Anda di halaman 1dari 6

VIRGIN COCONUT OIL

Muthi’ah Amaliyah Ahmad. 2021


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar
muthiah.amaliyah@gmail.com
Abstract
Coconut can be produced into a variety of products, for example copra and food ingredients such as
nata de coco which is made from coconut water. In addition, coconut milk from ripe and old coconuts can
also be taken for the manufacture of virgin coconut oil or Virgin Coconut Oil (VCO). Virgin Coconut Oil is
a virgin coconut oil product that has several advantages over ordinary oil. Virgin Coconut Oil is made by
separating the oil layer from the coconut milk cream. This can be achieved through a variety of methods,
including heating, fermentation, acidification, enzymatic, and fishing methods. Virgin Coconut Oil is
different because it contains saturated fat and lower water content than other types of oil. This article aims
to find out the proper method and process for extracting virgin coconut oil from fresh coconut milk which is
done simply through fermentation, acidification, and enzymatic methods which were tested in the laboratory.
Keyword: Bioteknologi, virgin coconut oil, minyak kelapa murni, fermentasi.
1. PENDAHULUAN
Kelapa dapat diproduksi menjadi berbagai
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang fokus
macam produk, misalnya daunnya bisa dijadikan
pada pemanfaatan makhluk hidup baik
atap, kopra dan bahan makanan seperti nata de
mikroorganisme maupun makroorganisme untuk
coco. Selain itu, santan dari buah kelapa yang telah
menghasilkan produk berupa barang atau jasa dari
matang dan tua juga dapat digunakan untuk
metabolisme makhluk hidup guna menghasilkan
pembuatan minyak kelapa murni atau Virgin
produk berupa barang dan jasa yang bermanfaat
Coconut Oil (VCO).
bagi kemaslahatan makhluk hidup. Bioteknologi
Virgin Coconut Oil dibuat dengan
sederhana pada dasarnya telah dimanfaatkan oleh
memisahkan lapisan minyak dari krim santan
manusia sejak ratusan hingga ribuan dasawarsa
kelapa. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai
lalu. Bioteknologi hadir sebagai hasil temuan dan
metode, di antaranya metode pemanasan,
gagasan manusia untuk menghasilkan suatu
fermentasi, pengasaman, enzimatis, dan
produk yang baru dan meiliki kualitas yang lebih
pemancingan. Namun, proses ini harus dilakukan
daripada produk sebelumnya. Hingga saat ini,
secara aseptis dan tepat. Selain itu, memilih
masyarakat masih menerapkan berbagai teknik
metode yang paling tepat dapat menjadi
bioteknologi konvensional untuk menghasilkan
pertimbangan ketika akan membuat Virgin
barang dan jasa.
Coconut Oil terutama dalam skala rumah tangga
Produk bioteknologi kini bukan lagi hal baru
atau industri kecil.
bagi masyarakat, produk bioteknologi telah
merambah ke berbagai aspek kehidupan seperti
2. KAJIAN LITERATUR
pada sektor kesehatan, pertanian, peternakan,
Istilah bioteknologi pertama kali
kuliner, bahkan genetika. Bioteknologi
diperkenalkan pada tahun 1919 oleh seorang
konvensional hingga kini masih banyak
sarjana pertanian Hongaria bernama Karl Ereky.
dimanfaatkan untuk memproduksi berbagai jenis
Pada waktu itu, istilah bioteknologi merujuk pada
makanan. Bioteknologi dengan metode
suatu produk yang dibuat dari bahan baku dengan
konvensional memanfaatkan bantuan
bantuan organisme hidup. Ereky memperkirakan
mikroorganisme umumnya bakteri dan jamur
bahwa krisis pangan dan energi di masa depan
sebagai agen fermentasi yang menghasilkan
akan dapat diselesaikan melalui bioteknologi.
makanan olahan. Salah satu jenis makanan
Secara terminologi, bioteknologi diartikan sebagai
tradisional yang merupakan hasil bioteknologi
pemanfaatan sistem biologi, makhluk hidup, dan
konvensional yang terkenal di Indonesia yaitu
produknya untuk mengubah atau memperbaiki
tapai.
kesehatan umat manusia dan lingkungannya. Kata
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah
bioteknologi tersusun dari partikel “bio” yang
satu komoditas pangan besar dan memiliki peran
memiliki pengertian agen hayati (living things)
yang penting dalam kehidupan masyarakat
yang meliputi organisme,jaringan, sel, dan/atau
Indonesia, sebab kelapa banyak dibudidayakan
komponen sub-selulernya, dan “tekno” yang berarti
oleh sebagian besar masyarakat sebagai tanaman
teknik atau rekayasa (Nurcahyo, 2011).
tahunan yang mempunyai nilai ekonomis dan
Bioteknologi diartikan sebagai aplikasi
sosial. Kelapa sering dijuluki sebagai pohon
penerapan prinsip-prinsip dasar sains dan
kehidupan (tree of life) dan pohon surga (a
perekayasaan atas proses material dengan bantuan
heavenly tree) karena hampir semua bagian
agen biologi untuk menghasilkan berbagai produk
tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk kehidupan.
Salah satu metode untuk memaksimalkan manfaat
tanaman ini ialah melalui proses bioteknologi.
barang dan jasa. Hingga kini, keunggulan keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol,
bioteknologi telah banyak mengambil alih dan acar, sosis, kecap, dan sebagainya. Produk-produk
menjadi revolusi baru dalam ilmu biologi melalui tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai minuman
pengelolaan produk-produk alami yang atau makanan (Nurcahyo, 2011).
menggantikan proses kimiawi dan industri. Seiring Fermentasi adalah proses produksi energi
perkembangan zaman dan pengetahuan, dalam sel saat kondisi anaerobik atau tanpa
bioteknologi kini bergulir menjadi metode yang oksigen. Secara umum, fermentasi merupakan
lebih modern dan dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu bentuk respirasi anaerobik. Namun
berbagai bidang, seperti bioteknologi kesehatan, demikian, terdapat definisi yang lebih spesifik dan
bioteknologi lingkungan, bioteknologi obat-obatan, tepat yang mendefinisikan fermentasi sebagai
bioteknologi pertanian, dan bioteknologi industri. respirasi dalam lingkungan anaerobic tanpa
Bioteknologi merupakan ilmu dan sains masa akseptor elektron eksternal. Seiring dengan
depan yang terus menarik minat para ilmuwan, perkembangan teknologi, definisi fermentasi kian
serta akan melahirkan suatu revolusi besar dalam meluas menjadi semua proses yang melibatkan
kehidupan kita dengan menunjukkan bagaimana mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk
memperoleh hal-hal baru demi kesejahteraan yang merupakan metabolit primer atau sekunder
makhluk hidup di muka bumi dan Nusantara Raya dalam suatu lingkungan yang secara sengaja
Jaya (Tajuddin dkk, 2015). dikendalikan (Ramlawati dkk, 2017).
Menurut Bull et al. (1982) dalam Nurcahyo Proses fermentasi yang berlangsung semakin
(2011), bioteknologi adalah penerapan asas-asas lama akan menyebabkan semakin banyak pula
sains atau ilmu pengetahuan alam dan rekayasa glukosa yang dirombak menjadi alkohol sehingga
teknologi untuk pengolahan suatu bahan dengan kadar alkohol yang dihasilkan semakin tinggi.
melibatkan aktivitas jasad renik untuk Meningkatnya kadar alkohol yang dihasilkan oleh
menghasilkan barang dan/atau jasa. Bioteknologi produk bioteknologi fermentasi berkaitan dengan
dalam konteks pemberdayaan mikroorganisme fase-fase pertumbuhan mikroba, yang dimulai dari
untuk mengolah makanan dan minuman, telah fase adaptasi (lag phase), fase eksponensial (log
dikenal sejak jaman dahulu sebelum masehi. phase), fase stasioner (stationer phase), dan fase
Adapun prospek ke depannya, terdapat indikasi kematian (death phase) (Andriani dkk, 2015).
bahwa perkembangan penerapan bioteknologi Menurut Siregar dkk (2016), semakin lama
dalam segala bidang kehidupan akan semakin proses fermentasi yang berlangsung, maka gula
meningkat dengan didukung oleh penemuan- yang terbentuk akan diubah menjadi senyawa lain
penemuan baru dan penerapan metode-metode yaitu alkohol atau etanol. Hal ini terjadi karena
baru (Nurcahyo, 2011). glukosa (C6H12O6) memiliki gugus aldehid
Bioteknologi konvensional adalah suatu sehingga seiring lamanya waktu fermentasi dapat
jenis bioteknologi tradisional yang memanfaatkan tereduksi menjadi alkohol (etanol) dengan bantuan
organisme secara langsung untuk menghasilkan enzim. Suatu mikroba yang ditumbuhkan dalam
produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi media pati akan berakhir dipecah oleh enzim
manusia dan melalui proses fermentasi. amilase yang kemudian dikeluarkan dalam bentuk
Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan maltosa. Maltosa dapat dirombak menjadi glukosa
secara sederhana dan diproduksi dalam jumlah oleh enzim maltase sementara glukosa dirombak
terbatas. Dalam bidang pangan, fermentasi menjadi etanol oleh enzim zimase.
merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan Makanan yang mengalami fermentasi
sehingga dihasilkan produk barang atau jasa yang biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi
diinginkan (Ramlawati dkk, 2017). daripada bahan bakunya. Hal ini tidak hanya
Ciri-ciri bioteknologi konvensional di disebabkan karena mikroba bersifat katabolik atau
antaranya ialah metode yang digunakan masih memecah komponen-komponen yang kompleks
kurang aseptik, jumlah produk masih sedikit, dan menjadi zat-zat yang lebih sederhana sehingga
kualitas belum dapat terjamin. Bioteknologi lebih mudah dicerna, tetapi lebih dari itu mikroba
konvensional biasanya memanfaatkan metode juga dapat mensintesis beberapa vitamin yang
fermentasi. Fermentasi merupakan teknik kompleks dan faktor-faktor pendukung
mengubah substrat menjadi produk tertentu yang pertumbuhan badan lainnya, misalnya produksi
diinginkan dengan menggunakan bantuan mikroba. dari beberapa golongan vitamin seperti riboflavin,
Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar vitamin B12, dan provitamin (Yati dkk, 2017).
adalah proses produksi barang dan jasa dengan Proses fermentasi makanan membutuhkan
menerapkan teknologi fermentasi atau yang substrat sebagai nutrien. Substrat merupakan
menggunakan mikroorganisme untuk merupakan bahan baku yang mengandung berbagai
memproduksi makanan dan minuman, seperti: nutrien yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
tumbuh maupun menghasilkan produk maupun untuk menghasilkan produk fermentasi
fermentasinya. Nutrien pada substrat yang paling adalah karbohidrat (Andriani dkk, 2015).
dibutuhkan oleh mikroba baik untuk tumbuh Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah
satu produk bioteknologi yang melalui proses proses yang dikenal untuk produksi VCO di
fermentasi. Virgin Coconut Oil terbuat dari daging tingkat rumah tangga maupun skala industri kecil.
kelapa segar. VCO adalah minyak dan lemak Hal ini memanfaatkan starter mikrobia sebagai
makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak, agen fermentasi (Satheesh dkk, 2014).
hanya diperoleh dengan perlakuan mekanis dan Peneliti yang berbeda melaporkan bahwa
pemakaian panas minimal. VCO diperoleh dari Lactobacillus plantarum pada VCO memiliki
daging buah kelapa yang sudah tua tetapi masih banyak manfaat kekebalan dan probiotik. Sebuah
segar yang diproses tanpa melalui pemanasan dan penelitian pada hewan dalam skala laboratorium
diproses dengan cara sederhana sehingga diperoleh melaporkan bahwa beberapa strain L. plantarum
minyak kelapa murni yang berkualitas tinggi. memiliki efek positif potensial pada sistem
Keunggulan dari VCO ini adalah jernih, tidak kekebalan dan merangsang makrofag maupun sel
berwarna, tidak mudah tengik, dan tahan lama dendritik untuk menghasilkan sel T Helper (TH),
bahkan hingga dua tahun (Budiman dkk, 2012). yang berguna dalam perlindungan bentuk infeksi
Minyak kelapa umum digunakan untuk influenza. L. plantarum sendiri merupakan spesies
makanan, aplikasi industri, promosi kesehatan dan yang memiliki kapasitas probiotik dan banyak
pencegahan penyakit. VCO diproduksi dengan ditemukan di alam termasuk pada tumbuh-
pengolahan basah. Hal ini terjadi melalui kondisi tumbuhan. Oleh karenanya, L. plantarum
pemrosesan minimal yang harus melibatkan meningkatkan hasil minyak kelapa dalam proses
pengawetan komponen alami kelapa. Dalam proses basah dibandingkan spesies-spesies Lactobacillus
produksi VCO ditentukan bahwa fermentasi alami lainnya (Satheesh dkk, 2014).
atau spontan adalah metode yang kondisi Berdasarkan metodenya, cara mengekstraksi
prosesnya lebih sedikit terlibat. Dalam proses VCO dapat ditempuh melalui berbagai teknik.
fermentasi alami susu krim yang diekstraksi dari Untuk mengekstraksi VCO secara fermentasi
kelapa basah diizinkan untuk fermentasi mikroba. dilakukan menggunakan Saccharomyces
Fermentasi adalah proses mikrobiologi yang cerevisiae yang menghasilkan enzim secara
melibatkan mikroorganisme dan menghasilkan langsung atau melalui mikroba penghasil enzim
produk yang berharga bagi manusia baik itu protease yang dapat memecah ikatan protein
metabolit primer dan sekunder dari proses dengan minyak pada emulsi santan Salah satu
fermentasi. Di lingkungan sendiri terdapat berbagai mikroba yang dapat digunakan adalah khamir roti
jenis mikroorganisme yang saling terhubung di Saccharomyces cerevisiae yang dapat
antara keduanya baik itu menguntungkan maupun menghasilkan enzim proteolitik dan amilolitik
merugikan (Satheesh dkk, 2014). Enzim amilolitik akan memecah karbohidrat
Komponen utama yang terkandung dalam sehingga menghasilkan asam. Adanya asam
VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan berfungsi menurunkan pH santan sampai mencapai
asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak titik isoelektrik protein sehingga protein akan
jenuh VCO didominasi oleh asam laurat yang terkoagulasi. Kemudian enzim proteolitik akan
memiliki rantai C12. VCO mengandung ± 53% memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah
asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat. dipisahkan dari minyak. Proses ekstraksi secara
Keduanya merupakan asam lemak jenuh rantai fermentasi dibandingkan cara lain adalah
sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty kemudahannya sehingga dapat diproduksi secara
Acid (MCFA), sedangkan VCO mengandung 92% praktis, hemat bahan bakar, residu galendo lebih
lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh dan 2% sedikit, tingkat ketengikan rendah dengan daya
lemak poli tidak jenuh (Budiman dkk, 2012). simpan lebih lama, aroma harum, dan bebas
Dalam literatur bacaan, proses yang berbeda senyawa penginduksi kolesterol (Ngatemin dkk,
dilaporkan untuk memproduksi VCO. Produk ini 2013).
dapat dihasilkan melalui metode basah Saccharomyces cerevisiae dalam proses
menggunakan enzim, chilling, dan sentrifugasi. fermentasi tapai ketan melalui beberapa fase hidup.
Dalam metode suhu rendah, santan kelapa Pertama ialah fase adaptasi. Di dalam fase ini
dipanaskan sampai suhu 45°C dan disentrifugasi Saccharomyces cerevisiae mengalami masa
untuk memisahkan VCO dari lapisan lainnya. adaptasi dengan lingkungan dan belum ada
Sementara itu, metode fermentasi alami adalah pertumbuhan. Pada jam ke-48 sampai dengan jam
ke-120, kadar alkohol yang dihasilkan semakin
meningkat yang menandakan bahwa
Saccharomyces cerevisiae memasuki fase
eksponensial. Pada fase eksponensial terjadi
pertumbuhan yang sangat cepat. Meningkatnya
jumlah sel pada fase ini disebabkan oleh kadar
nutrisi berupa amilum yang terdapat pada ketan
hitam masih tersedia untuk menunjang dalam fase ini terjadi pemecahan gula secara besar-
metabolismenya dalam menghasilkan alkohol. Di besaran guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae. Hasil pemecahan gula fermipan, asam cuka, daun papaya, buah nanas,
ini dalam keadaan anaerob menghasilkan alkohol. dan air.
Setelah fase eksponensial, pertumbuhan akan
Prosedur Kerja
memasuki fase stasioner yang menunjukkan
kesamaan jumlah Saccharomyces cerevisiae yang Pembuatan Santan
hidup dengan jumlah yang mati. Selanjutnya, fase Siapkan 5 butir kelapa tua yang telah diparut
kematian yang biasanya terjadi pada lama kemudian tambahkan air sebanyak 3 liter. Peras
fermentasi lebih dari tujuh hari. Pada fase ini, dan saring kelapa menggunakan tapis sampai
jumlah Saccharomyces cerevisiae yang mati menghasilkan santan. Masukkan santan ke dalam
jumlahnya lebih banyak hingga pada akhirnya baskom plastik transparan lalu tutup bagian
semuanya mati (Andriani dkk, 2015).
atasnya. Biarkan santan kelapa tersebut selama
Mengonsumsi VCO bermanfaat untuk
mengaktifkan hormon anti-penuaan, mencegah kurang lebih satu jam hingga terbentuk dua
serangan jantung, pikun, kegemukan, kanker dan lapisan, yaitu lapisan atas (krim) dan lapisan
penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan bawah (air). Pisahkan krim dan air untuk membuat
dengan penuaan dini. VCO juga merupakan salah VCO.
satu minyak masak terbaik karena sangat stabil Pembuatan VCO
terhadap panas tinggi. Dengan sifat-sifat seperti
- Metode Fermentasi
itu, minyak kelapa murni dapat disimpan dengan
Siapkan krim santan di dalam toples kemudian
mudah pada suhu kamar selama bertahun-tahun.
silkan efek stimulant di seluruh tubuh. Adapun tambahkan ragi fermipan sebanyak 5 gram. Aduk
manfaat lain dapat meningkatkan tingkat energi campuran tersebut kemudian tutup toples.
kita dan seiring dengan peningkatan metabolisme Inkubasi selama 24 jam hingga terbentuk 3
adalah peningkatan daya tahan terhadap penyakit lapisan.
dan percepatan penyembuhan dari sakit. Dengan - Metode Asam Cuka
peningkatan metabolisme, sel-sel tubuh akan Siapkan krim santan di dalam toples kemudian
bekerja lebih efisien, membentuk sel-sel baru
tambahkan asam cuka dengan perbandingan 200
dengan meregenerasi atau mengganti sel-sel yang
rusak dengan lebih cepat. Untuk memperoleh hasil ml krim santan dicampur dua sendok asam cuka.
maksimal, hal yang perlu diperhatikan ialah Aduk campuran tersebut kemudian tutup toples.
memilih Virgin Coconut Oil yang berkualitas baik Inkubasi selama 24 jam hingga terbentuk 3
dengan ciri berwarna jernih kristal seperti air yang lapisan.
mengalir jauh dari hulu (Budiman dkk, 2012). - Metode Enzim Daun Pepaya
Siapkan krim santan di dalam toples kemudian
3. METODE PRAKTIKUM tambahkan irisan daun papaya secukupnya. Aduk
Waktu dan tempat
campuran tersebut kemudian tutup toples. Inkubasi
Praktikum ini dilakukan di Laboraturium Biologi,
selama 24 jam hingga terbentuk 3 lapisan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Makassar pada tanggal 29 - Metode Enzim Buah Nanas
Maret 2021. Siapkan krim santan di dalam toples kemudian
Alat dan Bahan tambahkan irisan buah nanas termasuk bonggol
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu secukupnya. Aduk campuran tersebut kemudian
baskom plastik bening, toples bening, tapis, gelas tutup toples. Inkubasi selama 24 jam hingga
ukur, sendok, dan pisau. Adapun bahan yang terbentuk 3 lapisan.
digunakan yaitu 5 butir kelapa parut, ragi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil pengamatan pembuatan minyak
kelapa murni (Virgin Coconut Oil) setelah masa
inkubasi, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Pengamatan Virgin Coconut Oil
No. Metode Pembuatan Hasil Pengamatan
1 Fermentasi Terbentuk tiga lapisan (minyak, blondo, air),
volume minyak sedikit, mudah dipisahkan.
2 Asam cuka Terbentuk tiga lapisan (minyak, blondo, air),
volume minyak sedikit, mudah dipisahkan.
3 Daun pepaya Terbentuk lapisan minyak, volume minyak
sedikit, sulit dipisahkan.
4 Buah nanas Terbentuk lapisan minyak, volume minyak
sedikit, sulit dipisahkan.

(A) (B) (C) (D)


Gambar 4.1 (A) Fermentasi; (B) Asam cuka; (C) Daun papaya; (D) Buah nanas
nampak bahwa krim santan berhasil terpisah
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan menjadi tiga lapisan di mana lapisan atas adalah
minyak kelapa murni yang diekstraksi dari santan lapisan minyak murni hasil ekstraksi. Meskipun
kelapa segar. VCO adalah minyak dan lemak demikian, volume minyak murni yang dihasilkan
makan yang dihasilkan tanpa mengubah struktur relatif sedikit karena volume krim santan yang
minyak, hanya diperoleh dengan perlakuan digunakan juga sedikit.
mekanis melalui ekstraksi sederhana. VCO Selanjutnya ialah metode enzimatis. Pada
diperoleh tanpa melalui pemanasan dan diproses percobaan ini digunakan daun papaya dan buah
dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak nanas sebagai penyedia enzim yang akan
kelapa murni yang berkualitas tinggi. Prinsipnya, membantu proses penarikan minyak dari krim
santan kelapa segar didiamkan agar terjadi santan. Pertama ialah daun papaya yang
pemisahan santan menjadi dua lapisan, yakni mengandung enzim papain. Enzim papain bersifat
lapisan atas (krim santan) dan lapisan bawah (air). proteolitik yang artinya mampu memecahkan atau
Krim santan kemudian diambil untuk mengekstrak memisahkan protein dari lemak sehingga minyak
Virgin Coconut Oil yang terkandung di dalamnya. dapat terpisah dengan mudah. Namun, hasil
Krim santan bersifat kental karena merupakan percobaan pada tabel 4.1. dan gambar 4.1. tidak
ikatan antara protein dan minyak. Untuk menunjukkan adanya pemisahan larutan yang jelas.
mengekstraksi minyak murni dari krim santan, Namun demikian, terlihat ada sedikit volume
maka diperlukan perlakuan mekanis untuk minyak murni pada permukaan krim santan yang
memisahkan ikatan protein dan lemak (minyak) menandakan bahwa proses enzimatis dari papain
pada krim. daun papaya telah bekerja.
Metode ekstraksi pertama yang dilakukan Buah nanas juga digunakan sebagai penarik
ialah metode fermentasi. Metode ini dilakukan enzimatis karena mengandung enzim bromelin
dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae yang juga berperan sebagai proteolitik. Hasil
sebagai fungi proteolitik yang mampu memisahkan percobaan pada tabel 4.1. dan gambar 4.1. juga
ikatan antara protein dan lemak pada krim sama halnya dengan daun papaya, tidak
sehingga lapisan minyak dapat diekstraksi. Pada menunjukkan pemisahan larutan namun tetap
tabel 4.1. dan gambar 4.1. tampak metode ini nampak cairan minyak pada permukaan krim
berhasil memisahkan krim menjadi tiga lapisan, sebagai hasil pemisahan enzimatis proteolitik.
yakni minyak, blondo, dan air. Namun, volume Metode-metode ini sebelumnya telah diuji
minyak yang dihasilkan hanya sedikit, hal ini coba dan dijelaskan oleh Ngatemin dkk. pada 2013
berkaitan dengan volume krim yang digunakan lalu. Berdasarkan metodenya, cara mengekstraksi
juga sangat sedikit dan tipis. VCO dapat ditempuh melalui berbagai teknik.
Selanjutnya ialah metode pengasaman. Untuk mengekstraksi VCO secara fermentasi
Metode ini bertujuan untuk menurunkan pH krim dilakukan menggunakan Saccharomyces
hingga mencapai kondisi asam dan isoelektrik cerevisiae yang menghasilkan enzim secara
sehingga protein dapat terkoagulasi dan dipisahkan langsung atau melalui mikroba penghasil enzim
dari minyak. Pada tabel 4.1. dan gambar 4.1. protease yang dapat memecah ikatan protein
dengan minyak pada
emulsi santan Salah satu mikroba yang dapat proteolitik dan amilolitik Enzim amilolitik akan
digunakan adalah khamir roti Saccharomyces memecah karbohidrat sehingga menghasilkan asam.
cerevisiae yang dapat menghasilkan enzim Adanya asam berfungsi menurunkan pH santan
sampai mencapai titik isoelektrik protein sehingga Tajuddin, Teuku., Maelita, Ramdani Moeis., Wa,
protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim Ode Hamsinah Belu., Bedah, Rupaedah., &
proteolitik akan memecah protein terkoagulasi, Suyanto. (2015). Modul Pengantar Biologi.
akhirnya mudah dipisahkan dari minyak. Tangerang: Universitas Terbuka.
5. KESIMPULAN
Virgin Coconut Oil (VCO) minyak kelapa
murni yang diekstraksi secara mekanis dan
enzimatis dari santan kelapa segar. VCO diperoleh
tanpa melalui pemanasan. VCO unggul dipilih
karena mengandung lemak jenuh dan kadar air
yang lebih rendah dibandingkan minyak jenis
lainnya. Proses menghasilkan produk VCO ini
dapat ditempuh melalui berbagai metode
sederhana, yakni pemanasan, fermentasi,
pengasaman, enzimatis, dan pemancingan.

6. REFERENSI
Andriani, Weny., Darmawati., & Sri, Wulandari.
(2015). Kajian Lama Fermentasi terhadap
Kadar Alkohol Tape Ketan Hitam (Oryza
sativa glutinosa) sebagai Pengembangan
Lembar Kerja Siswa pada Konsep
Bioteknologi Konvensional Kelas XII SMA.
Artikel Ilmiah. Riau: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Budiman, Firman., Obrin, Ambari., & Azhary, H.
Surest. (2012). Pengaruh waktu fermentasi
dan perbandingan volume santan dan sari
nanas pada pembuatan Virgin Coconut Oil
(VCO). Jurnal Teknik Kimia 2(18). 37.
Ngatemin., Nurrahmana., & Joko, Teguh Isworo.
(2013). Pengaruh lama fermentasi pada
produksi minyak kelapa murni (virgin
Coconut Oil) terhadap sifat fisik, kimia, dan
organoleptik. Jurnal Pangan dan Gizi 4(8).
10.
Nurcahyo, Heru. (2011). Diktat Bioteknologi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ramlawati., Hamka., Sitti, Saenab., & Sitti, Rahma
Yunus. (2017). Bioteknologi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Satheesh, Neela., & N.B.L Prasad. (2014).
Production of virgin coconut oil by induced
fermentation with Lactobacillus plantarum
NDRI strain 184. : Croatian Journal of
Food Technology, Biotechnology and
Nutrition 9(1-2). 38.

Anda mungkin juga menyukai