juga rohaniah atau psikologis. Dari sekian banyak
perangkat atau jasa dia yang dimiliki manusia, terdapat tiga perangkat yang dianggap sebagai
perangkat utama, yaitu: telinga yang dengannya ia mampu mendengar, mata yang dengannya ia
mampu melihat, dan hati yang dengannya ia mampu berpikir, bahkan memahami ma'rifat.
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang pengertian manusia.
1. D. C. Mulder
"Manusia merupakan makhluk yang berakal akal yang merupakan pembedaan pokok antara
manusia dengan binatang akanlah yang menjadi dasar dari segala kebudayaan. "
2. Gabriel Marcel
"Manusia adalah makhluk yang selalu ingin, dan tidak pernah merasa puas dengan maksudnya,
dan ia selalu ada dalam perjalanan menuju suatu hal."
3. Aristoteles
"Manusia adalah hewan berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan
akal pikiran."
4. Charles Darwin
"Manusia adalah bentuk akhir dari revolusi biologi dan binatang bersel satu merupakan titik awal
evolusi. Dengan kata lain Darwin telah menempatkan manusia dalam alam binatang, baik akal
budinya kesadaran moralnya maupun agamanya itu merupakan hasil perkembangan dari evolusi."
5. Abbas Mahmud El-Aqqad
"Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan
sifat-sifat ketuhanan."
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan
bahwa manusia merupakan makhluk yang sejenis dengan hewan manusia punya karakter tertentu
yang membedakan dengan hewan lainnya.
Di dalam Alquran manusia disebut antara lain dengan Bani Adam, Basyar, Al insan, dan An-nas.
Disebut Bani Adam menunjukkan keturunan nabi Adam as. yang diharapkan kembali menjadi
ahli surga, sedangkan ketika disebut Basyar bahwa secara fisiologis sama manusia sama tidak ada
perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, Al insan bermakna agar manusia hidup
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya yaitu fitrah, akal dan qolbu dengan tetap
berpedoman kepada ajaran ilahi sedangkan istilah an-nas diilustrasikan bahwa manusia sebagai
makhluk sosial ditunjukkan secara umum tanpa melihat statusnya apa kabar Iman atau kafir
karakteristik manusia senantiasa dalam keadaan labil hanya sebagian manusia yang mampu
mempergunakannya Tuhannya.
B. Proses Penciptaan Manusia
Proses penciptaan manusia, mula-mula Allah SWT, menciptakan Adam dari tanah dan kemudian
ditiupkan rohnya, sehingga ada menjadi hidup, mampu mengingat, berfikir, berkehendak, merasa
berangan-angan, menilai dan menentukan pilihan. Kejadian ini mengisyaratkan bahwa roh dan
jiwa merupakan dimensi-dimensi yang berbeda, sekalipun keduanya tidak dapat terpisahkan
selama Manusia masih hidup titik adapun asal-usul manusia pada beberapa tempat di dalam
Alquran Allah SWT menyebutkan dari apa manusia diciptakan, dari bahan apa manusia berasal.
Di dalam surah al-an'am ayat 2 Allah subhanahu wa ta'ala menyatakan bahwa manusia diciptakan
dari tanah titik di tempat lain Allah SWT menyebutkan bahwa ia menciptakan manusia dari lumpur
atau tanah hitam yang diberi bentuk (Q.S Al-Hijr:26). Dalam surah ar-rahman ayat 14 Allah SWT
menyatakan bahwa dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Selain berasal
dari tanah, Alquran juga mengatakan dalam beberapa ayatnya bahwa manusia berasal dari air.
Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan bahwa air yang menjadi asal manusia itu
adalah air mani yang terpancar dari antara tulang sulbi atau pinggang dan tulang dada (Q.S. At-
Tariq:6-7).
Air yang berasal dari sari pati tanah, komponen pembentukan manusia adalah roh dari Allah
subhanahu wa ta'ala tentang roh sebagai mukta atau air mani 40 hari sebagai alakoh atau segumpal
darah selama itu pula sebagai mudghah (segumpal daging). Kemudian Allah SWT mengutus
malaikat untuk meniupkan roh Allah subhanahu wa ta'ala ke dalam tubuh atau janin manusia yang
berada dalam rahim itu (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari ungkapan Alquran dan hadis yang dikutip di atas, kita dapat mengetahui bahwa ketika masih
berbentuk janin sampai berumur 4 bulan embrio manusia belum mempunyai roh. Roh itu baru
ditiupkan ke dalam janin setelah janin itu berumur 4 bulan. Namun, dari teks atau nash itu dapat
dipahami kalau orang mengatakan bahwa kehidupan itu sudah ada sejak manusia berada dalam
bentuk nutfah.
C. Potensi Dasar Manusia
Di antara potensi yang ada pada manusia adalah:
1. Jasad dan Ruh
Manusia adalah salah satu makhluk yang diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya.
Dalam menentukan pilihannya, sia selalu dipengaruhi oleh tabiatnya. Tabiat manusia mengandung
dua unsur, yaitu unsur materi dan nonmateri atau roh dan jasad yang saling melengkapi. Alquran
melarang orang mukmin menelantarkan hak dan kewajiban terhadap jasadnya hanya karena
mementingkan roh saja dan sebaliknya.
2. Pendengaran, Penglihatan, dan Hari
Allah beri manusia telinga lengkap dengan pendengarannya, Allah bekal manusia dengan mata
lengkap dengan penglihatannya dan beri manusia hati lengkap dengan rasa dan akalnya. 3 potensi
tersebut disusun berurutan, hal ini bukan karena kebetulan tetapi ini berkenaan dengan fungsi
ketiga potensi tersebut. Ketika manusia lahir ke bumi, maka yang pertama kali berfungsi adalah
pendengaran hingga disunahkan untuk mengasahinya potensi yang kedua segera berfungsi yakni
mata, bayi mulai mengenal ibu dan bapaknya dan yang ketiga hati, hati berfungsi bertahap hingga
pada usia 15 tahun hati mampu membedakan antara hak dan batil baik dan buruk, benar dan salah
dan seterusnya, hingga manusia mampu menemukan jalan menuju Tuhannya.
3. Fitrah
Adapun komponen dasar fitrah:
a. Bakat, kemampuan akademis dan keahlian di berbagai bidang kehidupan.
b. Insting yaitu kemampuan berbuat tanpa melalui proses belajar dalam psikologi pendidikan
disebut kapabilitas.
c. Nafsu dan dorongan-dorongannya.
d. Karakter atau watak tabiat manusia.
e. Hereditas atau keturunan yaitu ciri-ciri psikologi dan fisiologis yang diturunkan oleh orang tua
baik dalam garis yang dekat maupun dari garis yang telah jauh.
f. Intuisi yaitu kemampuan psikologis manusia untuk menerima Ilham Tuhan. Intuisi sebagai
elemen vital yang mendorong manusia berpikir dan berbuat.
D. Sifat Dasar Manusia
Dalam ilmu psikologi karakter manusia terbagi 4 kepribadian sifat dasar yaitu melankolis,
plegamtis, koleris, dan sanguinis. Alquran pun menyebutkan beberapa sifat dasar manusia yang
menjadi karakter dan kepribadian manusia, dasar ini netral tidak positif maupun negatif, tetapi
semua sifat bisa mengarah pada arah positif ataupun negatif. Diantara sifat dasar manusia
disebutkan dalam Alquran adalah sebagai berikut:
1. Halu'a
Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat keluh kesah, apabila ia diberi, ia lupa dan apabila ia
diberi musibah ia ingkar. Akan tetapi sifat ini bisa berarti manusia memiliki sifat responsif
terhadap sesuatu yang datang pada dirinya respon yang lahir dari dirinya bisa positif seperti
bersabar atau bersyukur atau bisa negatif seperti berlebihan atau putus asa.
2. Dhaifa
Dalam Alquran Allah mendeskripsikan dua kelemahan manusia yaitu lemah secara fisik dan lemah
dalam menahan hawa nafsu. Penjelasan lain lemah sebagai sifat dasar manusia memerlukan
sesuatu yang amat kuat agar manusia bisa tetap bergantung kepada yang maha kuasa yaitu Allah
SWT. Sifat lemah bisa berarti negatif atau positif keduanya tergantung kepada yang
mengarahkannya.
3. Kabad
Kabar artinya sibuk kesibukan manusia bermacam-macam, bisa dalam kondisi maksiat ataupun
taat, bisa dalam kondisi sabar maupun putus asa, bisa dalam keadaan syukur ataupun kufur.
Kesibukan bisa berarti positif maupun negatif.
4. Zalim
Kezaliman dan kebodohan manusia dapat disebabkan karena rusaknya dan kotornya bumi karena
pertumpahan darah dan ulah manusia itu sendiri yang tidak merawat bumi dan seisinya sesuai
dengan ketentuan Allah titik sifat ini dari awal manusia dilahirkan memang tidak mengetahui apa-
apa, akan tetapi Allah telah memberikan potensi dasar terhadap manusia agar manusia bisa lebih
mulia dari Malaikat, akan tetapi bagi siapa yang tidak bisa menggunakan potensinya manusia bisa
lebih hina daripada binatang ternak.
E. Tugas, Fungsi, dan Peran Manusia
Karena kita telah menerima dan meyakini sebagai hamba Allah yang berkewajiban ibadah, maka
Allah memberikan tuntunan bagaimana cara merealisasikannya dengan benar sesuai kehendaknya.
1. Manusia adalah hamba Allah yang wajib beribadah
Ibadah adalah kewajiban makhluk kepada sang khalik. Ini adalah jalan satu-satunya menggapai
ridhonya sekaligus untuk membuktikan status sebagai hamba. Dan hanya karena inilah, kita
dihidupkan Allah. Dalam artian kita harus menjalankan seluruh aktivitas hidup kita semata-mata
untuk hanya beribadah kepadaNya.
Dengan pelaksanaan ibadah tersebut, Allah menghendaki agar kita menjadi manusia yang paling
mulia disisinya artinya pelaksanaan ibadah akan membina manusia dan menjadi manusia yang
dapat memelihara dirinya dengan ajaran Islam sebagai bekal mencapai mardhotillah sejati dan
wujud pertanggungjawaban kita kelak di Yaumil qiyamah.
F. Manusia Dari Alam Ke Alam
Hidup ini terus berjalan. Manusia akan mengalami proses penuaan. Inilah yang disebut dengan
perjalanan waktu. Waktu sejatinya bukan jam dinding yang menghias rumah kita. Itu adalah alat
ukur waktu yang baru ditemukan beberapa abad yang lalu. Soal waktu Allah telah menetapkan
ukuran super canggih yang tak pernah berubah yakni siang dan malam. Perubahan siang dan
malam bagi mereka yang berpikir merupakan peristiwa luar biasa. Demikian pula kehidupan kita
tak seorangpun di antara kita mengetahui sampai kapan kesempatan hidup di dunia diberikan oleh
Allah secara cuma-cuma ini. Dan tidak satupun jiwa yang mengetahui apa gerangan yang akan
dilakukan di esok hari.
Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang
akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berikhtiar, memilih faktor-faktor yang
terbaik yang mendukung keberhasilan titik adalah suatu karunia yang sangat besar, bahwa Allah
menjadikan ajal kita ini sebagai sesuatu yang gaib atau rahasia. Dengan demikian setiap manusia
mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah setiap saat pagi, siang dan malam.
Sehingga dalam situasi ketidakpastian, kita bisa beramal saleh lebih baik. Menjalani hidup ini lurus.
Tidak berhenti menanam dan mengukir amal saleh. Tanpa menghiraukan persepsi pihak lain baik
pro maupun kontra. Jadi, setiap saat diantara kita, tidak ada yang meyakini kapan hidup akan
berakhir.
Rasulullah menceritakan kepada kita bahwa, "boleh jadi di Antara kalian ada yang melakukan
amal-amal ahli surga, sehingga jarak diantara dia dan surga tinggal sehasta, tetapi dalam takdir
Allah ia akan masuk neraka. Dan bola jadi di Antara kalian melakukan amal-amal ahli neraka,
sehingga jarak antara dia dan neraka tinggal sahasta, tetapi dalam ilmu Allah, ia akan masuk surga.
Dalam keadaan itu yang mengakhiri hidupnya".
1. Alam Ruh
Alam ruh adalah fase pertama kehidupan manusia, disinilah manusia itu berasal. Di alam ini,
manusia menunggu panggilan dari Allah untuk nantinya ditempatkan dalam jasad yang telah Allah
sediakan. Ketika Allah akan membawa ruh ini untuk masuk kedalam jasad manusia, Allah
bertanya kepada setiap ruh dengan pertanyaan yang sama “Alastu bi robbikum.?” (Apakah kalian
bersaksi, bahwa akulah tuhan kalian.?) qolu “bala, syahidna.?” (yaaa tuhanku, kami bersaksi
bahwa engkau adalah tuhan kami).
Setelah mereka melakukan sumpah pengakuan bahwa Allah adalah tuhan mereka, barulah Allah
masukkan ruh tersebut ke dalam jasad yang telah Allah tentukan. Di alam ruh ini, manusia
seluruhnya sama, tidak ada yang lebih baik dari siapapun, tidak ada perbedaan tinggi badan, warna
kulit dan sebagainya.
2. Alam Rahim
Alam kandungan ini adalah Proses awal sebelum lahirnya sosok manusia yang baru. Dalam proses
ini sunnatullah berjalan, bermula dari ovum yang dibuahi oleh sperma, kemudian janin tersebut
menempel dI dinding rahim, dan dalam penjelasan hadits Arbain an nawawi urutan hadits yang ke
empat rasulullah menjelaskan tentang tahapan manusia dalam kandungan. Manusia dalam
kandungan mengalami beberapa proses, yang mana masing-masing prosesnya dilalui selama 40
hari. Pada 40 hari pertama manusia berbentuk Nutfah (cairan, bentuk awal dari bersatunya sperma
dengan ovum). 40 hari kemudian manusia berbentuk Alaqah (nutfah yang menempel dalam
dinding rahim). 40 hari kemudian manusia berbentuk Mutghoh (bentuk awal manusia,tetapi belum
memiliki nyawa).
3. Alam Dunia
Dunia ini adalah alam pertengahan dari lima fase kehidupan manusia, fase kehidupan yang paling
menentukan kehidupan manusia setelahnya. Ini menjadi tolak ukur dan penilaian apakah manusia
tersebut akan mendapatkan kebahagian atau justru kesengsaraan yang didapatkannya. Karena
dalam fase ini Allah membebaskan manusia untuk memilih apa saja yang hendak mereka pilih dan
lakukan. Allah memberikan bekal kepada manusia agar manusia tidak salah dalam memilih, bekal
tersebut adalah hati dan fikiran.
Pada alam dunia ini manusia juga mendapatkan kewajiban untuk taat kepada syariat Islam.
Ketaatan secara mutlak dimiliki oleh seseorang yang mukallaf atau telah baligh. Tanda seseorang
telah mukallaf atau baligh ini adalah mimpi yang diserai dengan keluarnya mani bagi seorang laki-
laki dan menstruasi bagi perempuan. Di fase inilah Allah telah menjelaskan kepada manusia dan
jin, bahwa tujuan mereka diciptakan adalah untuk beribadah hanya kepada Allah. Namun
nyatanya tidak semua manusia dan jin taat dan patuh kepada perintah Allah. Sebagian besar dari
mereka enggan untuk beribadah, bahkan banyak dari mereka yang menyekutukan Allah.
4. Alam Barzakh
Alam barzah atau biasa disebut dengan alam kubur adalah alam dimana manusia di tempatkan oleh
Allah setelah mereka meninggal dunia, di alam ini manusia menunggu hadirnya hari kiamat yang
akan menentukan kedudukan mereka di alam akhirat. Apakah akan menjadi penghuni surga
ataukah mereka merasakan siksa di neraka. Kuduanya adalah bentuk balasan dari Allah atas apa
yang telah mereka perbuat di kehidupan dunia.
Di alam ini manusia akan di datangi oleh malaikat penjaga kubur, yaitu malaikat munkar dan nakir.
Beliau yang akan menanyai manusia tentang keimanan manusia kepada tuhan, rasul dan
bagaimana mereka menjalani kehidupan di dunia.
5. Alam Akhirat
Alam akhirat adalah pemberhentian terakhir dari perjalanan panjang kehidupan manusia, pada
alam ini manusia akan di audit seluruh amal kebaikan dan amal keburukannya. Hasil dari
timbangan inilah yang nantinya akan menentukan tempatnya di akhirat. Bagi orang islam yang
timbangan kebaikannya lebih berat dari keburukannya, maka mereka mendapatkan tiket langsung
ke surga. Sedangkan untuk kaum muslimin yang timbangan keburukannya lebih berat dari
kebaikannya, maka mereka harus menjalani fase pembersihan dosa di neraka. Dan untuk mereka
yang tidak beriman kepada Allah (kafir) mereka tidak membutuhkan hisab, karena tempat mereka
sudah pasti di neraka. Apa yang akan kita dapatkan di akhirat nanti bergantung kepada apa kita
lakukan di dunia, siapa yang taat dan patuh kepada perintah Allah akan berbalas kebaikan berupa
surga, dan siapa yang berbuat keburukan akan dihadiahi dengan neraka.

Anda mungkin juga menyukai